Pandemi abad ini – Covid-19 sungguh mengobrak-abrik semua tatanan kehidupan. Tak terkecuali media sosial. Kalau dulu share postingan makanan sah-sah saja, bagi sebagian orang sekarang tidak lagi karena dianggap negatif. Padahal bagi sebagian orang yang lain, justru postingan makanan merupakan hal yang positif dan layak dinikmati siapa saja dengan cara positif.
Postingan tentang update Covid-19
juga dinyinyiri sebagian orang. Maunya feed-nya bersih dari postingan
yang tak disukainya. Padahal bermedia sosial itu sama dengan kita mendengar
semua tetangga kita berkoar-koar pakai toa.
Berbeda di
dunia nyata, paling kita hanya bisa menghindar untuk bertemu tapi tidak
mendengarkan koaran dengan toa, di media sosial sebenarnya pun bisa kita pilih
cara untuk membuat yang lewat di feed kita hanya yang sewarna, sevisi,
dan semisi dengan kita. Tinggal di-mute atau disetel supaya dia tak
lewat di beranda kita.
Sumber gambar: Pixabay. |
Memilih kawan
yang sevibrasi memang penting di masa pandemi virus Corona varian 2019 ini
karena semua orang kini sedang “tidak biasa-biasa saja”. Semua orang sedang
merasa tak nyaman dengan kadar dan bentuk yang berbeda-beda.
Membaca feed
di media sosial, saya menganggap semua orang sedang berusaha menghibur
dirinya melalui postingan-postingannya, dengan caranya masing-masing. Kendali
di tangan kita, mau melihat dan membacanya boleh, mau set orang-orang tertentu
agar tak terlihat juga sah-sah saja. Pasti rasanya nyaman jika semua yang kita
baca sesuai dengan yang kita inginkan, kan?
disebut dengan POSITIVE VIBES,
itulah yang kita harapkan, bukan?
Nah, kali ini
saya share hasil “pertemuan virtual” dengan sejumlah teman
melalui aplikasi Zoom pada 7 April lalu untuk menyimak sharing dari Coach Fauziah Zulfitri (Ochy), LCPC, ACC mengenai pentingnya menyebarkan vibrasi positif sebab vibrasi
negatif mudah sekali “menular” hingga membuat yang sedang stres semakin stres.
Bagi yang
belum kenal Coach Ochy, beliau adalah seorang psikolog, professional
trainer, dan leadership and executive coach, yang juga merupakan
pendiri Insight Indonesia. Sila browsing jika ingin tahu apa itu Insight
Indonesia, ya.
Kepanikan bisa bervibrasi negatif makanya ada orang yang meninggal "karena panik" bukan karena penyakit. Sumber gambar: presentasi Coach Ochy. |
Kalau pernah
dengar istilah MESTAKUNG atau SEMESTA MENDUKUNG, nah itulah pengaruh dari
vibrasi yang tersebar yang akan kembali lagi kepada kita.
Nah, vibrasi
positif merupakan getaran yang kita sebarkan kepada orang-orang di sekitar
(termasuk melalui media sosial) sehingga ikut membuat orang-orang bahagia yang
mana hal ini bisa meningkatkan daya tahan tubuh. Efeknya adalah bakteri baik
menjadi aktif, terjadi regenerasi sel, dan meningkatkan antibodi.
Bagaimana meningkatkan vibrasi positif untuk tingkatkan imun tubuh?
1. Mulai dari pikiran dan hati yang jernih.
Hati-hati
dengan permainan pikiran. Yang dipikirkan bisa menjadi nasib, juga menguras
energi, pikiran, dan fisik. Harus benar-benar mampu mengolah pikiran dan
mengubahnya menjadi sesuatu yang positif sehingga kita tidak terpengaruh. Pikiran
negatif justru membuat kita mudah terserang virus.
Kurangi
menyimak informasi negatif mengenai Covid-19. Sudah tahu hal ini ada,
berbahaya, sudah mendapatkan informasi yang cukup dari sumber yang dapat
dipercaya, sudah … stop sampai di situ. Jangan menggunakan waktu kita
untuk mencari informasi-informasi negatif yang mengarahkan kepada
pikiran-pikiran yang menyusahkan.
Membiasakan
diri memberi respon positif dengan menyampaikan pesan positif kepada orang di
lingkungan kita. Saran Coach Ochy nih, kalau ada yang curhat mengenai
ketakutannya terhadap situasi saat ini, kita jangan ikut menyatakan ketakutan
melainkan memberikan respon positif dan energi baru kepada yang curhat.
Tahu hormon
kortisol yang keluar saat kita stres? Nah, hormon ini jika tak bia kita
kendalikan akan membuat kita menjadi orang yang tak toleran – gampang
“teriritasi”, baper, atau sangat sensitif. Jika sangat parah bisa
mengganggu kondisi memori kita. Jika seorang leader tak bisa
mengendalikannya, dia bisa mengambil keputusan yang salah.
Apa yang
bisa kita lakukan menghadapi situasi pandemi ini?
💚Tenang.
Toh ibarat sedang menghadapi badai, kita tak bisa menghentikannya.
Yang bisa kita
kendalikan adalah diri kita sendiri. Yakin saja ini semua “sudah ada yang atur”
jadi jangan cemas berlebihan.
💚Terima.
Jangan denial dengan tidak memedulikan situasi.
Ambil
hikmahnya. Mengambil hikmah adalah cara yang paling penting dalam mengatasi
stres alih-alih menyalahkan keadaan. Ketika para peserta diminta merenungkan
hikmah apa yang bisa diambil dalam situasi saat ini, rata-rata merujuk pada
satu hal: “family is everything” karena bisa berkumpul dalam waktu cukup
lama sekeluarga di rumah saja.
Acceptance membantu kita melalui semua ini, jangan denial lalu masa bodoh. |
“Ketika kita
melihat dari satu pintu yang tertutup ada pintu lain yang terbuka. Dan kita
lihat bahwa Allah tuh kalau mau bikin apa-apa, cukup meluncurkan makhluk
kecil-Nya maka bumi ini bisa ‘suci’ kembali,” ucap Coach Ochy mengingat
di beberapa tempat sudah terasa alam yang kembali menjadi lebih baik, seperti
langit Jakarta yang kembali membiru.
2. Meningkatkan kualitas ibadah untuk mendekatkan diri kepada Sang Maha Pencipta.
Tingkatkan
lebih baik daripada yang kemarin-kemarin. Tambah dzikir dan
ibadah-ibadah lain bagi yang muslim. Tambah sedekah, sekecil apapun yang bisa
kita lakukan.
Nomor 1 dan
nomor 2 di atas efeknya adalah dari kita sendiri. Mendekatkan diri kepada Sang Maha
Pencipta adalah hal yang utama dilakukan.
Apa lagi yang
perlu dilakukan dalam rangka mendekatkan diri kepada Sang Maha Pencipta?
💚Berbaik
sangka.
“Berbaik
sangkalah, don’t worry too much. Karena Allah itu menciptakan masalah
dengan solusinya, sampai keduanya bertemu itu ‘hanya’ persoalan waktu. Antara
Covid dengan penawarnya, Allah sudah menyiapkan skenario-Nya kapan, tinggal
kapan keduanya bertemu itu adalah persoalan waktu yang bukan urusan kita
sebenarnya,” ucap Coach Ochy.
Berbaik sangka
yang dilakukan adalah berbaik sangka atas apa yang terjadi sekarang. Mari
berpikir hal positif apa yang kita dapatkan dari hal ini. Jangan berburuk
sangka.
💚Bersabar.
Mau tak mau,
kondisi ini menuntut kita untuk bersabar. Bersabar tidak ke kafe, tidak ke kantor,
tidak bertemu teman-teman, dalam menghadapi anak-anak. Seberapa panjang
kesabaran kita, itulah yang harus dilakukan.
Enyahlah pikiran negatif, bersihkan hati yang kotor. |
💚Bersyukur.
Bersyukur
dengan apa yang ada. Ada anak-anak dan keluarga di depan kita. Orang tua ada di
depan kita dan sehat, adalah hal yang patut disyukuri. Setiap dari kita
pasti punya hal yang patut disyukuri.
💚Tawakal.
Pasrahkan
semuanya kepada Allah karena kita tak punya daya. Tentunya dengan melakukan
upaya, yaitu dengan menurut dengan aturan dari pemerintah dan aturan-aturan
supaya bisa menghadapi penyakit ini.
💚Banyak
berdoa.
Titip doa untuk
alam semesta, doakan kepada semua teman, keluarga, dan diri kita sendiri.
3. Menularkan vibrasi positif kepada lingkungan kita.
Kita sebaiknya
membagikan sebanyak mungkin vibrasi positif kepada sebanyak-banyaknya orang.
Tangkapan layar para peserta meeting via Zoom. Sumber: emaronie.com.
4. Berkolaborasi mencari solusi.
Apa yang kita
lakukan, lakukan kecil saja. Misalnya jika biasanya masak untuk 4 orang,
masaklah untuk 5 – 6 orang, berikan kepada orang lain misalnya satpam, dan
orang lain.
Ada berbagai hal baik yang bisa dibagikan, salah satu yang pernah saya lihat saya ceritakan di: tulisan berjudul Bantuan Penanganan Covid-19 Lembaga Filantropi: Bukti Kebaikan Berbagi yang Berkelanjutan
Ada berbagai hal baik yang bisa dibagikan, salah satu yang pernah saya lihat saya ceritakan di: tulisan berjudul Bantuan Penanganan Covid-19 Lembaga Filantropi: Bukti Kebaikan Berbagi yang Berkelanjutan
Blogger bisa melakukannya. Salah satunya, saya dan teman-teman blogger dalam komunitas BPlus (Blogger Plus) Community menghasilkan video pesan positif dari 40-an bloger senusantara. Saya melihat di lini masa media sosial, banyak juga yang berkolaborasi dalam berbagai bentuk.
Salah satu kolaborasi bloger. Di sini, saya bersama 40-an bloger senusantara
berkolaborasi dalam video ini. Saya ada di menit ke 2.
Kalau kita
sudah sibuk melakukan hal-hal baik maka energi kita akan beralih ke hal-hal
positif dibandingkan kita sibuk scrolling dan mengomentari segala hal.
Dengan demikian, in syaa Allah kita menebarkan vibrasi positif.
Bagaimana
orang berespon terhadap perubahan: penerimaan terhadap perubahan akan membuat
kita mampu menarik kendalinya menjadi lebih baik. Sekarang kita sebaiknya
berusaha menarik orang sebanyak mungkin berpikir positif, sama dengan kita.
Yakini bisa melakukan banyak hal, yakini masih ada jalan untuk hidup lebih
baik.
Makassar, 21 April 2020
Share :
Waaah kalo ada temenku yg lgs negatif komen hanya Krn aku posting makanan misalnya, rasanya dia bakal aku block sih :p. Terlalu parah negatif thinking ya kalo sampe hal begitu dia sensi. Justru bisa nyebarin negatif Vibes ke kita. Jd mnding diputus di awal :D
ReplyDeleteSelama masa covid akupun berusaha utk slalu positive mba. Krn aku tau pikiran jelek bisa menurunkan daya tahan tubuh. Susah sih memang, apalagi dgn kondisi begini . Bisnis semuanya turun. Yg bisa aku lakuin utk slalu mikirin sisi positif sejelek apapun kondisinya.
Dgn begitu jd bisa meningkatkan rasa syukur kita juga sih :). toh Allah ga bakal memberi cobaan di luar kuasa kita. Jd pasti wabah ini pun akan berlalu nantinya :)
Wuih langsung blok, ya ... ndak di-mute dulu, Mbak Fanny? :D
DeleteWajar sih ya kalo kebangetan nyinyirnya. :D
Iyes, setuju sama komen Mbak Fanny, berusaha melihat semua sisi positif ... atau sekecil apapun itu, mestinya ada hal positifnya.
MasyaAllah 😍 betul sekali mbak 🤗 duh suka banget sama tulisannya, mencerahkan. 😘 Saya yg bacanya pagi-pagi jdi ikut semangat, betapa pentingnya kita berbaik sangka kepada Allah. Terimakasih ya mbak 🤗
ReplyDeleteIya sih, energi positif memang sangat diperlukan agar kita ngga gampang stress dan gampang sakit. Saya sih memang jarang post di social media, dan menikmati jadi silent reader, kalo di list following saya ada yang terlalu negatif biasanya saya unfollow sih. My timeline my rules. Sesekali seseorang posting the negativity masih bisa diterima, kalo berulang kali apalagi selalu begitu, ya males aja bacanya. Hehe
ReplyDeleteSusah, Mba kalau orang pikirannya selalu negatif. Maka apapun bentuk info yang ditangkap selalu negatif. Saya juga menghindari orang yang berpikiran negatif tersebut
ReplyDeleteHiihii.. aku jadi pen ngikik, share makanan aja dipermasalhkan. Ah tak senyumin aja, udah kebal bermain di sosmed. Apalagi setelah belajar tools Access ini lebih netral menanggapi semua, ga ada point of view. Suka2 mereka aja lah, yang penting kitamah fokus berkarya, kreatif, bekerja dijalannya masing2.
ReplyDeleteDan lebih suka berkarya Blogger lawan corona bersama, mantab tuuh, lebih asik kan Mak? Laff banget.
Ku ahhh, lets spread love n vibrasi positif!
Setuju banget. Panik itu menular seperti virus. Jadi, ada baiknya kita ga menebarkan kepanikan.
ReplyDeleteBetuuulll banget Mak Niar.
ReplyDeleteNamanya hidup, pasti ada cobaan kan
Kali ini cobaan yg kita hadapi bareng2 namanya covid19
Semoga kita selalu tawakkal, bermohon pd ALLAH ya.
Keep positive vibes!!
Aku nih nerapin saring sosial media siapa yang boleh mampir di berandaku. Yang suka share berita-berita hoax soal wabah atau info lainnya kelewat intens ku mute-in juga biar ga ganggu kewarasanku. Terlalu banyak berita negatif menurutku malah jadi toxic. Nah kalau makanan malah asik aja, meski ga bisa bikin atau nyicipin misalnya hihihi. Penataan fotonya malah suka aku perhatiin buat referensi
ReplyDeleteMenanggapi corona ini aku juga fokus pada dua hal Mbak. Yang pertama fokus melakukan apa yang bisa kita kendalikan. Cara berpikir, konsumsi dan perilaku kesehatan. Yang kedua, membatasi sosmed. Beuh penting banget biar waras.
ReplyDeleteYes, betul sekali Mb Niar. Semua kendali ada pada diri kita masing-masing. Mau menanggapi kondisi seperti apapun, kita lah yang menggerakkannya. Oleh karena itu, mendingan kita melatih diri untuk selalu bisa merespon positif terhadap kondisi apapun yang sedang terjadi.
ReplyDeletePositive vibes..ini memang perlu banget. Kalau kita positif, imun juga lebih baik kan mbak Niar..
ReplyDeleteBtw, pas baca bagian "family is everything", langsung ingat vcall sama suami kemarin lusa. Pas saat itu dia juga bilang, bagi orang lain, WFH berarti banyak bareng keluarga. Lha ini aku sendirian.
Trus jadi saling menguatkan secara virtual :)
Menyebarkan hal positif penting ya mbak, namun tetep diselingi dengan sebarin fakta kalau saya pribadi. Intinya seimbangkan aja dan jgn denial kalau dunia emang lg bermasalah ya. Yg penting jg saling suport, tanyain kabar tmn dll, saling mendoakan, semoga kita semua survive dr pandemi ini aamiin
ReplyDeleteBetul, menjaga imun itu penting saat ini. Jadi harus jauh-jauh dari teman yang toxic..hihi. soalnya suka enek dengan teman yg sukanya share berita yang isinya serem semua tentang covid. Giliran ada yg bagus kayak pasien yang sembuh tidak dishare dan tidak dianggap penting. Mending jauh-jaug dengan teman model gini..bikin jantungan. He3
ReplyDeleteMemang disaat seperti ini penting kumpulin positive vibes buat tetap waras. Semua pasti berlalu, semoga kita semua selalu diberikan kekuatan.
ReplyDeleteSetuju, mba Niar.
ReplyDeleteHanya menyebar fakta dari sumber yang dipercaya dan hanya dengan orang-orang yang satu vibrasi.
Aku percaya, hanya dengan berbaik sangka sajalah kita mampu melewati masalah pandemi ini.
Sekali lagi, YES, mari selalu berpikir hal positif apa yang kita dapatkan dari hal ini!
Aku suka banget sama quote ini, Mak, "What consumes your minds, controls your life!"
Jadi terpulang sama kita, mau konsumsi yang mana. Hmmm.
Vibrasi positif dari manapun emang penting banget ya mba di masa pandemi ini biar imunitaaimunitas tubuh setrong
ReplyDeleteSetuju dengan pendapat mba Niar, berbaik sangka, mengambil hikmah, dan positif vibes itu akan menjadikan kita berpikir positif. Meski ada yang nyinyir, aku cuma tertawa aja. DAn aku lebih memilih menyaring berita yang nggak bikin otak jadi teracuni
ReplyDeleteSeneng ya mba dikelilingi banyak orang yang punya sign positif bikin semangat walau pandemi ❤❤
ReplyDeleteAda banyak hal positif yang bisa kita lakukan yaa, kak Niar...alih-alih hanya mengeluh dan menyebarkan berita negatif penuh ketakutan.
ReplyDeleteKereen...blogger Makassar tetap berkarya.
setuju kak niar, jangan sampe deh kita jadi stress terus imun tubuh menurun. sekarang cuma bisa pasrah dan bersabar aja, semoga wabah pandemi lekas berlalu aamiin
ReplyDeleteSemuanya kembali ke kita ya kak mau gemana menyikapinya..semoga kita termasuk yang selalu menyebarkan hal2 positif dalam situasi spt skr ya..
ReplyDeleteduh, kita emang butuh bangetbya vibrasi vibrasi positif di tengah pandemi iniiiii. walaupun susah karena bawaannya kemana mana suudzon terus ya mak.. huhuhu. tapi tetep deh haris diusahakan selalu memberikan vibrasi positif jugaaaa. makasi sharingnya ya mak..
ReplyDeleteSepakat Mba, korona ini harus dihadapi dengan saling bekerjasama. bagi saya rakyat kecil, membantu dengan tidak membuat repot aparat dan mematuhi anjuran pemerintah
ReplyDeleteCan't agree more! Tetap bergerak selama pandemi corona ini. Do what we can do. Mau bantu dengan memberi makan orang lain, monggo. Mau bikin video dukungan seperti Bloggerplus juga oke.
ReplyDeleteWah serunya ikutan meeting pakai zoom ya. Aku belum nyobain nih. Eh tapi emang bener banyak yang mati karena panik? Alhamdulillah aku gak panik-panik amat, tapi lebih berhati-hati saat keluar rumah.
ReplyDeleteBanyak hal positif yang memberikan dampak lebih baik. Salah satunya, nggak bikin stress. Jangan sampai, deh. Bisa-bisa imunitas turun.
ReplyDelete