Peristiwa
ini entah kapan akan terjadi lagi (mengingat Indonesia terakhir menjadi tuan
rumah Asian Games itu tahun 1962) – alasan itulah yang membuat saya membawa
ketiga anak saya ikut melihat Kirab Obor Asian Games 2018 di Makassar. Pantai
Losari tidak jauh dari rumah kami jadi mudah saja bagi saya dan anak-anak untuk
menjangkaunya.
Euforia
Kirab Obor Asian Games 2018 di Makassar
Saat
tiba di Pantai Losari, sudah banyak warga menunggu kedatangan rombongan pembawa
obor. Terik matahari yang menyengat Makassar pada pukul 14 lewat itu tak
memengaruhi semangat hadirin. Kami semua
dengan setia menunggu obor yang dijadwalkan masuk area Pantai Losari pukul 14.
Bukan
hanya peserta pawai, seperti drum band, siswa-siswi sekolah (dari
tingkat SD – SMA), pramuka, dan paskibra (pasukan pengibar bendera) berpakaian
putih-putih yang hadir. Bahkan masyarakat luas aneka usia pun ada di sana.
Mulai dari bayi hingga nenek-nenek. Di dekat saya ada beberapa ibu yang saya
taksir berusia di atas 50 tahun duduk menunggu dengan sabar.
Para pramuka sudah berbaris sementara yang dinanti masih lama datangnya |
Api dari obor Asian Games (di sebelah kanan MC) |
Menunggu
lama tak masalah bagi kami yang ingin ikut merasakan euforia pelaksanaan Asian Games. Waktu terus berjalan hingga lewat ashar namun yang dinanti tak kunjung
tiba. Usai melaksanakan shalat ashar di Masjid Amirul Mukminin – masjid
terapung di dekat situ, saya dan anak-anak kembali berbaur dengan para penunggu
obor.
Bukan
tanpa alasan orang-orang ini menunggu. Saya kira mereka tahu kalau menjadi tuan
rumah Asian Games itu sesuatu yang jarang. Pertama kali Indonesia menjadi tuan
rumah itu pada pelaksanaan Asian Games ke-4, pada tahun 1962. Waktu itu ada 13
cabang olahraga yang dipertandingkan. Pada Asian Games ke-18 yang akan
berlangsung bulan Agustus ini di Jakarta dan Palembang, akan dipertandingkan 40
cabang olahraga dengan 465 nomor pertandingan yang diikuti 12.000 atlet.
Mereka setia berpanas-panasan. HP jadi teman menunggu. |
Waktu
menunggu saya manfaatkan dengan berkeliling sejenak melihat-lihat apa saja yang
ada di area Anjungan Pantai Losari yang memang selama ini sering menjadi tempat
pelaksanaan event di kota ini. Panggung besar yang berdiri tak pernah
sepi sejak kedatangan kami. Ada kuis dan pertunjukan dongeng yang dibawakan
oleh Kak Heru di sana.
Di
sekitar panggung ada booth-booth yang diisi sponsor dan UKM-UKM yang ada di kota Makassar. Saya sempat berlama-lama mengamati booth
Alminana – bumbu instan masakan khas Makassar yang menyediakan bumbu instan
untuk masakan-masakan khas seperti konro, kari, dan coto. Selain itu, ada
beberapa lomba berlangsung, seperti lomba mewarnai dan lomba senam kesegaran
jasmani.
Bagian dari marching band |
Suasana sekitar booth-booth dan bendera negara-negara peserta Asian Games di Anjungan Pantai Losari saat Torch Relay. |
Pukul
16 lewat barulah rombongan pembawa obor masuk ke area anjungan. Arak-arakan api
yang menyala di ujung obor lewat di depan mata saya. Susah-payah saya mencoba
menangkap moment itu karena begitu banyak orang berdiri di hadapan saya.
Rombongan
pembawa obor ini bukanlah orang-orang biasa. Mulai dari Menteri Sosial – Idrus
Marham, Wali Kota Makssar – Ramdhan Pomanto, artis Daniel Mananta, Deputi II
Chef de Mission (CdM) Kontingen Indonesia untuk Asian Games 2018 – Irjen Pol.
Royke Lumowa, jajaran INASGOC (Indonesia Asian Games Organizing Committee,
Panitia Nasional Penyelenggara Asian Games 2018), para mantan atlet nasional
(seperti Malik Faizal – mantan atlet selancar) Sul Sel, jajaran staf Pemda Kota
Makassar, para sponsor, dan para pelari pendamping lainnya.
Paskibra SMA-SMA di Makassar di atas panggung |
UKM bumbu instan masakan tradisional |
Cerita
dari Dudi Firdaus – Pelari Pendamping Obor Asian Games 2018 dari Makassar
Well,
pelari pendamping
juga menjadi hal yang menarik bagi saya. Sebelum nonton Torch Relay ini,
saya sempat mewawancarai teman sekelas saya saat SMA – Dudi Firdaus yang
menjadi salah satu pelari pendamping terpilih untuk menjadi bagian dari
rombongan pembawa obor. Yang paling menarik di bagian ini adalah – di usia 44 atau 45 tahun ini, Dudi
masih aktif berolahraga lari dan dia juga aktif mengajak teman-teman sekelas kami di SMA untuk
ikut kegiatan lari dengan run camp NRvC (NightRunverCity) yang
rutin digelar beberapa kali setiap pekannya.
Ndak
terbayangkan oleh
saya, bagaimana bisa dia masih aktif berlari bahkan sampai mengikuti turnamen
lari segala. Padahal di usia seperti kami, aneka penyakit sudah mulai
menggerogoti ditambah lagi kemalasan berolahraga makin menjadi karena merasa sudah tua. Boro-boro berolahraga lari, yang lazim di antara kami adalah
istilah “lari dari kenyataan”. Nah, ini dia obrolan saya dengan Dudi:
Bagaimana
ceritanya sampai sekarang Dudi masih aktif melakukan olah raga lari?
Kegiatan
olahraga memang sudah suka dari masa sekolah,
apa lagi yang berbau atletik. Olahraga harus dijadikan suatu kebiasaan dan
gaya hidup. Usia bukan halangan, nah. Harus diingat di usia seperti ini jangan pernah berpikir kita
ini makin lemah malah harus sebaliknya karena
Allah sudah menganugerhakan kita badan di mana badan kita harus dijaga dengan
cara olahraga yang teratur dan konsisten. Usia boleh bertambah tapi power
harus tetap strong. Buang rasa jenuh saat berolahraga.
Dudi Firdaus (ke-5 dari kiri). Sumber foto: Dudi Firdaus |
Buat
Dudi, apa arti pentingnya bisa terpilih sebagai pelari pendamping?
Ini
pengalaman yang akan dirasakan sekali seumur hidup. Dan ini juga hasil seleksi
jadi bangga rasanya (dalam artian buka sombong) – ini suatu bentuk kesyukuran
kami yang terpilih walaupun hanya sebagai pelari pendamping pembawa api Asian Games.
Bagaimana
prosesnya tuh bisa sampai dipilih sebagai pelari pendamping?
Prosesnya
dari pihak penyelenggara menginfomasikan ke seluruh grup runner khususnya
wilayah Sulawesi Selatan untuk seleksi dengan mengirim data diri dan media
sosial kegiatan lari setiap runner.
Dudi
harus melakukan apa sebagai pelari pendamping?
Harus
membuat kegiatan ini sukses dan semeriah-meriahnya serta mengajak masyarakat untuk
makin menyukai olahraga seperti lari.
Dudi dan para pelari pendamping Torch Relay, "bertugas" sampai malam hari. Stamina harus fit. Sumber foto: Dudi Firdaus |
Menurut
Dudi, bagaimana peluang pelari Indonesia di ajang ini? Bisakah kita mendapatkan
banyak medali emas? Di bidang apa yang paling kuat (berprestasi) pelari
Indonesia?
Besar
harapan kami atlet Indonesia berjaya di event ini karena semua peserta
mempunyai peluang besar. Jangan pernah memandang sebelah mata, khusus buat
cabang atletik sprinter kita Lalu Muhammad Zohri bia memberikan yang
terbaik. Para pelari marathon kita seperti Agus Prayogo, Johary, Bara dan
lain-lain, semoga memberikan yang terbaik.
Kasih
tahu saya dong, siapa atlet lari favorit Dudi dan kenapa memfavoritkannya?
Banyak
atlit favoritku utamanya di jarak marathon. Sepertinya semua jadi favoritku. Tidak
adil rasanya kalau aku tidak memfavoritkan mereka, di antaranya Jauhari Johan –
triatlon dan marathon, Barrakumbara – marathon, Agus Prayogo – marathon.
Lomba mewarnai |
Atraksi marching band |
Atlet Lari
Asian Games 2018 dari Sulawesi Selatan
Lalu
saya pun penasaran, siapa sih atlet lari asal Sulawesi Selatan yang nanti akan
berlaga di Asian Games 2018? Masak sih Sul Sel tidak punya atlet lari yang
tangguh?
Beruntung
suami saya punya kawan seorang pelatih lari yang menceritakan bahwa ada pelari
asal Sulawesi Selatan yang akan ikut berlaga di Asian Games 2018, yaitu Pak
Rijal Fikri. Darinya saya tahu nama Syamsuddin Massa asal
Kabupaten Jeneponto yang dipersiapkan berlaga di nomor 5000 meter. Syamsuddin
Massa yang sekarang menjadi mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas
Negeri Makassar ini terpilih menjadi petarung Indonesia di Asian Games usai
mengikuti Kejurnas Atletik sebagai wakil Sul Sel di Jakarta beberapa waktu lalu
sebagai peraih 1 medali emas dan 1 medali perunggu pada nomor lari 3000 dan
5000 meter.
Kami mendukung Asian Games 2018 dari Makassar. |
Well,
mari kita dukung
Jauhari Johan, Barrakumbara, Agus Prayogo, Syamsuddin Massa, dan semua atlet
dari semua cabang olahraga yang akan mengharumkan nama bangsa di Asian Games
2018 ini. Asian Games akan berlangsung pada 18 Agustus – 2 September 2018 di
Jakarta dan Palembang. Negara kita menargetkan
20 – 22 medali emas dengan peringkat 10 besar dalam ajang ini. Semoga dengan dukungan bersama dari semuanya, Indonesia bisa mencapainya, ya.
Bukan
Sekadar Euforia Tanpa Makna
Video Cuplikan Torch Relay di Anjungan Pantai Losari
Sayangnya saat para pelari berbaju biru ada di sekitar panggung di Anjungan Pantai Losari, saya tak menemukan yang mana Dudi. Saya menyerap euforia selama berada di sana dan berharap ajang torch relay yang sudah melintasi Bulukumba sebelum ke Makassar ini akan bermanfaat bagi semangat nasionalisme dan sportivitas warga Makassar yang menyaksikannya. Lebih dari sekadar sebuah euforia yang menyebabkan kita terpekik tanpa makna dan menyingkirkan sejenak polemik yang ada di sekitarnya.
Secara garis besar ada 19 rute yang dilalui Kirab Obor Asian Games 2018 dari Sabang hingga Merauke yang kesemuanya melewati 51 titik. Namun tak semua orang Indonesia bisa menyaksikannya dengan mata kepala sendiri. Sungguh, menjadi saksi sejarah torch relay ini adalah peristiwa yang kemungkinan besar hanya terjadi sekali seumur hidup. Sayang sekali kalau tak ada kesan mendalam setelah menjadi salah satu saksinya.
Makassar, Agustus 2018
Share :
Jadi api obor Asian Games ini dibawa secara estafet begitu ya mba, para selebriti juga ikut dipilih membawa nya juga ya,
ReplyDeleteTernyata ada selebriti juga, Mbak. Tapi satu saja, sih di antara nama-nama yang saya lihat. Kawan saya, Dudi Firdaus yang menyampaikannya kepada saya.
Deletedan aku cukup baca blog mbak aja hehehee....secara nih mbak, yang ini kemarin ga lewat Bengkulu :D
ReplyDeleteHehe, seru ya Mbak. Warga Makassar antusias, mendukung dari jauh.
DeleteMantap nih bisa menjadi saksi sejarah, bisa sebagai kenangan tak terlupakan ya Mba..
ReplyDeleteIya Mbak, sekali seumur hidup.
Deletesekilas pengen jadi obor Asian Games hihi, diarak kemana-mana
ReplyDeleteMbaak ahahah, saya ngikik baca komen Mbak Nurul ni :D
DeleteHarus dan wajib banget dukung bersama ya mba Niar
ReplyDeleteDemi suksesnya Asian Games!
--kindly visit my blog: bukanbocahbiasa(dot)com
Yuk mari kita dukung bersama :)
DeleteBener banget kak, event ini bukan sekedar euforia tapi penuh makna. Bangga banget Indonesia jadi tuan rumah lagi setelah puluhan tahun!
ReplyDeleteDan pendamping pembawa obor itu orang-orang pilihan lho.. Malah ada iparku yang pelari juga, sampai bela-belain suru suamiku tanya ke Kadispora bagaimana biar bisa ikut jadi pendamping obor.
Iyaa, kebanggaan tersendiri juga bisa berlari mendampingi obor Asian Games, ya. Itu prestasi pribadi juga.
DeleteSayang saya ndg ada kesempatan buat liat obor itu pas di Makassar. Padahal pengen banget liat secara langsung T_T
ReplyDeleteKeren padahal, cuma itu, panas ki cuaca waktu itu hehehe
DeletePasti acaranya rame dan seru yah mba bisa langsung menyaksikan langsung
ReplyDeleteAsli, rame dan seru, Mbak :)
DeleteMeskipun nonton dari layar kaca, serasa melihat langsung acara obor yang diarak
DeleteIya Mbak ya, kayak mengikuti langsung
DeleteMerinding rasanya melihat kegiatan tersebut kak... Acara yang luar biasa diadakan di Indonesia
ReplyDeleteYes. Betul Indah.
DeleteWaah.. serunya torch relay yg di anjungan pantai losari.. sygnya sy standby-nya di depan monumen mandala pas torch relay :(
ReplyDeleteWaah ndak liat ya Farah padahal serunya.
DeleteAku ngamatin dari jauh nih pelaksanaan torcg relay ini mba. Seru banget saat berbagai daerah sigap menyambutnyaa
ReplyDeleteIya Mbak Lida. Diarak keliling Indonesia, masyarakat menyambut gembira.
DeleteWaah, seru mbak bisa langsung liat kirab obornya yaa
ReplyDeleteALhamdulillah, Mbak hehe
DeleteWow serunya di...semoga Syamsuddin Massa mendapatkan medali emas. Aamiin.
ReplyDeleteAamiin. Semoga.
Deletedi usia 44 atau 45 tahun ini, Dudi masih aktif berolahraga lari ..luarbiasa. patut dicontoh, aku pun hobby lari tapi ga cepat sih...hehe
ReplyDeleteGapapa, Mbak Eni yang penting olahraga yaa. Mantap Mbak Eni.
DeleteAsiknya bisa menyaksikan langsung. Dari yg pertama di Mrapen udah sampe sana ya bund 😍
ReplyDeleteIya Nyi. Sekarang dalam perjalanan ke Jakarta lagi ya.
DeleteSemuanya semangat ya menyambut Asian Games. Pesta olahraga ini bawa rezeki jg buat pengusaha2 kecil menengah. Semoga sukses penyelenggaraannya.
ReplyDeleteAamiin ya. Semoga bawa rezeki buat semuanya dan pedagang kecil ndak sulit mengakses pusat2 keramaian Asian GAmes ya Mbak.
DeleteOhh.. teman SM aki sama Dudi Firdaus? Tawwa pasti senangmi itu diwawancarai sama sahabat sendiri. Sukses untuk atlit2 makassar
ReplyDeleteYes, teman SMA-ku. Ikut bangga jadi saya tuliskan juga :)
DeleteSeru ya jika wilayah kita di lewati obor Asian games JD ajang kumpul dan menampilkan pariwisata serta kuliner kas daerah ny . Semangat indonesia
ReplyDeleteIya, Mbak. Nontonnya saja bikin semangat :)
Deletesuasananya menarik sekali, semua orang berpartisipasi menyambut Asian Games 2018
ReplyDeleteIya, semua antusias, Mbak
Deleteberuntungnya bisa nonton langsung. Aku lihat di TV aja ikut merinding melihat kemeriahannya.
ReplyDeleteIya, seru banget kalau bisa menyaksikan sendiri
DeleteSeru banget bisa nonton ini secara langsung ya mbak. Semoga banyak event semacam ini di Indonesia
ReplyDelete