“Jangan Nak, matamu ndak sakit. Yang pakai
kacamata itu kalau sakit matanya,” ucap Mama.
Eh dia malah makin memicing-micingkan matanya dan
mengatakan kalau matanya sakit. Mama bingung mau bilang apa sementara dia terus merengek-rengek minta dibelikan kacamata.
Kalau anak kecil ini ngebet banget barulah
diberikan kacamata yang bisa dia pakai saat berkendara motor dengan Papa. Afyad
cukup senang.
Namun kisah minta kacamata masih berlangsung beberapa
kali. Biasanya kalau di sekolah dasarnya, Afyad melihat ada anak yang baru
pakai kacamata. Maka dia mencoba lagi minta dibelikan kacamata sama Mama.
Ending-nya sama, dibelikan kacamata untuk
anak-anak yang bisa dia pakai saat naik motor. Kacamata yang dijual di pedagang
kaki lima penjual kacamata itu. Kacamata terakhir tidak happy ending bagi
si kacamata. Afyad tiba-tiba saja bosan dengan kacamatanya dan meletakkannya secara
sembarangan.
Setelah itu, telinga Mama aman dengan permintaan kacamata
dari anak bungsunya. Sampai beberapa hari yang lalu dia kembali merengek minta kacamata.
Pasalnya Kakak Athifah pergi ukur mata bersama Papa. Anak laki-laki bongsor ini
ikut. Di sana dia ngotot minta diperiksa juga matanya dan ngotot minta
dibelikan kacamata.
Padahal Mama sudah berpesan dari rumah supaya dia tidak
ikut-ikutan. Mama sudah memprediksi, permintaan kacamata akan berulang kembali.
Manalah berhasil pesan Mama, apalagi Athifah itu macam role
model-nya Afyad. Ketika kakak kesayangan harus mengenakan kacamata minus
1,5 untuk mata kiri dan minus 1 untuk mata kanan, mengapa dia tidak? Mungkin
begitu yang dia pikirkan.
Jadinya dia minta diukur matanya juga sewaktu di optik.
“Aku tidak bisa liat. Aku sakit mata,” dia
merengekkan kata-kata ini berulang kali.
Akhirnya kemauannya diikuti. Orang optik memeriksa mata
Afyad. Alhamdulillah matanya dinyatakan normal. Fiyuh, syukurlah haha.
Mama pikir, dengan demikian anak bungsu ini tidak akan
meminta lagi dibelikan kacamata. Eh rupanya masih saja begitu. Sampai ke rumah
dia masih saja berusaha “minta kacamata minus satu”.
“Aku minus satu ... aku minus satu,”ujarnya.
Duh, Nak ... rasanya tidak ada orang yang dengan sukarela
mau memakai kacamata dan memaksa diri menggunakan kacamata sehari-harinya
walaupun matanya sehat. Kakakmu terpaksa memakai kacamata karena sering
mengeluh sulit membaca tulisan di papan tulis. Semoga matamu sehat-sehat terus,
ya.
Makassar, 18 November 2019
Share :
HIhihi
ReplyDeleteAku juga dulu begitu
Soalnya kesannya kalo pake kacamata itu kerenn, lebih smart
XD
Akhirnya berujung pada ngoleksi kacamata deh sampe sekarang
Tapi yang 30 ribuan itu ho, yang nggak ada minusnya
HAHAHHAA
Hehehe, jangan sampai ukuran matanya minus ha, gpp koleksi kacamata 30 ribuan tanpa ukuran 😂
DeleteHehe lucunya anak2 tapi itulah yang bikin hidup jadi berwarna
ReplyDeleteHehehe, begitulah, Bang.
DeleteHahahahha Afyad dehhhh ini kita mau lepas kaca mata nda bisa
ReplyDelete