Mengapa?
Sebab
kami mendapatkan pemahaman mengenai perbedaan antara coaching dengan training,
mentoring, counseling, dan consulting. Oya, dalam
dunia olahraga, definisi coaching dan coach berbeda
lho ya dengan pengertiannya di dunia pengembangan diri/SDM.
Dalam
dunia pengembangan diri, yang menjadi “bintang” pada training, mentoring,
counseling, dan consulting adalah orang yang melakukan training (trainer-nya),
mentoring (mentor-nya), counseling (couselor-nya), dan
consulting (konsultannya). Maka berbeda halnya dengan coaching.
Singkatnya
begini, pada coaching, yang menjadi bintang adalah coachee atau orang
yang di-coaching. Sementara coach-nya bertindak
sebagai fasilitator saja.
Makanya
perlu teknik tersendiri agar SESI COACHING tidak tercampur perbuatan training,
mentoring, consulting, apalagi counseling karena trainer, mentor,
cosultant, dan counselor selalu sebagai bintangnya.
Menyimak presentasi Coach Ochy. |
Saling kenal sesama peserta dengan cara unik |
Semua peserta bisa melihat gambaran jelas dalam kedua video yang kami saksikan bahwa leader yang seharusnya bersikap as a coach tidak
menunjukkan sikap sebagai pendengar yang diharapkan sehingga tidak berujung pada pemberdayaan (empowerment) coachee.
Pentingnya
Peran Leader as Coach
Coach memiliki fungsi mendasar yang berbeda
daripada leader dan manager. Coach berperan penting
dalam memaksimalkan potensi bawahannya sehingga si bawahan bisa memberdayakan
dirinya.
Beberapa faktor menjadi indikasi
dibutuhkannya coaching dalam
organisasi atau perusahaan. Salah satunya
adalah terjadi perubahan yang cepat
pada lingkungan eksternal organisasi.
Pelatihan
yang dibawakan oleh Fauziah
Zulfitri, LCPC, ACC[1] yang akrab
disapa Ibu/Coach Ochy ini dimulai dengan penjelasan mengenai pentingnya coaching
diterapkan di dalam organisasi. Intinya, ketika indikasi itu terlihat
maka pendekatan coaching menjadi lebih tepat ketimbang pendekatan lain.
Menuliskan hasil diskusi kelompok SHINCAN (nama yang dipilih harus menggemaskan, kata Coach Ochy 😆). SHINCAN itu akronim dari nama-nama anggota kelompok saya. |
International
Coaching Federation (ICF) mendefinisikan:
COACHING sebagai bentuk kemitraan bersama klien (coachee) dengan proses yang memprovokasi pemikiran (menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran) dan proses kreatif yang menginspirasi mereka dalam memaksimalkan potensi pribadi dan profesional yang dimiliki.
Coaching di organisasi menciptakan rasa kepemilikan, akuntabilitas, dan komitmen dari individu serta tim yang memungkinkan kinerja dan prestasi yang
lebih besar dalam pekerjaan
maupun kehidupan.
Coaching yang sukses membutuhkan
keterampilan, pengetahuan, dan
pendekatan strategis terhadap
tantangan dan hambatan
yang mungkin dihadapi.
Ekspektasi peserta ditempel ke flip chart. |
Keterampilan coaching
adalah bagian penting dari setiap perangkat bagi seorang pemimpin. Penerapannya makin happening.
Hasil dari ICF Global
Coaching Study pada tahun 2016
yang dilakukan oleh Price Water House Coopers, LLP terhadap 15.380 responden
dari 137 negara menunjukkan:
- 16%
pemimpin atau manajer/direktur pengembangan SDM menerapkan keterampilan coaching.
- 73% telah menerapkan keterampilan khusus coaching yang terakreditasi.
- 76% manajer/pemimpin menggunakan pengetahuan, pendekatan, dan keterampilan coaching dengan tim maupun kelompok kerjanya.
Pentingnya
Ikut Pelatihan Leader as Coach
Dalam pelatihan ini dipelajari mengenai
konsep coaching di dalam organisasi,
apa saja area fokusnya,
bagaimana menyatukan
pikiran, perasaan, dan tindakan coachee,
bagaimana membangun
hubungan dan kepercayaan,
bagaimana menjadi pendengar yang
dikategorikan sebagai global listening –
sebenar-benarnya tipe pendengar yang
dibutuhkan oleh coachee.
Kami
dilatih pula untuk memahami berbagai aspek coaching sebagai pondasi,
seperti:
Mendengar secara aktif tanpa menyela, membangun keintiman (intimacy) dan trust, menekan ego (di antaranya: dengan menggunakan kalimat positif, memberikan apresiasi, dan tidak melakukan judgement), dan menyusun pertanyaan bermakna yang terstruktur sehingga mampu mengarahkan coachee kepada solusi yang dibutuhkannya.
Tidak
hanya sampai di situ, dong. Kami praktik coaching berulang kali dengan
beberapa style.
Menyampaikan hasil diskusi kelompok. |
Sepertinya
berat, ya materinya?
Berat
kalau hanya membaca dan mencoba menerapkannya tanpa pelatihan. Makanya perlu
pelatihan seperti ini supaya saat praktik kita jadi tahu apakah saat menjadi coach
cara kita sudah sesuai ketentuan atau belum karena langsung diarahkan atau
dikoreksi oleh coach profesional dalam pelatihan ini.
Lalu mamak-mamak ini (menunjuk
diri sendiri), ngapain ikut pelatihan dengan para profesional di
bidangnya?
Lha,
memangnya kenapa? 😏
Mamak
ini memang senang bidang pengembangan diri sejak di bangku kuliah, tahun
1990-an. Ketemu pelatihan ini dia antusias karena tertarik dengan metode
coaching. Toh prinsip dan tekniknya bisa dipergunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Bisa kepada anak-anak, kepada suami, pun kepada teman-teman yang curhat.
Menuliskan jawaban dari tugas yang diberikan. |
Sasaran
coaching yang menggali potensi dari dalam diri orang yang di-coaching,
mencari solusi dari dalam diri coachee sehingga menemukan solusi
yang mampu memberdayakan dirinya sangat cocok untuk diterapkan pada semua orang,
dalam segala medan.
Mana
tahu ke depannya takdir membawa mamak ini kepada posisi menjadi leader di
tempat profesional? Atau membawa dirinya kepada jenjang berikutnya – menjadi professional
coach, mungkin?
Siapa
tahu, kan? 😘
Teknis
Pelatihan Leader as Coach
Coach Ochy banyak berinteraksi dengan peserta. |
Pelatihan
yang lengkapnya bernama Loop Leader As Coach Program ini diselenggarakan oleh Loop Institute of Coaching.
Program
ini telah terdaftar di
International Coach Federation (ICF) [2]. sebagai ICF CCE 22 Hour (ICF Continuing Coach Education). Di Makassar,
pelatihan ini diselenggarakan oleh Insight Indonesia[3] yang didirikan
oleh Coach Ochy.
Coach Fauziah Zulfitri (Ochy) yang ekspresif. |
Program ini merupakan
pelatihan public
training atau inhouse training yang terdiri atas 3 bagian:
- Fase persiapan. Proses
persiapan pembelajaran dengan metode belajar mandiri dengan membaca
dan melengkapi Pre Assignment yang diberikan.
- Kelas Training
Non Residential. Selama 2 hari, dengan didampingi professional coach,
para peserta mendapatkan pembelajaran dan berlatih dengan materi di dalam
kelas.
- Post Program. Pada bagian ketiga ini merupakan syarat kelulusan, yaitu para peserta harus mengikuti 2 kali sesi teleclass @90 menit berikut praktik coaching minimal 4 sesi @30 menit dengan minimal 3 orang coachee. Selain itu, para peserta dipasangkan dengan sesama peserta dan harus melalui sesi peer coaching di luar kelas.
Setelah
melalui pelatihan ini para peserta bisa menjalankan peran sebagai coach pada internal organisasinya atau
terhadap orang dekatnya. Belum boleh praktik dan tidak boleh meminta bayaran, lho! 😁
Coach Ochy dengan kelompok SHINCAN |
Seorang
coach yang tersertifikasi dan terdaftar dalam lembaga akreditasi ICF
boleh lho praktik secara profesional dan jasanya dibayar. Tentunya ada rangkaian
pelatihan yang harus dilalui untuk mendapatkan sertifikat dan gelar.
Testimoni Praktik Coaching dari Beberapa Peserta
LAC Batch V
Senangnya,
setelah kelas LAC usai, tiga orang teman langsung bertestimoni mengenai
keberhasilan mereka menerapkan teknis coaching. Atas izin ketiganya, saya
masukkan testimoni mereka ke dalam tulisan ini:
Mengulangi materi hari pertama pada hari kedua. |
Testimoni Ibu Asni (ASN)
Tadi
saya berusaha sekuat tenaga keluar dari diri saya yang biasanya. Tak memotong
pembicaraan, tidak mengintervensi, benar-benar memosisikan diri jadi pendengar
yang baik. Karena suami bercerita dengan mengalir tanpa dipancing, akhirnya tak
banyak pertanyaan yang saya ajukan tapi pada dasarnya terjawab koq satu per satu.
Yang
bikin saya bangga, saat saya tanya balik setelah sesi saya tutup, “Semua solusi
yang kita’ sebutkan tadi, sudah pernah terpikirkan serinci itukah sebelumnya?”
Suami menjawab, “Baru sekarang!”
Real play kelompok Power Puff Girls dengan Coach Cheeqa. |
Testimoni Ibu Cicilia (ASN)
Puji
Tuhan, pagi-pagi saya sudah praktik coaching sama teman kurang lebih
selama 15 menit. Akhirnya teman saya menemukan apa yang seharusnya dia lakukan.
Untuk pelajaran yang saya dapatkan pagi ini, intinya jangan lupa menanyakan goal
dan komitmen coachee. Suami juga minta di-coaching, tapi
sementara saya menggali, eh dianya minta berhenti karena terharu.
Testimoni Ria (Entrepreneur)
Alhamdulillah, tadi juga sudah
coba aplikasikan (metode) FIRA kepada staf yang sudah berhari-hari tidak
kelar-kelar laporannya. Sejak semalam bahas via chat tidak ada solusi dan
dia sudah merasa mandeg. Tadi ketemu langsung sekitar 15 – 20 menit. Dia
mejelaskan kendala pekerjaannya apa. Sambil ngobrol dia kerjakan eh tahu-tahu sudah
beres saja kerjaannya.
Testimoni
Saya:
Saya
baru praktikkan kepada suami. Tidak mudah karena sebenarnya beliau ini salah
satu guru saya dalam self development. Mulanya goal-nya
pindah-pindah lalu setelah itu mengalirlah cerita pak suami. Namun dia tak
benar-benar terbuka kepada saya apa efek sesi coaching yang dia rasakan.
Saya
sendiri merasakan efek positifnya, yaitu menjadi tahu lebih detail mengenai
beberapa hal yang dia pikirkan. Saya menyukai sesi ini karena menjadi komunikasi
yang sangat berkualitas antara saya dengannya. Bukan karena percakapan kami
selama ini tak berkualitas, bukan begitu.
Ice breaking. |
Kalau
selama ini topik percakapan kami bisa pindah-pindah bak bajing loncat, sesi coaching
seperti ini “memaksa” kami untuk fokus kepada satu pembahasan dengan lebih
terstruktur sampai tuntas dan itu membuat saya menjadi lebih memahaminya.
Nah,
sampai di sini mulai terasa apa yang dikatakan para coach kami, yaitu
bahwa dalam sesi coaching,
sang coach juga merasakan manfaatnya. Bahkan alih-alih merasa lelah, coach bisa “sembuh” setelah menghadapi coachee-nya.
Triad coaching. |
Kesan Setelah Mengikuti Pelatihan LAC Selama 2 Hari
Kesan saya terhadap penyajian materi:
Dikemas
dengan menyenangkan dan menarik sehingga pemahaman peserta bertambah sedikit
demi sedikit. Rasanya seperti dituntun secara bertahap dari satu aha moment menuju aha
moment berikutnya sehingga pemahaman mengenai dunia coaching dalam
internal organisasi secara utuh diperoleh pada saat pelatihan di kelas
berakhir.
Kesan saya terhadap Coach Ochy sebagai fasilitator
utama dan para coach pendamping:
Menguasai
materi dengan baik. “Hadir penuh” yang disebut-sebut sebagai salah satu
kompetensi yang harus dimiliki coach ada dalam diri semua coach yang
menjadi fasilitator program ini. Semua kalimat yang dilontarkan positif, tak
ada kalimat/diksi dan nada negatif meski saat bercanda. Tak ada judgement dalam
bersikap. Semua peserta diperhatikan kebutuhannya.
Berdiskusi setelah real play. |
Kesimpulan saya mengenai aktivitas coaching dan
bagaimana menjadi coach yang baik:
- Coach adalah sosok yang (menuju) bijaksana yang sudah memahami dirinya terlebih dulu, mampu meredam ego, dan sudah mempraktikkan semua kompetensi, filosofi, dan segala aspek terkait coaching.
- Coach
memiliki ketulusan agar dalam
membantu coachee dalam proses coaching semua proses bisa
berlangsung dengan baik dan menuju ending yang dibutuhkan coachee.
- Coach memiliki kemampuan mendefinisikan sesuatu dan memiliki kemampuan untuk memilih diksi yang tepat dalam mendeskripsikan sesuatu. Dengan kemampuan tersebut, coach mampu membimbing kliennya dalam mendefinisikan dan memiliki diksi yang tepat dalam mendeskripsikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diberikan.
Para coach berpamitan. |
Para peserta LAC Batch V |
Jadi,
keterampilan coaching ini membutuhkan kemampuan literasi yang bagus. Selain itu, coach
sebaiknya memiliki kecerdasan emosional, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan
interpersonal yang bagus.
Itu
menurut saya. Bagaimana menurut kalian yang sudah pernah mempelajari teknik coaching?
Share, yuk di kolom komentar. 😍😍
Makassar, 5 Februari 2020
Baca
juga:
Catatan kaki:
[1] Tentang Coach Fauziah Zulfitri - profesionalisme, etos kerja,
kepemimpinan yang teruji serta sikapnya yang selalu positif mampu membawa
Fauziah menempati posisi puncak management di usia 36 tahun (7 tahun yang
lalu). Fauziah dengan pengalamannya memimpin lebih dari 1.000 karyawan mampu
membuktikan dirinya menjadi satu dari sedikit profesional perempuan yang bisa
melaju dengan prestasinya dari area Human Resources menuju posisi direktur
utama di usia muda.
Ibu Ochy memulai kariernya di area
pengembangan sumber daya manusia 17 tahun lalu di berbagai multinational company
di Jakarta dan Makassar.
[2] International Coach
Federation (ICF) didirikan pada tahun 1995 oleh Thomas J. Leonard dengan menyuarakan
standard profesional terhadap profesi coaching di seluruh dunia, dan
menyediakan sertifikasi independen untuk coach profesional (melalui ICF
Credential) dan program pelatihan coach (melalui ICF Training Program
Accreditation). ICF adalah badan terakreditasi dan kredibel untuk program
pelatihan dan untuk coach (https://glcworld.co.id/organisasi-icf-indonesia/). Kunjungi ICF Website : www.coachfederation.org.
[3] Sejak meninggalkan dunia kerja profesional tahun 2016, Fauziah
Zulfitri membangun Insight Indonesia, sebuah perusahaan jasa konsultan
pengembangan SDM di Makassar.
Insight Indonesia saat ini telah
menjadi partner bagi berbagai organisasi berskala nasional di Indonesia Timur.
Keahlian utama Fauziah dalam mendampingi para kliennya berada di area
leadership, assertive communication, service quality dan team work.
Share :
Acaranya sangat seru, menarik, dan pastinya membawa banyak manfaat ya, Mbak Niar. Saya saja baca dari ulasan Mbak Noar, banyak info yang saya dapat. Termasuk perbedaan coaching dan coach. Terima kasih sharingnya, Mbak Niar.
ReplyDeleteMaksudnya perbedaan coaching dan coach dalam dunia pengembangan diri (SDM) dan olahraga, ya Mas Bambang. :)
DeleteSeru ya Mba acaranya banyak hal2 positif seputar COACHING yang bisa kita terapkan untuk pengembangan diri kita
ReplyDeleteBanyak, Mbak. Untuk diri sendiri saja bermanfaat apalagi jika diterapkan ke dalam tim.
DeleteSaya jadi penasaran nih, kak. Abis baca sampe akhir. Nemu bagian testimoni kok makin bagus dan berkualitas percakapan yang dihasilkan ya. Jadi kepengen belajar juga biar bermanfaat setiap interaksi sama orang lain
ReplyDeleteIn syaa Allah kalo penerapannya tepat, hasilnya akan bagus :)
DeletePerbedaannya sangat terlihat ya Mba antara Coaching, Mentoring dll tersebut, jadi saat mau menjadi fasilitator harus paham dulu posisi audiens nya juga memosisikan diri pembicara mau pakai materi konsep coaching, mentoring atau lain2nya. Terima kasih Mba, Insightful banget :)
ReplyDeleteIya, harus bisa memosisikan diri dulu dan pandai mendefinisikan situasi juga :)
DeleteJelas emak-emak tetap butuh pelatihan couching ini.. jadinya emak bisa menghadapi anak-anak di rumah sebagai couchee nya..
ReplyDeleteJadi emak gak meledak-ledak , jadinya tetap sabar ya Mba
Bagus banget ini acaranya..
Nah iya benar banget hehehe. Supaya emak lebih latihan sabar lagi :D
DeleteMasya Allah.. banyak banget ilmu yang didapat dari acara ini ya, Mbak. Dan menjadi coach, ternyata butuh berbagai kecerdasan yang bagus. Jadi membayangkan, betapa bagusnya attitude dan pemikiran para coach.. :)
ReplyDeleteDalam pandangan saya iya, harus punya kecerdasan tertentu. Tapi paling utama harus tulus :)
Deletebetul. sekaligus butuh kesabaran mengingat mendengar tanpa menyela itu kudu bs kontrol emosi. wkwkw. kalau pas punya pengalaman serupa pastinya pengen buru2 nyela gitu, wkwk
DeletePelatihan leader coaching ini ga mengenal usia yac kak, siapapun bisa belajar memenagmant diri dengan leader as coach. Yess sejatinya setiap manusia itu merupakan pemimpin, iya pemimpin bagi dirinya sendiri.
ReplyDeleteNah, betul sekali :)
DeleteKeren mba, semangat terus utk pengembangan diri. Dunia coaching ini memang lagi berkembang juga yaa. Dan memang bagus sih utk pengembangan karakter kita.
ReplyDeleteIya, bagus diterapkan di keseharian juga. :)
DeleteMakasih sharingnya. Aku termasuk yg bingung perbedaan coaching & mentoring, akhirnya semua kuanggap sebagai motivator. Malah tambah jauh ya definisinya? Alhamdulillah sekarang jadi tahu.
ReplyDeleteBeda-beda ternyata Mbak Lus.
Deleteakupun senang banget kalo kursus terkait pengembangan diri namun kendala biaya kdg bikin urung ikutan berbagao wotkshop padahal kek ginikan ya jadi bisa bedain mana coaching mana mentoring yangs ekilas nampak sama aja, makasih udah mau cerita detail begini
ReplyDeleteBaru kulitnya sih ini, Kak Uli hehe. Detailnya ada dalam pelatihannya.
DeleteWah banyak sekali pembelajaran yang bisa didapat dari acara ini ya mbak. Melalui postingan ini, aku baru tau kalau ternyata coaching itu beda dengan mentoring. Menjadi coach ternyata diperlukan ketrampilan2 tertentu juga. Makasih sharingnya.
ReplyDeleteBeda, Mbak ... iya ada di saat-saat tertentu perlu dilakukan.
DeleteCoaching ka duluweehh 😁
ReplyDeleteHayuuuk hehehe
DeleteOh ternyata beda ya maknanya?
ReplyDeleteDi bahasa Indonesia apakah sudah ada pembedaan artinya, mbak untuk istilah-istilah coaching, mentoring dan sejenisnya tadi?
Nah belum dapat itu Mbak, kalo di dalam Bahasa Indonesia apa.
DeleteAku jadi inget waktu kerja di tempat dulu ada program leader as coach cuman ga jalan mba karena leadernya bingung hahha...dan aku juga sempet dicoaching sama HR Specialist :) ah seru nih jadi pengen ikutan yg begini
ReplyDeleteWaah sayang ya, Mbak. Nah kayaknya perlu ikutan lagi :)
DeleteDalam membersamai anak pun, penting untuk dapat 'mendengar tanpa menyela' ini.
ReplyDeleteDan saya belum sepenuhnya bisa mempraktekkannya.
Hiks, benar. Saya masih berusaha keras pula.
DeleteJauh lebih sulit mempraktikkannya ke orang-orang terdekat/terkasih.
Saya suka pelatihan seperti ini. Banyak interaksi dan interaktif. Sayang sekarang sudah untuk mendapat kesempatan ikut acara seperti itu.
ReplyDeleteIkut menyerap ilmunya ya Mbak 😊
Yuk, Mbak. Di blog ini ada beberapa tulisan hasil ikut pelatihan :)
DeleteKemaren saya baru dicoaching juga nih mbak ama atasan saya di kantor. Memang dengan adanya kegiatan seperti ini dapat menimbulkan rasa memiliki, kepercayaan dan kerjasama antar atasan Dan bawahan di kantor.
ReplyDeleteIya ya Mbak, benar semua point yang disebutkan itu.
DeleteJadi kalau dalam organisasi atau komunitas, bukan melulu si pemimpin yang jadi 'bintang'nya ya? Tapi juga bisa jadi pendengar bagi anggotanya, salah satunya supaya timbul kebersamaan dan membangkitkan potensi para membernya
ReplyDeleteIya, seperti itu kalau pakai teknik coaching, Mbak Hen. :)
DeleteTeknik Coaching ini bagus banget buat self development, tapi memang harus ekstra sabar dan telaten
ReplyDeleteKalau mau berusaha, bisa sekalian latihan bersabar dan telaten :)
DeleteKeren banget nih acaranya, Mbak Niar. Ternyata coach tidak hanya membantu orang lain, tapi juga membantu berdamai dirinya sendiri. Patut ditiru juga nih ngobrol fokus biar goal tercapai. Terima kasih 😍
ReplyDeleteYes ... seperti itu, Mba Ica :)
Deleteoh jadi pada coaching itu kita yang aktif ya mbak, coachnya sebagai fasilitator aja. Mendengar aktif tanpa menyela ini juga salah satu hal menghargai orang lain ya
ReplyDeleteKalau kita sebagai coachee ... iya, Mbak Lid, kitanya yanglebih aktif menyampaikan apa yang dirasakan dan di pikiran kita.
DeleteSaya pernah ikutan juga model coaching leader seperti mba jelasin di atas, ini melatih qt bukan hnya jd as a leader tapi lebih ke bekerja dlm sebuah tim juga
ReplyDeleteAh iya, benar banget ... membantu kerja tim juga sebenarnya, ya.
DeleteSeneng banget akutu kalo ada kegiatan coaching seperti ini, selain silaturrahmi juga menambah ilmu ya.. kita jadi tau posisi diri saat ini dan harus seperti apa untuk menghadapi segala persoalan yang ada dihadapan mata ya mbak.. beneran kasih insight untuk kebaikan pribadi maupun orang lain
ReplyDeleteBenar, Mbak. Bisa membantu orang lain, sekaligus diri sendiri juga.
DeleteOoooh jadi begitu ya perbedaannya yang menjadi bintangnya? Betul sih.....kita jadi lebih sopan santu, tidak menyela pembicaraan orang lain dsb. Trus dibuat per kelompok ya supaya tiap orang bisa berpendapat, saling bersinergi, menjawab dll. Jadi mamak2 di rmah pun mocok dong ya mnegikuti acara seperti ini untuk mengembangkan diri lenjadi pribadi yg lebih baik lagi. TFS, Mb Mugniar :D
ReplyDeleteTernyata beda ya antara coaching, fasilitator, trainer dll. Bagus nih materinya. Bermanfaat banget untuk kita terjun di masyarakat
ReplyDeleteSelama ini toh saya kira pelatihan2 coaching itu buat para pengajar ji dan manfaatnya agar ilmu yg dia punya bisa tersampaikan dengan mudah ke yg dididik. Ternyata saya mengartikan secara umum saja, bahakan saya yang IRT perlu jg ya ikitan pelatihan kaya gini 😍
ReplyDeleteKeren juga acaranya tentang dunia coaching leader as coach jadi nambah pengetahuan tentang bagaimana jadi seorang coach. terima kasih ya mba atas infonya.
ReplyDeleteIkut tergabung dalam kegiatan seperti ini, selain menambah pengetahuan tentang Coaching, mentoring, konseling, konsultan dilatih pengembangan pribadi kita dalam hal kecerdasan emosional, intrapersonal dan interpersonal.
ReplyDeleteSalut deh, keren banget
Saya belum penah secara khusus belajar tentang coaching ini, Mbak Niar
ReplyDeleteDulu saat masih kerja diajarkan management development tapi masih yang awal saja as a coach.
ini menarik sekali, apalagi melihat praktik mbak dan suami. Perbindangan jadi fokus ke satu hal, enggak melebar kemna-mana sehingga jika bahas sesuatu solusi bisa segera ketemu
Aku pikir tadinya coach ya mentor atau trainer hehe :D
ReplyDeleteUdah lama sekali gak ikuta WS soal pengembangan diri kyk gini mbak, kyknya lbh banyak kuikutin saat kuliah gtu deh :D
Seru sekali kyknya ya kalau baca testimoninya. Di Jakarta ada jg gak ya?
Ternyata mau jadi coach juga nggak mudah ya kak, paling tidak kita harus memahami ilmunya dan bisa menguasai kemampuan literasi serta beberapa hal lainnya. Jadi kalau di dunia coach yang jadi bintangnya adalah yang dicoaching ya. Ah saya jadi penasaran dengan metode pengembagan diri ini.
ReplyDeleteMaksud saya pengembangan , ya semoga ke depannya saya juga bisa ikut coaching dengan coach ochy ini. Btw kalau ikut coaching ini free atau sebaliknya kak?
DeleteBeberapa kali pernah ikutan coaching yang difasilitasi oleh kantor. Seru sih. Gak hanya belajar dari materi yang disampaikan coach, tapi juga mengamati bagaimana coach tersebut menyampaikan materi, berkomunikasi, dan menghadapi audience. Hehehe
ReplyDeleteKegiatannya bagus, lebih bagus lagi karena kak Niar berhasil mendokumentasikannya lewat sebuah postingan. Kita yang baca jadi ada gambaran tentang dunia coaching, maklum..ndak pernah pi jadi coach kodong~
ReplyDeleteJadi kapan ini Kak Niar jadi coachku? (terus dijawab sama Kak Niar: bukannya setiap saat, tut? itu lewat WA?) #eh kabooorrr
DeleteWah iya bener Mbak, kata suami yg dulunya kerja Di dunia coach perbedaan coach dengan konsultan/mentor/trainer memang demikian. Jadi lebih ke "mengadakan" peserta utk menemukan inovasi sendiri yaah.
ReplyDeletePernah sekali ikut materi coaching Ochy, materinya keren dan sangat bermanfaat. Saya suka sekali. Moga dilain waktu bisa belajar lagi sama Coach Ochy
ReplyDeleteMemahami dunia coaching dalam internal organisasi itu ternyata penting banget ya, Mbak.
ReplyDeleteWih serunya kak Niarrr, pankapan pas kita ketemu mau nanya-nanya tentang coaching ini deh. Baru baca postingan ini saja sudah isa tau manfaatnya apalagi kalau ikut pelatihannya langsung
ReplyDeleteAku pernah baca, soal leader coaching ini katanya dapat membantu skill dan kemampuan untuk semakin mampu menemukan potensi besar di dalam diri anggota atau tim nya
ReplyDeleteTujuannya begitu bagus dan orientasinya begitu positif
Mantap, kak, Niar ikut kelasnya Coach Ochy. emang cocok deh kalo Kak Niar juga jadi coach.
ReplyDeleteMenarik juga ini tekniknya. Tetapi, pastinya harus sabar dan telaten ya untuk proses ini.
ReplyDeleteaaaa pengen banget ikutan kelas kayak giniii. membantu menemukan potensi dan menambah skill kita jugaa
ReplyDeleteWah menarik banget, baca ini aku baru mengerti perbedaannya. Ku pikir dulu sama aja, sama-sama ngajar, sama-sama berbagi ilmu. Ternyata beda-beda to dalam aplikasinya
ReplyDeleteBenar-benar bermanfaat ini acaranya
Wah aku paling suka nih kak kalo dateng ke acara yang begini nih, soalnya pasti banyak games-games seru yang membuat kita makin intens sama peserta lainnya. Dan tentunya di setiap games ounya asrti khusus hihi
ReplyDeleteJadi, kedepannya kak niar bakalan jadi coach juga? Brasa pengen ikut pelatihannya uwuwuw
ReplyDeleteIkut sama suamita inikah? Wuih mauka juga ajakki ayangbeb deh, semoga tertarikki
ReplyDelete