Pentingnya
Mengenali Identitas Diri dari Keluarga
Yah, boleh percaya boleh tidak. Saya sih percayanya
rezeki itu tiap-tiap orang punya dan Allah-lah pemberinya. Walaupun demikian tak
saya pungkiri, dulu saya merasa bangga dengan pujian itu. Kalau dipikir-pikir,
wajah mirip ayah adalah bagian dari identitas saya. Mau tak mau, saya “bagian
dari” kedua orang tua saya.
Secara fisik dan sifat, mau tak mau, ada bagian diri saya
yang mirip Ayah, mirip Ibu, atau mirip kakek/nenek/saudara dari ayah/ibu. Itu
pun bagian dari identitas saya. Mengenalinya membantu saya untuk mengenali diri
dan mempelajari kecerdasan emosional, sosial, dan spiritual. Membantu saya
menempatkan diri dengan tepat di situasi apapun.
Mengenali identitas diri membantu untuk mengenali diri
dan mempelajari kecerdasan emosional, sosial, dan spiritual. Membantu kita
menempatkan diri dengan tepat di situasi apapun ~ Mugniar
Memangnya bisa? Ya, bisalah!
Mengenali kemiripan sifat misalnya bisa membantu saya
mengidentifikasi apa yang membuat saya nyaman dan tak nyaman. Mempelajari
bagaimana orang tua saya bersikap, bisa membuat saya belajar untuk lebih aware.
Dengan demikian saya bisa membawa diri dengan lebih baik dan peduli dengan
keadaan/orang-orang sekitar.
Wajah juga identitas. Ada jejak genetika yang juga rekaman "jejak sejarah" di rautnya. |
Satu hal lagi, mengetahui penyakit genetika apa yang ada
dalam garis keturunan saya dan pak suami bisa membantu saya mewaspadainya
menjadi penyakit yang sama pada anak-anak kami. Penyakit bisa menjadi bagian
dari identitas diri juga, kan?
Sifat, sikap, dan penyakit genetik merupakan identitas
diri yang perlu dikenali ~ Mugniar
Pentingnya
Mengenali Identitas Diri dari Rumah dan Tempat Asal
Nah, sekarang bagaimana dengan tempat tinggal, seperti
rumah atau daerah?
Kalau bagi saya, sih, rumah atau daerah tempat tinggal
juga merupakan bagian dari identitas kita. Dari rumah yang ditempati
turun-temurun misalnya bisa diketahui banyak fakta terkait kehidupan. Seseorang
juga bisa mengenali orang lain dengan menyebutkan asal daerahnya atau rumah
tempat tinggalnya.
Dari rumah, daerah asal, atau domisili, fakta diri kita
bisa diketahui ~ Mugniar
Kalau dirimu diketahui tinggal di lingkungan keraton
misalnya, akan banyak hal yang diketahui tentang dirimu, kan? Tentang bagaimana
orang-orang di lingkunganmu diperlakukan bisa diketahui maka dengan demikian
seseorang yang ingin mengenalmu dengan lebih akrab tahu harus memperlakukanmu
bagaimana.
Kalau buat manusia, pentingnya mengentahui identitas itu
misalnya ketika hendak menikah. Dalam tahap perkenalan sebelum pelamaran resmi,
pastinya orang tua kedua belah pihak akan mencari tahu asal-usul satu sama
lain. Apakah di dalam silsilah keluarga, calon pasangan anaknya ini punya ayah
atau ibu atau kakek/nenek, atau om/tante yang bisa dibanggakan atau malah
memalukan?
Jika pada garis keturunan ada yang membanggakan atau
memalukan, hal tersebut mempengaruhi identitas kita di mata orang lain ~ Mugniar
Identitas diri tak bisa lepas dari ingatan sejarah. Setiap orang
punya sejarahnya sendiri yang membuatnya punya ikatan kepada etnis atau wilayah
tertentu. Saya misalnya. Walaupun lahir dan besar di Kota Makassar, saya harus
tahu dan tak boleh melupakan asal-usul kedua orang tua saya. Ayah saya dari
Wajo (kakek) dan Soppeng (nenek), sementara ibu saya berasal dari Gorontalo.
Identitas bukan sekadar yang ada di kartu identitas. |
Pentingnya
Mengenali Identitas Diri dengan Mengenal Indonesia dan Lokal-lokal yang
Menyusunnya
Saya mencatat ungkapan Kang Asep Kambali - founder Historia
Indonesia dalam seminar Merawat Cagar
Budaya Kita[1]: “Makanya sejarah, memori
kolektif harus dirawat, bukan hanya dalam konteks Indonesia tapi juga dalam
konteks keluarga,” Kang Asep menekankan pentingnya merawat ingatan tentang
sejarah.
“Untuk mengenali diri kita,
kita harus mengenali Indonesia.
Pengetahuan yang menjadikan kita,
itulah kita,” ucap Kang Asep.
Well, mengenali Indonesia (nasional) takkan
bisa seutuhnya tanpa mengenali lokal-lokal yang menyusunnya. Jangan dululah
semua lokal dari Sabang sampai Merauke. Cukup lokal di/dari mana kita berasal
dulu. Misalnya saya nih, saya perlu mengenali Makassar, Soppeng, Wajo, dan
Gorontalo. Bagaimana mengenalinya? Salah satunya, dengan sejarah.
Kang Asep juga mengatakan bahwa ingatan masa lalu, yaitu
sejarah adalah penting karena merupakan jati diri/identitas. Sejarah di sini,
menurut saya adalah sejarah lokal dan nasional. Saya berharap anak-anak jaman
now belajar khusus mengenai sejarah lokalnya, selain mempelajari sejarah
nasional.
Adalah omong kosong jika identitas nasional diketahui melalui
sejarah tetapi identitas lokal kabur, malah lebih paham sejarah daerah Jawa
misalnya. Kenapa saya bilang begini karena pelajaran sejarah di sekolah-sekolah
kita di Sulawesi Selatan selama ini kurang memberikan porsi kepada sejarah
lokal!
Kalau sampai lupa sejarah maka kita tak punya identitas.
Ilustrasinya adalah jika tiba-tiba, karena suatu hal semisal terjadi kecelakaan
yang membuat seseorang melupakan asal-usulnya maka dia tidak bisa pulang
kembali ke rumahnya.
Atau lebih ekstremnya jika seseorang terdampar di negara
lain mengalami amnesia, bagaimana dia bisa pulang ke negaranya?
Ingatan sejarah yang hilang memudahkan terjadinya perpecahan.
Jika itu terjadi, kita bisa melupakan para pejuang kemerdekaan terdiri atas
beragam suku, agama, bahkan juga ada ras lain.
Sebaliknya, dengan mengingat sejarah bahwa yang
memperjuangkan bangsa ini terdiri atas beragam manusia, kita tak akan mudah
dipecah belah. Maka nyatalah bahwa sejarah bisa menjadi alat pemersatu bangsa.
Nah, sampai di sini jelas kan pentingnya mengingat sejarah,
dihubungkan dengan identitas kita?
Makassar, 16 November 2019
Bersambung
Baca juga:
- Merawat Ingatan Sejarah Kita
- Makassar dalam Histori dan Cagar Budaya
- Menapaktilasi Sejarah Orang Tionghoa dan Pecinan di Makassar
- Isu Pembentukan Karakter dan Identitas Nasional dalam Seminar Nasional Cagar Budaya Makassar
- Peran Penting Cagar Budaya dan Tantangan Pelestariannya
- Cagar Budaya dalam Lingkaran Kepentingan dan Modernisasi Hingga Identitas Nasional
- Jalan jalan ke Bangunan Bersejarah Kota Makassar Ala Lembaga Lingkar
- Berjalan Kaki Menyusuri Bangunan-bangunan Bersejarah dengan Lembaga Lingkar
[1] Seminar ini bertajuk
Pentingnya Merawat, Memelihara, dan Mempertahankan Situs Sejarah dan Kebudayaan
Kota Makassar di Era Milenial, pada 13 April 2019. Selengkapnya bisa dibaca
reportase saya di: https://www.mugniar.com/2019/04/merawat-ingatan-sejarah-kita.html
Share :
terimakasih sharingnya ibu, bagus untuk bahan renungan :)
ReplyDeleteSaya kalo lebaran dan kumpul keluarga pas dijelaskan ini siapa, itu siapa, biar kenal sama saudara sendiri.
ReplyDeletesebenarnya belajar sejarah itu menyenangkan ya, bisa berkaca banyak untuk menghadaapi masa depan
ReplyDeleteAku jadi ingat, tentang hasil DNA untuk mengetahui history seseorang yang beberapa waktu yang lalu dalam proyek DNA #ASOI. Ya memang, tempat tinggal, asal usul keluarga, sejarah suku, itu mempengaruhi bagaimana diri kita di hadapan org lain
ReplyDeleteTernyata ini pentingnya identitas diri yaa, kak...
ReplyDeleteTapi kadang dengan mengenali kebiasaan seseorang, kita bisa tahu kalau orang tersebut orang manusia dari suku mana.