Membenihkan Asa pada Ladang-ladang Komunitas - Ketika saya bertegur sapa dengan seseorang yang baru dilihatnya, Athifah sering menanyakan, “Mama, itu teman apanya Mama?”
Terkadang
saya jadi bingung menjawabnya karena saya sudah tidak ingat, saya berteman
dengan A ini dulu ketemunya di mana, ya. Si B ini ketemu di komunitas apa, ya?
Bukannya mau sok-sok pamer punya banyak teman, kenyataannya aktivitas blogging
mengantarkan saya mengenal banyak orang dari banyak komunitas dan profesi.
Saya jadi excited sendiri jika merenungkannya karena untuk orang yang berasal dari generasi X, dampak positif berjejaring lintas komunitas yang saya rasakan adalah hal yang luar biasa. Tahu kan, KOMUNITAS itu trend-nya kaum millenial – mulai dari generasi Y dan setelahnya.
Ngeblog tanpa berkomunitas itu rasanya
hampa. Suer. Saya sudah pernah merasakannya tahun 2006 – 2009. Setelah
vakum dan mulai ngeblog lagi pada tahun 2011, lalu bergabung dengan banyak
komunitas penulis[1]
dan blogger, barulah saya merasakan kegiatan ngeblog yang jauh
lebih positif dan bermakna.
Bukan
hanya lingkar
pertemanan yang meluas dan memperoleh semangat menulis, serta melakukan aktivitas blogging yang signifikan,
rasanya aktivitas ngeblog itu jadi jauh lebih berwarna dengan kolaborasi
dalam komunitas. Komunitas penulis dan blogger yang saya ikuti banyak.
Ada yang basisnya di Makassar – seperti komunitas blogger Anging Mammiri dan IIDN Makassar dan banyak yang anggotanya tersebar di
Indonesia raya hingga di manca negara.
Dimulai dari LemINA
Kalau
tidak salah ingat, awalnya saya berkenalan dengan komunitas lain di luar
komunitas penulis dan blogger adalah ketika komunitas IIDN (Ibu-ibu Doyan Nulis) Makassar berkolaborasi dengan teman-teman dari komunitas LemINA (Lembaga Mitra Ibu dan Anak). Kebetulan salah satu founder-nya
– Andi Bunga Tongeng juga bergabung dengan komunitas IIDN Makassar. Kalian bisa
membaca tentang kegiatan kami waktu itu di tulisan berjudul Keceriaan
Anak-Anak Kampung Pemulung.
Namun
sebenarnya perkenalan saya dengan LemINA sudah berlangsung sebelum itu, yaitu
ketika saya menghadiri peringatan Hari
Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia (akhir 2012) yang di-support oleh
LemINA. Saat itu kegiatannya berlangsung di TPA Babul Jannah yang terletak
dekat rumah saya. Bunga dan Pak Rahman Ramlan menjadi nara sumbernya, mereka
berbagi pengetahuan dan keceriaan dengan para ibu warga sekitar.
Baca tulisan #PrayforSulSel: Berdonasi untuk Korban Banjir |
Waktu itu saya takjub karena apa yang mereka persembahkan pastinya membutuhkan dana yang tak sedikit. Beberapa bulan kemudian, ketika mengobrol ringan dengan Bunga barulah saya diberi tahu bahwa dana yang dikeluarkan waktu itu benar-benar merupakan swadaya dari para founder LemINA yang memang sudah berkomitmen untuk menjadi relawan bagi masyarakat golongan menengah ke bawah.
Setelah
itu, beberapa kegiatan yang melibatkan LemINA saya hadiri dan tuliskan di blog
ini. Akhirnya bukan hanya LemINA, komunitas-komunitas sosial lain pun menjadi
tempat saya belajar tentang kehidupan.
Melalui
para member/relawan komunitas-komunitas itu saya mengamati kebesaran jiwa yang luar biasa dari mereka yang rela berbagi dan bagaimana manfaatnya bagi masyarakat. Di samping itu saya pun belajar banyak dari mereka dan makin memberikan motivasi untuk tetap menuliskan hal-hal baik
yang tertangkap oleh radar saya dan berbagi melalui tulisan.
Kemudian
saya memutuskan bergabung dengan beberapa komunitas tersebut. Beberapa di
antaranya bahkan menjadi gerakan yang bersifat menyeluruh di negara kita. Tidak
di semua komunitas saya menjadi anggota aktif. Saya lebih banyak menjadi
anggota pasif, dengan menjadi pemerhati saja. Mau tahu komunitas/gerakan apa
saja itu? Ini dia:
Penyala Makassar
Penyala
Makassar, merupakan bagian dari gerakan Indonesia Menyala. Indonesia Menyala
adalah sebuah gerakan sosial yang berfokus
pada menciptakan perilaku membaca hingga menjadi budaya di suatu daerah
tertentu. Tentang Penyala Makassar bisa dibaca di: Say It with
Books dan Anak-Anak
Muda Penyala yang Luar Biasa
Rumah Dongeng
Banyak
pegiat story telling bergabung dalam komunitas yang didirikan oleh Kak Heru
ini. Putri saya Athifah, pernah belajar bercerita kepada Kak Heru, Kak Wiwik (istri
Kak Heru), dan Safira (putri Kak Heru) – ketiganya giat menghidupkan komunitas
ini. Komunitas ini giat menyampaikan pesan-pesan kebaikan melalui cerita kepada
anak-anak, baik di Makassar maupun di daerah-daerah lain, termasuk kepada
anak-anak korban bencana.
Sebagai
anggota pasif, saya turut menuliskan beberapa kegiatan Rumah Dongeng, dua di
antaranya: Catatan dari Talkshow Membentuk Karakter Anak Melalui Bercerita dan NeneknPakande di Pentas Anak Makassar 2015. Tulisan terbaru saya tentang
Rumah Dongeng adalah Mengunjungi Rumah Dongeng di Pesta Komunitas Makassar. Jika ingin membaca semua
tulisan tentang komunitas ini, silakan klik kategori RUMAH DONGENG pada widget
blog Mugniar’s Note ini.
KPAJ (Komunitas Pecinta Anak Jalanan)
KPAJ
adalah komunitas yang sangat peduli pada pendidikan anak-anak jalanan. Mereka
menggalang donasi, menyalurkannya, dan mendampingi anak-anak itu belajar. Para
relawan menyebut anak-anak dampingannya sebagai “Pasukan Bintang”, sekaligus
memotivasi anak-anak itu untuk menggapai bintang. Tulisan tentang KPAJ bisa
dibaca di tulisan berjudul Para
Pecinta Pasukan Bintang.
Peduli Sahabat
Berawal
dari mengenal founder-nya Sinyo Egie (nama beken dari Mas Agung
Sugiarto) dalam lingkar pertemanan penulis seindonesia, saya bergabung dengan grup Facebook Peduli Sahabat, saya jadi mengetahui
aktivitas komunitas ini.
Peduli Sahabat concern kepada para penyuka sesama jenis yang ingin hidup sebagai sosok yang straight dengan menjadi heteroseksual. Mas Sinyo tidak pernah mengeluarkan statement yang berisi ujaran kebencian atau menyatakan perang.
Peduli Sahabat concern kepada para penyuka sesama jenis yang ingin hidup sebagai sosok yang straight dengan menjadi heteroseksual. Mas Sinyo tidak pernah mengeluarkan statement yang berisi ujaran kebencian atau menyatakan perang.
- Slogan Peduli Sahabat adalah "We help people who need us, we don't look for people who don't" yang menyuratkan bahwa Peduli Sahabat memang tidak mencari musuh, hanya menawarkan solusi kepada yang mau saja. Gratis pula.
Mas Sinyo Egie, founder Peduli Sahabat
Peduli Sahabat menerima yang benar-benar ingin kembali kepada fitrahnya dan tidak mengurusi selain itu. Masing-masing orang berhak hidup dengan pilihannya, jika ingin straight, Peduli Sahabat menerima dengan tangan terbuka. Ada mekanisme yang bisa dijalani, dengan metodologi khas Peduli Sahabat. Beberapa orang telah lulus pendampingan dengan menyelesaikan serangkaian PR yang harus dituntaskan. Dari mereka sudah ada yang menikah, dikaruniai keturunan, dan hidup bahagia.
Ada 4
tulisan tentang Peduli Sahabat di blog ini. Saya menulisnya usai kegiatan
sosialisasi Peduli Sahabat di Makassar. Jika ingin membacanya, please kindly
visit Sosialisasi
Peduli Sahabat: Ujian Atas Kesungguhan dan Keyakinan, Sosialisasi
Peduli Sahabat: Atasi Kecanduan Pornografi dengan Menjadi Sahabat Anak,
Sosialisasi
Peduli Sahabat: Deteksi Orientasi Seksual yang Berbeda, dan Sosialisasi
Peduli Sahabat: Tentang Orientasi Seksual dan Pentingnya Peran Orang Tua
Mafindo (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia)
Dimulai
sebagai gerakan akar rumput online sejak tahun 2015, didirikan sebagai
organisasi pada 19 November 2016, Mafindo telah mempelopori banyak inisiatif
anti hoax, seperti crowdsourced hoax busting, edukasi literasi
digital untuk publik, CekFakta.com, dan kampanye publik untuk meningkatkan
kesadaran tentang hoax dan bahayanya.
Di Makassar, edukasi literasi digital dilakukan di instansi, institusi, termasuk sekolah-sekolah, dikomandani oleh Ibu Dr. Arnidah Kanata sebagai Korwil Mafindo Makassar. Dua di antara beberapa tulisan saya adalah: Mengapa Makassar Harus Serius Berantas Hoax dan Pentingnya Literasi Digital dan Cara Mengatasi Hoax. Tulisan terbaru saya: Mafindo: Memetakan Hoax di Indonesia baru-baru ini telah menembus angka 5.000 untuk page views-nya.
#ObatManjur (Orang Hebat Main Jujur)
Saya
tertarik dengan komunitas ini. Pesan-pesannya disampaikan dengan cara bermain,
di antaranya melalui board game dan kartu. Game yang digunakan,
bukan hanya untuk anak usia TK dan SD saja, ada juga game untuk usia
SMP, SMA, hingga orang dewasa. #ObatManjur telah mengedukasi siswa-siswi di
berbagai sekolah di Sulawesi Selatan.
Sekilas
tentang #ObatManjur bisa dibaca di Catatan
dari Ngobrol Publik Pendidikan Karakter Melalui Media Pembelajaran yang Kreatif
dan Inovatif dan Kisah
17-an: dari Assessment, Keranjang Bolong, Hingga Kuburan.
Main game bersama #ObatManjur (yang di belakang game untuk orang dewasa). |
Semua Murid Semua Guru
#SemuaMuridSemuaGuru
(#SMSG) adalah jaringan publik berdaya yang Belajar, bergerak, dan bermakna bersama
karena pendidikan adalah tanggung jawab kita. Terdiri dari komunitas dan
organisasi pendidikan yang telah berdampak di masyarakat, jaringan #SMSG juga
didukung oleh berbagai pemangku kepentingan lain seperti pemerintah, perusahaan
swasta, dan media.
Mengambil
peran menjadi katalisator kolaborasi di antara seluruh pemangku kepentingan dan
inisiatif publik di bidang pendidikan, jaringan #SMSG juga memfasilitasi
terjadinya praktik baik, kerja nyata, dan keberhasilan dalam berbagai tingkat
yang dapat disebarluaskan.
Tentang
gerakan ini bisa dibaca di: Catatan
dari Ngobrol Publik Pendidikan Karakter Melalui Media Pembelajaran yang Kreatif
dan Inovatif. Saat event Pesta Pendidikan yang diselenggarakan
bulan April lalu, saya berpartisipasi sebagai nara sumber pada kelas Motivasi
Menulis. Tentang kelas trsebut bisa baca di tulisan: Menulislah
dan Temukan Diri Anda yang Baru.
Selain
itu, saya mengikuti dua kelas lainnya. Kalian bisa membaca pengalaman saya di tulisan-tulisan
berikut: Speak Up: Pendidikan dan Indoktrinasi Kepentingan dan Gaet Perhatian Siswa dengan Metode yang Menyenangkan, Ya atau Tidak ?
KerLip (Keluarga Peduli
Pendidikan)
KerLip
merupakan gerakan sosial berbasis keluarga yang pada awalnya mendorong sekolah
ramah anak. Sekolah ramah anak adalah sekolah yang bisa menjadi rumah kedua
bagi anak yang merupakan sekolah tanpa hukuman (diganti dengan konsekuensi) dan
tanpa bully. KerLip sudah melakukan advokasi ke beberapa sekolah,
mencoba mengubah mindset para guru. Dampaknya sekolah menjadi tempat yang
menyenangkan bagi anak.
Saya
mengenal KerLip melalui ketua KerLip Maros – Pak Bagus Dibyo Sumantri. Beliau sangat
care perihal pendidikan anak dan giat melakukan edukasi ke
sekolah-sekolah hingga ke kabupaten/daerah lain. Ada 5 tulisan saya terkait
sebuah event KerLip. Dua di antaranya adalah Peran
Orang Tua dan Pornografi dalam Gadget dan Dampak
Buruk Gadget dan Pornografi Bagi Anak.
Talkshow Pendidikan Orang Tua Hebat – Mendorong Sekolah Ramah Anak, Solusi Cerdas Optimalkan Potensi Anak di Era Milenial (KerLip, 1 Juli 2018) |
Semoga semua komunitas sosial yang pernah saya tongkrongi sudah saya masukkan ke dalam tulisan ini. Menyimak kegiatan para relawannya mengajarkan saya banyak hal. Di antaranya:
- Merasa tidak ada apa-apanya di antara para relawan di komunitas-komunitas itu membuat saya merasa kecil dan termotivasi untuk menjadi orang yang bermanfaat.
- Optimis dengan perkembangan Makassar pada khususnya dan Indonesia pada umumnya ke depannya karena melihat banyaknya orang yang tergerak menjadi relawan dan mereka tulus berbagi dengan masyarakat yang membutuhkan.
- Berkolaborasi menjadikan kita lebih kuat dan bisa mencapai tujuan baik bersama-sama.
Mengenal
para penggerak komunitas-komunitas di atas makin menyemangati saya untuk
berbagi hal-hal baik. Juga menguatkan tekad untuk terus mengelola Mugniar’s Note sampai batas akhir yang Allah
berikan. Do’akan saya tetap sehat ya, Kawan supaya bisa tetap eksis berbagi
hal-hal baik di blog ini dan di akun-akun media sosial saya.
Makassar, 30 Januari 2019
By the way, teman-teman saya juga punya cerita menarik tentang komunitas.
Cerita Ayi Prima: Saya dan Komunitas
Cerita Herviana (Evhy): Komunitas, Lebih dari sekedar Berkumpul
[1]
Komunitas penulis yang saya maksud di sini adalah komunitas yang media para
anggotanya tidak diprioritaskan di blog.
Share :
Wah bagus-bagus banget ya program yang ada di atas
ReplyDeleteTerima kasih
DeleteMemang seharusnya kita mengikuti program yang kayak di atas yah hmm
ReplyDeleteHm, tidak harus juga sih 😁
DeleteTerima kasih atas informasi yang sangat berguna ini hehe :D
ReplyDeleteTerima kasih sudah mampirr
DeleteBagus-bagus banget programnya. Itu ada kelas untuk mendongeng yah
ReplyDeleteProgram apa maksudnya, Mbak hehe. Ini cerita tentang beberapa komunitas
DeleteKeren banget programnya. Aku jadi terharu hehe
ReplyDeleteOww hehehe
DeleteBanyak banget komunitasnya kak niar. Ada beberapa yang sudah saya temui. Setiap komunitas memang menawarkan keunikan masing-masing ya kak. Namun atu yang pasti, ada nilai lebih yang senantiasa diberikan akan eksistensi setiap dari mereka dan ingin sekali kedeapnnya bisa berkolaborasi dengan komunitas-komunitas di Makassar 😊
ReplyDeleteKomunitas yang sebagian saya bergabung di dalamnya namun sebagiannya hanya sebagai pengamat pasif, Evi. Jadi saya pernah bersinggungan dan menuliskannya sebagai bentuk dukungan saya.
Deletebetul sekali kak, saya juga merasakan masuk komunitas itu sangat bagus. Saling mendukung tepatnya karena di lingkungan yang sama. Kebetulan saya juga baru mo sebulan gabung di komunitas Angign Mamiri.
ReplyDeleteMEnyenangkan ya Icha. BTW waktu acara New Performance of AM kemarin kita ndak ketemu ya?
DeleteDeh banyak betul komunitas yang diikuti. Sepertinya kurang lebih samaji juga saya hanya sebagian itu adalah komunitas yang berhubungan dengan profesi guru.
ReplyDeleteSemoga Dek Niar tetap sehat dan terus semangat berbagi.
Komunitas yang sebagian saya bergabung di dalamnya namun sebagiannya hanya sebagai pengamat pasif, Kak. Jadi saya pernah bersinggungan dan menuliskannya sebagai bentuk dukungan saya. Aamiin, semoga, Kak Terima kasih.
DeleteKakak ternyata lumayan banyak aktif di berbagai komunitas. Benar-benar tambah salut saya. Diantara kesibukan dengan urusan dirumah yang saya yakin sangat padat, masih konsisten menulis blog dan ternyata banyak aktif di komunitas pula. Salut
ReplyDeleteKomunitas yang sebagian saya bergabung di dalamnya namun sebagiannya hanya sebagai pengamat pasif, Daeng. Saya tak akan sanggup aktif di banyak komunitas, hehe. Jadi saya pernah bersinggungan dengan beberapa komunitas di atas dan menuliskannya sebagai bentuk dukungan saya.
DeleteMenanamkan jiwa positif terhadap anak memang memberi asupan gizi jangka panjang bagi si anak. Mestinya banyak dilakukan kegiatan seperti ini.
ReplyDeleteYup. Gizi bagi jiwa ya Kak
DeleteWow! Banyak banget komunitas yang kak Niar ikuti. Kutakjub! Gimana cara bagi waktunya tuh kalo hampir setiap hari ada kegiatan di masing-masing komunitas, dengan rutinitas di rumah?
ReplyDeleteKomunitas yang sebagian saya bergabung di dalamnya namun sebagiannya hanya sebagai pengamat pasif, Mam Er. Saya tak akan sanggup aktif di banyak komunitas, hehe. Jadi saya pernah bersinggungan dengan beberapa komunitas di atas dan menuliskannya sebagai bentuk dukungan saya
DeleteDulu saya pesimis melihat Makassar, tepatnya para pengelola kota, tapi serah mengenal sekian banyak anak muda dan komunitas di Makassar, asa itu tumbuh.
ReplyDeleteLebih baik kita melakukan sesuatu daripada menyalahkan pemerintah saja ya. Adanya komunitas bisa mendorong percepatan ke arah yang lebih baik. Dan hal terkecil yang bisa kita lakukan adalah mendukungnya, minimal membagikan kabarnya melalui media sosial atau tulisan di blog.
DeleteSatu hal yang akan membuat Makassar menjadi rumah yang nyaman untuk kita tempati adalah anak muda dan komunitasnya. Salute!
ReplyDeleteYup. Kaum milenial yang banyak membawa perubahan karena kreativitas dan inovasinya.
DeleteDeh banyak na komunitasnya kak Niar hahaha.
ReplyDeleteSaya terus terang hanya aktif di satu komunitas, Anging Mammiri ji.
Sisanya ya cuma lewat saja. Sekadar jadi anggota tapi nda aktif.
MugniarFebruary 6, 2019 at 6:29 PM
DeleteKomunitas yang sebagian saya bergabung di dalamnya namun sebagiannya hanya sebagai pengamat pasif, Daeng. Saya tak akan sanggup aktif di banyak komunitas, hehe. Jadi saya pernah bersinggungan dengan beberapa komunitas di atas dan menuliskannya sebagai bentuk dukungan saya
Di antara semua komunitasnya kakak, baru satu yang saya ikuti kegiatannya, IIDN. Selebihnya sering dengar dan pengen banget gabung tapi gak ada link dan skrg gak tau info terbarunya. Kalaua da kegiatannya di sahre yah kak, pengen gabung juga, selama kegiatan dan komunitasnya di Makassar
ReplyDeleteKadang-kadang terpikir untuk share tapi lebih seringnya lupa, Aini hehe. Mungkin follow atau like saja akun media sosialnya.
Deletebaru-baru ini saya sempat bergiat juga di KPaj,salam kenal kak Niar.
ReplyDeleteSungguh energinya sangat luar biasa karena bisa aktif di banyak komunitas.
Komunitas yang sebagian saya bergabung di dalamnya namun sebagiannya hanya sebagai pengamat pasif, Ilmi. Saya tak akan sanggup aktif di banyak komunitas, hehe. Di KPAJ saya hanya pengamat pasif di grupnya soalnya saya sulit mobile :D
DeleteJadi, saya pernah bersinggungan dengan beberapa komunitas di atas dan menuliskannya sebagai bentuk dukungan saya
Wow.. Interesting story about community.. Salut dengan Ibu Mugniar yang aktif nulis dan punya bnyak komunitas. .Kalau saya sendiri suka komunitas yang bahas tentang content creator dan young entreprenur. .Moga bisa gabung juga dengan bnyak komunitas khususnya di Kota Makasssar
ReplyDeleteMemang benar kata orang, bnyak jalan menuju Roma. Dan bnyak jalan untuk trus berbuat dan berbagi hal2 yg baik. Salah satunya seperti yg dilakukan kak niar ini. Salut kak atas pilihannya buat ikut bnyak kmunitas sosial. Tidak banyak orang yg mau menghabiskan waktunya untuk berbagi dan berbaur dengan komunitas sosial.
ReplyDeleteSmoga sehat trus dan brmnfaat untuk sekitar kak.
MugniarFebruary 6, 2019 at 6:29 PM
DeleteKomunitas yang sebagian saya bergabung di dalamnya namun sebagiannya hanya sebagai pengamat pasif, Rey. Saya tak akan sanggup aktif di banyak komunitas, hehe. Jadi saya pernah bersinggungan dengan beberapa komunitas di atas dan menuliskannya sebagai bentuk dukungan saya
Amin ya kak... semua tulisannya kak niar selalu buat saya dapat pencerahan.. singkata-singkatannya itu bikin gampang di ingat kak 😂😂
ReplyDeleteAamiin. Iya Aisyah :)
Deletekomunitas mengajarkanku banyak hal.. inspirasi,silaturahmi dan toleransi adalah beberapa di antaranya.. di komunitas juga saya bertemu dengan orang2 dari berbagai karakter, melatih saya untuk pandai2 membawa diri :)
ReplyDeleteYes, kita melatih dan mengembangkan softskill ya Prima. Kegunaannya banyak sekali.
DeleteKarena ngeblog aku jadi kenal sama Mbak Mugniar. Dan karena ngeblog juga perlahan aku bergabung dengan komunitas. Dulu aku tidak pernah ikut komunitas sama sekali dan baru di tahun 2018 kemarin baru bergabung dengan komunitas dan akhirnya punya banyak kegembiraan karena bergabung dengan komunitas.
ReplyDelete