Qadarullah, ibu mertua tinggal dengan salah
seorang cucunya di Pare pare. Sementara dua anaknya yang lain tinggal di kota
lain dan tinggal di rumah mertua mereka yang juga sudah sepuh. Satu anaknya
tinggal di Papua.
Yang
paling dekat domisilinya adalah yang tinggal di Rappang tetapi saat itu sedang
sibuk-sibuknya dengan aktivitas Pemilu. Cucunya yang masih duduk di bangu kelas
5 SD belum bisa diharap menjaganya di rumah sakit kalau ada apa-apa.
“Nanti
saya yang jaga ki’,” ucap suami saya. Belum terbayangkan sakit apa ibu
mertua tetapi jawaban dan caranya menjawab pertanyaan cukup membuat khawatir.
Lalu
suami saya meninggalkan Makassar menuju Pare pare. Ternyata selain dadanya
terasa sakit, beliau demam juga. Rasa khawatir makin besar mengingat beliau (kelahiran 1945) sudah pernah selamat dari serangan dua penyakit berat: kanker paru stadium 4 dan tiga kali serangan jantung. Alhamdulillah beliau selamat
dari kedua penyakit itu namun tetap saja masih harus diwaspadai kemunculannya
kembali.
Penyakit Berat Pertama:
Kanker Paru dan Dua Kali Serangan Jantung
Kanker paru yang dideritanya tahun 2016 membuatnya harus dirawat selama sekira 40 hari di rumah sakit. Tiga puluh hari di antaranya di ruang ICU khusus penyakit jantung (waktu itu belum ada gedung Pusat Jantung Terpadu).
Penyakit
itu membuahkan cairan merah terproduksi pada cairan antar organ. Cairan serupa
darah itu berkali-kali dikeluarkan dari antara jantung dan paru-parunya. Sebuah
indikasi yang menunjukkan penyebaran penyakitnya.
17
penyakit terdeteksi di seluruh tubuhnya pasca serangan jantung sebanyak dua
kali. Bersyukur ketika serangan jantung kedua beliau sudah dirawat di ICU
jantung yang peralatannya sangat lengkap sehingga segera tertangani.
Kondisinya
lemah sekali sampai-sampai keluarga dari kampung sudah berdatangan dipanggil
oleh adik ipar. Alhamdulillah Allah masih menyelamatkan nyawa beliau
namun kondisi kesadarannya tak segera pulih.
Secara
berangsur-angsur kesadarannya kembali. Pada waktu salat dan makan, suami saya
membangunkannya. Mengajak ibunya mengerjakan ibadah shalat dan makan.
Dengan telaten, pak suami mengontrol dan meminumkan obat kepada ibundanya.
Segala
tindakan medis dipelajarinya untuk dipahami. Selain obat, pak suami
mengusahakan ibundanya mengonsumsi suplemen berupa herbal dan meminumkannya
dengan telaten pula. Hanya dua kali pak suami pulang ke rumah selama menjaga
ibunya, itu pun tak menginap.
Tak
bisa lama-lama dia tinggalkan ibundanya, langsung balik lagi ke rumah sakit karena
sang ibu kerap menanyakannya. Ketika waktu makan pun yang dicarinya anak
sulungnya itu. Beliau inginnya disuap oleh anak sulungnya.
Allah
Maha Besar mengembalikan kesehatan ibu mertua secara berangsur. Saya menyaksikan
pak suami mengganti diapers ibunya dan memandikannya tanpa sungkan. Beruntung dia tak sendiri, ada dua
saudaranya dan keluarga besar yang bergantian memberikan perhatian penuh kepada
ibu mertua.
Usai itu,
ibu mertua menjalani rawat jalan dan tinggal bersama kami sampai betul-betul
bisa balik ke Pare pare. Masih terkenang hingga kini perjuangan panjang dengan
segala dramanya waktu itu. Namun qadarullah, di penghujung tahun 2017 beliau
kembali mengalami serangan jantung, untuk yang ketiga kalinya.
Penyakit Berat Kedua:
Serangan Jantung Ketiga
Kondisi yang sangat menakutkan karena kata orang, serangan jantung yang ketiga kalinya itu berbahaya!
Saya menuliskan
kisah pada tahun 2017 itu di tulisan berjudul Testimoni
BrainKing: Membaik Pasca Serangan Jantung Ketiga. Alhamdulillah, tidak selama
sakit pada tahun 2016 beliau dirawat. Kali ini beliau menjalani rawat inap
selama 10 hari, juga dirujuk ke Makassar. Di Makassar beliau dirawat di Pusat
Jantung Terpadu RS Wahidin Sudirohusodo.
Vonis
penyakitnya ketika itu adalah Gagal Jantung Kongestif (congestive
heart failure) karena hipertensi (tekanan darah tinggi) grade 2 dan Penyakit
Jantung Koroner (coronary artery disease). Makanya ketika keluhan beliau sakit
dada, kami sudah khawatir.
Kondisi
ibu mertua, walaupun dalam keadaan sehat tidak sama seperti dulu lagi karena sudah ada otot jantung yang tak
berfungsi sebagaimana mestinya dan
sudah ada penurunan fungsi tubuh di beberapa bagian.
Sakitnya Ibu Mertua Kali
Ini …
Di
bulan Ramadan lalu, suami saya mengikhlaskan hari-harinya selama 10 hari untuk
merawat ibundanya. Kembali dengan rutinitas menyuapi, mengantar ke kamar kecil,
serta mengontrol dan meminumkan obat dan suplemen Col Pro-nya.
Saya
katakan Ramadhan baru-baru ini sebagai Ramadan
dalam Roller Coaster. Namun demikian saya rela dengan ujian ini. Bakti pak suami kepada
ibundanya adalah keharusan. Semoga anak-anak saya kelak akan mengambil hikmah
dari kejadian ini.
Ibu
mertua menjalani observasi panjang karena catatan medisnya tak sederhana.
Dugaan-dugaan yang muncul harus dibuktikan benar atau salahnya. Seiring membaiknya
stamina ibu mertua, serangkaian observasi tersebut selesai dan beliau
mendapatkan vonis pneumonia ringan.
Alhamdulillah,
bukan penyakit berat
seperti yang lalu-lalu. Namun kata RINGAN pada vonis ini tentunya tak boleh
dianggap enteng. Intaian kemungkinan munculnya penyakit-penyakit
sebelumnya masih harus diwaspadai.
Beliau
menjalani rawat jalan selama beberapa hari. Setelahnya boleh kembali ke Pare
pare. Keinginan kuatnya untuk sembuh dengan bersemangat untuk makan dan minum
obat beserta suplemen menjadi pendorong besar perkembangan positif yang beliau
alami. Semoga setelah ini kesehatannya terjaga dan tak kecapaian lagi. Semoga
Allah menjaganya.
Makassar, 10 Juni 2019
Baca
juga:
- Testimoni BrainKing: Membaik Pasca Serangan Jantung Ketiga
- Ramadan dalam Roller Coaster
- Perempuan Heroik yang Saya Kenal
- Good Bye, Ngapulu
Share :
Saya selalu merasa cemburu pada orang2 yang mampu berkhidmat merawat orang tua yang disayang, apalagi kalau orang2 tua tercinta itu bisa melewati masa2 sakitnya dengan bahagia dan sembuh seperti sedia kala. Pada anak2 berbakti itu saya selalu turut mendoakan semoga balasan surga akan mereka dapatkan kelak. Amiin... makasih bunda Mugniar atas sharingnya...
ReplyDeleteMasya Allah, semoga Kita semua dalam kebaikan ya Derus.
Deletesemoga ibu mertua kak Niar senantiasa dilindungi dan dijaga oleh Allah. Sunggguh Ibu Mertua kak Nir adalah orang yang tangguh dan punya keinginan kuat. semoga kelak bisa merawat ibu denGAN BAIK di hari tuanya juga.
ReplyDeleteAamiin, semoga Kita semua selalu dalam kebaikan ya, Ainun.
Deletepasti akan jadi contoh yang baik bagi anak anak nantinya. akan berperilaku sama ketika kita tua nanti. aminn...
ReplyDeleteDeh luar biasa kak. Sudah kena kanker, kena serangan jantung tapi alhamdulillah masih sehat. Pasti fisiknya luar biasa kuat dan dia orang-orang tersayang ikut membantu.
ReplyDeleteSemoga selalu sehat wal afiat ibu mertua ta kak
Semoga Ibu Mertua Ibu diberikan kesehatan dan umur yang panjang..Pas Indonesia merdeka di' tahun kelahirannya..
ReplyDeleteJadi ingat Ibu di kampung nih setelah baca tulisan ini..