Nilai
Penting Sejarah dan Cagar Budaya
Dalam pemahaman saya, Pak Asmunandar membahas nilai
penting cagar budaya dalam sejarah dan bidang-bidang lainnya. Di sini bisa
dilihat bahwa bangunan bukan sekadar tempat tinggal atau berkegiatan semata
tetapi ada wawasan yang bisa diperoleh melaluinya.
Apabila sumber daya budaya menjadi bukti kehidupan
manusia baik pada masa prasejarah, sejarah, maupun yang berkaitan dengan
peristiwa atau kejadian-kejadian tertentu yang mengandung sejarah penting maka
di situlah nilai penting sejarah
Nilai penting etnik juga menjadi nilai penting
sejarah. Penilaiannya berdasarkan pada kemampuan sumber daya budaya untuk
memberikan pemahaman latar belakang kehidupan sosial, keagamaan, mitologi dari
bangsa tertentu.
Cagar budaya tidak hanya milik ahli arkeologi atau
sejarah, tetapi berbagai disiplin ilmu dapat memanfaatkan cagar budaya tersebut
untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti antropologi dan arsitektur.
Khusunya dalam hal pendidikan, cagar budaya
memberikan edukasi kepada masyarakat tentang masa lampau dan tentang nilai
pluralisme serta multikulturalisme yang menjadi ciri dari kehidupan suatu
masyarakat kota.
Lebih jauh lagi, menurut Pak Asmunandar,
“Eksistensi bangunan bersejarah mampu
membentuk nilai-nilai lokalitas dalam wujud
arsitektural yang memberikan citra tersendiri
bagi suatu kota.”
Pembeda
yang Menjadi Identitas Tersendiri
Masih menurut beliau, dengan kuatnya citra kawasan maka identitas
pun akan muncul sebagai suatu pembeda terhadap
kawasan lainnya. Identitas menjadi ciri tersendiri bagi suatu
kawasan. Oke, sampai di sini saya menangkap bahwa identitas yang menjadi ciri
tersendiri ini merupakan identitas lokal.
Pak Asmunandar. Foto: panitia (Lembaga Lingkar). |
Pak Asmunandar memperlihatkan daftar bangunan yang berada
di wilayah kota lama Makassar berdasarkan angka tahun, di mana di dalamnya terdapat
sekolah saya – SMPN 6 yang terletak
di jalan Ahmad Yani (1910).
Aih, mengapa tak sejak dulu, sejak di SMP dipelajari sejarah
lokal, ya? Andai dari dulu tahu, tentu sejak dulu kecintaan saya pada Makassar
dan sekolah saya jauh lebih tertanam sehingga makna toleransi dan menjaga
lingkungan juga lebih membumi dirasakan oleh kami.
Daftar bangunan-bangunan yang berada di wilayah kota lama Makassar
berdasarkan angka tahun. Sumber: presentasi Pak Asmunandar.
Perubahan
Ruang Kota
Materi Perubahan Ruang Kota dan Perlindungan Bangunan
Cagar Budaya yang dibawakan oleh Purnawan Basundoro, M.A – Dosen Universitas
Airlangga Surabaya menggambarkan bagaimana kota bertumbuh dari komunitas yang
berkembang dari tahun ke tahun.
Demikian pula dengan asal-usul Kota Makassar yang berawal
dari pelabuhan kecil di muara sungai Tallo yang berada dalam kekuasaan kerajaan
Siang sebelum akhirnya menjadi wilayah kekuasaan kerajaan Gowa. Kota Makassar
terus berkembang hingga saat ini.
Namun masa penjajahan yang pernah dialami telah melahirkan
fungsi yang beragam atas kota. Ia bukan hanya menjadi pusat
pemerintahan semata, tetapi juga menjadi pusat pengumpulan komoditi ekonomi,
pintu gerbang keluar-masuk barang, pusat penanaman modal, pusat ekploitasi
manusia, pusat pendidikan kolonial, pusat hiburan, serta fungsi-fungsi lain.
Pak Purnawan Basundoro (paling kiri). |
Itulah maka muncul di bagian kota lama bangunan-bangunan
cagar budaya dalam jejak sejarahnya. Bangunan cagar budaya di Indonesia dilindungi
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.
Namun sayangnya, banyak kota yang meng-upgrade kotanya
dengan cara merobohkan bangunan yang dianggap lama. Dalam rangka memenuhi
naluri manusia yang selalu menginginkan hal baru untuk mendukung kebutuhan
hidupnya.
Hilangnya bagian kota lama pun
suatu kawasan adat akan menghilangkan
indentitas dan budaya (roh atau soul) lokal
yang dikembangkan ratusan tahun silam.
Kota akan kehilangan berbagai tempat ingatan atau memori yang membuat
kota tersebut khas dan punya roh padahal kekhasan yang didasarkan pada cagar
budaya merupakan daya saing ampuh kota tersebut.
Tak dipungkiri, pembangunan kota mengancam keberadaan
cagar budaya maka perlu adanya upaya perlindungan yang dilakukan oleh
pemerintah, bersama-sama dengan masyarakat setempat.
Rekomendasi
Perlindungan Cagar Budaya: Peran Semuanya
Bapak Purnawan merekomendasikan beberapa hal terkait upaya
perlindungan. Pertama, seluruh bangunan cagar budaya harus diketahui
oleh publik jangan bersifat eksklusif.
Publik berhak mengetahui mulai dari pemiliknya,
lokasinya, sejarah bangunannya, bahkan kalau perlu isi bangunan juga diketahui.
Adanya website yang dikelola pemerintah dan masyarakat perlu
dipertimbangkan.
Selanjutnya, seluruh bangunan cagar budaya hendaknya
bisa diakses oleh khalayak. Berbagai kegiatan menarik perlu
dilakukan dengan melibatkan aktivis/komunitas pecinta sejarah. Nah, untuk
Makassar, Lembaga Lingkar sudah melakasanakan peran ini. Salah satu kegiatannya
bisa dibaca di tulisan berjudul Jalan
jalan ke Bangunan Bersejarah Kota Makassar Ala Lembaga Lingkar.
Rekomendasi ketiga dari Pak Purnawan adalah bahwa pemerintah harus
tegas dalam melindungi cagar budaya. Baik melalui regulasi yang mendukung,
maupun “tidak main mata dengan investor”.
Tentunya investor yang dimaksud adalah yang berdalih
ingin membangun kota namun ternyata merusak bangunan cagar budaya. Komunitas peminat
sejarah bisa mendorong pemerintah dalam pelaksanaannya.
Terakhir, selalu mengadakan sosialisasi kepada
masyarakat dan pemilik cagar budaya. Adakan diskusi untuk mencari jalan
keluar bagaimana merawat bangunan cagar budaya. Kebijakan Pemerintah Kota
Surabaya mengurangi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sampai 50% terhadap pemilik
bangunan cagar budaya patut ditiru oleh pemerintah kota lainnya.
Makassar, 3 November 2019
Tulisan ke-2 dari
Seminar Nasional Merawat Cagar Budaya Kita Sebagai Pembentukan Karakter dan
Identitas Nasional yang diselenggarakan oleh Lembaga Lingkar pada 21 Oktober 2019
di Hotel Singgasana.
Bersambung ke tulisan berikutnya.
Baca tulisan sebelumnya:
Baca juga tulisan lainnya terkait kegiatan Lembaga
Lingkar yang berhubungan dengan pelestarian cagar budaya:
- Merawat Ingatan Sejarah Kita
- Makassar dalam Histori dan Cagar Budaya
- Menapaktilasi Sejarah Orang Tionghoa dan Pecinan di Makassar
- Jalan jalan ke Bangunan Bersejarah Kota Makassar Ala Lembaga Lingkar
- Berjalan Kaki Menyusuri Bangunan-bangunan Bersejarah dengan Lembaga Lingkar
Share :
Pentingnya cagar budaya sekarang ini yg sudah tidak terawat
ReplyDeleteAku setuju banget kalau anak2 diajari soal sejarah lokal, mungkin ngga harus dengan belajar di kelas atau di sekolah...bisa melalui kegiatan pengayaan
ReplyDelete