Tak saya duga mereka turun panggung dan memeluk ibu
masing-masing. Membuat sebagian hadirin meleleh air matanya. Saya segera menghampiri
Pak Bagus Dibyo Sumantri – Ketua KerLip (Keluarga Peduli Pendidikan) Maros yang sedang
berdiri dekat meja bundar yang saya tempati bersama beberapa ibu.
Para Remaja yang Kekurangan Perhatian
“Bisa juga ya mereka menangis memeluk ibu mereka ya,
Pak,” saya mengingat sebuah pernyataan yang dilontarkan Pak Bagus ketika
membawakan kata sambutannya beberapa saat sebelumnya bahwa banyak di antara 54 siswa SMA/SMK
di Makassar dan Maros yang jadi peserta kegiatan peningkatan kapasitas itu
mengeluhkan ketidakdekatan mereka dengan orang tua.
Mereka tak punya tempat curhat untuk mencari
solusi bagi masalah yang mereka alami. Sementara di sekolah mereka mendapat label
negatif. Sebelumnya, mereka tak mendapatkan kesempatan untuk unjuk
kemampuan dan mengasah potensi. Hingga kesempatan itu datang. Mereka menjalani
proses untuk menjadi remaja yang percaya diri bahwa mereka bisa menjadi bagian
dari solusi.
“Ya, itulah yang mau kita sentuh,” jawab Pak Bagus.
Saya melihat di acara Panggung Inspirasi yang mengusung
tema From Zero to Hero ini, rasa cinta antara anak – ibu diupayakan
dipantik oleh KerLip. Beberapa kali disampaikan ucapan HARI IBU yang baru saja
berlangsung sehari sebelumnya.
Dalam hati, saya berharap semoga para ibu yang hadir
menjadi lebih menyadari pentingnya menjadi sahabat bagi anak usia SMA.
Anak-anak ini sedang bertransformasi, dari ZERO menjadi HERO dan kelihatannya sudah
mulai percaya diri.
Sore hari, pada tanggal 23 Desember yang mendung,
saya menghadiri acara puncak Program Peningkatan Kapasitas Anak dan Remaja di
Sulawesi Selatan di Hotel Max One. Acara berlangsung di taman hotel.
Langit berwarna kelabu sepanjang acara berlangsung. Namun syukurnya, cuaca
bersahabat dengan tak membiarkan hujan turun selama acara berlangsung.
Ruang dan Kesempatan from Zero to Hero
Saya menyimak semua penampil. Setelah tahu latar belakang
para remaja yang unjuk kemampuan, apresiasi saya semakin besar. Saya tahu,
pasti bukanlah hal mudah bagi mereka untuk bisa menjadi bagian dari sebuah
pertunjukan. Kata-kata from zero to hero mewakili keadaan para prserta. Pak Bagus menceritakan kepada saya mengenai latar belakang mereka yang tak
seberuntung sebagian anak.
Sebagian dari mereka berasal dari keluarga broken home. Mereka semua memiliki masalah
yang
tak bisa dibilang mudah. Belitan masalah membuat orang-orang sekitar justru
memberikan label bahkan stigma negatif. Di rumah dimarahi orang tua, di sekolah dimarahi guru, lalu mereka
harus ke mana?
Padahal pada usia SMA ini tak layak mereka dihakimi
karena mereka belum memasuki proses panjang perjuangan dalam kehidupan. Potensi
baik dalam diri mereka terancam mati karena label dan stigma yang mereka
peroleh. Sayang sekali jika melupakan bahwa setiap anak punya POTENSI untuk
menjadi HEBAT.
Sayang sekali jika mengabaikan apa yang dikatakan oleh Bapak Setiawan Aswad – Sekretaris Dinas
Pendidikan Sulsel mewakili Kepala Dinas Pendidikan Sulsel:
“Bicara pendidikan karakter, adalah saham semua orang. Jangankan zero, anak negatif pun ada hero di dalam dirinya. Jadi jangan pernah under estimate.”
Masih menurut Pak Setiawan, beliau mengatakan bahwa anak-anak
kita butuh ruang dan kesempatan. Ruang dan kesempatan bisa di mana saja, apakah
di sekolah, keluarga, atau masyarakat.
Pak Bagus Dibyo Sumantri (Ketua KerLip Maros). Foto diedit dari kabar.news. |
Pak Setiawan Aswad – Sekretaris Dinas Pendidikan Sulsel |
Sayangnya tidak selalu guru-guru bisa menggali keberadaan
hero dalam diri semua anak, kadang-kadang keluarga tak mampu mengangkat hero
dari dalam diri anak, dan sekolah membangun benteng dengan masyarakat
padahal anak berpeluang menjadi hero bagi masyarakat.
Saat pelaksanaan Panggung Inspirasi inilah salah satu
ruang dan kesempatan untuk para remaja menunjukkan hero dalam diri
mereka. Puncak dari program yang berlangsung selama 4 bulan ini dimulai dengan “modal”
yang disebutkan oleh Pak Bagus pada sambutannya sebagai berikut:
Percaya bahwa semua anak HEBAT, setiap anak UNIK. Anak-anak BERAGAM dengan berbagai bidangnya.
Kurniati Restuningsih (Ibu Ning) – Kasubdit Anak dan Remaja Direktorat Bindikel Kemdikbud
RI dalam sambutannya, memotivasi para hero untuk memilih menjadi baik
karena HIDUP ADALAH PILIHAN. “Masuk surga atau tidak adalah pilihan,”
ungkapnya. Beliau juga memotivasi heroes untuk menjadi generasi perubahan.
“Jadilah GENERASI PERUBAHAN, jangan jadi generasi penerus karena kalau sekarang jelek, diteruskan jadi jelek. Harapannya, jika sekarang jelek maka dengan menjadi generasi perubahan akan menjadi bagus,” ucap Ibu Ning.
Ibu Kurniati Restuningsih – Kasubdit Anak dan Remaja Direktorat Bindikel Kemdikbud RI |
Haerani S Alam – Wakil Ketua 2 PKK Provinsi Sulsel |
Mengingatkan peran keluarga sangat penting, Ketua Tim
Penggerak PKK Sulsel, Liestiary F Nurdin menyampaikan dalam sambutan tertulisnya
melalui Haerani S Alam – Wakil Ketua 2 PKK Provinsi Sulsel.
Beliau menitip pesan kepada Dinas Pendidikan Sulsel untuk
mengaktifkan dan mendorong paguyuban orang tua di sekolah dilaksanakan
dengan baik.
Menurutnya pelibatan orang tua dalam sekolah perlu terus
didorong karena peran orang tua sangat penting untuk menumbuhkan karakter anak,
begitu pun pendidikan keluarga, agar terus didorong terlaksananya.
Tentang Program Peningkatan Kapasitas Anak dan Remaja di
Sulawesi Selatan
Program Peningkatan Kapasitas Anak dan Remaja di Sulawesi
Selatan merupakan program rintisan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang baru dilaksanakan
di 3 provinsi: Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, dan Sulawesi Selatan. Beruntung ya 3
provinsi ini.
Di Sulawesi Selatan, program ini dilaksanakan oleh KerLip
(Keluarga Peduli Pendidikan) Maros dengan mengambil peserta dari Kotamadya
Makassar dan Kabupaten Maros. Dari sekian sekolah yang didekati, pada
akhirnya terjaring 54 peserta setelah melalui assessment khusus.
Secara garis besar, program ini adalah training untuk
remaja dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kekerasan. Kegiatan Boot Camp berlangsung
selama 5 hari di PD Paud Dikmas.
Saat Boot Camp, para peserta mendapatkan materi ke-bhinneka-an,
public speaking, pengenalan diri dan
potensi, dukungan psikologi awal, dan lain-lain dengan konsep belajar
di luar kelas dan metode games.
Usai Boot Camp, para pendamping dari KerLip
sering berkumpul dengan para peserta guna mendiskusikan project sosial yang
mereka laksanakan dan latihan untuk tampil di Panggung Inspirasi sembari
sesekali menemani para peserta curhat.
Mengenai project sosial, para peserta diminta
untuk merealisasikannya. Dua kegiatan sosial yang dilaksanakan adalah
membersihkan masjid dan membagikan perlengkapan shalat dan
membagi-bagikan tumbler saat Car Free Day kepada ibu-ibu, dalam
rangka Hari
Ibu.
Harapan dari Balik Panggung Inspirasi
Sejak sore hari, diselingi rehat untuk shalat maghrib hingga
malam hari, saya menyaksikan penampilan para hero. Saya kagum dengan
itikad baik pelaksanaan acara ini, para penyelenggara, para pendamping, dan
para peserta.
Heroes. |
Sembari menyaksikan, saya mengenang perjalanan hidup yang
sudah setua ini masih mencari ruang dan kesempatan untuk mengasah kemampuan
diri. Saya tidak pernah berada di panggung seperti anak-anak itu saat duduk di
bangku SMA. Ruang dan kesempatan ini sungguh sebuah langkah maju bagi semua
pihak yang terlibat.
Anak-anak ini beruntung, telah mampu unjuk kemampuan
dalam hal story telling, menyanyi, berpuisi, taekwondo, dan nge-beat box di hadapan orang
tua mereka dan para undangan. Semoga afirmasi positif selama berbulan-bulan
mampu menyiagakan sosok hero dalam diri mereka dan menjadikan mereka bagian dari solusi dalam masyarakat.
Harapannya, hingga sepanjang hayat mereka tetap percaya
bahwa mereka punya masa depan, berhak punya cita-cita, dan bisa menjadi orang
hebat yang akan menjadi “pilar negara” seperti yang disampaikan oleh Anisa – salah satu hero
yang memberikan kata sambutan di awal acara mewakili kawan-kawannya.
Kedua remaja berjilbab hitam itu turun dari panggung dan mendekati ibunda mereka. |
Ingin saya menitip asa, berangkat dari “ruang dan
kesempatan” program pemerintah ini, para peserta mampu mengeksplorasi diri agar
kelak “menjadi pemain, bukan sekadar penonton di negeri sendiri” pada era
Indonesia Emas pada 2030 – 2045 kelak seperti yang dikatakan oleh Pak Setiawan.
Namun saya membenarkan apa yang dikatakan Ibu Ning, bahwa
“program ini merupakan stimulan” yang diharapkan dapat diteruskan oleh daerah.
Pun berharap sama seperti Pak Bagus agar “ada penguatan lagi dari Dinas
Pendidikan Sulsel dan Kemdikbud” agar apa yang sudah “ditanam” ini tetap ada follow
up-nya, tidak ditinggalkan begitu saja mengingat kelabilan masih bisa melanda
usia remaja.
Foto bersama. Sumber: KerLip. |
Makassar, 28 Desember 2019
Baca juga:
- Workshop Remaja: Menghadapi Baligh Tanpa Labil dan Panik
- Jaga Anak-Anak Kita dari Bahaya Kejahatan Seksual
- Komunikasi dan Edukasi Seksual untuk Anak di Era Digital (2)
- Sosialisasi Peduli Sahabat: Tentang Orientasi Seksual dan Pentingnya Peran Orang Tua
- Catatan Galau Usai Berita Pagi di Televisi
- Belajar dan Berjejaring untuk Isu Anak Jelang Hari Anak Nasional
- Berharganya Ruang, Waktu, dan Kesempatan Bagi Anak Difabel
Catatan dari kegiatan KerLip yang lain:
- Talkshow KerLip untuk Orang Tua Hebat di Jaman Now
- Pantaskan Diri Menjadi Orang Tua dengan Mempelajari Perkembangan Jaman Now
- Tips Agar Anak Aman Menggunakan Gadget
- Peran Orang Tua dan Pornografi dalam Gadget
- Cara Menjalani Peran Sebagai Orang Tua Jaman Now
- Dampak Buruk Gadget dan Pornografi Bagi Anak
Share :
Semoga semakin banyak kegiatan positif yg bisa mengakomodir minat bakat remaja termasuk menampung curhat mereka seperti kerlip
ReplyDeleteJadilah generasi perubahan yang merubah keterpurukkan dan birokrasi yang berbelit belit di negara ini
ReplyDeleteUlalaaaa, ini kegiatan yg luar biasaaaa
ReplyDeleteKERLIP bisa jadi sarana untuk memotivasi generasi muda juga yaaa
Jadi generasi agent of change yang bisa memberikan kontribusi Untuk Indonesia
ReplyDeleteAnak remaja butuh tempat untuk mengadu atau curhat dengan demikian mereka merasa ada yang memperhatikan dan menyayangi ya. Seorang ibu haru sbisa menjadi sahabat anaknya aku harus belajar seperti ini juga nih
ReplyDeleteYups anak-anak itu semua hebat karena memiliki ke pintaran masing-masing ya. Di usia mereka yang saat ini juga butuh banget peran orang tua.
ReplyDeleteAcaranya keren kak
ReplyDeleteSemoga selalu dilakukan penguatan yaa kak yang dilakukan oleh dinas ya kak untuk para generasi muda. Kerenn ada acara begini..
ReplyDeleteBagus nih mbak acaranya. Harusnya kegiatan kayak gini diperbanyak dan meluas ke banyak daerah
ReplyDeleteWah seru sekali nih Mbak pasti acaranya yang sedang berlangsung itu
ReplyDeleteBanyak banget nih ya Mbak acara yang sedang berlangsung ini. Keren
ReplyDeleteOrangtua itu memang mempunyai peran yang sangat penting nih ya Mbak
ReplyDeleteWah setuju banget nih buat anak muda sebaiknya menjadi generasi perubahan
ReplyDeleteWah terima kasih nih Mbak atas informasinya mengenai keseruan acaranya
ReplyDeleteBener banget anak2 perlu ruang dan kesempatan. Paling mantep memang temen2 di di sekolah, dan masyarakat
ReplyDeleteTerharu banget ya mba menyaksikan anak-anak seusia SMA ini, yang rata-rata mendapat label negatif gitu trus di acara ini bisa pelukan dengan ibunya. Hati ibu mana yang tidak tergetar kalau melihat ini.
ReplyDeletekereeen bangeet mba..aku juga suka ikuta acara seperti ini karena banyak manfaat yang kita dapatkan yaaa
ReplyDeleteUsia remaja emang masa yang riskan yah mbak,
ReplyDeleteKadang sulit dimengerti walaupun kita juga dulu pernah remaja hahaha. Anak aku udah beranjak remaja dan harus banyak didengar curhatnya
Keren sekali acaranya mbak, semoga acara seperti ini sering2 diadakan yah!
remaja emang luar biasa ya jika ada wadah untuk menyalurkan semua potensi mereka yang bisa digali lebih lanjut
ReplyDeleteSemoga makin banyak kegiatan-kegiatan seperti ini diadakan di daerah lain, agar terjalin keakraban antara anak dan ortu, terutama ibu.
ReplyDeleteSebagai ibu yang memiliki 4 orang anak,saya merasa betapa pentingnya mendekatkan diri kepada anak-anak.
Apalagi bagi anak yang mulai beranjak remaja menuju dewasa, yang sudah memiliki lingkungan pergaulan sendiri. Jika ikatan batin antara anak dan ibu longgar, maka sudah pasti mereka akan mencari penguatan di luar.
Nice share 👍💕