“Jogja Update tidak pernah minta follow,” ucap Pakde. Pengelola 100 akun Twitter yang menjalankan strategi tertentu
dalam mengelola semua akunnya ini kemudian menceritakan bagaimana Jogja Update
menjaga konten media sosialnya yang merupakan layanan masyarakat.
Saat memperkenalkannya, oleh Mas Budhi Hermanto, Jogja Update digambarkan
sebagai akun media sosial tempat masyarakat Jogja update bermacam info.
Bahkan Jogja Update menjadi sumber masyarakat Yogyakarta untuk mencari orang
atau barang yang hilang.
Pakde Senggol juga membagikan tips bermedia sosial secara sehat
dengan konten berkualitas dalam pertemuan bertajuk Penguatan Jejaring Pemenuhan Hak Anak
bagi Forum Media Komunitas dalam Rangka Memperingati Hari Anak Nasional Tahun
(HAN) 2019
pada tanggal 22 Juli lalu
di Hotel
Swissbel Makassar.
Menurutnya, karena sifat penyebaran informasi di media sosial cepat penetrasinya, siapapun
bisa mem-posting apapun. Maka kemungkinan menjadi tak terkontrol bisa saja terjadi. Maka dari itu diperlukan manajemen media
sosial.
Misalnya dalam penggunaan Twitter, perhatikan 6 hal ini: ide, format,
sumber daya, sumber informasi, dukungan aplikasi, dan peraturan yang berlaku.
Pakde Senggol menceritakan bahwa akun @JogjaUpdate sudah ada grand design-nya. Mau bikin konten apa dan
kapan sudah direncanakan.
Penting untuk melakukan riset agar bisa mengetahui karakter follower.
Kalo berharap viral, lakukanlah hasil riset. Risetnya salah satunya dilakukan
untuk mengetahui kapan dan bagaimana agar tweet mendapatkan engagement
yang banyak.
Dalam menciptakan engagement, penting untuk memiliki karakter khas, menggunakan gaya bahasa yang tepat, dan “alter ego” jika menjadi admin akun publik. “Alter
ego” berasal dari bahas Latin yang berarti “aku yang lain” – merupakan diri
kedua yang dipercaya berbeda daripada orang kebanyakan atau kepribadian
sebenarnya (Wikipedia).
Ketika menjadi admin akun publik, memiliki alter ego sah-sah saja. Yang
perlu diingat, segala permasalahan dihadapi dengan elegan. Jika terpaksa ada
perdebatan, Pakde menerapkan “resep tiga kali jawab”. Pakde tidak akan memperpanjang lagi
setelah 3 kali menjawab karena akan menjadi tak berkesudahan.
Pernah mengalami di-bully selama sebulan karena belum memahami
karakter para pendukung dua klub sepak bola yang berbeda, juga pernah
dikomplain follower yang tidak di-follow balik adalah dua
pengalaman yang berkesan. Pakde senantiasa cek dan ricek kebenaran konten yang dibagikannya.
Jika tanpa
sengaja melakukan kesalahan, Pakde memilih tak menghapus postingan. Lebih baik mengunggah postingan klarifikasinya supaya bisa ditelusuri. Benar
juga, rasanya gemas kalau ada selebriti yang menghapus tweet-nya tanpa
klarifikasi. 😆
Pakde juga menyampaikan mengenai asas pemanfaatan media sosial, yaitu interaktif,
harmonis, dan etis. Khusus terkait etika, lelaki yang dulu pernah jadi arsitek,
tentor multi media, dan guru IT ini mengingatkan pentingnya membangun dan
menjaga kepercayaan follower.
Sendirian mengasuh akun Twitter Jogja Update, Pakde Senggol senantiasa
berkomitmen menjaga kepercayaan. Penjelasan pemilik akun @senggOL ini
memberikan saya pemahaman bahwa dengan strategi yang tepat dan membangun kualitas dan
kepercayaan dengan baik maka bertahan lama untuk eksis dan bermanfaat di dunia
media sosial adalah keniscayaan.
Makassar, 28 Juli 2019
Bersambung
Baca tulisan
sebelum ini di:
Baca juga
tulisan-tulisan lainnya terkait bijak bermedia sosial:
- School of Influencer: Menjadi Influencer Positif
- School of Influencer: Jadi Influencer yang Menginspirasi dalam Public Speaking
- Pentingnya Literasi Digital dan Cara Mengatasi Hoax
- 7 Macam Konten Hoax yang Harus Diwaspadai
Share :
Biyuh orang setua itu yang manage ya? Kirain jogja update ini anak muda gitu. Tapi betul juga sih, grand designnya itu kyknya lebih mateng daripada akun buzzer lain. Salam kenal mbak.
ReplyDeletemakasih sharingnya, selalu lengkap
ReplyDelete