Komunikasi Visual
Mengawali
materinya, Abi membahas mengenai pengertian komunikasi, yaitu bagaimana bisa menyampaikan apa yang
kita pahami dengan simple. Andy Grave- co founder Intel pernah mengatakan, “How
well we communicate is determined not how well we say things but how well we
are understood.”
Kenapa
membahas komunikasi lagi sementara sebelumnya, pada materi Public
Speaking sudah dibahas tentang komunikasi?
Ya
iyalah, influencer perlu tahu hal-hal penting terkait komunikasi karena
memang yang dilakukannya adalah berkomunikasi dengan orang yang
membaca/menontonnya. Demikian pula jika memilih channel YouTube sebagai
media berkarya, tentunya bukan asal-asalan mengemas karyanya jika ingin menjadi
influencer yang baik.
Unsur-unsur Komunikasi
Visual
Ada 4
unsur penting dalam komunikasi, yaitu sender, receiver, message, dan feed
back.
Feed
back penting tetapi
tanpa feed back berupa komentar dan like pun komunikasi efektif
bisa terjadi. Dalam komunikasi tradisional, komunikasi ada 2 jenis: komunikasi
satu arah dan komunikasi dua arah. Komunikasi dari penyiar radio yang
mengumumkan keadaan lalu-lintas misalnya, efektif bagi pendengarnya meskipun si
pendengar tak membalas si penyiar karena bisa menghindarkannya dari keadaan
yang tak menguntungkan.
Nah,
jadi feed back sebenarnya tidak terlalu kita butuhkan karena yang penting
di sini adalah bagaimana pesan yang kita sampaikan bisa dicerna oleh si penerima pesan. Bisa saja ada orang yang tengah stalking
akun kita, kan? Mana ada orang stalking nge-like postingan kita?
Cara-cara Berkomunikasi Visual yang Efektif
Tips Membangun
Komunikasi Visual Efektif
Nah,
ini tips membangun komunikasi visual efektif berikut ini diberikan oleh
Abi:
- Respect (menghargai orang lain).
- Empathy (action, menempatkan diri kita pada posisi orang lain).
- Audible (cara pengucapannya jelas).
- Clarity (mengucapkan sesuatu dari A – Z jelas urutannya).
- Humble (rendah hati, ingat ilmu padi).
5 Unsur Praktis
Komunikasi Visual Efektif
Kunci
dari kesuksesan hubungan adalah komunikasi. Lima unsur praktis untuk komunikasi
visual efektif adalah:
- Praktis (informasi yang bermanfaat untuk digunakan).
- Faktual (fakta, bukan kesan).
- Padat (berikan pokok-pokok informasi yang penting).
- Jelas (nyatakan dengan jelas apa yang diharapkan dari penerima).
- Persuasif (tawarkan rekomendasi dan jelaskan manfaat pesan yang disampaikan).
Pendekatan dalam
Komunikasi Efektif
Berikutnya
dibahas mengenai bagaimana meningkatkan pendekatan dalam komunikasi efektif.
Hal ini terjadi dalam sepersekian detik. Abi membagikan formula ketika baru
bertemu dengan seseorang:
- Observasi (tahap pertama, di mana kita mendapatkan first impression. Observasi seperti apa lawan bicara, bagaimana berkenalan dengannya, dan seterusnya).
- Atensi (bagaimana meng-grab perhatian lawan bicara).
- Interest (ketertarikan, bisa dengan semua orang, sebatas tertarik saja. Bisa saja hanya tertarik untuk berbicara).
- Desire (keinginan, ingin melakukan sesuatu lebih lanjut misalnya berkolaborasi).
- Action.
3 Formula dalam Meng-grab
Atensi Lawan Bicara: 3C + HIV
Yaitu:
- Content: isi
- Context: relevansi waktu ketika membuatnya. Perhatikan perihal otentik (rasa, peduli), relevan (waktu, tempat, audiens).
- Cover: bagaimana menyampaikan maksud dari konten tersebut.
- Head (use logic).
- Hand (moving hands, express your world). Pakai gerakan yang besar, jangan bertumpu pada siku tapi gunakan gerakan bahu karena akan lebih enak dilihat dan mampu meng-grab atensi lawan bicara. Ekspresiflah dan antusias. Bagaimana bisa meng-influence orang kalau kita sendiri tak antusias.
- Heart (create effect and sensation, optimize decision, dapatkan “hati” lawan bicara kita).
- Intonasi, jangan datar. Perhatikan naik – turunnya nada.
- Volume – naik-turunkan volume suara.
Ketika sudah gunakan semua formula itu,
tinggal CONVICTION (keyakinan).
Percaya dirilah. Karena ketika kita percaya diri,
orang lain akan percaya kepada kita.
Personal Branding
Adalah
kesan yang muncul dari berbagai aspek, seperti nilai, kepribadian , dan
keunikan lain yang dimiliki oleh seseorang. Personal branding di media sosial dan di kehidupan
nyata harus sejalan, bukannya bertolak belakang.
Ada dua macam personal
branding, yaitu:
- Natural personal branding, yaitu kesan yang terbentuk secara alami. Hal ini terjadi ketika seseorang sudah memiliki nilai dan prinsip yang kuat dalam dirinya dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
- Created personal branding, yaitu kesan yang dibentuk dengan sengaja, sesuai dengan apa yang diinginkan. Contohnya adalah pencitraan yang dilakukan di media sosial.
“Personal
branding tidak bisa dibuat sendiri,” ungkap Abi. Yes, karena yang orang
lihat pada akhirnya yang menyatu dalam diri kita alias natural personal
branding meskipun kita melakukan pencitraan di semua akun media sosial.
Komponen personal branding
ada dua, yaitu:
- Komponen utama yaitu value, skills, behaviour. Value adalah nilai, berupa prinsip yang mempengaruhi, seperti cara berpikir, merasakan, berperilaku, dan mengambil keputusan. Skill adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan cakap (keahlian) – ada hard skill dan ada soft skill. Behaviour adalah cara seseorang bertindak atau memperlakukan diri sendiri dan orang lain.
- Komponen tambahan yaitu total look dan uniqueness. Total look (cara berpenampilan), contohnya adalah cara berpakaian, aksesoris, tata rambut. Uniqueness adalah ciri khas yang membedakan seseorang dari orang lain.
“Yang paling penting dari semuanya adalah value.
Jadi, yang perlu diperbaiki dulu adalah dalamnya,
baru ke luar,” pungkas Abi.
Apakah perlu role
model?
Ya!
Dengan role model akan menjadi lebih mudah inline dengan apa
tujuan kita.
Personal Branding di Media Sosial
Yang
juga tak kalah pentingnya adalah personal branding di media sosial. Abi memberikan
contoh Pak Ridwan Kamil. Di media sosial, beliau tergambar sebagai family
man. Dalam mem-branding diri, pengen dikenal sebagai apa, Abi
menegaskan, “Cari di dalam diri kalian!”
“Caranya bagaimana?
Pelajari kelemahan, kelebihan,
kekuatan, kekurangan,
berjejaring, berteman,
bersosialisasi, dan selalu ingat
human connection is number one
nothing else than IQ or EQ.
Karena koneksi, jejaring, dan
hubungan dengan orang lain
itulah yang paling penting.
Deal?” pungkas Abi.
Makassar, 30 Desember 2018
Baca
tulisan sebelumnya:
- School of Influencer: Menjadi Influencer Positif
- School of Influencer: Jadi Influencer yang Menginspirasi dalam Public Speaking
- School of Influencer: Menulis yang Bukan Sekadar Konten
Share :
terima kasih atas ilmunya yang telah di share :)
ReplyDeleteterima kasih tips membangun komunikasi visual efektif nya kak
ReplyDeleteterima kasih atas ilmunya kak
ReplyDeletejadi begitu cara berkomunikasi efektof yang benar
ReplyDeleteoh jadi begitu cara berkomunikasi efektif yang benar
ReplyDeleteWadeuh..saya jadi termenung setelah baca tulisan ini. Tadi Mbak Mugniar bilang bahwa sebisa mungkin komunikasi dalam video Youtube itu sebaiknya persuasif. Saya ini nggak pede kalau lagi review sesuatu di Youtube, terutama nggak pedenya untuk membujuk orang lain mencoba hal yang saya kerjakan di video itu. Kayaknya saya mesti cari cara persuasif untuk ditampilkan di video itu yaa..
ReplyDeleteBagus kak....
ReplyDeleteSuper sekali, Bun
ReplyDelete