Beruntung
sekali saya tak ketinggalan filmnya tapi sayangnya, saya hanya mendapatkan
bagian akhir dari kuis usai Meet and Greet dengan kru film. Pada sore hari tanggal 26 Desember lalu Nanie mentraktir
kami nonton bareng. Nanie telah memenangkan sebuah kuis yang hadiahnya boleh
mengajak orang-orang nonton bareng dalam satu studio.
Film Milly
& Mamet: Ini Bukan Cinta & Rangga adalah kelanjutan dari kehidupan tokoh
Milly dan Mamet dari film Ada Apa dengan Cinta? yang dirilis pada awal tahun 2002. Ceritanya dibuka dengan adegan reuni
kecil-kecilan Karmen
(Adinia Wirasti), Cinta (Dian Sastrowardoyo), Milly (Sissy Priscillia), Maura (Titi Kamal), dan Mamet (Dennis Adhiswara) di sebuah kafe.
Secara
keseluruhan, saya memuji jalan cerita, alur, dan akting para pemain film
besutan sutradara Ernest
Prakasa ini. Semuanya terlihat wajar, tidak
dibuat-buat. Ada aneka emosi seperti keresahan, kekhawatiran, kesedihan, juga
kemarahan seperti dalam kehidupan sehari-hari. Komedi situasi teramu apik di sepanjang
film walaupun ada berbagai emosi bermain di situ.
Contohnya
pada adegan di ruang kerja James (Yoshi Sudarso), ketika Mamet mengejar Milly yang dengan tiba-tiba memutuskan hendak
menghadap James dan melabraknya. Mamet yang menyadari kesalahpahamannya
terhadap sikap Milly meminta maaf kepada istrinya. Drama sepasang suami – istri
ini berlangsung di depan James, diselingi dengan bentakan keduanya kepada
James. Bentakan yang membuat penonton tertawa. 😂
Suasana Meet and Greet, sumber foto: Nanie (www.nanie.me) |
Atau keluguan
Sari (Arafah Rianti) – asisten rumah tangga Milly setiap kali bercakap-cakap
dengan majikannya. Sari ini terlalu lugu, sekaligus lalod (lambat loading).
Suatu ketika dia bercerita tentang saudara-saudaranya yang sudah meninggal. “Kalau
Ibu gak percaya, saya punya fotonya, Ibu mau lihat?” ucap Sari. Dia
bermaksud memperlihatkan foto kuburan-kuburan saudaranya. Sontak Milly
menggeleng keras sembari bergidik.
Berhadapan
dengan Sari, tidak ada lagi Milly yang lalod. Sari juaranya. Walaupun di awal
film, Milly sudah kelihatan lalod-nya. Yaitu ketika Mamet bercerita bahwa dia
sekarang berteman dengan parmesan, mozarella, cheddar (apakah ada di antara kalian yang tidak tahu nama-nama keju ini?). “Aneh, ya nama temen-temen
lo,” ujar Milly dengan ekspresi bingung.
Nanie bersama pendukung film Milly dan Mamet. Sumber foto: Nanie. |
Begitulah,
kalau kalian mengira akan mendapatkan banyak adegan Milly lambat loading-nya,
kalian salah. Milly ternyata sosok yang cerdas! Hanya sedikit saja digambarkan
di film ini karakter lalodnya. Mengapa saya katakan dia cerdas? Ini alasannya:
- Milly itu cerdas sebagai ibu. Dia menjalankan program ASI eksklusif pada bayinya dan sekarang sedang masa MPASI (Makanan Pendamping ASI) - pada usia 6 bulan.
- Milly cerdas sebagai istri. Dia tahu bagaimana mendukung suami dalam berbisnis, pun ketika terjadi konflik dengan Sony – ayah Milly (diperankan oleh Roy Marten) terkait kebijakan yang dijalankan Mamet di pabrik milik Sony. Milly juga berperan dalam membongkar ketidakjujuran Alexandra (Julie Estelle), rekan bisnis Mamet.
- Milly cerdas sebagai anak. Dia tahu bagaimana mendekati kembali ayahnya usai konflik, termasuk menyusun siasat agar kesehatan ayahnya kembali normal. Dia juga berperan penting dalam menjalankan roda perusahaan milik ayahnya pasca keributan sang ayah dengan Mamet.
- Milly cerdas sebagai pemimpin di pabrik milik ayahnya. Dia kemudian memberikan saran kepada ayahnya untuk memberikan kepercayaan kepada Yongki (Ernest Prakasa), pegawai pabrik yang kompeten dan sudah mengabdi sekian tahun.
Nyaris
sepanjang film saya tak menyadari kalau sebelumnya saya mengenal karakter Milly
sebagai orang yang lalod. Sampai pada adegan Milly, Mamet, dan Alexandra makan
bertiga dan ada dialog mengenai “nasi goreng yang kurang teri akibat kesalahan
pada cara memancing teri”. 😆 Di situ saya sadar, “Eh iya, Milly
kan lalod orangnya, yah!” Setelah itu, saya kembali tak menyadari kelalodan
Milly sampai pulang ke rumah dan bercerita kepada pak suami, “Pa, Milly itu cerdas
ternyata!”
Saya pikir-pikir, selama menonton saya tak mencari-cari sosok Milly yang lalod karena sepanjang film tersebar
humor dalam permainan kata-kata yang mengocok perut. Selain terpaku dengan
apapun yang diucapkan Sari, saya menikmati keributan kocak di pabrik milik Sony
yang bersumber dari Iin
(Achi Resti), Somad (Bintang Emon), dan Lela (Dinda Kanyadewi). Celotehan
dan akting Robby (Ardit
Erwandha) sebagai
pegawai Mamet juga patut ditertawai eh dipuji karena amat menggelitik.
Bahkan Isyana
Sarasvati (sebagai Rika) dan Melly Goeslaw (sebagai Mamah Itje) pun mampu memancing tawa penonton.
Sumber foto: Nanie |
Jadi,
kesimpulannya apa? Kesimpulannya simple, film ini layak ditonton. Nikmati saja dari awal sampai akhir
dengan teliti. Tidak usah terlalu mencari-cari sosok Milly yang lalod karena
Sari jauh lebih lalod. Eh, saya jadi berharap, kelak akan ada film lain, pecahan
dari film ini yang menampilkan Sari sebagai pemeran utama. Mungkin dalam cerita
itu Sari menikah dengan Somad atau dengan Robby. Lebih seru lagi kalau ada
bumbu cinta segitiga di antara mereka.
Makassar, 17 Januari 2019
Milly
dan Mamet: Bukan Cinta dan Rangga
Tanggal
rilis awal: 11 Desember 2018
Sutradara:
Ernest Prakasa
Produser:
Mira Lesmana, Chand Parwez Servia
Skenario:
Ernest Prakasa, Meira Anastasia
Perusahaan
produksi: PT. Kharisma Starvision Plus, Miles Films
Share :
Bagus banget ya mom filmnya
ReplyDeleteYes, keren, Mbak
DeleteKeren yang mom filnya
ReplyDeleteYess
DeleteThanks your for sharing mom
ReplyDeleteMakasih sudah membaca yaa
DeleteBagus banget
ReplyDeleteNonton untuk membuktikan, Mbak hehe.
DeleteAku jadi kepo nih, pingin nonton filmnya
ReplyDeleteMasih main di bioskop tuh, Mbak.
DeleteIni ulasan tentang Milly dan Mamet yang paling saya suka. Keren! Bisa melihat Milly dari sudut pandang saya seorang perempuan.
ReplyDeleteMilly tiada tanding!
Makasih Kak 🙏
Milly keren, para perempuan perlu belajar dari dia 😊
DeleteYes, filmnya bisa memaknai kehidupan seorang mamah muda yang pembelajar, Kak Lebug. Lalod ndak masalah, yang penting selalu mau belajar.
Karena keadaan beberapa buoan belakangan, saya tidka pernah ke bioskop lagi, apalgi bocah sdh tambah satu, review-review film begini justru membuat sy mau sekali ke bioskop nonton hiks apalah daya.
ReplyDeleteTapi thnks ulasannya kak, sedikit bisa membayangkan bagaimana serunya film ini
Akan ada masanya nanti bisa pergi nonton lagi Iyan hehe. Semangaat.
DeleteWow..amazing,,Ibu Nanie dapat dapat hadiah bisa bawa orang nonton satu studio..setelah baca tulisan ini, pengen nonton juga deh, penasaran liat sosok dengan Milly yang cerdas itu..
ReplyDeleteSilakan Daeng, keren ki filmnya tapi ingat ki pesanku, jangan berusaha mencari sosok lalod-nya Milly. Nikmati saja filmnya hehe.
DeleteSekarang film Indonesia sudah berkualitasmi, sepertinya harus saya ubah mindset ku karena saya ndak begitu suka nonton film Indonesia.
ReplyDeleteJangan digeneralisasi tawwa. Sudah banyak film bagus sekarang, hehe. Lihat nama Mira Lesmana, Riri Riza, dan sekarang ada Ernest Prakasa ... biasanya film mereka bagus.
DeleteKak Niar juga cerdas! Mengukas dari sudut pandang yang berbeda, yang gak banyak orang sadari kalo Milly itu ternyata cerdas. Dan bener aja, kelalodan Milly hanya ditampilkan di adegan makan bareng Mamet dan Alex itu ya kak
ReplyDeleteHanya ada dua Mami Ery, saat adegan makan bertiga bareng Mamet dan Alex, juga di awal waktu Mamet menyebutkan nama-nama keju sebagai temannya dan Milly bingung.
Deletesaya pribadi belum menonton film ini, namun berdasarkan suara2 yang bergaung dari berbagai kalangan netizen, katanya film ini bgus dan layak tonton seprti ulasan kak mugniar barusan. Setelah sy lihat kmbli ow pantas sutradaranya ernest prakarsa dan di produseri oleh mira lesmana, saya sdh bsa lngsung mngmbil ksmpulan bahwa film ini diusung dengan style menarik dan pasti ada bumbu komedinya. Sayangnya ketika baru pertama kali dngr judulnya sy tdk tertarik, krn menyebutkan nama orang yg pasti sdh bsa d tebak, pasti kisah cinta2an antara dua manusia. Nmun stlah mndgr testimoni dr berbagai pihak, liat sutradara nya syapa, liat gambar cover filmnya, yah lumayan lah jd pengen nonton.
ReplyDeleteYang ingat karakter Milly dan Mamet di film AADC dulu mungkin bakal penasaran dengan film ini hehe. Dan memang bagus tawwa filmnya, Kak.
Deletehadeh, kalau Sari dibikinkan film lagi betapa banyaknya spin off dari AADC hahaha
ReplyDeletetapi setuju kalau film ini menghibur, membuktikan kalau Ernest memang punya bakat besar sebagai sutradara
Jadinya kan bukan spin off AADC, Daeng tapi spin off-nya Milly dan Mamet toh? Macam film yang beranak lalu anaknya beranak lagi hahaha
DeleteAsali telat sekali ka. sudah banyak baca review tapi belum sempat pergi nonton. Semoga secepatnya.
ReplyDeleteYuks, ndak nyesal jaki' kalo nonton.
DeleteSalah satu pemain favoritku dari dulu milly dan mamet yang membuat film AADC jadi hidup wktu sekuel pertama, sampai sekarang masih suka sama mereka berdua. Tapi sayangnya blm nonton filmya :( di bioskop huhuhu semoga kesampaian minggu ini dan blm turun dari cinemax buton
ReplyDeleteOwh, belum masuk di Buton ya bu dokter? Semoga segera.
DeleteMilly adalah cerminan perempuan Indonesia yang feeling-nya kuat. Kemudian dari feeling yang kuat itu, dia kepo, cari tau untuk membuktikan kalo feeling-nya benar. Btw, ulasan kak Niar keren. Juarak!
ReplyDeleteYa, bisa juga begitu. Feeling-nya kuat dan sekaligus cerdas sehingga bisa mencari cara jitu dalam menghadapi beberapa hal. Filmnya yang juarak, Ndy. Produser,sutradara, dan penulis skenarionya apa lagi :D
DeleteIni nih, film yang akhir-akhir ini cukup banyak yang memperbincangkan. Ernest jago sih emang :D
ReplyDeleteYes, acung jempol buat Ernest.
Deletekerennya filmnya ya serunya semua dapat
ReplyDeletemauku ikut waktu itu tapi berhalangan, lg sakit waktu itu hahah
trus pas sembuh, eh filmnya sudah turun mi hiks
Perasaan masih main, deh Qiah. Sudah tidak ya? Wah, kalo di tweet-nya, kata Ernest masih main tapi mungkin di Jakarta ya.
Deletewahh patut di nonton nih, kak. Hehe Anw, utk rating bagi kak Mugniar berapa nih kira kira? :)
ReplyDeleteHm, dari saya 8 dari 10, Faryl. :)
DeleteSudah turun mi filmnya kak, kemarin Saya sempat Cari di bioskop Mana masih main mau Kasi liat temanku supaya nonton eh ternyata nda adami. Film Indonesia ada keluarga Cemara sama preman pensiun.
ReplyDeleteYaaah sayangnya. Mungkin di Jakarta ji yang masih main.
DeleteWihh kerennya tawwa Kak Nanie, menang kuis yang bisa traktir orang nonton satu studio.
ReplyDeleteBelumpa' nonton ini film. Eh pas cek di di cgv dan xxi di sini malah ndak tayangmi -_- Tunggu mami penayangannya di tv. Hehehhe
Waduh :( TUnggu di aplikasi saja, Tutut :)
DeleteAku termasuk yang jatuh cinta sama film ini. Mengikuti update-an mulai dari proses syuting sampai tayang di akun Instagram pribadi Ernest Prakasa.
ReplyDeleteBener Bunda, Milly nggak setulalit yang dulu aku pikirkan waktu nonton AADC 1 (walau telat, aku nontonnya sebelum nonton AADC 2, karena pas AADC 1 aku belum dibolehin ke bioskop).
Mamet pun ternyata nggak sekikuk dan plin plan yang dipikirkan.
Semua berubah ajaib ketika Milly dan Mamet disatukan.
Yes, ternyata begitu disatukan, mereka bisa punya cerita unik yaa
Deleteaku juga sudah nonton nih
ReplyDeleteWah, Mbak Niar, aku jadi panique. Ini di Surabaya filmnya sudah mulai menurun pengunjungnya, tapi aku belum nonton! Aku kayaknya kudu segera pesan M-Tix nih!
ReplyDeleteSuka sama reviewnya mbak, film ini emang paket komplit bumbu kehidupannya :)
ReplyDeleteSepertinya seru, ya. Jadi pengen nonton #eh
ReplyDeleteKarakter Milly di sini sangat telaten dalam menjaga perasaan antara ayahnya dan suaminya. Salut, film garapan Ernest belum pernah mengecewakan :)
ReplyDeleteSeru banget ya nobarnya. Aku belum nonton film ini. Tapi udah dua kali nonton trailer film ini dan langsung ketawa karena ini film komedi yang menurutku unik.
ReplyDeletefilmnya lucu banget
ReplyDelete