Bagi
saya, tidak usah jauh-jauh ke Nick Vujicic. Dari Risya Rizky Nurul Qur’ani saya
serap ispirasi serupa itu. Sejak kenal gadis difabel netra ini pada tahun
2012, saya berkali-kali dibuatnya kagum. Pertemuan pertama kami adalah saat
bersama-sama menjadi peserta pelatihan yang diselenggarakan oleh AJI (Aliansi Jurnalis
Independen) Makassar. Sejak saat itu, beberapa kali saya bertemu Risya, yaitu pada
pelatihan-pelatihan selanjutnya dan pada beberapa kesempatan.
Kalau
melihat bagaimana dia mengetik di laptopnya, kami – kawan-kawan pelatihannya
terharu dan mendadak mengintrospeksi kemalasan diri. Tak jarang teman-teman
diam-diam menitikkan air mata karena menyadari kekurangannya dalam belajar
ketika melihat Risya dengan tekunnya menyelesaikan tugas yang diberikan oleh mentor
pelatihan di malam hari.
Baru-baru
ini Risya bercerita kepada saya bahwa dirinya nyaris menjadi atlet yang
mewakili Makassar pada sebuah event olahraga pada tahun 2010 lalu. Saat
itu namanya masih Porcada (Pekan Olahraga Cacat Daerah), pemenangnya nantinya
akan mewakili provinsi dalam ajang Porcanas (Pekan Olahraga Cacat
Nasional).
Salah satu buku yang ditulis Nick Vujicic |
Istilah “cacat” yang sebenarnya tidak manusiawi dalam perjalanan waktu diganti dengan istilah DISABILITAS (dari kata disability/disable). Banyak yang kemudian menggunakan istilah DIFABEL (dari kata different ability) karena merasa kata itulah yang paling tepat.
Nah,
istilah PORCANAS juga berganti menjadi “Pekan Paralimpiade Nasional”
atau “Pekan Paralimpik Indonesia” (Peparnas). Ajang ini merupakan ajang
kompetisi yang menyerupai Pekan Olahraga Nasional (PON) bagi atlet difabel Indonesia
yang dilaksanakan secara berkala.
Nah, Risya
kawan saya itu sebenarnya sempat terpilih menjadi atlet pada cabang olahraga
lari nomor 100 meter untuk mewakili Makassar pada tahun 2010 itu. Namun karena ada
operasi yang harus dijalaninya, Risya batal mengikuti kompetisi di tingkat
nasional.
Para atletik. Sumber foto: page FB Indonesia Baik |
Tidak habis-habis kekaguman saya pada Risya. Dia suka menulis dan sudah menghasilkan buku juga. Risya juga rajin belajar. Baru beberapa bulan lalu Risya menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin. Bersyukur, Fakultas Sastra Unhas mengakomodasi kegigihan Risya untuk belajar.
Itu
sekelumit cerita tentang Risya. Dalam waktu dekat ini, akan ada banyak
inspirasi dari para difabel yang bisa kita saksikan dari layar kaca ataupun via
streaming. Indonesia kembali akan menjadi tuan rumah pada perhelatan
olahraga tingkat Asia yang bernama ASIAN PARA GAMES. Para difabel jawara olahraga di negara-negara masing-masing
akan berlaga membela negaranya di Jakarta.
Api obor Asian Para Games |
Asian Para Games akan berlangsung pada tanggal 6 – 13 Oktober 2018 di Jakarta. 18 cabang olahraga akan dipertandingkan oleh 43 negara, event ini mengusung tema "The Inspiring Spirit and Energy of Asia".
Seperti
perhelatan Asian Games, pada Asian Para Games ini juga ada kirab obor nasional (Torch
Relay)-nya yang bermula dari Mrapen, Grobogan ke Solo. Lalu dibawa ke
Ternate. Dari Ternate bergerak ke Makassar (12 September lalu). Kemudian torch
relay berlanjut ke Denpasar, Pontianak, Medan, Pangkal Pinang, dan Jakarta
(30 September).
Parade |
Sayangnya waktu di Makassar, saya tidak bisa menghadiri ajangnya. Saya cukup mendengar cerita dari suami dan putri saya saja. Waktu itu, putri saya yang duduk di kelas 6 sekolah dasar bersama teman-teman sekolah dan guru-gurunya turut meramaikan Torch Relay di Lapangan Karebosi. Arak-arakan api obor Asian Para Games saat itu melalui beberapa tempat di Makassar.
Berawal
dari rumah jabatan Gubernur Sulawesi Selatan, api obor dibawa oleh Kapolri
Jenderal Polisi Tito Karnavian, Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah, Kapolda Sulsel
Irjen Umar Septono, Kasdam XIV Hasanuddin, Brigjen TNI Budi Sulistijono, Wali
Kota Makassar, Danny Pomanto, dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menuju
tribun di Lapangan Karebosi.
Wali kota Makassar - Pak Danny Pomanto (berkacamata) |
Suami saya sempat mengambil banyak foto di Lapangan Karebosi. Dia mendapatkan sebuah kesempatan emas ketika sedang mengambil gambar pakai ponsel, tiba-tiba saja jalan di depannya terbuka. Orang-orang memberinya jalan karena mengira beliau seorang jurnalis. 😁
Putri
saya pulang dengan antusias dan menceritakan apa yang disaksikannya di sana.
Dia menyaksikan obor yang diarak, atraksi dari tim drum band Satpol PP,
pembawa bendera bertubuh mungil, penjual makanan, dan polisi ganteng yang
dikerumuni cewek-cewek untuk minta foto 😅.
Tapi
saat saya menanyakan, “Apa yang dibicarakan di sana? Kamu dengar, ndak?”
“Tidak.
Acaranya di dalam,” jawab putri saya.
“Lho,
memangnya kalian di mana? Di luar?”
“Iya.”
Berfoto dengan polisi ganteng 🙈 |
Oalaah 😂. Tak apalah yang jelas dia dan kawan-kawannya sudah tahu ada yang namanya Asian Para Games selain Asian Games. Semoga saja nanti, ketika Asian Para Games berlangsung, mereka bisa menyaksikan inspirasi dari para atlet yang berlaga di ajang bergengsi itu dan mendapatkan pelajaran berharga tentang bersyukur dan semangat berjuang dari mereka.
Makassar, 23 September 2018
Baca juga:Torch Relay dan Cerita Pelari dari Makassar
Yang Ditinggalkan Asian Games
Share :
wahhh semangatnya itu loh mbak, yang bikin bergetar hati ini.... terus semangat berjuang lah.... #DuniaFaisol
ReplyDeleteBersyukur dengan semangat berjuang. Suka banget kata" ini. bener banget mbak, kudu banyak bersyukur dan berjuang ya sebagai manusia.
ReplyDeleteItu si adek seneng banget bisa ikut pawai Torch Relay Asian Para Games. Ada banyak juga cabang olahraga di Ajang Asian Para Games ya, mbak.
ReplyDeleteSalut pada Risya yang punya semangat tinggi, meskipun tidak jadi mewakili Makassar jangan patah semangat, karena masih ada kompetisi kompetisi lainnya yang akan membawa nama Risya dalam keberhasilan...
ReplyDeleteKalo para kaum difabel aja bisa semangat untuk berprestasi, kenapa banyak orang yang diberi kelebihan sama Tuhan malah kadang bermalas2an ajanya kak? :(
ReplyDeleteSelalu terpacu semangat jika membaca atau menonton kisah perjuangan menuju sukses. Ada juga saya nonton film biografi peselancar yang kembali menjadi juara setelah sempat down karena sebelah tangannya putus di makan hiu. Semoga semangat berjuang mereka dalam meraih prestasi menjadi inspirasi banyak orang, bukan hanya yang cacat tapi juga yang terlahir lengkap anggota tubuhnya.
ReplyDeleteAku pernah baca tentang Nick, hebat banget sangat menginspirasi bakat dan ketekunannya berenang dan berselancar. Di APG 2018, kita bisa mengenal nick lainnya yang tidak kalah hebat
ReplyDeleteSemoga Asian Para Games bisa sesukses Asian Games yang lalu ^_^
ReplyDeleteSemangat teman2 difabel ini wajib kita tiru ya kak...mereka gak mudah putus asa, jadi inget diri sendiri yang mudah ngeluh..
ReplyDeletemelihat mereka penuh semangat itu rasanay terharu banget
ReplyDeleteBeberapa kali liat Nick di medsos. Memang sangat menginspirasi.
ReplyDeletePertandingan Asian Para Games sendiri jg sangat menginspirasi, betapa dengan "keterbatasan" namun penuh semangat mendobrak batas tsb TFS
Selalu saluy di rekan difabel. Semangat mereka luar biasa.. Kita harus lebih semangat juga dukung mereka di asian para games besok
ReplyDeleteSungguh mereka ini paling menginspirasi, tidak ada batas dalam kekurangan kita sebagai manusia. Saya belajar banyak dari mereka. MasyaAllah ketekunan mereka luar biasa.
ReplyDeleteSenangnya Difabel ada ruang untuk berkarya. Semoga makin banyak atlit difabel berprestasi apalagi di Para games ini
ReplyDeleteGa nyangka ada atlet bagi para penyandang difabel.
ReplyDeleteSemoga temannya Risya bisa kembali terpilih menjadi atlet yaa. Sekarang saatnya para atlet difabel membuktikan kehebatannya, dan memenangkan banyak piala. Amin yra
ReplyDeleteSemoga semakin banyak kegiatan seperti ini ya yang memveri ruang bagi atlet difabel untuk berkarya dan berprestasi
ReplyDeleteMereka luar biasa ya... keterbatasan tidak pernah membuat mereka mundur tapi malah bersemangat
ReplyDeleteInspiratif ya kak, dalam keterbatasan tetap bisa berprestasi
ReplyDelete