Ya
Allah. Sorowako, tempat tinggal Mirna – adik saya tidak begitu jauh dari Donggala.
Sorowako terletak dekat perbatasan dengan provinsi Sulawesi Tengah dan Sulawesi
Tenggara. Langsung saya WA Mirna. Dia menjawab, “Di sini gempa. Keras.” Dia
juga mengatakan kekhawatirannya karena suami dan anak lelakinya belum balik
dari masjid usai maghriban.
Dan,
seperti yang kita semua ketahui, bencana besar terjadi. Efeknya dahsyat di kota
Palu. Banyak bangunan yang rata dengan tanah. Jembatan besar yang menghubungkan
Palu Timur dan Palu Barat rusak berat.
Hingga
saat ini korban meninggal yang berhasil dievakuasi ada 925 orang. "Sementara
luka-luka sebanyak 799 jiwa. Data sementara untuk korban yang hilang sebanyak
99 jiwa," kata Kolonel Inf Thohir di posko utama Korem 132. Jumlah
pengungsi yang terdata saat ini sebanyak 59.450 jiwa, tersebar di 109 titik[1].
Dua foto dari Kak Sriati, kakak sepupu yang tinggal di Palu
Kak Sri mengirimkan foto ini ketika saya bertanya
tentang kondisi rumahnya 😰
Sejak saat gempa hingga hari ini perasaan saya masih mengharu-biru. Tak terbayangkan seperti apa perasaan mereka yang berada di sana. Aneka kabar berseliweran di media sosial. Mulai dari kisah mereka yang selamat, yang hilang, hingga yang meninggal. Rupa-rupa informasi lain, mulai dari yang nyata hingga rekaan beredar. Aneka komentar bermunculan. Mulai dari yang berempati hingga yang sinis dan nyinyir. Duh.
Banyak
yang lupa kalau terlalu banyak mengomentari di ranah “sebab” bisa membuat
korban atau keluarga korban tidak enak – bahkan sampai sakit hati. Rasanya
seperti dipaci’da’ (istilah Bugis/Makassar). Maksudnya itu semacam
dibilangi begini: “Rasain, makanya bla bla bla”.
Mirip-mirip
orang yang jatuh terus ada yang bilang, “Makanya pakai mata, dong!” Atau
pasangan yang lama belum dikaruniai anak lantas dikomentari begini: “Itu
makanya jangan terlalu capek. Harusnya banyak makan makanan bergizi. Harusnya
tidak usah kerja.” Atau orang yang baru mengalami kebakaran terus dibilangi, “Hartanya
tidak halal, sih. Tidak berzakat, sih!”
Evakuasi. Sumber foto: pilarindonesia.com |
Saya
tidak mengarang-ngarang. Untuk contoh kasus pada paragraf di atas ada
orang-orang yang mangalaminya. Coba kalau Anda yang mengalami di posisi mereka.
Enak, tidak?
Apa
yang paling dibutuhkan orang yang sedang kesulitan? Kata-kata menyakitkan
seperti itu? Nope. BUKAN. Mereka butuh dukungan semangat. Butuh BANTUAN.
Jangan keluarkan kata-kata yang mengungkit ranah sebab kalau kamu belum bisa
menolong. Bukan judgement. Lebih baik diam. Apalagi di dunia maya.
Komentarmu tetap terbaca orang padahal dirimu sudah tidur pulas.
Ada
yang mengatakan, “Untuk introspeksi diri.”
Silakan.
Tapi please, hati-hati memilih kata yang dilemparkan ke dunia maya. Kalau sudah menyangkut nilai-nilai
agama, tolong introspeksinya di-set di ranah pribadi atau ranah khusus
yang punya pemahaman sama semua di situ. Jangan dibawa ke tempat terbuka yang tidak semua punya
pendapat sama karena ini hal sensitif dan sekali lagi, mereka butuh dukungan
dan bantuan nyata, bukan kata-kata yang mengarah kepada judgement (penghakiman).
Kita
sering lupa, walaupun akun media sosial itu akun pribadi kita tapi kita bersuara
di ranah publik. Salah sedikit bisa kena UU ITE (UU Nomor 11 Tahun 2008). Kita
semua pasti sudah pernah dengar ada orang-orang yang dipenjarakan setelah
dijerat pakai undang-undang itu, kan?
Sumber: akun IG @ustadzkhalid |
Ya,
bersuara di media sosial itu mirip jika berbicara pakai toa di halaman rumah
kita. Siapapun bisa mendengarnya. Apalagi kalau akun kita di-set publik.
Saya
tak hendak mengingkari ayat atau hadits apapun dengan tulisan ini. Saya
hanya menghimbau supaya kita sama-sama menjaga kata-kata baik secara lisan dan
tulisan. Kalau hendak berkomentar tentang PENYEBAB, HENTIKAN. Mari belajar
menahan diri. Berkata-katalah yang baik, tidak berpotensi menyinggung siapapun,
atau diam.
“Serta ucapkanlah kata-kata yang baik
kepada manusia” (al-Baqarah: 83)
“Dan Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: Hendaklah mereka mengucapkan
Perkataan yang lebih baik (benar)”
(al-Isra: 53)
Pergilah kamu berdua kepada Firaun, sesungguhnya dia telah melampaui
batas;
maka berbicalah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut
mudah-mudahan ia ingat atau takut.
(Thaha: 43-44)
Sejumlah
kerabat saya di Palu terkena bencana dahsyat akibat gempa Donggala. Ada yang meninggal, ada yang
hilang, ada yang mengungsi, ada yang kehilangan rumah, dan ada yang dibawa ke
Makassar untuk dioperasi cidera pada tangannya. Saya saja merasa sedih kalau
membaca komentar yang tak memilih kata dengan hati-hati. Bagaimana pula mereka
yang mengalaminya langsung di sana?
Di sana sudah terlalu
banyak duka terguncang gempa, terhempas pasang tsunami, tergerus lumpur,
menempel pada tubuh yang cidera, pada perut-perut yang kelaparan,
perbendaharaan yang ditelan bumi, dan orang-orang yang terpisah (hidup ataupun
mati) dari keluarganya.
Mari
jaga perasaan mereka dengan tidak menambahnya dengan judgement yang
mengutak-atik ranah sebab. Biarlah itu menjadi HAK ALLAH karena memang BUKAN
hak kita. Mari perbaiki saja akibatnya yang bisa kita lihat dan rasakan sebisa
kita. Lebih baik seperti itu karena kita menanggung tugas sebagai khalifah di
muka bumi.
Makassar, 2 Oktober 2018
Update:
Perkembangan korban, BNPB mengeluarkan rilis, telah mencapai 1.234 meninggal dunia, 799 luka berat (laporan hari ini, Selasa (2/10/2018), dari Kota Palu, Sulawesi Tengah, Tramp/Fmmb, pukul 15.30)
Perkembangan korban, BNPB mengeluarkan rilis, telah mencapai 1.234 meninggal dunia, 799 luka berat (laporan hari ini, Selasa (2/10/2018), dari Kota Palu, Sulawesi Tengah, Tramp/Fmmb, pukul 15.30)
[1] https://regional.kompas.com/read/2018/10/02/08121951/korban-meninggal-gempa-dan-tsunami-palu-capai-925-jiwa-799-luka-luka,
diakses 2 Oktober pukul 16.17
Share :
Setuju sekali dengan ini. Mereka yang masih bisa komen ngelantur padahal kondisi sedang berduka sedalam ini, entah hatinya terbuat dari apa. Sedih.
ReplyDeleteIya Ayi.
DeleteSAya juga sedih.
Saya sedih banget setelah melihat vidio kejadian yang beredar di sosial media belakangan ini, semoga korban bencana palu di beri ketabahan.
ReplyDeleteAamiin. Semoga banyak yang mendoakan bisa menyebabkan semua masalah teratasi dengan segera
DeleteSemakin hari informasi korban yang ditemukan semakin bertambah, semoga korban meninggal dunia bencana palu dapat di terima di sisih Allah SWT dan korban yang di tinggalkan di beri ketabahan.
ReplyDeleteAamiin. Semoga banyak yang mendoakan bisa menyebabkan semua masalah teratasi dengan segera
DeleteSaya juga tidk mengerti, dengan adanya bencana yang melanda saudara kita seperti ini banyak sekali hal-hal yang di sangkut pautkan, seperti bangunan yang ada di palu yang mirip dajjal lah, banyak yang melakukan maksiat dan lain sebagainya. Harusnya kita itu mendoakan agar saudara kita yang tertimpa musibah kembali pulih seperti sedia kala, bukan malah menjatuhkan seperti itu.
ReplyDeleteAamiin. Semoga banyak yang mendoakan bisa menyebabkan semua masalah teratasi dengan segera
DeleteSemoga bantuan berupa makanan, pakaian, obat-pbatan dan lain sebagainya segera tersalrkan ke palu.
ReplyDeleteAamiin. Semoga banyak yang mendoakan bisa menyebabkan semua masalah teratasi dengan segera
DeleteDi saat keluarga kita sedang berduka, memang tidak sepatutnya kita berkomentar yang bukan-bukan. Apalagi yang menimbulkan fitnah, memang lebih baik diam.
ReplyDeleteYa. Lebih baik diam
DeleteSemoga tidak ada gempa susulan lagi ya, dan semua korban di berikan ketabahan.
ReplyDeleteAamiin. Semoga banyak yang mendoakan bisa menyebabkan semua masalah teratasi dengan segera
DeleteIkut prihatin dengan musibah besar di Donggala ini dan ikut mendoakan agar semuanya cepat pulih kembali seperti sedia kala.
ReplyDeleteBenar kata kak Mugniar, untuk stop berkata yang tidak baik atau menyebarkan berita tidak terpuji mengatasnamakan suatu musibah.
Belajar untuk tidak mudah menghakimi.
Iya Mas, mending kita fokus di pemulihannya. Simpan kata-kata yang tdk baik di dalam kotak, jangan dikeluarkan dulu. Nada-nada menuduh, menyangka, memperkirakan karena A, karena B lebih baik jangan dibuka di tempat umum (medsos).
DeleteAamiin. Semoga banyak yang mendoakan bisa menyebabkan semua masalah teratasi dengan segera
Ya ALLAH semoga saudara-saudara disana diberikan ketabahan dan kesabaran dalam menghadapi musibah ini
ReplyDeleteAamiin. Semoga banyak yang mendoakan bisa menyebabkan semua masalah teratasi dengan segera
DeleteBener mba, aku jg sebel bgt sm org2 yg komen gak enak. Aku sempet baca di status Mba Niar, ada yg ngehubungin sm LGBT. Duh knp sih orang2 ini
ReplyDeleteBiar bagaimana pun kita hanya bisa menebak. Allah yang paling tahu penyebabnya. Jadi kata-kata yang pakai "mungkin" disimpan sendiri saja ya Mbak karena kita tidak bisa men-judge.
DeleteJahat banget para pembuat hoax itu. "I see human but not humanity", gambaran yang pas untuk perilaku mereka.
ReplyDeleteiya mbak, benar adanya. Bnyak yang akhirnya terlanjur terucap kalimat yang mungkin menykitkan hati para korban. AKu juga baru ngeh setelah mbak tulis di aatas, semoga kita lebih bijak lagi memilih kata-kata
ReplyDeleteAamiin. Saya pun belajar terus Mbak
DeleteWah, saya baru tau ada komentar seperti itu mengenai bencana di Palu. Mungkin karena saya sangat jarang update media sosial ya? Kebanyakan baca koran soalnya. hehe...
ReplyDeleteTidak usah buka medsos. Sudah bagus di koran saja :)
DeleteSaudara aku jg kena kaka bencana ini. Masih belum tahu kelanjutan kabarnya disana. Semoga semua kembali normal
ReplyDeleteSedih, dan terasa nyeri melihat banyak bencana terjadi di negeri ini. Semoga ini segera berlalu, tapi heran kalau masih ada yg suka nyinyir di tengah bencana melanda
ReplyDeleteSedih lihat korban bencana di Palu dan Donggala. Semoga korban yang hilang segera bisa ditemukan dan untuk korban yang selamat dari bencana semoga segera mendapat bantuan dan pertolongan.
ReplyDeleteSedih banget saya sampai sampai ga bs berkomentar di sluruh media sosial apalagi utk menghakimi atau beropini ini itu :'(
ReplyDeleteSetuju kak Niar. Lalu bagaimana kabar keluarganya? Semoga baik2 dan segera pulih kembali ya semuanya. Aaamiin
ReplyDeleteSemoga masyarakat palu diberi ketabahan dan kesabaran terhadap musibah ini. Amiinn
ReplyDeleteMusibah yang terjadi di sekitar kita - walaupun tidak berdampak langsung - sejatinya dijadikan peringatan kepada diri untuk lebih bertakwa 😇.
ReplyDeleteAku suka sedih melihat kaya gini kak... apalagi palu sama donggala pernah ad cerita dsana saya
ReplyDeleteSedih banget bacanya. Tak sanggup mau nulis apa. Yang jelas, Doa terbaik untuk Palu dan sekitarnya. Swmoga saudara2 kita disana, tabah menghadapi ujian ini. Untuk korban meninggal, semoga husnul khotimah
ReplyDeletesedih sekali lihat kondisi ini. :( hanya bisa berdoa semoga bencana gini gak terulang lagi.
ReplyDeleteKalau ingat gempa rasanya nyesek banget yah kak. Rasanya ingin menangis deh kak
ReplyDeleteSaya sangat berhati2 berkomentar dan mengshare di sosmed kak. Salah dikit bisa panjang masalah. Bahkan kadang yang akan kushere ku pikir baik2 apa kah nggak akan berdampak buruk ke orang lain apa tidak. Kadang ada mau ku share setelah2 di pikir2 mending ndg usah di share takut ada yang tersakiti secara tak sengaja.
ReplyDeleteItulah manusia dek. Sibuk cari tahu sebab sehingga lupa sama korban yang menderita akibatnya. Maka saya setuju kalau kita sebaiknya diam sambil mendoakan. Alhamdulillah kalau bisa membantu sekecil apapun itu.
ReplyDeleteKadang kadang kita tidak tau apa rencana Allah Sang Penguasa semesta alam Mba, sebagai contoh erupsi gunung merapi yang dahsyat beberapa tahun lalu ternyata membuat area di sekitar gunung merapi menjadi sangat subur. Tempat tersebut saat ini menjadi objek wisata yang membuka rezeki bagi masyarakat sekitar. Dengan kata lain, ternyata kejadian bencana sebelumnya membawa berkah bagi orang2 di sekitar gunung merapi
ReplyDeletemalah saya kak yang tidak share apapun di fb tentang palu na bilang temanku 'dak berdukako unna?' astagaaaa sedihkuuu.. apakah kedukaan harus ditampakkan, saking dukaku itu dak tauqa mau ngapain, dak tau mau bersikap seperti apa,,
ReplyDeletecuman bisa berdoa untuk semoga saudara-saudara kita disana tetap berpegang pada janji Allah, bahwa semua yang datang atas ijin Allah, cobaan tak akan datang diluar dari kemampuan manusianya.. Yaa Allah, sampe gemetarqa menulis ini, karena saya gak tau juga bagaimana sikapku dan kondisiku kalau saya ada diposisi mereka :((
Komentarmu tetap terbaca orang padahal dirimu sudah tidur pulas.
ReplyDeleteSetuju dengan kalimat ini.
Semoga keluarga Bunda Niar dalam keadaan baik semua di sana. Semoga masyarakat Palu Donggala lekas pulih.
Duh yang suka nyinyir tuh, bingungin deh. Apa coba modusnya. Udah nggak ngerti lagi aku tuh.