Kemeriahan Hari Dongeng Sedunia di Perpustakaan Kota - Saat kami tiba
sekira pukul 9 pagi, sudah ada hampir 500 orang memadati lantai 1 Perpustakaan
Umum Makassar. Usai registrasi dan mengambil hadiah berupa Madu TJ (salah satu
sponsor acara Hari Dongeng Sedunia di Perpustakaan Kota), kami mencari tempat
kosong di karpet yang terhampar di depan panggung.
Untungnya kami bisa menyelip di antara para peserta yang rata-rata berombongan datang sebagai utusan sekolah. Beberapa menit berdiri, saya tak dapat mendengar jelas apa yang dikatakan pendongeng yang sedang berbicara di atas panggung. Speaker ruangan tak bisa menjangkau hingga ke bagian belakang. Saya mencoba menajamkan pendengaran namun tetap saja saya hanya bisa menangkap sekira 30% penyampaian saja.
Saya mencoba menyimak tapi tetap saja tak bisa mendengar apa yang dikatakan pendongeng itu. Saya melirik Afyad. Dia tak bisa tenang. Pun tak mau duduk. Udara terasa panas. Afyad minta minum tetapi dia menolak minum air putih yang kami bawa dari rumah.
Saya tahu, dia pasti
ingin minuman yang dijual di pekarangan perpustakaan yang terletak di jalan
Lamadukelleng itu. Tadi kami melewati 3 booth minuman. Afyad memilih
minuman cokelat dalam gelas plastik berukuran besar. Setelah kenyang, saya mengajaknya
kembali ke dalam ruangan.
Afyad malah menunjuk
ke taman kanak-kanak yang terletak di sebelah kiri Perpustakaan Umum Makassar.
Pada 4 peralatan bermain outdoor di pekarangannya terlihat sejumlah anak
bermain. Saya menemani Afyad mencoba beberapa permainan di sana.
Tak berapa lama
kemudian, saya mengajaknya kembali ke dalam ruangan, “Barangkali ada mi Kak
Heru, Nak.” Afyad mau karena memang dia sudah kenal Kak Heru. Suasana di dalam
ruangan masih sama seperti tadi. Gerah dan suara dari pembicara di depan tak
terdengar hingga ke bagian belakang.
Kak Heru belum
datang. Afyad tetap tak mau diajak duduk di atas karpet. Sebagian anak
keluar-masuk. Saya melihat sosok yang saya kenali di sisi sebelah kiri. Dia
teman blogger yang akrab disapa dengan sebutan Mami Ery.
Bersama putri
bungsu dan keponakannya, Mami Ery bergerak ke arah belakang. Saya menemuinya
dan kami berbincang sejenak sebelum dia pulang. Faizah – putrinya masih mau
tinggal lebih lama tetapi Khansa – keponakannya sudah tak mau lagi tinggal
lebih lama jadi Mami Ery memutuskan membawa pulang saja keduanya.
“Iya tawwa, panas ki. Rambut mereka juga sudah lepek begitu,” saya menunjuk ke arah rambut Khansa dan Faizah yang basah dan lengket oleh keringat.
Tak lama setelah
Mami Ery dan kedua anak perempuan itu pulang, Afyad gelisah lagi. Dia minta
keluar ruangan. Daripada dia tidak duduk, kepanasan, dan kami tak bisa
mendengar perkataan orang di depan sana, lebih baik saya bawa lagi dia ke TK
sebelah.
Afyad terlihat menikmati bermain ayunan dan panjat-memanjat di pekarangan TK Tajdidul Iman. Sekira 5 menit kemudian, saya ajak lagi dia kembali ke perpustakaan, “Siapa tahu ada mi Kak Heru, Nak?” Afyad menyambut ajakan saya dengan antusias.
Rupanya Kak Heru
belum ada. Saya mengirimkan pesan WA, menanyakan kapan jadwal pentasnya.
Menunggu pesan dibalas, kami kembali mencoba menonton dongeng. Kak Rini dan Kak
Nojeng secara bergantian tampil di depan hadirin. Sayangnya, kami kembali tak
bisa mendengar dengan jelas apa yang disampaikan oleh mereka.
Video kemeriahan Hari Dongeng Sedunia di Perpustakaan Kota
Sejumlah anak di
bagian belakang sibuk membuka lembaran-lembaran buku cerita di depan mereka. Afyad
tetap tak tertarik duduk melantai bersama mereka.Terulang lagi adegan sebelumnya:
si bontot ini menunjuk ke arah luar dan menatap saya penuh harap supaya saya
mengizinkannya.
Kali ini dia
minta dibelikan mainan gelembung busa sabun. Saya menyuruh memilih, antara
mainan dan makanan. Harus pilih salah satu saja. Afyad yang biasanya doyan
makan, kali itu tak tergoda pada makanan.
Baginya, kali ini lebih menggoda mainan yang bisa mengeluarkan gelembung sabun ketimbang makanan. Memang sudah sejak kemarin-kemarin dia menginginkannya. Afyad melihat penjual mainan tersebut di Pantai Losari ketika kami berkunjung ke sana beberapa hari lalu.
Di pekarangan
perpustakaan, saya mengobrol dengan Bu Guru Yus yang sedang menemani putrinya
Mughniy. Senang sekali ada lagi orang yang saya kenali di sini, jadi ada teman
berbincang. Saya masih menimbang-nimbang, apakah ingin menunggu atau pulang.
Kalau misalnya
jumlah anak yang ada di dalam ruangan di lantai 1 perpustakaan sudah berkurang,
mungkin akan lebih adem suasananya dan suaranya bisa lebih terdengar oleh semua
yang hadir. Saya mengecek pesan WA, balasan yang saya tunggu belum ada juga.
Andai Kak Heru sudah pasti akan tampil pagi ini, saya masih mau menunggui. Kak Heru merupakan satu dari 20 pendongeng yang tampil hari itu. Jika tidak, kami tak bisa berlama-lama lagi di sini soalnya Afyad tak mau masuk juga.
Satu per satu
anak meninggalkan Perpustakaan Umum Kota Makassar. Bu Yus mengatakan
kemungkinan besar dia tak lama lagi berada di situ. Saya mengecek pesan WA, balasan
dari Kak Heru belum ada juga. “Berarti Kak Heru akan tampil siang ini,” saya
membatin.
Sayang sekali,
saya tak bisa menunggu lebih lama lagi karena saya ada janji sore hari dan
harus mengantar pulang Afyad dulu ke rumah.
Pukul 11.34 masuk pesan dari Kak Heru, “Baru selesai di sekolah ketiga. OTW,” wow rupanya bapak dongengnya Makassar ini sibuk sekali hari ini.
“Ow. Pulang
ma’, Kak. Ndak betah anakku. Dia kepanasan dan suaranya ndak
nyampe sampai di belakang. Dia tungguin Kak Heru. Ndak masuk
di dalam tadi, cuma main di TK sebelah dan jajan 😁. Eh masuk
sebentar, keluar lagi. Masuk sebentar keluar lagi, begitu terus. Lebih lama di
luarnya daripada di dalam ruangan 😅,” balas
saya.
Saat menuju mobil ojek online yang kami tumpangi, terlihat anak-anak keluar dari perpustakaan, hendak pulang. Sayang sekali Afyad
tidak bertemu Kak Heru dan bonekanya Bona. Padahal saya sudah nmembayangkan
hendak memotret Afyad dengan tokoh pencerita pendiri komunitas Rumah Dongeng favoritnya itu. Afyad selalu excited
bertemu dengan Kak Heru dan Bona.
Rabu, 20 Maret
2019 ini
adalah Hari Dongeng Sedunia atau
World Storytelling Day. Sebuah hari di mana seluruh pendongeng di
dunia berkumpul untuk berbagi ceria dan cerita bagi seluruh anak anak dari
berbagai penjuru (dikutip dari www.rumahdongeng.id).
Saya angkat
jempol untuk Perpustakaan Umum Kota Makassar yang telah mengambil peran dalam Hari
Dongeng Sedunia ini. Saya bangga perpustakaan kota ini sering menggelar
aktivitas yang bermanfaat dan menyenangkan bagi anak-anak di Makassar.
Semoga semakin
banyak inovasinya dalam menggembirakan anak-anak sehingga Makassar makin pantas
menjadi “kota layak anak” yang ramah bagi semua anak.
Makassar, 24
Maret 2019
Baca
tulisan-tulisan saya yang lainnya tentang Perpustakaan Umum Makassar
- Dongeng Keliling Bersama Perpustakaan Keliling
- 5 Hal Tentang Lomba Bercerita Tingkat SD/MI yang Perlu Anda Tahu
- Pelajaran Penting di Lomba Cerita Anak
- Pelajaran dari Audisi Lomba Bercerita Tingkat SD/MI 2018
- Pelajaran dari Grand Final Lomba Bercerita Tingkat SD/MI 2018
Baca juga tulisan-tulisan
tentang Kak Heru dan Rumah Dongeng:
- Lelaki Ini Beruntung Athifah Memanggilnya Kakak Bukan Om
- By Bentor on Call Nonton Pentas Nenek Pakande
- Perlunya Anak-Anak Latihan Tampil di Depan Orang Banyak
- Pengalaman Pertama Athifah Tampil di Televisi, Bersama Rumah Dongeng
- The Backyardigans: Rumah Dongeng di Rumata’
- Semaraknya Kids Corner di MIWF 2016
Share :
Sayang sekali Kak Heru nggak bisa menemui Afyad.
ReplyDeletePada hari itu, ada 3 sekolah yanh sudah terjadwal untuk dikunjungi di hari dongeng sedunia.
Harusnya ketiga sekolah tersebut sudah selesai pukul 10:30, namun karena faktor lalu lintas yang cukup padat maka Kak Heru tiba baru tiba pukul 11:45 di perpustakaan.
Salam untuk anak hebatnya bunda Mugniar. Walau dia kecewa nggak ketemu kak Heru dan Bona, namun 500 lebih anak anak hari ini bisa senang. Semoga kesenangan mereka bisa Afyad rasakan juga.
Salam Dongeng
Semoga nanti bisa ketemu Kak Heru dan Bona lagi :)
DeleteSesekali saya diundang untuk mendongeng, siapa tahu saya bisa menggantikan kak heru, saya kan punya boneka kodok yang menjadi ciri khas. Kemana-mana kodok saya ikut, kadang acting didepan kamera, seperti yang ada di channel youtube saya.
ReplyDeleteSaundsistem nya kurang bagus kali ya, sehingga suara kurang terdengar dengan jelas.
Menggantikan Kak Heru kalo lagi berhalangan ya Mas Djangkaru.
DeleteSaya belum pernah tahu cerita boneka kodoknya, sudah ada di blog, belum, ya?
Wah seru banget nih bisa mengikuti acara memperingati hari dongeng sedunia
ReplyDeleteIt's Mbak. Seruuu
DeleteWah banyak banget ya yang ikut acaranya. Pasti panas banget tuh di sana
ReplyDeleteIyaa :)
DeleteMeriah banget nih acaranya. Banyak juga yang mengikuti acaranya
ReplyDeleteBerhasil dari segi peserta
DeleteWah anak kecil suka banget ya kalau ada acara seperti ini
ReplyDeleteIya, anak-anak suka :)
DeleteSelain ini sebagai acara peringatan tapi juga mengenalkan kepada anak tentang dongeng
ReplyDeleteAnak bisa kenal banget 😃
DeleteBaru tau tanggal 20 maret itu adalah hari dongeng sedunia. Oya, saya kira bakal nunggu sampai kak Heru datang eh ternyata pulang duluan. Sayang sekali ya Afyad belum berjodoh ketemu dengan kak Heru pas hari itu...
ReplyDeleteDaripada tergoda lihat jajanan karena lebih suka di luar, lebih baik pulang hehe
DeleteEh, ada namaku dalam tulisan kak Niar, hehe...
ReplyDeleteMenurutku kegiatan seperti ini bagus banget sebenarnya, apalagi pemerintah ikut andil. Tapi sayang, tempat acara dan fasilitasnya tidak menunjang.
Untuk menampung anak sampai 500 orang dalam ruang perpustakaan yang minim pendingin ruangan dan tanpa jendela yang terbuka. Sehingga udah yang masuk hanya dari pintu masuk yang pastinya sudah terhalang juga sama pengunjung yang berdiri di depannya. Sangat tidak representatif.
Belum lagi sound system tidak berfungsi dengan baik, mulai dai mic sampai speaker. Padahal ini dongeng lho, dimana sound system berperan penting.
Ditambah lagi dengan adanya acara seremonial, termasuk pidato Asisten Walikota yang sepertinya tidak perlu dalam acara seperti ini.
Akhir kata dari acara ini : M E N G E C E W A K A N.
Semoga bisa jadi masukan berarti bagi penyelenggara ya Mam Er. Anak-anak butuh kenyamanan yang ramah anak, agar Kota kita memang cocok disebut Kota ramah anak.
DeleteKonsep acaranya bagus ya Kak walaupun sayang pada proses pelaksanaannya banyak kekurangan. semoga ada event lain setelahnya yang dikelola dengan bagus.
ReplyDeleteIya, saya menghargai konsep acara dan niatnya. Semoga lain kali pelaksanaannya lebih bagus.
DeleteYa ampun sayang sekali acara sebesar ini bisa mengalami masalah sampe sebegitunya. Walaupun ndk kesana, tapi saya kasian sama ortu yang membawa anaknya kesana. Sudah berharap acaranya bagus dan berjalan lancar, ternyata bermasalah seperti itu :(
ReplyDeleteLebih kasihan anaknya, sih Yan. Kalo ke orang tuanya ... kasihannya karena anaknya jadi pengen jajan terus hehe.
DeleteSaya bisa bayangkan kenapa afyad tdk betah di dalam ruangan kak apalagi posisinya di belakang haha.
ReplyDeleteKeren tawwa kegiatan2 seperti ini, cuma sepertinya perlu lebih persiapan lagi sebelum hari H. Kenyamanan peserta yang yang dtg juga perlu diperhatikan hehe
Iya, kenyamanan seharusnya menjadi pertimbangn utama untuk anak-anak kita, mengingat kota kita sudah menyatakan diri sebagai KOTA LAYAK ANAK.
DeleteSenangnya karena mulaimi perpustakaan Makassar adakan acara seperti ini. Semoga di acara selanjutnya bisa mi lebih terkonsep acaranya sehingga anak-anak nyaman berada di perpustakaan.
ReplyDeleteAamiin, makasih mamak Ghaza
Deletedinas perpustakaan dan arsip Makassar ini salah satu skpd yang punya program bagus. selalu dapat kegiatannya dari pak Tulus, sayang tidak pernah sempat hadir.
ReplyDelete