Bagi saya, waswasnya
menjadi lebih besar karena bukan hanya anak-anak yang belajar, saya juga butuh
belajar untuk mengembangkan wawasan. Berbagai informasi seminar, kelas, dan talkshow,
mulai dari yang gratis hingga yang berdonasi berseliweran di feed media
sosial.
Mulai dari topik agama
Islam, pendidikan, pengembangan diri, politik, ekonomi, inspirasi (seperti
kisah Atta Halilintar pada Ngabuburich Video Talkshow), media sosial,
dan sebagainya ... rasanya ingin mengikuti semuanya namun pada kenyataannya saya
harus memilah baik-baik karena kendala waktu dan kuota. Bagaimana pun saya
hanyalah seorang mamak haus belajar yang tanpa ART. 😅
Kendala waktu, tentunya
adalah karena saya tidak bisa mencurahkan waktu terlalu banyak di dunia maya
meskipun itu untuk kebutuhan belajar karena tugas besar lain harus segera
dikerjakan, seperti menyelesaikan pekerjaan yang sudah deal dengan klien.
Selain itu,tentunya harus
tetap mengontrol anak belajar, mengatur dan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan
rumah tangga lainnya, mempersiapkan makanan untuk berbuka puasa, makan malam,
dan sahur. Sementara tetap harus menjalankan ibadah rutin seperti shalat
dan tilawah.
Jadi mamak itu memang
ribet tapi menantang! Dan tantangan bukanlah aral yang menghalang, justru harus
dihadapi dan dicarikan solusi. Iya, toh? 👍
Nah tantangan lainnya
itulah masalah kuota data internet. Kebutuhan kuota bukan hanya untuk diri
sendiri namun juga untuk sekeluarga. Jadi berkali-kali lipat banyaknya
dibandingkan pada masa sebelum pandemi.
Harus sedia yang anti waswas untuk nonton talkshow inspiratif kayak gini.
Apalagi bahan kuliah anak
sulung berkutat pada grafis dan animasi yang sungguh menyedot kuota. Tambahan
lagi, anak gen Z ini sebagaimana anak muda aktif pada zamannya, menganut #AntiPuasaKuota.
Mamaknya harus bisa maklum, soalnya kuliah selama #DiRumahAja baginya memang
butuh kuota internet besar.
Nah, makanya perlu nih Mamak
mengumpulkan tips anti waswas selama belajar dan berkegiatan di rumah
saja.
Tips
anti waswas belajar dari rumah yang berhasil saya kumpulkan:
1. Temukan motivasi dan tujuan
anak belajar.
Menurut Ibu Dr. Indun
Lestari Setyono, M.Psi, Psikolog (Ketua Asosiasi Psikolog Sekolah Indonesia),
setiap anak berbeda tujuan pembelajarannya, pendampingannya, tergantung dari
tingkat pendidikannya atau tahap berpikirnya. Menurut Bu Indun, dalam membersamai anak belajar di rumah,
pastikan dia memiliki motivasi belajar.
Anak yang termotivasi dan
unya tujuan belajar yang jelas akan lebih mudah menjalani proses belajar di
rumah sebab sejatinya, seperti yang diucapkan Bu Indun:
Batasan belajar di rumah dan sekolah itu tidak ada bedanya karena belajar itu bukan suasananya. Belajar itu letaknya ada dalam pikiran anak, bukan pada suasananya.
2. Jangan sungkan mencari
cara untuk self healing jika perlu.
Menurut Ibu Dr. Sitti
Murdiana, M.Psi., Psikolog (psikolog, dosen pembina IPK Sulsel), ada dua
anggapan penerimaan orang terhadap dinamika sosial, ekonomi, dan psikologi,
yaitu sebagai keberuntungan dan problem.
Orang yang menerima
keadaan ini sebagai masalah akan merasakan konsekuensi berupa munculnya kelelahan
psikis atau kelelahan emosional. Kalau sudah merasakan hal tersebut, segeralah
lakukan self healing. Mengenai self healing, bisa baca di tulisan
Pentingnya Self Healing Bagi
Orang Tua dalam Masa Pandemi.
3. Jangan segan turunkan
standard.
Sewaktu mengikuti materi Menyebar Vibrasi Positif dalam Masa
Pandemi Covid-19 untuk Meningkatkan Imun Tubuh bersama Coach Fauziah Zulfitri
(Ochy), LCPC, ACC melalui aplikasi Zoom, Coach Ochy tidak hanya
menyampaikan mengenai apa itu vibrasi positif dan bagaimana pentingnya vibrasi
positif disebarkan dalam masa pandemi ini.
Anti waswas belajar dari rumah. |
Jika memang bukan masalah
besar standard yang sempurna tak bisa dicapai, jangan paksakan standard itu ke
depannya.
4. Kesehatan anggota
keluarga juga menjadi prioritas.
Kesehatan seluruh anggota
keluarga menjadi prioritas. Sebab modal utama dalam menjalani hidup di saat
pandemi ini adalah kesehatan. Kesehatan fisik dan mental, tantunya. Jika
kesehatan fisik didukung oleh makanan sehat dan gaya hidup sehat yang bisa kita
lihat. Maka kesehatan mental berupa hal-hal tak terlihat untuk
kebutuhan mental kita.
Ini tantangan bagi
seorang ibu karena selain kesehatan dirinya harus diperhatikan, kesehatan sekeluarga
pun menjadi perhatiannya.
5.
Siapkan #KuotaAntiWasWas
#StaySafeAntiWasWas
dengan kuota anti waswas adalah kebutuhan umat manusia di dunia pada masa ini.
Bolehlah belanja makanan dan pakaian berkurang namun tidak dengan kuota internet.
Jika perlu, cari yang punya fasilitas gratis nelpon dan memberikan banyak
bonus.
Awalnya saya pikir tidak akan ada kartu perdana yang aktif 365 hari. Soalnya sering kan kejadian si kuning mogok setelah 30 hari karena lupa isi pulsa. Eh, ternyata ada lho starter pack yang begitu aktif 365 hari dengan harga murah mulai 20 ribu rupiah! Smartfren 1ON+. Ada bonus kuota mingguan pula, salah satu kelebihannya yang tak dimiliki si kuning dan si angka.
Bonus pekanan ini up
to 52 GB setahun, disertai free 500MB setiap 6 bulan dan nelpon
sesama Smartfren (unlimited). Waktu saya baru pasang Kartu Perdana Smartfren 1ON+, langsung masuk SMS mendapatkan
kuota benefit 500 MB dan pemberitahuan agar bisa mendapatkan bonus kuota
mingguan.
Beberapa pilihan bisa
dipergunakan untuk pembelian pulsa data untuk paket 1ON+ ini bisa dilakukan via
My Smartfren dengan menggunakan sistem pembayaran transfer via e-banking,
OVO, dan Gopay. Baiknya sih sekalian download aplikasi My Smartfren.
Nah, kalau sudah punya
#KuotaAntiWasWas, permasalahan terkait kuota bisa terpecahkan. Menyimak materi
kajian agama dan pengembangan diri di waktu pagi, siang, ataupun malam hari tak
perlu waswas lagi mengingat semua kelebihan 1ON+ di atas.
Di antara waktu-waktu sibuk mempersiapkan makanan untuk seisi rumah dalam dan menyelesaikan aneka pekerjaan rumah tangga dalam Ramadhan kali ini, saya punya me time asyik dengan menyimak hal-hal yang saya perlukan melalui internet. Baik itu berupa Zoom meeting ataupun streaming lainnya, tak ada masalah.
6.
Menebar kebaikan sebanyak-banyaknya.
Apa menebar kebaikan versimu?
Kalau versi saya, hal kecil sekali pun seperti senyum kepada orang lain sudah
merupakan kebaikan yang patut ditebarkan. Seperti yang ada dalam tuntunan Islam
sih, ya – kita dianjurkan untuk tersenyum karena senyuman juga merupakan
sedekah. 😊
Nah, di masa pandemi
Covid-19 ini tentunya sudah tak bisa senyam-senyum lagi karena kudu
pakai masker ke mana-mana maka menebar kebaikannya diperbanyak melalui jemari
via media sosial saja. Tersenyum kepada banyak orang bisa melalui media sosial
dengan tidak posting hal-hal yang meresahkan.
Berbagi cerita kebaikan bisa melalui gadget. |
Bagi pengguna Twitter, ada satu hal yang bisa kita lakukan, bahkan sekaligus berpotensi mendapatkan hadiah. Caranya adalah dengan berbagi cerita kebaikan dengan gaya yang lucu dan fun di dalam bentuk thread yang bisa dinikmati dan diikuti oleh follower kita. Cerita yang terpilih akan mendapatkan hadiah menarik dari Smartfren, lho. Cus ke akun Twitter @smartfrenworld.
Nah, dengan 6 tips ini,
in syaa Allah deh akan anti waswas selama belajar dari rumah. Mari
berdoa agar pandemi ini segera berakhir supaya segala urusan di dunia nyata
yang tertunda bisa segera terselesaikan. Di samping itu, maksimalkan ibadah dan
berbagi kebaikan dari rumah tentunya bisa kita usahakan. Oya, ada yang mau
tambahi tips di atas? Cus, ketikkan di kolom komentar, ya!
Makassar, 5 Mei 2020
Share :
Nice tips.
ReplyDeleteBtw, bandinginnya kok si merah gak disebut, mba Niar
Oiya ya ... kalo dengan si itu harganya beda jauh. Si merah lebih mahal.
Deletesemua tregantung dari anak dan ortu , ada ortu yang gak bisa atur anak yg malas akhirnya malah anak tambah malas, banyak guru yg mengeluh pada diriku.
ReplyDeleteNah, itu juga Mbak Tira.
Deletewaa karena aku belum punya anak dan belum mendapingi anak saat belajar dirumah kaya gini juga kurang paham hihihi, tapi hubby ku dosen dan saat ini ngajar online juga hihihi, semangat buat semuanyaaa
ReplyDeleteSemangaat.
DeleteSetuju dengan 6 tips diatas mbak. Duh memang saat ini rasanya harus berdamai dengan waktu. Sampai saya harus benar-benar mengatur jadwal harian agar semua pekerjaan di rumah terselesaikan dengan baik. Termasuk mendampingi anak belajar, apalagi anak saya laki-laki tentu harus lebih banyak mengingatkan. Kalau ada kuota anti was-was seperti Smartfren ini pasti sangat membantu ya mbak....tidak bakal bosan berlama-lama di rumah. Dan saya setuju jika menebar kebaikan itu berawal dari hal yang kecil termasuk tersenyum dan bertegur sapa saat bertemu orang yang kita kenal
ReplyDeleteSemoga selalu fit dan selau terpenuhi segala sesuatunya ya Mbaak
DeleteMengatur jadwal dengan baik juga menjadi kunci penting
DeleteBetul sekali, harus bisa mengatur jadwal dengan baik
Deletesesungguhnya saya lebih pusing menghadapi mood anak daripada sinyal hahaa karena mood anak kecil kan ga bisa di tebak ya mbak :)
ReplyDeleteHahaha.
DeleteKalau sinyal lagi gak bersahabat, mood-nya naik-turun, Mbak.
Setuju banget sama semua tipsnya mbak. Kuota yang full diperlukan banget di masa2 banyak dirumah ini
ReplyDeleteBenar banget, Mbak. terima kasih.
DeleteHahaha, bener banget Mba, internet jadi kebutuhan primer banget, rasanya kalau nggak ada koneksi internet, jadi was-was banget.
ReplyDeleteBtw jadi pengen beli smartfren ah, saya pakai provider sebelah, mihil banget.
Ada lagi yang katanya unlimited, sinyalnya mati idup dan ternyata tetep ada limitednya.
Kan jadi beteh hahaha.
Padahal anak sering kudu online di zoom, yang mana butuh kuota gede dan sinyal bagus :D
Iya bisa jadi kebutuhn primer ya di jaman now
DeleteNah boleh dicoba ya ... ditunggu review-nya hehe
DeleteAh ya, kalau Mbak Rey sudah revie, mau dong juga dikabari
DeleteSaya udah turunkan standar, mbak. Ya daripada sayanya yang stres. Bahkan secara ekstrim saya prioritaskan kesehatan fisik dan mental anak
ReplyDeleteDengan kata lain, mereka saya bebasin asal bertanggung jawab dan di rumah aja
Siip, sepertinya begitu dulu ya Mbak
DeleteSetuju banget sama Mbak Diah
DeleteAlhamdulillah bisa ditiru nih
DeleteBanyak banget nih masalah2 yang muncul saat penerapan school from home. Entah dari susahnya orang tua dampingi anak belajar, yang tidak ada gadget atau pun masalah koneksi.
ReplyDeleteBtw, thanks sudah berbagi tips kak, akan berguna bagi keluarga yg terdampak nih, yang anaknya sementara hatus belajar dari rumah.
Ya, banyak sekali penyesuaian di sana sini ya mbak
DeleteKalau untuk koneksi internet, di rumah saya pakai jaringan WiFi. Tetapi, tetap punya persiapan kuota juga, Mbak. Karena saat ini pemakaian internet sedang tingi-tingginya. Jadi rasanya tetap nyaman kalau punya lebih dari 1 jaringan
ReplyDeleteSebaiknya begitu ya Mbak, sedia wifi juga
DeleteWah ini, keresahan para emak-emak sedunia ya. Waswas dengan anak-anak yang belajar di rumah. Aku awalnya begini. Waswas dengan anak-anak yang jam belajarnya terlalu sebentar. Tapi lama-lama kepikiran, kasian kalo mereka terlalu ditekan. Jadinya, sekarang gak terlalu diforsir. Yang penting tiap hari ada, dan mereka enjoy ngelakuinnya. Alhamdulillah, sedikit-sedikit maju. Dan iya banget, kuota internet kudu bias menunjang biar gak waswas ya. :)
ReplyDeleteBiar gak waswas, kita memang kudu punya kuota besar. Supaya apa pun yang diinstruksikan guru, kita bias mengejarnya. Apalagi di rumahku, ada 3 anak yang SFH. Aku sering waswas dengan ini. Abisnya internet gak stabil.
DeleteNah harus mengusahakan supaya tak waswas ya Mbak
Deleteself healing bagi masing-masing orang bisa dilakukan dengan cara yang berbeda ya mbak. Selama WFH & SFH kuota perlu banget memang karena semua dilakukan secara online. Di rumah pakai wifi tapi masing-masing ponsel juga punya kuota internetnya juga
ReplyDeleteSelf healing penting diusahakan ya Mbak
DeleteBenerrrr banget, WFH ditambah SFH bikin kebutuhan kuota meningkat pesat ya mbak. Apalagi kalo anak2 lebih dari 1, haha. Kalo aku sih krn anak2 masih bayik, blm ngefek ya 😄 Tapi tetep mah pengen cari yg hemat2. Yg beginian nih yg dicari.
ReplyDeleteIya nih Mbak, anak saya 3 wkwkwk ...
DeleteOh, ini toh rahasia hati tenang ga was2? Pakai smartfren ion* internetan lancar jaya ya. AKtivitas WFH suami dan LFH anak2 juga oke. Kita yang mencari resep masakan juga enak nonton tutorialnya hehehe :D
ReplyDeleteIya Mbak ... biar internetan lancar.
DeletePada masa-masa seperti ini kadang lupa buat senyum ya, Mbak. :D Btw, aku juga sempat ngga percaya dengan masa aktif yang satu tahun ituu. Jadi ngga mikir buru2 beli pulsa.
ReplyDeleteTernyata bisa aktif selama setahun ya
Deleteyang belaja rdi rumah itu adikku, memang terasa lebih menguras energi karena tidak tentu jadwalnya, perlu banget dibantu kebutuhannya tercukupi.
ReplyDeleteBegitulah Mut, apalagi kalau mahasiswa ya
DeleteKeren bunda 🙏
ReplyDeleteMasya Allah. terima kasih
DeleteHahhaaa, seru banget ya mendampingi anak belajar. Aku merdeka Maaak, cuma ngawain aja, udah bisa sendiri mengerjakan tugas PKL yang segabreg.
ReplyDeleteBtw bener banget ini ..
"Jadi mamak itu memang ribet tapi menantang! Dan tantangan bukanlah aral yang menghalang, justru harus dihadapi dan dicarikan solusi. Iya, toh?
Ahh semangat buat kita semuaa
Ah harus tetap semangat yaa
Deletelearn from home buat sya lebih menguras emosi wwkwkwwk apalagi kalau gurunya susah diajak komunikasi huhuhu, hehe. JAdi curhat
ReplyDeleteHuhuhu itu yang paling menguras emosi Mbaak
DeleteKuota emang jadi salah satu koentji supaya aktivitas kita selama di rumah aja bisa berjalan lancar yaa Mbaa, dgn punya kuota kita juga bisa self healing dgn belajar online, nonton
ReplyDeleteBenar banget bisa seperti itu ya
Deletebelajar dari rumah di masa pandemi ini emang mengandalkan kuota dan sinyal yang kuat yaa..
ReplyDeleteBegitulah Mbak
Deletekayaknya bagi banyak orang zaman now, lebih berat puasa kuota drpd puasa makan ya mbak hehehehe. Eh tapi ini praduga subyektif saya siih...
ReplyDeleteHahaha, sepertinya memang begitu Mbak
DeleteBelajar di rumah itu memang sesuatu. Cuma kadang kawatir aku kira-kira bakal gimana shari-hari
ReplyDeleteenak ini pakai smartfren ya. aku juga pengen pake, secara sekarang butuh banget kuota huhuhu
Belajar di rumah menantang banget dan harus bisa menyikapinya dengan baik ya hehe
DeletePersiapan belajar dari rumah memang kuota ya mak. Kuota terjangkau anti was was ga cepet habis
ReplyDeleteHarus cari kuota anti waswas ya Mbak
DeleteYang penting banget dari sistem belajar online sekarang ini adalah kuota. Yes benar banget kuota atau wifi deh. Sudah berulang kali beli kuota ternyata habis-habis terus dengan cepat. perlu banget kuota anti was-was.
ReplyDeletePenting banget ya ... sepertinya jadi kebutuhan primer deh hehehe
DeleteWah ada juga paket data dengan aktif sampai 365 hari ya mba? Aku baru tahu loh, mayan banget kan jadi enggak waswas internetan saat pandemi gini.
ReplyDeleteMayan banget kan Mbak bisa 365 hari
DeleteSetuju banget sama tips diatas mbak, selama WFH maupun SFH emang kebutuhan internet meningkat drasts kadang juga kalau lagi DL signal internet gak bersahabat jadi uring-uringan sendiri
ReplyDeleteHihijangan sampai deh ya dibuat uring-uringan sama internet
DeleteSenang banget ya Mbak walaupun di rumah aja tetap bisa produktif dengan jaringan internet yang lancar apalagi harus menemani anak-anak belajar secara online
ReplyDeleteIya Mbak, alhamdulillah senang banget. Mbak Naqi pun merasakannya ya
DeleteSelain anak dan orang tua... kuota memjadi penting banget ya Mak... apalagi saat ini apa2 serba online
ReplyDeleteNah benar banget. Biar gak waswas harus siap ya
DeleteSmartfren selalu never failed!
ReplyDeleteHeheh...di daerah rumahku, pakai Smarfren selalu lancar. Mau nonton, streaming dan segala kegiatan yang membutuhkan kuota besar, gak pernah buffering.
Saluutt~
Alhamdulillah ya Mbak Len
DeleteKalau aku daripada mengeluhi dan was was ga jelas, situasi sekarang ini disyukuri aja. Dalam arti mensyukuri yang dimiliki karena masih ada orang lain yang ga beruntung. Semoga badai wabah ini lekas reda ya..
ReplyDeleteWaaaaah. Sekali isi 20K kuotanya aktif setahun? Keren banget nih mana banyak bonusnya ya
Alhamdulillah ya bisa menyikapinya secara adaptif. Iya Maak, dua puluh ribu saja
Deleteitu pas aku ngirimin foto belajar ama gurunya si athifah, di protes loh cara belajar dan menulisnya terlalu dekat, ngak boleh begitu. Bu gurunya perhatian banget, mungkin ia waswas juga ama anak muridnya, hehehe
ReplyDeleteIya ya benar Mbak. terima kasih koreksinya
DeleteAlhamdulillah ya Mbak, meskipun stay di rumah aja, fasilitas dimudahkan semuanya ya.
ReplyDeleteBanyak yang lagi mengulas Smartfren ION plus. Jadi pengen make juga aku.
Siap Mbak bisa dicoba hehe
Deletetanpa kuota internet apalah jadinya hari-hariku, hehehe. Selama ini enggak bosan karena ada internet, dan saya pakai smartfren siang dan malam. Mayan murah dan kenceng lah
ReplyDeleteWaaah alhamdulillah yah
DeleteBener banget nihc, selama masa pandemi ini was was kudu dihilangkan yaaaaa. Sejak awal di rumah saja, saya sudah menurunkan banyak sekali standar di rumah mbak. Salah satunya membebaskan anak-anak main apa saja yang ada di rumah. ANakku yang cewe sampai bikin rumah-rumahan di penjuru sudut rumah
ReplyDeleteAsyiknya ya bisa main dengan leluasa
DeleteWah jadi pengen meniru Mbak AStin
DeleteContoh yang baik ini Mbak Astin
DeleteMendampingi anak belajar di rumah memang butuh kesabaran ekstra. Dan benar, menurunkan standar adalah kuncinya. Soalnya kalau dibikin pening malah justru membuat imun kita turun
ReplyDeleteIya benar banget ya jadi jangan terlalu saklek
Deletebetul. kalau tujuan belajar udah jelas jadikan kita gak ngerasa belajar itu berat dan sesuatu yg menyebalkan ya mbak. malah senang karena bs nambah ilmu yg belum.kita tahu atau kuasai
ReplyDeleteNah iya, betul itu Tha
Delete