Berteman
dengan Penulis Favorit
Kalian pernah di-add oleh penulis favorit kalian
di media sosial? Saya pernah. Rasanya seperti terbang ke langit ketika penulis buku
Titik Ba – Mas Ahmad Thoha Faz add saya di Facebook. Teman bersama
kami cuma sedikit namun takdir memperkenalkan kami kewat Facebook.
Sayangnya saya tak bisa konfirmasi karena jumlah teman beliau
sudah melampaui batas yang diperkenankan oleh Facebook. Maka saya mengirimkan
pesan inbox yang menyatakan ingin sekali berteman namun tak bisa karena ada kendala
itu.
Singkat cerita, kami pun berteman lalu saya mengirimkan link
ulasan buku Titik Ba di blog ini. Saya juga menyampaikan kekaguman saya
pada karya penulis yang pernah kuliah di ITB ini. Apa yang saya tulis tak bisa
menyatakan semua kekaguman. Sebagai mantan mahasiswi fakultas Teknik, kekaguman bermula dari rekam jejak penulis
dan testimoni buku.
Titik Ba terbitan lama. |
Tentang
Kekaguman pada Buku Titik Ba
Pemberi testimoninya berasal dari kalangan ulama dan
cendekiawan. Ulama yang bertestimoni bisa dikatakan ulama besar, ada dari Muhammadiyah
dan dari NU. Cendekiawannya ada rektor ITB kala itu dan beberapa nama besar
lainnya.
Selain itu, tentu saja konten bukunya memukau saya. Saya
waktu itu lagi suka-sukanya baca-baca seputar filsafat dalam pandangan Islam. Saya
menemukannya di dalam buku ini. Saya juga suka dengan topik psikologi populer
dan pengembangan diri. Ada saya temukan di dalam buku ini.
Di buku ini juga ada komunikasi dan motivasi. Juga ada
sains dan ilmu-ilmu sosial. Benar-benar mengenyangkan. Menariknya, Islam di
sini tergambar universal. Pandangan dari tokoh-tokoh yang bukan muslim juga
diramu oleh Mas Ahmad Thoha Faz.
Saya beri contoh, ya dengan kutipan dari halaman 169 ini:
Jelas bahwa data sejarah tidak untuk dihafal lalu ditimbun dalam pikiran. Ia merupakan sumber informasi sedangkan tugas kita adalah menemukan makna di balik informasi tersebut. Atau bagaimana mengubah informasi sebagai pengetahuan yang berguna untuk memahami masa lalu, mengambil keputusan saat ini, dan memperkirakan masa mendatang. “Meskipun sejarah tidak bermakna,” kata Karl Popper, “kita dapat memberinya makna.”
Data sejarah tidak pula untuk keperluan masa lalu. Misalnya, sekadar mengutuki pelaku sejarah yang dinilai biadab atau mendewa-dewakan mereka yang kita anggap pahlawan. Orang jahat tidak perlu dicaci-maki karena dia telah habis skenario hidupnya. Orang baik tidak perlu dikultuskan karena kepahlawanan tidak menghapuskan realitas dirinya sebagai manusia yang penuh keterbatasan dan kekhilafan. Itu adalah umat yang telah lalu. Bagi mereka apa yang diusahakannya dan bagi kita apa yang kita usahakan, dan kita tidak akan dimintai tanggung jawab tentang apa yang telah mereka lakukan (QS. 2: 14).
Jalan
Berliku Diterbitkannya Kembali Buku Titik Ba Setelah Lebih 10 Tahun
Lanjut ya mengenai perkenalan saya dengan Mas Ahmad Thoha
Faz. Saya yang norak karena baru berteman dengan penulis favorit kemudian share
kembali di Facebook link tulisan yang berisi ulasan buku Titik Ba.
Titik Ba halaman 164 |
Tak dinyana, Mbak Yulia Rahmawati – teman bloger yang
tinggal di Jakarta tertarik. Mbak Yuli bertanya bangaimana mendapatkan bukunya.
Tentunya sudah tak ada buku itu lagi di pasaran karena sudah lama sekali terbitnya.
Mbak Yuli berkomentar di tulisan review itu pada tahun
2017. Ulasan buku saya buat tahun 2014 sementara bukunya diterbitkan oleh penerbit
besar Mizan pada tahun 2007. Saya membelinya sekira tahun 2011 atau 2012 di
kantor penerbit tersebut di Makassar, sudah dengan harga miring.
Kami berkomunikasi via jalur pribadi. Akhirnya diputuskan,
saya foto kopi bukunya dan bukunya akan diambil Mbak Yuli ketika ke Makassar –
Maros untuk sebuah pekerjaan dengan IWITA (Indonesian Women IT Awareness).
Sebenarnya sempat bertemu Mbak Yuli ketika bersama Mbak
Martha Simanjuntak (founder IWITA) dan Pak Bagus (Ketua IWITA Sulawesi
Selatan), Mbak Yuli ke Makassar. Kami bahkan sempat mengadakan Ngobrol
Cantik dengan IWITA di Regus pada bulan Mei 2017. Sayangnya, bukunya
belum selesai difoto kopi.
Baru pada keesokan harinya foto kopi buku Titik Ba
meluncur ke Maros – tempat pelaksanaan kegiatan IWITA via ojek
online. Saya pikir Mbak Yuli “hanya”akan membacanya rupanya, melalui
Mbak Yuli, buku Titik Ba diterbitkan kembali oleh penerbit Hijrah Tahta Artha pada tahun 2018.
Titik Ba terbitan baru |
Sebagai
Satu-satunya Perempuan yang Bertestimoni
Berkah luar biasa bagi saya, Mas Ahmad Thoha meminta Mbak
Yuli memasukkan saya sebagai salah satu pemberi testimoni atas buku ini. Katanya bagus
juga kalau ada perempuan di antara para pemberi testimoni bukunya.
Baru saya sadari di situ kalau para pemberi testimoni dibuku Titik Ba itu semuanya lelaki. Padahal buku ini cocok bagi lelaki dan
perempuan dan siapapun dia yang haus pengetahuan dan suka baca. Sebuah
penghargaan bagi saya karena di antara para pemberi testimoni, hanya saya yang
perempuan dan “bukan siapa-siapa”.
Bagaimana tidak,
di antara para kiyai dan profesor, ada
nama seorang mamak bloger nyempil?
Tak hanya sampai di situ terkejutnya,
belum lama ini baru saya tahu kalau
nama saya ada di sampul luar buku,
bukan hanya di dalam buku! Masya Allah.
Akhir kata, jika Anda telah membaca banyak tulisan saya
dan bisa menikmatinya maka saya yakin buku TITIK BA lebih layak Anda nikmati. Jika
ingin mendapatkan bukunya, sekarang sudah lebih mudah.
Ada nama saya di sampul belakang ๐ |
Silakan ke link berikut ini:
https://tokopedia.link/vva67R7DC7
di toko Hiratha Rp199.500 di Tokopedia dengan bebas ongkir, sekarang (update 26 Juni 2020).
https://tokopedia.link/vva67R7DC7
di toko Hiratha Rp199.500 di Tokopedia dengan bebas ongkir, sekarang (update 26 Juni 2020).
Oya, jangan lupa isi form-nya dengan detail.
Pastikan nomor HP Anda aktif, pastikan alamat sudah benar, dan jangan lupa upload
bukti transfernya. Ah ya, tuliskan juga ya kalau informasi mengenai buku
Titik Ba Anda peroleh dari saya. Tolong kabari saya testimoni Anda atas buku
ini. ๐
Makassar, 28 Oktober 2019
Baca review buku
Titik Ba: Titik
Ba, Sebuah Buku Manual Kehidupan
Baca juga 3 tulisan yang di dalamnya ada
kutipan/inspirasi dari Titik Ba:
Buku Titik Ba akan diterbitkan lagi oleh penerbit mayor lainnya tahun ini. Link toko buku di atas sudah tidak ada.
Share :
Wah jadi ingin membaca bukunya juga mbak.. Senangnya bisa masuk sampul belakang buku favorit kita :)
ReplyDeleteIya, Mbak. Alhamdulillah.
DeleteSilakan diklik link di atas, Mbak ๐
Beruntung bgt mba. Bisa saya coba nih caranya ke penulis favorit saya
ReplyDeleteNamanya usaha baik, ya, dicoba saja ๐
Deletewah apa saya bisa baca buku spt ini ya, aku sukanya baca yg ringan2 seperti novel fiksi
ReplyDeleteBuku ini bahasanya ringan koq, Mbak. Mudah dipahami ๐
Deletejadi penasaran dengan bukunya mba Niar, menarik. Dulu sempat tertarik dengan filsafat Islam, tapi sekarang kalau baca yg harus mikir suka pusing :D
ReplyDeleteIni bukan sekadar keberuntungan, tapi mbak emang hebat.
ReplyDeleteUwaaaa.. ga kebayang bahagianya mbak Niar ya..
ReplyDeleteMemberi trstimoni dan dihadirkan di tertibatan terbaru di buku yang paling disuka..
Kak Niar emang top deh.. Gak salah kok kalau kak Niar masuk dalam jajaran pemberi testimoni buku ini.. Kakak sesuatu bangett..
ReplyDeleteWah, Kak Niar untuk resensi buku sangat lengkap sekali, apalagi tulisannya juga enak dibaca.
ReplyDelete