Nama Indscript atau Indscript Creative sebagai agensi naskah dan pendirinya – Ibu Indari Mastuti sudah saya kenal sejak tahun 2011 silam. Ketika itu saya memutuskan untuk serius belajar menulis dan masuk komunitas IIDN (Ibu-ibu Doyan Nulis) yang juga didirikan oleh Ibu Indari. Masuk ke komunitas tersebut ditandai dengan bergabungnya saya di grup Facebook IIDN Interaktif.
Di saat yang hampir
bersamaan, saya bergabung dengan IIDN Makassar yang baru didirikan oleh Erlina
Ayu (Ayu) pada tahun 2011. Di dunia nyata, cukup banyak yang mengidentikkan
saya dengan IIDN Makassar. Sejumlah kegiatan kami di IIDN Makassar telah diliput
oleh media-media cetak, elektronik, dan online sejak saya memegang
amanah menjadi Korwil pada tahun 2013.
Tentunya bukan cuma saya
yang membuat IIDN dikenal di Makassar. Dimulai dari Ayu yang mendirikan di
Makassar atas seizin Bu Indari, berikut teman-teman yang mendampingi saya
“tandem” dalam Presidium Korwil: Nur Sahadati Amir yang kemudian pindah ke
Jakarta, Phuji Astuty Lipi yang kemudian pindah ke Kalimantan.
Sumber gambar: Pixabay. |
Hingga Abby Onety yang
masih mendampingi saya sampai kini. Berikut sejumlah perempuan hebat doyan
nulis yang bangga menjadi warga IIDN Makassar aktif yang senantiasa mendukung.
Dukungan yang sangat signifikan tentunya dari founder IIDN: Ibu Indari
Mastuti.
Walaupun dinamika yang
dilalui Bu Indari dengan Indscript Creative mengalami pasang-surut yang tajam,
IIDN tetap bertahan hingga saat ini, mewadahi 21 ribuan perempuan Indonesia di seluruh dunia. Sebagian dari kami sudah menulis
dan menerbitkan buku melalui Indscript Creative, tak terkecuali warga IIDN
Makassar, baik berupa buku solo maupun antologi.
IIDN Makassar tahun 2014, Ayu (paling atas pakai baju warna pink) masih sebagai Korwil. |
Kisah
Bu Indari Mastuti Membangun Indscript Creative
Ketika Indscript Creative berdiri tahun 2007, masyarakat kita masih awam dengan
yang namanya agensi naskah. Ibu Indari sudah punya kontak dengan penerbit
tertentu. Mulanya hanya dirinya yang menulis buku untuk penerbit tersebut.
Namun ketika penerbit
menawarkannya untuk menulis lebih banyak buku lagi, Bu Indari mengajak 3 penulis
lain untuk bergabung dengan Indcript: Bang Aswi yang bloger Bandung itu, Mas
Anton, dan Mbak Tati.
Jasa Penulisan merupakan salah satu jasa yang ada di Indscript Crative. |
Berlandaskan keinginan
untuk menjadikan Indscript sebagai agensi naskah profesional, Bu Indari tidak
berhenti dengan menggandeng 2 penulis saja. Dia terus mencari penulis-penulis
lain melalui berbagai cara di dunia maya, mulai dari Yahoo Group dan
Friendster. Kini kedua wadah itu sudah almarhum, ya.
Kerja keras mendatangkan
hasil. Berdasarkan pembelajaran otodidak, dengan konsep yang menarik Indscript
Creative berhasil menarik minat penerbit-penerbit di Indonesia.
Keunikan
Indscript Creative
Sesungguhnya, konsep
menarik yang dimiliki Indscript dan berhasil menarik klien adalah karena konsep
yang “menabrak aturan umum” kala itu menjadi angin segar yang menjanjikan.
Konsep unik yang menabrak aturan apakah itu?
Jadi nih, jika biasanya
penulis mengirimkan naskah utuh kepada penerbit maka Indscript justru “hanya”
mengirimkan ratusan judul buku dan meleluasakan penerbit untuk memilih judul-judul
yang diinginkan. Bukan hanya judul mentah yang dikirimkan sih, untuk setiap
judul yang dipilih, Indscript mengirimkan outline atau kerangka isi
bukunya berikut contoh penulisannya.
Bu Indari ketika membawakan materi membangun bisnis secara online di Makassar, tahun 2016. |
Jika penerbit sudah
membaca dan menyetujui outline dan contoh penulisannya maka Indscript
melanjutkan penulisan buku sesuai dengan tenggat waktu yang penerbit minta,
misalnya dalam sebulan.
Bukan hanya itu,
Indscript juga memberikan layanan all in one. Bukan hanya naskah mentah melainkan hingga naskah siap
dicetak menjadi buku. Jadi nih, bagi yang belum terbayang seperti apa, saya
jelaskan sedikit bahwa setelah naskah siap, butuh lay out dan desain
ilustrasi, juga desain sampul sebelum dicetak menjadi buku. Indscript menjadi
agensi pertama yang melakukannya.
Ketika
Jalan Menurun Harus Dilalui Indscript Creative
Ibarat nakhoda yang belum
teruji jika belum melalui badai, Bu Indari mengalami “badai” di Indscript pada
tahun 2009. Padahal saat itu pesanan buku sedang banyak-banyaknya, mencapai 60
– 100 naskah per bulannya.
“Namun rupanya antara marketing dan produksi itu gak matching sehingga akhirnya pembuatan naskah buku yang jumlahnya banyak ini lost control atau bisa dibilang quality control-nya sangat kurang sehingga akhirnya kami mengecewakan begitu banyak penerbit,” ungkap Bu Indari dalam pertemuan virtual dengan para blogger melalui aplikasi Telegram.
Indscript kehilangan
banyak pelanggan yang membuatnya berada di ambang kebangkrutan. Bu Indari
terpaksa memberhentikan sejumlah karyawan. Namun dirinya pantang menyerah
karena sedang menjalani bisnis yang juga merupakan passion-nya.
Salah satu materi kelas online Indscript. |
Belajar
dari Pengalaman Buruk
Secepatnya bangkit, Bu
Indari terus belajar memperbaiki bisnisnya. Pelajaran penting yang dipetiknya
adalah bahwa bisnis itu bukalah sekadar mengambil order yang banyak,
melainkan bagaimana men-deliver kebutuhan pelanggan secara maksimal lalu
menjaga kepuasannya hingga menjadi pelanggan loyal.
Bu Indari pun mulai
menata kembali gaya hidupnya. Dari yang “merasa bisa membeli dan mencicil apa
saja” kembali kepada gaya hidup sederhana dengan tak menyesali apapun, bahkan bersyukur
karena telah diselamatkan oleh Allah.
Reparasi Bisnis Work Book for Smart Mom karya Bu Indari. |
Walaupun kehilangan
banyak pelanggan, masih ada pelanggan-pelanggan yang percaya pada Indscript.
Kepada mereka, Indscript memperbaiki kualitas pelayanan, mulai dari meminta
maaf hingga tambahan diskon. Ketika pelanggan-pelanggan yang tersisa ini masih
membutuhkan banyak naskah, Bu Indari kembali berpikir siapa lagi penulis-penulis
yang akan diajaknya bergabung.
Berkah
dengan Mendirikan IIDN
Berkaca dari diri
sendiri, sebagai ibu rumah tangga yang senang menulis dan bisa berdaya dari
rumah, Ibu Indari terpikir untuk mendirikan komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis pada tanggal 24 Mei 2010. Visinya adalah menghasilkan penulis dari kalangan ibu rumah tangga.
“Jiwa saya merasa terisi, bertemu dengan sesama IRT dengan minat yang sama: MENULIS dan akhirnya Indscript bisa memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi perempuan,” melalui penyampaian di grup Telegram, Ibu Indari menyampaikan kesyukurannya terhadap IIDN yang menjadi pelengkap di masa-masa sulit.
Hingga saat ini,
Indscript telah menghasilkan lebih dari 4000 buku yang diterbitkan oleh berbagai penerbit besar, di antaranya Gramedia
Pustaka Utama, Elex Media, dan Penebar. Karya para penulis yang bekerja sama
dengan Indscript tersebut bisa diperoleh di toko-toko buku besar di seluruh Indonesia.
Saya menjadi salah satu kontributor dalam antologi ini bersama warga IIDN, diterbitkan melalui agensi naskah Indscript Creative (2019). |
Buku antologi saya yang lain. |
Branding
Diri Sebagai Penulis Biografi
Saat membangun kembali
Indscript, penerbit Mizan menawarkan Bu Indari untuk menuliskan biografi pemilik
usaha Brownies Amanda. Hal ini ternyata menjadi titik tolak hingga kini
Indscript dikenal sebagai perusahaan yang leading dalam bidang penulisan
bigrafi. Sejak itu berturut-turut tawaran menulis biografi orang-orang terkenal
dikerjakan Bu Indari.
Bermodalkan “berani
menerima peluang” walaupun belum berpengalaman namun dirinya terus belajar, Bu
Indari kemudian menuliskan biografi dari Teh Ninih Muthmainnah, Ibu Atalia (istri Kang Emil), Ibu Siti Oded,
pengusaha-pengusaha kelas kakap, hingga guru-guru besar.
Portofolio Ibu Indari Mastuti (2018). Sumber: http://indari.blogspot.com/ |
8
Hal yang Bisa Dipelajari dari Ketangguhan Sosok Indari Mastuti
Perempuan
bernama lengkap Indari Mastuti Rezki Resmiyati Soleh Addy ini kini membidangi 4
bisnis:
- Indscript Creative, dengan jumlah buku yang diterbitkan sekitar 4000.
- Indscript Businesswomen University (dulunya bernama Indscript Training Center yang sudah menghasilkan 10.000-an alumni).
- Kunikita (sebagai co founder dalam bisnis ritel. Memiliki 50 karyawan dengan lebih dari 4000 jaringan pemasaran di seluruh Indonesia).
- Bukuin (merupakan penerbitan buku dengan didahului training. Baru berdiri tahun 2019 dan sudah menghasilkan hampir 40 judul buku).
Tentunya bukan
tanpa perjuangan segala usahanya itu. Beberapa hal yang bisa dipelajari dari
kegigihannya bisa saya simpulkan sebagai berikut:
💚Tak pernah
takut berinovasi yang out of the box.
“Saya sudah
merasakan betapa berinovasi sangat membantu Indscript bangkit dari kebangkrutannya,
inilah yang membuat saya tak pernah berhenti berinovasi. Saya tak takut jika
inovasi gagal,” ucap Bu Indari melalui grup Telegram.
Bu Indari
Mastuti gemar membaca biografi orang-orang sukses, belajar dari berbagai buku,
artikel, hingga YouTube. Jika ada inovasi yang menurutnya bisa diterapkan
meskipun dari bidang bisnis berbeda, dia mencoba menjalankannya.
Workbook by Indscript. |
Mulai dari agensi naskah, lalu merambah jasa penulisan biografi, kemudian bergerak kepada berbagai inovasi tanpa henti seperti workbook, agenda, minibook yang penjualannya pernah menembus angka 2000an eksemplar dalam dua hari.
Inovasi
bisnisnya yang lain adalah Indblack yang membuat handsock. Bisnis yang
baru saja tutup di tahun ini memberdayakan ibu-ibu rumah tangga di sekitar
rumahnya.
💚Manajemen
waktu dengan baik.
Belajar dari
masa lalu, Bu Indari mendelegasikan dan mempercayakan beberapa tanggung jawab
besar kepada orang-orang yang dianggapnya mampu menjadi tangan kanannya,
termasuk dari kaum milenial. Dirinya punya pembagian waktu yang jelas antara
bisnis, keluarga, dan me time sehingga bisa senantiasa fresh dan
sehat.
💚Itikad baik
untuk memberdayakan perempuan dari rumah.
Dengan itikad
baik ini, Bu Indari Mastuti juga mendidik para perempuan agar bisa berdaya dari
rumah melalui bisnis ataupun bisnisnya. Kelas Reparasi Bisnis salah satunya. Tujuan
penyelenggaraan kelas ini adalah untuk menolong perempuan yang bisnisnya menuju
kejatuhan.
Bu Indari ketika berbagi dengan para bloger, Februari lalu. Sumber: Mbak Yasinta di https://ibuibudoyannulis.com/. |
Ketika saya bertanya, “Bagaimana sisi bisnis dari hal ini karena seolah dua hal yang bertentangan?” Bu Indari menjawab, “Melalui kelas ini, peserta tahu bahwa untuk mendapatkan sesuatu ada juga yang harus dia usahakan.” Tentunya hal ini didasarkan pengalaman Bu Indari sendiri.
💚Belajar terus-menerus
dan bangun networking.
Tak putus
belajar. Ketika mengalami kebangkrutan, Bu Indari bangkit dengan belajar dari
satu mentor ke mentor lain, dari satu coach ke coach lain.
Bahkan perjalanan berpeluh dari Bandung – Jakarta dengan membawa anak
disambanginya demi mendapatkan ilmu agar bisa membangun bisnisnya kembali.
“Memantakan
diri” merupakan istilah yang dipakai oleh Bu Indari untuk menakar branding dirinya
dengan pekerjaan yang diambil. Dirinya berani mengambil tarif hingga angka 200
juta rupiah, dengan terus belajar untuk membangun wawasan dan skill, juga
membangun networking dengan kalangan pebisnis.
💚Fokus dengan
motivasi yang kuat.
Bu Indari selalu
fokus membesarkan Indscript berikut para perempuan yang terkait di dalamnya, termasuk
dalam komunitas-komunitas yang didirikannya: IIDN, Ibu-ibu Doyan Bisnis (IIDB),
dan Emak Pintar.
Bu Indari ketika berbagi dengan para bloger, Februari lalu. Sumber: Mbak Yasinta di https://ibuibudoyannulis.com/. |
Ketika salah seorang kawan menanyakan motivasi terbesarnya apa, dijawabnya bahwa apa yang dilakukannya sesuai dengan passion-nya, yaitu dunia menulis dan bisnis. Di samping menjadi pintu rezekinya juga, Bu Indari tak mau melemah karena akan mengakibatkan melemahnya para perempuan yang ada dalam jaringannya.
💚Membangun CSR
(Corporate Social Resposibility)
Menuju
Indscript 13 tahun pada tahun 2020 ini, Bu Indari memutuskan untuk semakin
memberikan manfaat seluas-luasnya kepada masyarakat. Sejak 3 tahun lalu CSR
diselenggarakan dengan mengambil 10% dari omzet perusahaan.
Yang dilakukan
melalui CSR-nya adalah pembebasan riba, pemberian hibah modal usaha, donasi
lansia, dan berbagai kegiatan donasi lainnya.
Hibah modal usaha, CSR Indscript. Sumber: Bu Indari. |
💚Tetap
membangun mimpi.
Bu Indari
masih bermimpi untuk terus membangun peluang sebanyak-banyaknya bagi perempuan
Indonesia dalam mengembangkan dirinya, baik dari sisi kepenuliasan maupun dari
sisi bisnis. Dirinya berharap, pada tahun 2024 bisa memiliki 15.000 jaringan
pemasaran yang berasal dari perempuan produktif dari rumah mereka.
💚Tetap berbuat
dalam keterbatasan pandemi Covid-19.
Pada era
#dirumahsaja saat ini, Bu Indari membuat program-program untuk perempuan. Di
antaranya adalah live setiap jam 7 pagi di komunitas Ibu-ibu Doyan
Bisnis untuk saling menguatkan satu sama lain dan live tentang dunia
kepenulisan pada pukul 16.00.
Live, daring. Sumber foto: Bu Indari. |
***
9 tahun bersama IIDN, saya saja sebagai salah satu Presidium Korwil IIDN Makassar merasakan berkah luar biasa melihat semangat teman-teman IIDN dalam menulis, saling menyemangati, dan terus belajar. Yang dirasakan oleh Bu Indari kemungkinan besar jauh lebih luar biasa lagi.
Sebanyak 21 ribuan perempuan
Indonesia di bawah payung IIDN. Sebagiannya sudah bekerja sama dengan Indscript
baik dalam bentuk buku solo maupun antologi. Hingga sejauh ini, kami semua
telah berdaya melalui tulisan, dari rumah kami.
Semoga nyala semangat
IIDN dan Indscript terus benderang sepanjang hayat kami dan menarik lebih
banyak lagi perempuan Indonesia untuk berdaya.
Makassar, 21 April 2020
Baca juga beberapa
tulisan tentang IIDN Makassar:
- Pengalaman Asyik, Live Talkshow di Stasiun Tivi
- Wawancara yang Mengesankan di SPFM
- Ketika IIDN Beraudiensi ke Gedung Wakil Rakyat Sulawesi Selatan
- Dari Talkshow di TV Lokal ke TV Nasional
- Kesempatan Sharing Kepenulisan di Gramedia MaRI
Share :
Ibu Indari Mastuti merupakan sosok yang menginspirasi ribuan wanita termasuk saya
ReplyDeleteTerlihat menarik ya bu, Indscript hanya mengirimkan ratusan judul buku dan meleluasakan penerbit untuk memilih judul-judul yang diinginkan. Dengan demikian penerbit jadi bebas untuk memilih judul buku
ReplyDeleteBu indari memang patut diacungi jempol tak putus belajar dan ketika mengalami kebangkrutan, Bu Indari bangkit dengan belajar dari satu mentor ke mentor lain, dari satu coach ke coach lain. Itu merupakan semangat pantang menyerah yang luar biasa
ReplyDeleteBu Indari memang sosok panutan ya, Bu. Dia tak mau melemah karena akan mengakibatkan melemahnya para perempuan yang ada dalam jaringannya.
ReplyDeleteBetul sekali jika ingin sukses kita tidak boleh berhenti berinovasi. Jika inovasi gagal kita harus bangkit
ReplyDeleteSetelah baca ini saya bisa membayangkan betapa luar biasanya semangat bu indira untuk mencapai impiannya . .. jadi termotivasi saya teh... ðŸ˜
ReplyDeleteIbu Indari ini Kartini masa kini ya.
ReplyDeleteSemangatnya luar biasa. Membentuk komunitas dan membangun bisnis. Ide2nya cemerlang.
Patut dJjadiin panutan.
Satu yang paling aku garis bawahi yaitu managemen waktu, kalau kita tidak mampu maka kita akan menyesal, betapa berharganya waktu yah kak, kalau itumi bisa dilakukan insya Allah semua harapan yang kita inginkan akan terjalani dan meskipun sebenarnya akan ad juga yang kurang karena kesempurnaan milik Allah . ibu Indari emang Kartini masa kini yang sangat luar biasa
ReplyDelete