Akhirnya
MC kondang – Ira Duati membuka kata di atas panggung. Satu per satu hiburan
tradisional membawakan penampilan terbaiknya: tunrung Pakanjara dan tari Paddupa. Saya yang sangat menyukai
tetabuhan gendang tradisional Makassar ini amat menikmati atraksi yang
dibawakan para pemain gendang yang kesemuanya lelaki. Bukan hanya menabuh
gendang, mereka juga melakukan atraksi teatrikal untuk menghibur penonton.
Tunrung Pakanjara
Seremoni
wajib dalam acara seperti ini – lagu Indonesia Raya dikumandangkan usai hiburan
ala tradisional. Dilanjutkan dengan penyampaian kata sambutan oleh Icha A. Z.
Lili selaku chairwoman Femme &
CBFW 2018. Ucapan terima kasih disampaikannya kepada para pendukung acara dan
sponsor. Juga menyampaikan mengenai kegiatan-kegiatan yang akan diselenggarakan
diikuti oleh 350 brand, 100 model
lokal dan nasional, 50 desainer ternama tanah air, 25 brand artis, 50 fashion show,
30 booth kuliner. Detailnya sudah
pernah saya tulis di dua tulisan sebelumnya, bisa baca di tulisan berjudul Menuju
Perhelatan FEMME & CBFW 2018 dan Menuju Femme
& CBFW 2018.
Icha A. Z. Lili |
Kata
sambutan berikutnya disampaikan oleh Adnan Purichta Ihsan selaku Bupati Gowa. Tahun
ini Femme menggandeng Kabupaten Gowa – khususnya Dekranasda (Dewan Kerajinan
Nasional Daerah) Kabupaten Gowa untuk menjadi host. Melalui Femme, Adnan berharap pariwisata di Gowa bisa turut
dipublikasikan.
Penyampaian
kata sambutan terakhir diberikan oleh I Gusti Ayu Bintang Puspayoga – istri Menteri KUKM (Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah) yang sekaligus menjadi Ketua Manajemen Usaha Dekranas (Dewan
Kerajinan Nasional).
“Berharap
Femme bisa menjadi wahana pendorong bagi para UKM untuk mempromosikan produknya
dan mendorong UKM untuk lebih mengeksplorasi potensi sumber daya lokal yang ada
sehingga nantinya bisa meningkatkan hasil-hasil produksi yang berkualitas dan
bernilai jual yang pada akhirnya bisa mendorong pertumbuhan perekonomian nasional,”
ungkap Bintang Puspayoga.
“Kami
harapkan gelaran Femme tidak hanya menjadi media untuk memasarkan produk saja
akan tetapi juga harapan kami sebagai media inspiratif, edukasi, pengembangan
wawasan, demikian juga jejaring sesama. Sehingga gelaran pameran ini bisa
memberikan nilai yang lebih besar lagi bagi pengembangan kinerja usahanya,”
tambahnya lagi.
Bintang
Prayoga menginformasikan pula kepada hadirin bahwa pada tanggal 31 Maret telah diselenggarakan
launching produk unggulan di Smesco (Small
and Medium Enterprises and Cooperatives) di Jakarta. Bintang berharap para pelaku
usaha di Sulawesi Selatan bisa bergabung dengan Smesco untuk mempromosikan
produk-produk unggulannya.
“Kami di
Smesco, di lantai 1 dan 2 itu semua produk unggulan dari seluruh Indonesia,
kita berikan tempat untuk memajang dan transaksi jual-beli di sana. Di Smesco
juga ada yang namanya ‘Rumah Desain’ yang menampung karya-karya desainer muda
yang ada di seluruh Indonesia. Tidak berpanjang kata. Mudah-mudahan gelaran
Femme ini membawa manfaat kepada kita semua. Khususnya bagi kemajuan para perajin
dan UKM di seluruh Indonesia. Mari kita berjuang bersama-sama. Mari kita bergandeng
tangan. Melalui gelaran Femme ini ke depannya kita bisa mewujudkan Indonesia
menjadi pusat mode dunia,” Bintang Prayoga menutup kata sambutannya sebelum
membuka acara secara resmi.
Penyerahan kenang-kenangan. |
Peragaan kreasi baju bodo karya desainer APPMI Sulawesi Selatan |
Bloggers, foto dari Eryvia (www.emaronie.com) |
Dan ketika
peragaan busana berlangsung, layar menampilkan nama perancang busananya dan latar
ilustrasi dari konsep yang sedang ditampilkan di atas panggung. Seperti saat
peragaan busana karya desainer Didi Budiarjo bekerja sama dengan Rinaldy
Yunardy dan LT Pro, layar secara berganti-ganti menampilkan audio-visual yang
terkonsep, seperti “kisah” kota pelabuhan Makassar (Port Cities) – lengkap dengan
potret hitam-putih dan beberapa kota pelabuhan negara lainnya (seperti di Perancis).
Kesemuanya dengan latar musik yang mendukung. Wow, 3Pro pasti bekerja keras
untuk menampilkan pertunjukan yang menawan ini!
Cuplikan peragaan busana pada pembukaan Femme 2018
Sebelumnya, ketika karya baju bodo modern kreasi para perancang APPMI Sulawesi Selatan, layar menampilkan nama-nama para desainernya, yaitu: Sita Darwis, Harisma Dewi, Nining by Haruka, Hilda Aligenda, Vonny Imelda, The Alee’s, Mimi Nasution, Daniel’s Gallery by Chaya, Gabriel Soegiyono, Couture, Ela Amalia, Itja Ahmad, Richard Tene, dan Ida Noer Haris.
Tampil
juga beberapa ibu dari Sulawesi Selatan yang berasal dari latar belakang
profesi yang berbeda-beda membawakan busana karya Gee’s Batik. Ibu-ibu ini
sehari-harinya bukanlah model dan mereka tampak percaya diri menjalankan “tugasnya”
sebagai peraga busana. Dua di antaranya adalah Rusmayani Majid (Kepala Dinas
Pariwisata Kota Makassar) dan Priska Paramita (Ketua Dekranasda Gowa, istri
Bupati Gowa).
Asesoris |
Saya menikmati pembukaan Femme kali ini sebagai seorang penikmat kreativitas. Saya memang menyukai event yang mengusung kreativitas, apapun bidangnya, mulai dari yang tradisional sampai modern. Mulai dari yang manual hingga produk teknologi. Saya akui, Femme merupakan tempat yang asyik untuk meresapi karya kreatif berbagai orang. Berjalan pulang keluar dari ball room, ada aneka booth busana, tas, dan asesoris yang saya lewati. Tak henti mata saya berkeliaran memindai aneka barang yang catchy nan berkualitas. Apik. Femme 2018 di pagi hari pertama memang bukan sekadar opening ceremony.
Makassar, 12 April 2018
Susunan jadwal mulai hari ini sampai Ahad |
Baca juga tulisan saya yang sebelumnya tentang Femme 2018, ya:
Share :
sendalnya lucu-lucu banget, bun. jadi pengin punya :3
ReplyDeleteIya Ila, keren yah.
DeleteAku suka sama aksesoris-aksesorisnya mbak.
ReplyDeleteKeren, ya Mbak :)
DeleteAcaranya seru mbak, ada atraksi teatrikalnya juga.
ReplyDeleteHehe iya. Atraksi gendangnya pakai aksi teatrikal juga
DeleteUKM naik kelas, acaranya secanggih itu. Semoga memberi dampak kepada UKM Indonesia.
ReplyDeleteAamiin, semoga.
Delete