Dunia Coaching: Leader as Coach

Dua buah video diputarkan untuk kami – para peserta pelatihan Leader as Coach pada hari pertama, 29 Januari lalu. Kesemua peserta bisa memahami bahwa kedua video yang ditampilkan itu bukanlah bentuk coaching meskipun dibalut dengan kata COACHING.

Mengapa?

Sebab kami mendapatkan pemahaman mengenai perbedaan antara coaching dengan training, mentoring, counseling, dan consulting. Oya, dalam dunia olahraga, definisi coaching dan coach berbeda lho ya dengan pengertiannya di dunia pengembangan diri/SDM.


Dalam dunia pengembangan diri, yang menjadi “bintang” pada training, mentoring, counseling, dan consulting adalah orang yang melakukan training (trainer-nya), mentoring (mentor-nya), counseling (couselor-nya), dan consulting (konsultannya). Maka berbeda halnya dengan coaching.

Singkatnya begini, pada coaching, yang menjadi bintang adalah coachee atau orang yang di-coaching. Sementara coach-nya bertindak sebagai fasilitator saja.

Makanya perlu teknik tersendiri agar SESI COACHING tidak tercampur perbuatan training, mentoring, consulting, apalagi counseling karena trainer, mentor, cosultant, dan counselor selalu sebagai bintangnya.

Menyimak presentasi Coach Ochy.

Saling kenal sesama peserta dengan cara unik

Semua peserta bisa melihat gambaran jelas dalam kedua video yang kami saksikan bahwa leader yang seharusnya bersikap as a coach tidak menunjukkan sikap sebagai pendengar yang diharapkan sehingga tidak berujung pada pemberdayaan (empowerment) coachee.

Pentingnya Peran Leader as Coach



Coach memiliki fungsi mendasar yang berbeda daripada leader dan manager. Coach berperan penting dalam memaksimalkan potensi bawahannya sehingga si bawahan bisa memberdayakan dirinya.

Beberapa faktor menjadi indikasi
dibutuhkannya coaching dalam
organisasi atau perusahaan. Salah satunya
adalah terjadi perubahan yang cepat
pada lingkungan eksternal organisasi.

Pelatihan yang dibawakan oleh Fauziah Zulfitri, LCPC, ACC[1] yang akrab disapa Ibu/Coach Ochy ini dimulai dengan penjelasan mengenai pentingnya coaching diterapkan di dalam organisasi. Intinya, ketika indikasi itu terlihat maka pendekatan coaching menjadi lebih tepat ketimbang pendekatan lain.

Menuliskan hasil diskusi kelompok SHINCAN (nama yang dipilih
harus menggemaskan, kata Coach Ochy 😆). SHINCAN itu akronim
dari nama-nama anggota kelompok saya.

International Coaching Federation (ICF) mendefinisikan:
COACHING sebagai bentuk kemitraan bersama klien (coachee) dengan proses yang memprovokasi pemikiran (menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran) dan proses kreatif yang menginspirasi mereka dalam memaksimalkan potensi pribadi dan profesional yang dimiliki.

Coaching di organisasi menciptakan rasa kepemilikan, akuntabilitas, dan komitmen dari individu serta tim yang memungkinkan kinerja dan prestasi yang lebih besar dalam pekerjaan maupun kehidupan.

Coaching yang sukses membutuhkan
keterampilan, pengetahuan, dan
pendekatan strategis terhadap
tantangan dan hambatan
yang mungkin dihadapi.

Ekspektasi peserta ditempel ke flip chart.

Keterampilan coaching adalah bagian penting dari setiap perangkat bagi seorang pemimpin. Penerapannya makin happening. Hasil dari ICF Global Coaching Study pada tahun 2016 yang dilakukan oleh Price Water House Coopers, LLP terhadap 15.380 responden dari 137 negara menunjukkan:
  • 16% pemimpin atau manajer/direktur pengembangan SDM menerapkan keterampilan coaching.
  • 73% telah menerapkan keterampilan khusus coaching yang terakreditasi.
  • 76% manajer/pemimpin menggunakan pengetahuan, pendekatan, dan keterampilan coaching dengan tim maupun kelompok kerjanya.

  

Pentingnya Ikut Pelatihan Leader as Coach


Dalam pelatihan ini dipelajari mengenai
konsep coaching di dalam organisasi,
apa saja area fokusnya,
bagaimana menyatukan
pikiran, perasaan, dan tindakan coachee,
bagaimana membangun
hubungan dan kepercayaan,
bagaimana menjadi pendengar yang
dikategorikan sebagai global listening
sebenar-benarnya tipe pendengar yang
dibutuhkan oleh coachee.

Kami dilatih pula untuk memahami berbagai aspek coaching sebagai pondasi, seperti:
Mendengar secara aktif tanpa menyela, membangun keintiman (intimacy) dan trust, menekan ego (di antaranya: dengan menggunakan kalimat positif, memberikan apresiasi, dan tidak melakukan judgement), dan menyusun pertanyaan bermakna yang terstruktur sehingga mampu mengarahkan coachee kepada solusi yang dibutuhkannya.

Tidak hanya sampai di situ, dong. Kami praktik coaching berulang kali dengan beberapa style.

Menyampaikan hasil diskusi kelompok.

Sepertinya berat, ya materinya?

Berat kalau hanya membaca dan mencoba menerapkannya tanpa pelatihan. Makanya perlu pelatihan seperti ini supaya saat praktik kita jadi tahu apakah saat menjadi coach cara kita sudah sesuai ketentuan atau belum karena langsung diarahkan atau dikoreksi oleh coach profesional dalam pelatihan ini.

Lalu mamak-mamak ini (menunjuk diri sendiri), ngapain ikut pelatihan dengan para profesional di bidangnya?

Lha, memangnya kenapa? 😏

Mamak ini memang senang bidang pengembangan diri sejak di bangku kuliah, tahun 1990-an. Ketemu pelatihan ini dia antusias karena tertarik dengan metode coaching. Toh prinsip dan tekniknya bisa dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bisa kepada anak-anak, kepada suami, pun kepada teman-teman yang curhat.

Menuliskan jawaban dari tugas yang diberikan.

Sasaran coaching yang menggali potensi dari dalam diri orang yang di-coaching, mencari solusi dari dalam diri coachee sehingga menemukan solusi yang mampu memberdayakan dirinya sangat cocok untuk diterapkan pada semua orang, dalam segala medan.

Mana tahu ke depannya takdir membawa mamak ini kepada posisi menjadi leader di tempat profesional? Atau membawa dirinya kepada jenjang berikutnya – menjadi professional coach, mungkin?

Siapa tahu, kan? 😘

Teknis Pelatihan Leader as Coach


Coach Ochy banyak berinteraksi dengan peserta.

Pelatihan yang lengkapnya bernama Loop Leader As Coach Program ini diselenggarakan oleh Loop Institute of Coaching.

Program ini telah terdaftar di International Coach Federation (ICF) [2]. sebagai ICF CCE 22 Hour (ICF Continuing Coach Education). Di Makassar, pelatihan ini diselenggarakan oleh Insight Indonesia[3] yang didirikan oleh Coach Ochy.

Coach Fauziah Zulfitri (Ochy) yang ekspresif.

Program ini merupakan pelatihan public training atau inhouse training yang terdiri atas 3 bagian:
  1. Fase persiapan. Proses persiapan pembelajaran dengan metode belajar mandiri dengan membaca dan melengkapi Pre Assignment yang diberikan.
  2. Kelas Training Non Residential. Selama 2 hari, dengan didampingi professional coach, para peserta mendapatkan pembelajaran dan berlatih dengan materi di dalam kelas.
  3. Post Program. Pada bagian ketiga ini merupakan syarat kelulusan, yaitu para peserta harus mengikuti 2 kali sesi teleclass @90 menit berikut praktik coaching minimal 4 sesi @30 menit dengan minimal 3 orang coachee. Selain itu, para peserta dipasangkan dengan sesama peserta dan harus melalui sesi peer coaching di luar kelas.

Setelah melalui pelatihan ini para peserta bisa menjalankan peran sebagai coach pada internal organisasinya atau terhadap orang dekatnya. Belum boleh praktik dan tidak boleh meminta bayaran, lho! 😁

Coach Ochy dengan kelompok SHINCAN

Seorang coach yang tersertifikasi dan terdaftar dalam lembaga akreditasi ICF boleh lho praktik secara profesional dan jasanya dibayar. Tentunya ada rangkaian pelatihan yang harus dilalui untuk mendapatkan sertifikat dan gelar.

Testimoni Praktik Coaching dari Beberapa Peserta LAC Batch V


Senangnya, setelah kelas LAC usai, tiga orang teman langsung bertestimoni mengenai keberhasilan mereka menerapkan teknis coaching. Atas izin ketiganya, saya masukkan testimoni mereka ke dalam tulisan ini:

Mengulangi materi hari pertama pada hari kedua.

Testimoni Ibu Asni  (ASN)


Tadi saya berusaha sekuat tenaga keluar dari diri saya yang biasanya. Tak memotong pembicaraan, tidak mengintervensi, benar-benar memosisikan diri jadi pendengar yang baik. Karena suami bercerita dengan mengalir tanpa dipancing, akhirnya tak banyak pertanyaan yang saya ajukan tapi pada dasarnya terjawab koq satu per satu.

Yang bikin saya bangga, saat saya tanya balik setelah sesi saya tutup, “Semua solusi yang kita’ sebutkan tadi, sudah pernah terpikirkan serinci itukah sebelumnya?” Suami menjawab, “Baru sekarang!”

Real play kelompok Power Puff Girls dengan Coach Cheeqa.


Testimoni Ibu Cicilia (ASN)


Puji Tuhan, pagi-pagi saya sudah praktik coaching sama teman kurang lebih selama 15 menit. Akhirnya teman saya menemukan apa yang seharusnya dia lakukan. Untuk pelajaran yang saya dapatkan pagi ini, intinya jangan lupa menanyakan goal dan komitmen coachee. Suami juga minta di-coaching, tapi sementara saya menggali, eh dianya minta berhenti karena terharu.

Testimoni Ria (Entrepreneur)


Alhamdulillah, tadi juga sudah coba aplikasikan (metode) FIRA kepada staf yang sudah berhari-hari tidak kelar-kelar laporannya. Sejak semalam bahas via chat tidak ada solusi dan dia sudah merasa mandeg. Tadi ketemu langsung sekitar 15 – 20 menit. Dia mejelaskan kendala pekerjaannya apa. Sambil ngobrol dia kerjakan eh tahu-tahu sudah beres saja kerjaannya.


Testimoni Saya:


Saya baru praktikkan kepada suami. Tidak mudah karena sebenarnya beliau ini salah satu guru saya dalam self development. Mulanya goal-nya pindah-pindah lalu setelah itu mengalirlah cerita pak suami. Namun dia tak benar-benar terbuka kepada saya apa efek sesi coaching yang dia rasakan.

Saya sendiri merasakan efek positifnya, yaitu menjadi tahu lebih detail mengenai beberapa hal yang dia pikirkan. Saya menyukai sesi ini karena menjadi komunikasi yang sangat berkualitas antara saya dengannya. Bukan karena percakapan kami selama ini tak berkualitas, bukan begitu.

Ice breaking.

Kalau selama ini topik percakapan kami bisa pindah-pindah bak bajing loncat, sesi coaching seperti ini “memaksa” kami untuk fokus kepada satu pembahasan dengan lebih terstruktur sampai tuntas dan itu membuat saya menjadi lebih memahaminya.

Nah, sampai di sini mulai terasa apa yang dikatakan para coach kami, yaitu bahwa dalam sesi coaching, sang coach juga merasakan manfaatnya. Bahkan alih-alih merasa lelah, coach bisa “sembuh” setelah menghadapi coachee-nya.

Triad coaching.

Kesan Setelah Mengikuti Pelatihan LAC Selama 2 Hari


Kesan saya terhadap penyajian materi:


Dikemas dengan menyenangkan dan menarik sehingga pemahaman peserta bertambah sedikit demi sedikit. Rasanya seperti dituntun secara bertahap dari satu aha moment menuju aha moment berikutnya sehingga pemahaman mengenai dunia coaching dalam internal organisasi secara utuh diperoleh pada saat pelatihan di kelas berakhir.

Kesan saya terhadap Coach Ochy sebagai fasilitator utama dan para coach pendamping:


Menguasai materi dengan baik. “Hadir penuh” yang disebut-sebut sebagai salah satu kompetensi yang harus dimiliki coach ada dalam diri semua coach yang menjadi fasilitator program ini. Semua kalimat yang dilontarkan positif, tak ada kalimat/diksi dan nada negatif meski saat bercanda. Tak ada judgement dalam bersikap. Semua peserta diperhatikan kebutuhannya.

Berdiskusi setelah real play.


Kesimpulan saya mengenai aktivitas coaching dan bagaimana menjadi coach yang baik:

  • Coach adalah sosok yang (menuju) bijaksana yang sudah memahami dirinya terlebih dulu, mampu meredam ego, dan sudah mempraktikkan semua kompetensi, filosofi, dan segala aspek terkait coaching.
  • Coach memiliki ketulusan agar dalam membantu coachee dalam proses coaching semua proses bisa berlangsung dengan baik dan menuju ending yang dibutuhkan coachee.
  • Coach memiliki kemampuan mendefinisikan sesuatu dan memiliki kemampuan untuk memilih diksi yang tepat dalam mendeskripsikan sesuatu. Dengan kemampuan tersebut, coach mampu membimbing kliennya dalam mendefinisikan dan memiliki diksi yang tepat dalam mendeskripsikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diberikan.

Para coach berpamitan.

Para peserta LAC Batch V
Jadi, keterampilan coaching ini membutuhkan kemampuan literasi yang bagus. Selain itu, coach sebaiknya memiliki kecerdasan emosional, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan interpersonal yang bagus.

Itu menurut saya. Bagaimana menurut kalian yang sudah pernah mempelajari teknik coaching? Share, yuk di kolom komentar. 😍😍

Makassar, 5 Februari 2020

Keterangan: foto-foto berasal dari tim Insight Indonesia. 

Baca juga:

Catatan kaki:


[1] Tentang Coach Fauziah Zulfitri - profesionalisme, etos kerja, kepemimpinan yang teruji serta sikapnya yang selalu positif mampu membawa Fauziah menempati posisi puncak management di usia 36 tahun (7 tahun yang lalu). Fauziah dengan pengalamannya memimpin lebih dari 1.000 karyawan mampu membuktikan dirinya menjadi satu dari sedikit profesional perempuan yang bisa melaju dengan prestasinya dari area Human Resources menuju posisi direktur utama di usia muda.

Ibu Ochy memulai kariernya di area pengembangan sumber daya manusia 17 tahun lalu di berbagai multinational company di Jakarta dan Makassar.

[2] International Coach Federation (ICF) didirikan pada tahun 1995 oleh Thomas J. Leonard dengan menyuarakan standard profesional terhadap profesi coaching di seluruh dunia, dan menyediakan sertifikasi independen untuk coach profesional (melalui ICF Credential) dan program pelatihan coach (melalui ICF Training Program Accreditation). ICF adalah badan terakreditasi dan kredibel untuk program pelatihan dan untuk coach (https://glcworld.co.id/organisasi-icf-indonesia/). Kunjungi ICF Website : www.coachfederation.org.

[3] Sejak meninggalkan dunia kerja profesional tahun 2016, Fauziah Zulfitri membangun Insight Indonesia, sebuah perusahaan jasa konsultan pengembangan SDM di Makassar.

Insight Indonesia saat ini telah menjadi partner bagi berbagai organisasi berskala nasional di Indonesia Timur. Keahlian utama Fauziah dalam mendampingi para kliennya berada di area leadership, assertive communication, service quality dan team work.



Share :

71 Komentar di "Dunia Coaching: Leader as Coach"

  1. Acaranya sangat seru, menarik, dan pastinya membawa banyak manfaat ya, Mbak Niar. Saya saja baca dari ulasan Mbak Noar, banyak info yang saya dapat. Termasuk perbedaan coaching dan coach. Terima kasih sharingnya, Mbak Niar.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maksudnya perbedaan coaching dan coach dalam dunia pengembangan diri (SDM) dan olahraga, ya Mas Bambang. :)

      Delete
  2. Seru ya Mba acaranya banyak hal2 positif seputar COACHING yang bisa kita terapkan untuk pengembangan diri kita

    ReplyDelete
    Replies
    1. Banyak, Mbak. Untuk diri sendiri saja bermanfaat apalagi jika diterapkan ke dalam tim.

      Delete
  3. Saya jadi penasaran nih, kak. Abis baca sampe akhir. Nemu bagian testimoni kok makin bagus dan berkualitas percakapan yang dihasilkan ya. Jadi kepengen belajar juga biar bermanfaat setiap interaksi sama orang lain

    ReplyDelete
    Replies
    1. In syaa Allah kalo penerapannya tepat, hasilnya akan bagus :)

      Delete
  4. Perbedaannya sangat terlihat ya Mba antara Coaching, Mentoring dll tersebut, jadi saat mau menjadi fasilitator harus paham dulu posisi audiens nya juga memosisikan diri pembicara mau pakai materi konsep coaching, mentoring atau lain2nya. Terima kasih Mba, Insightful banget :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, harus bisa memosisikan diri dulu dan pandai mendefinisikan situasi juga :)

      Delete
  5. Jelas emak-emak tetap butuh pelatihan couching ini.. jadinya emak bisa menghadapi anak-anak di rumah sebagai couchee nya..
    Jadi emak gak meledak-ledak , jadinya tetap sabar ya Mba

    Bagus banget ini acaranya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah iya benar banget hehehe. Supaya emak lebih latihan sabar lagi :D

      Delete
  6. Masya Allah.. banyak banget ilmu yang didapat dari acara ini ya, Mbak. Dan menjadi coach, ternyata butuh berbagai kecerdasan yang bagus. Jadi membayangkan, betapa bagusnya attitude dan pemikiran para coach.. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dalam pandangan saya iya, harus punya kecerdasan tertentu. Tapi paling utama harus tulus :)

      Delete
    2. betul. sekaligus butuh kesabaran mengingat mendengar tanpa menyela itu kudu bs kontrol emosi. wkwkw. kalau pas punya pengalaman serupa pastinya pengen buru2 nyela gitu, wkwk

      Delete
  7. Pelatihan leader coaching ini ga mengenal usia yac kak, siapapun bisa belajar memenagmant diri dengan leader as coach. Yess sejatinya setiap manusia itu merupakan pemimpin, iya pemimpin bagi dirinya sendiri.

    ReplyDelete
  8. Keren mba, semangat terus utk pengembangan diri. Dunia coaching ini memang lagi berkembang juga yaa. Dan memang bagus sih utk pengembangan karakter kita.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, bagus diterapkan di keseharian juga. :)

      Delete
  9. Makasih sharingnya. Aku termasuk yg bingung perbedaan coaching & mentoring, akhirnya semua kuanggap sebagai motivator. Malah tambah jauh ya definisinya? Alhamdulillah sekarang jadi tahu.

    ReplyDelete
  10. akupun senang banget kalo kursus terkait pengembangan diri namun kendala biaya kdg bikin urung ikutan berbagao wotkshop padahal kek ginikan ya jadi bisa bedain mana coaching mana mentoring yangs ekilas nampak sama aja, makasih udah mau cerita detail begini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Baru kulitnya sih ini, Kak Uli hehe. Detailnya ada dalam pelatihannya.

      Delete
  11. Wah banyak sekali pembelajaran yang bisa didapat dari acara ini ya mbak. Melalui postingan ini, aku baru tau kalau ternyata coaching itu beda dengan mentoring. Menjadi coach ternyata diperlukan ketrampilan2 tertentu juga. Makasih sharingnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Beda, Mbak ... iya ada di saat-saat tertentu perlu dilakukan.

      Delete
  12. Oh ternyata beda ya maknanya?

    Di bahasa Indonesia apakah sudah ada pembedaan artinya, mbak untuk istilah-istilah coaching, mentoring dan sejenisnya tadi?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah belum dapat itu Mbak, kalo di dalam Bahasa Indonesia apa.

      Delete
  13. Aku jadi inget waktu kerja di tempat dulu ada program leader as coach cuman ga jalan mba karena leadernya bingung hahha...dan aku juga sempet dicoaching sama HR Specialist :) ah seru nih jadi pengen ikutan yg begini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waah sayang ya, Mbak. Nah kayaknya perlu ikutan lagi :)

      Delete
  14. Dalam membersamai anak pun, penting untuk dapat 'mendengar tanpa menyela' ini.
    Dan saya belum sepenuhnya bisa mempraktekkannya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hiks, benar. Saya masih berusaha keras pula.
      Jauh lebih sulit mempraktikkannya ke orang-orang terdekat/terkasih.

      Delete
  15. Saya suka pelatihan seperti ini. Banyak interaksi dan interaktif. Sayang sekarang sudah untuk mendapat kesempatan ikut acara seperti itu.
    Ikut menyerap ilmunya ya Mbak 😊

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yuk, Mbak. Di blog ini ada beberapa tulisan hasil ikut pelatihan :)

      Delete
  16. Kemaren saya baru dicoaching juga nih mbak ama atasan saya di kantor. Memang dengan adanya kegiatan seperti ini dapat menimbulkan rasa memiliki, kepercayaan dan kerjasama antar atasan Dan bawahan di kantor.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya ya Mbak, benar semua point yang disebutkan itu.

      Delete
  17. Jadi kalau dalam organisasi atau komunitas, bukan melulu si pemimpin yang jadi 'bintang'nya ya? Tapi juga bisa jadi pendengar bagi anggotanya, salah satunya supaya timbul kebersamaan dan membangkitkan potensi para membernya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, seperti itu kalau pakai teknik coaching, Mbak Hen. :)

      Delete
  18. Teknik Coaching ini bagus banget buat self development, tapi memang harus ekstra sabar dan telaten

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau mau berusaha, bisa sekalian latihan bersabar dan telaten :)

      Delete
  19. Keren banget nih acaranya, Mbak Niar. Ternyata coach tidak hanya membantu orang lain, tapi juga membantu berdamai dirinya sendiri. Patut ditiru juga nih ngobrol fokus biar goal tercapai. Terima kasih 😍

    ReplyDelete
  20. oh jadi pada coaching itu kita yang aktif ya mbak, coachnya sebagai fasilitator aja. Mendengar aktif tanpa menyela ini juga salah satu hal menghargai orang lain ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau kita sebagai coachee ... iya, Mbak Lid, kitanya yanglebih aktif menyampaikan apa yang dirasakan dan di pikiran kita.

      Delete
  21. Saya pernah ikutan juga model coaching leader seperti mba jelasin di atas, ini melatih qt bukan hnya jd as a leader tapi lebih ke bekerja dlm sebuah tim juga

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ah iya, benar banget ... membantu kerja tim juga sebenarnya, ya.

      Delete
  22. Seneng banget akutu kalo ada kegiatan coaching seperti ini, selain silaturrahmi juga menambah ilmu ya.. kita jadi tau posisi diri saat ini dan harus seperti apa untuk menghadapi segala persoalan yang ada dihadapan mata ya mbak.. beneran kasih insight untuk kebaikan pribadi maupun orang lain

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar, Mbak. Bisa membantu orang lain, sekaligus diri sendiri juga.

      Delete
  23. Ooooh jadi begitu ya perbedaannya yang menjadi bintangnya? Betul sih.....kita jadi lebih sopan santu, tidak menyela pembicaraan orang lain dsb. Trus dibuat per kelompok ya supaya tiap orang bisa berpendapat, saling bersinergi, menjawab dll. Jadi mamak2 di rmah pun mocok dong ya mnegikuti acara seperti ini untuk mengembangkan diri lenjadi pribadi yg lebih baik lagi. TFS, Mb Mugniar :D

    ReplyDelete
  24. Ternyata beda ya antara coaching, fasilitator, trainer dll. Bagus nih materinya. Bermanfaat banget untuk kita terjun di masyarakat

    ReplyDelete
  25. Selama ini toh saya kira pelatihan2 coaching itu buat para pengajar ji dan manfaatnya agar ilmu yg dia punya bisa tersampaikan dengan mudah ke yg dididik. Ternyata saya mengartikan secara umum saja, bahakan saya yang IRT perlu jg ya ikitan pelatihan kaya gini 😍

    ReplyDelete
  26. Keren juga acaranya tentang dunia coaching leader as coach jadi nambah pengetahuan tentang bagaimana jadi seorang coach. terima kasih ya mba atas infonya.

    ReplyDelete
  27. Ikut tergabung dalam kegiatan seperti ini, selain menambah pengetahuan tentang Coaching, mentoring, konseling, konsultan dilatih pengembangan pribadi kita dalam hal kecerdasan emosional, intrapersonal dan interpersonal.
    Salut deh, keren banget

    ReplyDelete
  28. Saya belum penah secara khusus belajar tentang coaching ini, Mbak Niar
    Dulu saat masih kerja diajarkan management development tapi masih yang awal saja as a coach.
    ini menarik sekali, apalagi melihat praktik mbak dan suami. Perbindangan jadi fokus ke satu hal, enggak melebar kemna-mana sehingga jika bahas sesuatu solusi bisa segera ketemu

    ReplyDelete
  29. Aku pikir tadinya coach ya mentor atau trainer hehe :D
    Udah lama sekali gak ikuta WS soal pengembangan diri kyk gini mbak, kyknya lbh banyak kuikutin saat kuliah gtu deh :D
    Seru sekali kyknya ya kalau baca testimoninya. Di Jakarta ada jg gak ya?

    ReplyDelete
  30. Ternyata mau jadi coach juga nggak mudah ya kak, paling tidak kita harus memahami ilmunya dan bisa menguasai kemampuan literasi serta beberapa hal lainnya. Jadi kalau di dunia coach yang jadi bintangnya adalah yang dicoaching ya. Ah saya jadi penasaran dengan metode pengembagan diri ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maksud saya pengembangan , ya semoga ke depannya saya juga bisa ikut coaching dengan coach ochy ini. Btw kalau ikut coaching ini free atau sebaliknya kak?

      Delete
  31. Beberapa kali pernah ikutan coaching yang difasilitasi oleh kantor. Seru sih. Gak hanya belajar dari materi yang disampaikan coach, tapi juga mengamati bagaimana coach tersebut menyampaikan materi, berkomunikasi, dan menghadapi audience. Hehehe

    ReplyDelete
  32. Kegiatannya bagus, lebih bagus lagi karena kak Niar berhasil mendokumentasikannya lewat sebuah postingan. Kita yang baca jadi ada gambaran tentang dunia coaching, maklum..ndak pernah pi jadi coach kodong~

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jadi kapan ini Kak Niar jadi coachku? (terus dijawab sama Kak Niar: bukannya setiap saat, tut? itu lewat WA?) #eh kabooorrr

      Delete
  33. Wah iya bener Mbak, kata suami yg dulunya kerja Di dunia coach perbedaan coach dengan konsultan/mentor/trainer memang demikian. Jadi lebih ke "mengadakan" peserta utk menemukan inovasi sendiri yaah.

    ReplyDelete
  34. Pernah sekali ikut materi coaching Ochy, materinya keren dan sangat bermanfaat. Saya suka sekali. Moga dilain waktu bisa belajar lagi sama Coach Ochy

    ReplyDelete
  35. Memahami dunia coaching dalam internal organisasi itu ternyata penting banget ya, Mbak.

    ReplyDelete
  36. Wih serunya kak Niarrr, pankapan pas kita ketemu mau nanya-nanya tentang coaching ini deh. Baru baca postingan ini saja sudah isa tau manfaatnya apalagi kalau ikut pelatihannya langsung

    ReplyDelete
  37. Aku pernah baca, soal leader coaching ini katanya dapat membantu skill dan kemampuan untuk semakin mampu menemukan potensi besar di dalam diri anggota atau tim nya
    Tujuannya begitu bagus dan orientasinya begitu positif

    ReplyDelete
  38. Mantap, kak, Niar ikut kelasnya Coach Ochy. emang cocok deh kalo Kak Niar juga jadi coach.

    ReplyDelete
  39. Menarik juga ini tekniknya. Tetapi, pastinya harus sabar dan telaten ya untuk proses ini.

    ReplyDelete
  40. aaaa pengen banget ikutan kelas kayak giniii. membantu menemukan potensi dan menambah skill kita jugaa

    ReplyDelete
  41. Wah menarik banget, baca ini aku baru mengerti perbedaannya. Ku pikir dulu sama aja, sama-sama ngajar, sama-sama berbagi ilmu. Ternyata beda-beda to dalam aplikasinya
    Benar-benar bermanfaat ini acaranya

    ReplyDelete
  42. Wah aku paling suka nih kak kalo dateng ke acara yang begini nih, soalnya pasti banyak games-games seru yang membuat kita makin intens sama peserta lainnya. Dan tentunya di setiap games ounya asrti khusus hihi

    ReplyDelete
  43. Jadi, kedepannya kak niar bakalan jadi coach juga? Brasa pengen ikut pelatihannya uwuwuw

    ReplyDelete
  44. Ikut sama suamita inikah? Wuih mauka juga ajakki ayangbeb deh, semoga tertarikki

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^