Perempuan
itu adalah Ibu Andi Ina Kartika Sari, sosok yang ingin saya beserta kawan-kawan
IIDN (Ibu-ibu Doyan Nulis)
Makassar temui hari Rabu, 19 Februari lalu. Ketika
lantunan ayat-ayat suci tak terdengar lagi, Ibu Ina mempersilakan kami duduk di
kursi tamu dalam ruangan itu.
Dari
11 kursi yang tersedia bagi tetamu, hanya dua yang kosong. Yang lainnya terisi
oleh kami – para perempuan yang berasal dari macam-macam latar belakang. Tujuan
kami hari ini adalah untuk memperkenalkan IIDN Makassar dan melihat kemungkinan
untuk berkolaborasi menjelang milad IIDN pada bulan Mei nanti.
Saya
mengambil tempat pada salah satu dari dua kursi yang terpisah, ditunjukkan oleh
Bu Ina. Sebagai pembukaan, saya memperkenalkan komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis
yang kini anggotanya sudah berjumlah lebih dari 20.000 perempuan, tersebar di
seluruh pelosok Indonesia hingga seluruh dunia.
Setelah
itu, satu per satu kami memperkenalkan diri. Kami menceritakan apa saja aktivitas
kami sehari-hari dan kegiatan menulis yang kami jalani.
Reaksi
AHA yang Tulus
Jujur,
saya tidak menyangka reaksi tulus beliau menerima audiensi IIDN Makassar ... Terlihat nyata oleh kami rasa
terharu yang diungkapkan melalui kata-kata dengan mimik wajah dan mata
berkaca-kaca. Reaksi beliau ini membuat saya terperangah karena tidak
menyangka.
Ternyata
beliau memegang banyak nilai yang klop dengan kami sampai bisa bereaksi seperti
ini. Percakapan yang mengalir setelahnya menguak banyaknya kesamaan nilai itu.
Di mata saya, reaksinya terlihat seperti sebuah REAKSI AHA (aha moment).
Ibu Ina Kartika Sari - Ketua DPRD Sulawesi Selatan. Foto: dari laman Facebook DPRD Sulsel. |
Tahu
kan istilah aha moment? Aha moment itu adalah sebuah momen ketika
tiba-tiba kita merasa tercerahkan atau menemukan sesuatu yang selama ini kita
cari. Dan ketika tiba masa itu, raut wajah kita berubah, menjadi lebih cerah.
Bincang-bincang Tentang Literasi
Dalam
pembicaraan selanjutnya, reaksi beliau itu menggambarkan tentang sesuatu yang
pernah terpikir olehnya, yang tertumpuk dengan banyaknya ide tentang bagaimana perempuan di Sulawesi Selatan bisa makin maju.
Beliau
sepakat, perempuan perlu menulis, untuk jati dirinya, untuk aktualisasi
dirinya, untuk berbagi manfaat bagi masyarakat, untuk kesehatan otaknya, untuk
memperlancar komunikasi secara verbal, dan untuk kenangan baiknya.
"Bukan untuk dibilang baik, tapi memang harus melakukan yang terbaik," Ibu Ina menekankan bahwa melakukan yang terbaik bukan semata pengakuan.
Saya menyimak
dengan baik apa yang dikatakan Bu Ina. Saya juga merasa tercerahkan dan merasa
sangat dihargai. Hal-hal yang dikatakannya pernah saya tuliskan dan beberapa
pernah saya alami juga.
Kalau
kalian pernah membaca tulisan berjudul 3
Alasan Mengapa Blog Masih Layak Dipertahankan Keberadaannya, di
dalamnya saya menyebutkan bahwa aktivitas membaca dan menulis berefek positif
terhadap otak.
Jaringan otak manusia ternyata dapat diperbaharui dan ditingkatkan dengan cara yang mudah, yaitu dengan belajar membaca dan menulis. Efek baik dari ilmu ini bahkan mencapai bagian otak yang biasanya tidak diasosiasikan dengan proses membaca dan menulis.
Menurut
Ibu Ina, aktivitas menulis akan memperbaiki kemampuan verbal karena menulis
akan memperkaya kosa kata. “Begitu pun pengalaman saya, Bu. Saya suka bilang ke
teman-teman bahwa menulis membantu meningkatkan keterampilan verbal saya,
mungkin karena terbiasa menyusun kata-kata di dalam otak sebelum menuliskannya
jadinya seperti itu juga kalau mau berbicara.”
Senang
sekali bertemu dengan sosok penting di provinsi ini yang memahami literasi dan
menghargai aktivitas kami. Belia mengatakan ingin bisa menulis dengan baik dan ingin
diterima di antara warga IIDN Makassar.
Beberapa
saran beliau imbaukan. Saran beliau saya catat dan saya sampaikan kepada Ibu
Ketua IIDN Pusat – Mbak Widyanti
Yuliandari. Banyak
hal yang kami perbincangkan dan kami menjadi lebih mengenal dirinya sebagai
perempuan, sebagai politikus, sebagai anak, sebagai anggota masyarakat, sebagai
ibu.
Tak Kenal Maka Tak Sayang
Sebagai
politikus, beliau bercerita tentang betapa kuatnya pengaruh sosok ibu dalam
kehidupannya hingga menjadi politikus seperti sekarang ini. Banyak hal yang
dituturkannya membuat saya membelalak dan membayangkan jika dituangkan ke dalam
buku akan menjadi kisah yang sangat menarik dan inspiratif.
Legislator
perempuan yang menulis buku akan memotivasi perempuan untuk menjadi wakil
rakyat juga karena bisa mengisahkan apa saja hal-hal yang dilakukannya selama
menjadi wakil rakyat. Dengan demikian trust dari masyarakat bisa
meningkat setelah mengetahui hal-hal spesifik terkait kepentingan perempuan
lebih diperhatikan oleh kaumnya sendiri ketimbang oleh legislator laki-laki.
Jika
Legislator Perempuan Menulis ...
Perlu
adanya penyebarluasan peran legislator perempuan sebagai wakil masyarakat
sekaligus wakil perempuan melalui buku dan bacaan-bacaan lainnya sebagai
edukasi. Bukan semata sebagai branding anggota dewan, melainkan juga
agar para perempuan bisa lebih kritis terhadap kebutuhan-kebutuhan spesifiknya.
Tentunya,
masyarakat butuh kisah-kisah yang mengutamakan nilai-nilai yang dijunjung
tinggi di negeri ini, seperti anti korupsi, anti politik uang, jujur, amanah,
dan sebagainya. Agar optimisme masyarakat bisa mengemuka.
Ya
Allah, sungguh tak terduga. Benarlah pepatah yang mengatakan, “Tak kenal maka
tak sayang.” Andai tak berbicang hangat dengan Bu Ina, kami semua takkan mendapatkan
insight yang luar biasa ini.
Langkah
ini juga telah membuktikan apa yang dikatakan Andi Bunga Tongeng, “Satu hal
yang harus dipetik dari proses ini adalah bahwa jangan mundur sebelum mencoba.”
Ah, semoga niat baik IIDN Makassar terealisasi baik ke depannya. Semoga Allah meridhai.
Makassar, 26 Februari 2020
Baca
juga kisah-kisah tentang IIDN Makassar:
- IIDN Makassar: Kopdar dan Berbagi Buku
- Pengalaman Pertama Wawancara Televisi, Live Pula!
- Kesempatan Sharing Kepenulisan di Gramedia MaRI
- IIDN Makassar: Kopdar dan Shooting di Regus
- Dari Talkshow di TV Lokal ke TV Nasional
- Perempuan, Ayo Menulis (3)
Share :
Seru sekali perkumpulan nya mom dan cukup menginspirasi saya untuk terus berkecimpung dalam dunia literasi digital ini
ReplyDeleteAlhamdulillah ... bisa bergabung juga. Ada di banyak kota di Indonesia :)
DeleteTurut bangga atas apresiasi dari beliau thdp IIDN mba..dan semoga kolaborasinya sukses, saling memberikan pencerahan baik bagi legislatif maupun bagi komunitas dan tentunya bagi masyarakat.. Aamiin..
ReplyDeleteAamiin, terima kasih, Mbak Tanti.
DeleteAlhamdulillah, senangnya niat baik kita diapreasiasi oleh tokoh masyarakat ya, Kak. Apalagi beliau juga memberikan dukungan. Aku jadi bertanya-tanya nih apakah tokoh masyarakat di Bogor kota tempat aku tinggal ini juga memberikan dukungan besar untuk bidang kepenulisan. Selama ini walikota sangat mendukungnya di bidang olahraga karena beliau pelari, hehehe ...
ReplyDeleteALhamdulillah, Mbak. Bisa dicoba, Mbak siapa tahu beliau mendukung hehe
DeleteAaakk, ya ampyuun seru banget ini Kak Niar!
ReplyDeleteKarena pejabat publik memang kudu men-support aktivitas positif ibu2 yaaa
Duh, BANGGA bangettt dengan IIDN!
Masya Allah, Mbak. Semoga bisa merambah ke yanglain sembari terus menulis.
DeleteBener sih dengan rajin menulis bisa memperkaya kosa kata juga, karena pas merasa kok kata ini lagi yang ada jadilah tergerak untuk membaca agar diksi makin bertambah
ReplyDeleteIya ya Mbak Fenni. In syaa Allah semakin memperkaya
DeleteYa ampun cantik nian ibu ketua dprd sulsel, cerdas dan masih muda pula
ReplyDeleteSaya sangat kagum pada perempuan perempuan berprestasi
Semoga muncul dari iidn ya
Aamiin, Ambu. Terima kasih.
DeleteAlhamdulillah banyak dapat insight baru dari pertemuan dengan Ibu Ina ya, Mbak
ReplyDeleteSalut dan bangga dengan ibu-ibu IIDN Makassar atas kiprahnya. Semoga rencana sukses seperti yang diharapkan
Aamiin. Terima kasih, Mbak Dian :)
DeleteIni mah keren bangetttt. Perempuan jadi tampuk pimpinan DPRD Sulawesi Selatan, sebuah provinsi besar. Keren banget beliau mba. Jangan-jangan perempuan pertama yang pernah menduduki kursi ketua DPRD Sulses?
ReplyDeleteUntuk SUlsel, iya beliau ketua DPRD perempuan pertama, Mbak :)
DeleteJadi terketuk, juga tersentuh.
ReplyDeleteSemoga satu hari nanti, IIDN Lombok Sumbawa akhirnya bisa eksis dan seaktif IIDN Makassar.
InshaAllah, aamiin
Aamiin ... mari sama-sama bergerak Bunsal.
Delete