Ada
isu yang mengatakan bahwa ada permainan di sini. Masak sih, untuk konsumsi
daerah tetangga saja – yang hanya berbatasan wilayah bisa semahal itu? Isu ini
ternyata benar adanya. Terkuaklah pada acara bertajuk Ekosistem Berkelanjutan untuk
Pertanian Indonesia yang
berlangsung di Pisa Café pada hari Rabu tanggal 26 September kemarin.
Ada
dua nara sumber yang berbicara di hadapan para peserta: Afifah Urfani (CMO CROWDE) dan Yafshil Adipura (salah seorang founder
Panenmart).
CROWDE dan Panenmart merupakan startup yang sama-sama ingin menyejahterakan
petani namun menempuh cara berbeda. Keduanya biasa juga disebut sebagai “social
enterprise”.
Sarifa
Hana Ahmad yang bertindak
sebagai moderator membagi acara ke dalam 3 sesi. Sebelumnya Afifa dan Yafshil
memperkenalkan secara singkat mengenai CROWDE dan Panenmart.
Sekilas
Tentang CROWDE dan Panenmart
CROWDE
yang terbentuk pada tahun 2015 ini dibahasakan Afifa Urfani sebagai “peer to peer (P2)
lending platform” yang punya misi membantu petani. Tujuannya adalah memberi kemudahan bagi
petani untuk mengakses permodalan serta menciptakan ekosistem berkelanjutan di
bidang pertanian, dan mengedukasi masyarakat Indonesia agar sadar pentingnya
investasi sejak dini.
Sederhananya,
mirip arisan atau patungan secara online di website/aplikasi di mana
orang-orang mengeluarkan uang untuk investasi. CROWDE mengumpulkannya untuk
menjadi modal bagi petani yang membutuhkan.
Sebagai startup yang berwujud fintech (financial technology),
CROWDE kini berada pada tahapan Seed (pendanaan awal).
CROWDE memberi jaminan akan sarana investasi
yang aman dan terpercaya karena telah terdaftar
dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Acil (Yafshil Adipura) menjelaskan bahwa
Panenmart membantu petani dalam
perdagangan hasil pertaniannya.
Panenmart merupakan ecommerce
yang menawarkan hasil panen secara direct selling.
Panenmart membeli dari petani dan menjualkannya.
Masalah
dalam bidang pertanian sangat banyak. Dalam siaran persnya, CROWDE menyebutkan
bahwa jumlah petani di Indonesia menurun. Tidak banyak generasi muda yang mau menjadi
petani. Bahkan tak jarang, para petani mengharapkan anak-anaknya mencari
pekerjaan lain agar tak sama nasibnya seperti orang tua mereka.
Alih
fungsi lahan terutama di pinggiran kota yang dijadikan pemukiman dan kawasan
bisnis juga menyumbang terhadap penurunan lahan pertanian dan jumlah petani
dari tahun ke tahun. Orang-orang lebih suka menjual lahan mereka untuk
kepentingan bisnis atau perumahan karena lebih mahal harganya.
Afifa dan Acil |
Jika
semua hal ini dibiarkan, peluang ekspor, investasi, dan prestasi membanggakan
yang dulu pernah terjadi hanya akan tinggal kenangan. Seram juga membayangkan
hal buruk lainnya: bisa-bisa nanti bahan pangan kita sebagian harus impor dari luar
negeri.
Mengenal
Panenmart Lebih Dekat
Panenmart
yang masuk dalam jejaring bersama CROWDE, bekerja sama dengan para petani di Sulawesi
Selatan. Dalam usahanya mencoba memutus jalur distribusi yang bisa 4 lapis
(mulai dari pengepul, tengkulak, pasar) hingga sampai ke konsumen akhir,
Panenmart menemui banyak permasalahan.
Menurut
Acil, petani selalu mendapatkan perlakuan tidak adil. Dengan effort yang
paling besar – mulai dari menanam, menjaga dan merawat tanamannya hingga panen,
keuntungan yang mereka peroleh justru yang paling kecil sepanjang jalur
distribusi ini. Nah, Panenmart mengusahakan pemasaran dari petani langsung kepada
konsumen.
Mengapa
direct selling? Karena para petani di Sulawesi Selatan kebanyakan gaptek,
tidak mengenai internet. Boro-boro tahu apa itu ecommerce semacam
Tokopedia. “Mengapa tidak langsung petaninya yang berjual beli? Untuk sementara
bertahap, fokusnya seperti itu dulu,” tutur Acil.
Aplikasi Panenmart di Google Play |
Permainan
harga berada pada 4 lapis distributor. Secara spekulatif mereka menentukan
harga sehingga menyebabkan harga produk pertanian fluktuatif. Salah satu
contohnya, pada tahun lalu dilemparkan isu bahwa banyak tomat didatangkan dari
Surabaya dan harganya lebih murah. Tengkulak berdalih tidak mau membeli tomat
dari petani kita karena mereka bisa mendapatkan harga tomat dari Surabaya yang
lebih murah itu. Akibatnya, harga jual tomat jatuh hingga Rp. 500 per kilo
gram.
Yuk dipilih dipilih dipiliiiih |
Sebagai
startup, Panenmart masih dalam tahap Pre Seed yang masih memvalidasi
business model-nya seperti apa. Yang jelas, harapan Panenmart adalah
bagaimana agar para petani mau menjual hasil pertaniannya kepada Panenmart.
Hambatannya adalah pada rantai distributornya itu.
Banyak petani yang ikatan emosionalnya dengan tengkulak
sudah sedemikian kuatnya.
Tengkulak bisa bertindak sebagai pemodal bagi petani,
menyekolahkan anak si petani, bahkan membiayai ibadah
umroh/haji sang petani.
Dengan demikian petani “terikat” untuk menjual
hasil pertaniannya kepada tengkulak.
Petani
menjadi memiliki ikatan emosional padahal pada kenyataannya kehidupannya tetap
saja tak sejahtera karena ujung-ujungnya si tengkulak bertindak sebagai penentu
harga. Biasanya yang punya barang yang menentukan harga, ya. Ini malah
kebalikannya. Bagaimana bisa sejahtera petani kita.
Masukkan dalam keranjang belanja |
Pilih lokasi dan hitung ongkos kirim |
Panenmart
mengedukasi petani untuk menjual hasilnya kepada Panenmart dan menentukan harga
secara stabil. Selain itu bisa membantu membuatkan program jika ada impian yang
ingin dijalankannya, semisal naik haji. Panenmart juga membantu mencarikan
solusi akan kebutuhan petani. Tetap karena tidak fokus di permodalan, dalam hal
ini akan bekerja sama dengan CROWDE yang memang salah satu fokusnya memberikan
modal bagi petani.
Makassar, 29 September 2018
Bersambung
Mengenal
CROWDE lebih dekat ada di tulisan: Mewujudkan
Ekosistem Berkelanjutan untuk Pertanian Indonesia Bersama CROWDE
Share :
Wah, benar-benar menarik artikelnya, Mbak. Saya baru tau ttg crowde. Jadi punya tambahan referensi untuk diskusi dengan mahasiswa saya. Terimakasih, ya.
ReplyDeleteTerima kasih sudah membaca ya Mbak Nunung. Tentang CROWDE khusus saya posting di tulisan setelah yang ini. LInk-nya ada di atas, sudah saya sisipkan.
DeleteWah! Zaman emang udah canggih banget ya kak. Bahkan hasil pertanian pun udah ada aplikasi market placenya.
ReplyDeleteYes dan saya bangga, creatornya anak Makassar. Jadi kita bisa beli di sini saja kalau pembelian dalam jumlah banyak, Mami Ery
DeleteDukung bangetlah kalau ada starup yang mendukung kesejahteraan petani, karena memang kadang harga hasil panen itu tidak sebanding dengan jerih payah para petani menanam dan merawatnya
ReplyDeleteYes, harus didukung ya biar petani kita sejahtera
DeletePanenmart bisa memutus tengkulak juga dong ya mbak
ReplyDeleteSemoga bisa Mbak
DeleteWahh keren ini idenya, betul juga yah kalau para generasi kita sudah tidak melirik menjadi petani (dan memang sudah banyak terjadi kak yah) petani pekerjaan dak elit :( padahal disitulah tulang punggung pangannya Indonesia. Dan alhamdulillah aplikasi ini malah memudahkan kita sebagai pengecer atau partaian jadi lebih mudah dan jelas..
ReplyDeleteCita-citaku, Mungkin para generasi atau anak-ananya bapak petani bisa mengembangkan aplikasi ini, kerjasama jadi lebih mudah dan ringan, generasi mudapun aktif dengan megembangkan ekspor-impor pangan kak di'
Wah teknologi sekarang makin keren ya, pertanian saja ada market placenya, semoga makin banyak petani yang terbantu dengan adanya aplikasi ini.
ReplyDeleteSemoga para petani semakin sejahtera dengan adanya aplikasi ini yaa, Mba Niar :)
ReplyDeletekeren nih, petani juga harus melek teknologi biar bisa memaksimalkan penjualan hasil panen secara mandiri
ReplyDeleteAku baru tahu ada e-commerce yang jual hasil pertanian gini. Asik ya jadi bisa belanja sayur segar langsung dari petaninya
ReplyDeleteIni khusus utk wilayah sulawesikah atau seluruh Indonesia?
ReplyDeleteSistem pengirimannya itu tantangan banget ya krn ini kan sayuran fresh semua. Yg jika telat malah jadi layu
ReplyDeleteBelanja dapur sekarang bisa pake aplikasi? wih canggih, emak ga harus becek-becek kepasar nih.
ReplyDeleteWaah. Ada ya aplikasi e-commerce hasil tani fresh kayak gini. Nantinya bakal ada di seluruh Indonesia nggak ya. Setauku di Serang Banten blm ada nii
ReplyDeleteAku baru tau ada panenmart mba. Pastinya sangat membantu konsumen dan juga petani yaaa
ReplyDeleteWah keren nih panenmart. Harus dikasih tau ke bapak mertuaku yg petani niih...
ReplyDeleteIiih, keren banget ini startupnya, semoga bisa benar-benar menyejahterakan petani ya Mbaaak.... Aamiin...
ReplyDeleteCrowde ini menarik banget! Jadi petani tetap bs ngasih harga standar dan bs menguntungkan. Apalagi tuh kalau sayur2nya organik
ReplyDeletewah keren, aplikasi ini membantu petani banget. Bapakku sering rugi kalau hasil taninya dibeli tengkulak, karena ketinggalan berita kenaikan harga hasil bumi..
ReplyDeleteItulah sebabnya harga buah sayur daei petani lokal mahal mahal ya Mbak, karena ada ikatan antara petani dan tengkulak. Tengkulak sudah memberikan. modal yang sudah diambil lebih dulu, terus petani pasrah deh, mau dibeli berapa. Semoga panenmart dapat mengurai harha harga mahal menjadi lebih murah sampai konsumen.
ReplyDeleteSalut buat CROWDE dan PANENMART, semoga bisa menghadapi tantangan saat ini.
ReplyDeleteoooh jadi begitu ya tengkulak... Tega bener sama petani yang udah capek2 :(
ReplyDeleteAku tuh sedih kalo lihat harga tomat murah banget. Jadi kalo ada Panenmart yang bisa mengakomodir hasil panen petani gini kan gak terlalu merugi ya
ReplyDeletealhamdulilah makin berkembang terus inovasi ciptain fitur begini jadi memutus rantai tngkulak smg para petani bisa sejahtera aamiin
ReplyDeleteIsh keren deh. Semoga dengan adanya ini, kesejahteraan petani bisa meningkat. Dan ini juga bisa menghindarkan petani dari rentenir.
ReplyDeleteKeren ih,aku seneng klo ada aplikasi kayak gini.kita para ibu bs belanja sayur dg puaa
ReplyDeletebagus banget ya mbak programnya, semoga bisa mengangkat pertanian Indonesia dan petani Indonesia lebih sejahtera lagi
ReplyDeleteIde brilian!
ReplyDeleteMensinergikan kedua platform ini untuk kesejahteraan petani.
Begitulah memang seharusnya!
Semoga sukses itikad mulia ini ya, mba.
Aku bangett, mba Niaarr..
ReplyDeleteMakan tomat pake gula.
Yummm~
MashaAllah,
Memudahkan banyak pihak.