Cinematica diselenggarakan
oleh BaKTI (Bursa Pengetahuan
Kawasan Timur Indonesia). Tujuannya adalah untuk bertukar pengetahuan melalui film. Bagi Anda
yang sering membaca tulisan saya, mungkin menyadari kalau saya sudah sering
menuliskan tentang berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh BaKTI.
Saya memang sering mengikuti acara yang diselenggarakan BaKTI karena salah satu misi saya dalam ngeblog ada memperkenalkan Makassar khususnya dan Kawasan Timur Indonesia pada umumnya kepada masyarakat luas. Dan BaKTI salah satu sumber informasi yang bisa dipercaya.
BaKTI adalah organisasi
yang berfokus pada pertukaran pengetahuan tentang
pembangunan di Kawasan Timur Indonesia. Dalam sebuah booklet yang saya
peroleh dari BaKTI dituliskan bahwa:
BaKTI percaya bila semua pihak dapat bertukar pengetahuan, khususnya bertukar solusi maka proses pembangunan di Kawasan Timur Indonesia dapat berlangsung lebih efektif dan lebih cepat memberi hasil terbaik.
BaKTI mengelola Jaringan
Pertukaran Pengetahuan, Media Pertukaran Pengetahuan, dan Event
Pertukaran Pengetahuan di 12 provinsi dalam wilayah Maluku, Nusa Tenggara,
Papua dan Sulawesi. Cinematica adalah salah satu kegiatan yang diselenggarakan
di antara beragam kegiatan lain.
Sewaktu menghadiri acara
nonton bareng film
Empu, saya bercakap-cakap dengan Ita Ibnu
– kawan di BaKTI yang menghubungi saya perihal acara ini mengatakan bahwa
Cinematica rencananya dilangsungkan sebulan sekali.
Pemutaran film Empu
adalah pemutaran yang kedua kalinya dalam program ini. Film ini dipilih
sehubungan dengan International Women's Day yang jatuh pada tanggal 8 Maret lalu.
Film pertama yang diputar
di BaKTI dalam rangka program ini adalah NOKAS. Film
dokumenter panjang karya Manuel Alberto Maia (Abe), asal Kupang, Flores, Nusa
Tenggara Timur ini sudah diputar di luar negeri, yaitu di Eurasia International
Film Festival pada tahun 2016, lho.
Trailer film Empu
“Pemutaran film-film indie
Indonesia tematik”, mungkin bisa diistilahkan demikian, ya. Rencananya pada
bulan April akan diputar film yang sesuai dengan tema Hari Bumi yang jatuh pada
tanggal 22 April. Bocorannya adalah, film Indonesia yang rencananya akan
diputar bercerita mengenai pulau sampah.
BaKTI bekerjasama dengan Kinotika
dalam menyelenggarakan Cinematica. Kinotika adalah sebuah komunitas pegiat film
di Makassar. Tema-tema tertentu diangkan untuk “merayakan film-film yang
datang dari Timur Indonesia” yang dianggap memiliki kualitas bertutur yang
kuat namun sulit diakses secara komersil.
Selain itu film-film
nasional dan internasional lainnya yang berhasil mengangkat isu-isu pembangunan
yang berhasil menghadapi tantangan pembangunan maupun isu lain juga rencananya
diangkat dalam Cinematica.
Tujuan khususnya adalah:
meningkatkan awareness tentang isu-isu yang diangkat oleh film dokumenter
dan indi, sekaligus juga menjadi ajang belajar dan saling bertukar pengalaman
bagi para dokumentaris di kota Makassar.
Tujuan lainnya adalah untuk mempertemukan film-film khas ini dengan penontonnya, juga bertujuan untuk menciptakan jejaring antar para pekerja dalam industri film, sebagai sarana edukasi dan juga sebagai hiburan.
Rencananya akan
berlangsung hingga Juni 2020, tidak ada biaya khusus yang dikenakan bagi
peserta untuk mengikuti acara ini. Namun BaKTI mengajak peserta untuk berdonasi
di setiap acara untuk meningkatkan apresiasi terhadap film dokumenter dan film
indi dan rasa kepemilikan terhadap acara ini.
Sangat menarik, ya ide bertukar pengetahuan melalui film.
Sayangnya wabah Covid-19
akibat virus Corona
jenis baru begitu cepat menjangkau hingga Makassar dan daerah-daerah lain di
Sulawesi Selatan jadi acara ini tidak bisa berlangsung lagi untuk sementara.
Suasana nobar di kantor BaKTI, jl. A. Mappanyukki 13 Maret 2020. Foto dari Ita Ibnu. |
Yah, kita semua sedang prihatin ya. Tak boleh keluar rumah dulu jika tak benar-benar penting. Tak bisa lagi nongkrong di kafe dan nonton bareng. Tapi karib dan kerabat sekalian masih bisa terus membaca postingan saya di blog ini.
Saya punya lebih dari
2300 tulisan di blog ini. Khusus mengenai berita dari Kawasan Timur Indonesia
yang saya dapat dari BaKTI, boleh dilihat dalam arsip blog ini, pada kategori
BaKTI, ada 60-an tulisan di sana. Selamat menelusuri Indonesia Timur. 😊
Makassar, 7 April 2020
Baca juga:
- Film Empu: Kekuatan Tekad Perempuan dalam Kungkungan Keterbatasan
- Suster Apung: Kisah Konsistensi Orang Biasa dari Pulau Terpencil
- Menyentuh Hati Siswa dengan Sentuh Pustaka
- Festival Forum KTI: Merajut Optimisme dari Timur
- KPPOD dan JiKTI: Tentang Kebijakan Publik Berbasis Bukti
Share :
kebayang ya mba kalau terus berlanjut, bakalan seru dan banyak insight yang didapat, semoga bisa lanjut lagi nanti setelah kondusif.
ReplyDeletesayangnya lagi ga boleh kemana2 dulu ya mbak, kalau masih lanjut acaranya pasti seru banget tuh, semoga setelah pandemi ini berlalu bisa dilanjutkan lagi
ReplyDeleteIde yang keren ya mbak. Semoga bisa dilanjutkan realisasinya setelah pandemi berlalu
ReplyDeleteWah, menarik sekali nih kegiatannya, berbagi pengetahuan dgn film. Coba kalau di Semarang ada kegiatan semacam ini juga. Pasti mau banget nih buat ikutan. Semoga pandemi Corona segera berlalu. Biar semua kegiatan yang tertunda bisa berjalan dan kehidupan kembali normal.
ReplyDeletewah, seru banget mbaa..
ReplyDeletebisa saling tukar ilmu yaa.. semoga wabah covid segera berakhir agar acara2 seperti ini bisa berjalan lagi. AMiinn..
Ruarr biasa 2300 artikel ya kak..panutan banget hehe. Iya nih sayang banget banyak hal yang harus ditunda dulu gara2 penyebaran vairus ini..Semoga cepat berlalu..biar bisa lanjut berbagi lagi..
ReplyDeletesemoga event seperti ini makin sering diadakan nantinya yah kak . Semoga pandemi ini cepat berlalu biar kita bisa bersua kembali dengan keluarga dan sahabt
ReplyDeleteBeberapa film nasional menggunakan latar NTT yg memang eksotis. Tapi jika warga aslinya yg bertutur, tentu lebih baik. Tulisan ttg Indonesia Timur banyak sekali. Semoga menjadi contoh agar blogger2 lain care dengan wilayahnya.
ReplyDeleteSeneng banget ada kegiatan seperti ini. Semoga menambah sineas dari timur Indonesia. Banyak destinasi yang perlu dieksplorasi loh.
ReplyDeleteAku penasaran juga dengan film2 dari Indosesia Timur ini, pasti ga kalah menarik apalagi di dukung dengan alam dan budayanya ya Mak, makin punya nilai. meski belom komersil tapi suatu saat nanti pasti bakalan di lirik kalo emang ceritanya unik.
ReplyDeleteKegiatan ini keren banget mbak, aku beberapa kali ikut acara seperti ini dan menambah wawasan banget apalagi pecinta film dan sinematografi.
ReplyDeleteKegiatan yg seru sekali bertukar pengetahuan melalui film. Semakin mendorong anak bangsa juga mengembangkan film2 dokumenter dan indie...smoga bisa lanjut lg after corona
ReplyDeleteAaah kemana aja aku selama ini, sampe baru denger tentang BaKTI. Jadi penasaran pengen nonton film EMPU. Aku selalu suka ama film-film tentang Indonesia Timur
ReplyDeleteAku senang menyaksikan film - film indie yang sarat pesan, kekayaan budaya dan cerita. Menarik dan banyak yang membuka wawasan
ReplyDeleteaku belum pernah nonton film2 indie nih, mungkin karena lagi #DiRumahAja jadi bisa masukin list tontonan.
ReplyDeletebtw semoga pandemi segera berakhir dan bisa ada event2 keren lain ya mba
Masya Alloh..aku salfok sama tulisan yang sampai 2600 itu... produktif sekali Mba dirimu... Keren ih :D
ReplyDeleteNobarnya diganti online gitu bisa nggak ya mba hehehe... Menarik nih mengikuti pemutaran film indie yang biasanya menyajikan ide antimainstream dan ada informasi yang banyak, yang tidak ditutup-tutupi.
ReplyDeleteyaww, nobar.
ReplyDeleteSering banget aku nonton film indie garapan temen-temen, aku juga tergabung di dalamnya. Sering memberikan support dan bangga dengan apa yang mereka lakukan. Semangat selalu bun, sekarang nobarnya ga bisa bareng-bareng dulu demi jaga kesehatan masing-masing
ReplyDeleteyang kayak gini nih mesti banget diramaikan, semoga semakin mantab mereka ya
ReplyDeleteMashaallah keren mbakk
ReplyDeletekerennya mbaaa masyaAllah
ReplyDelete