Mereka yang berjualan
kecil-kecilan tentunya inginnya berkelanjutan. Namun tak disangka ketika
“badai” menerjang, banyak adaptasi yang harus dilakukan agar tetap bertahan.
Mau tak mau kebanyakan menggunakan cara online dalam memasarkan
jualannya agar bisa bertahan hidup. Cara apapun dilakukan, termasuk
jualan melalui Whatsapp.
“Beli, Gaes,”
adalah salah satu sapaan yang saya dapatkan dari seseorang yang menawarkan
barang jualannya melalui pesan Whatsapp.
Walaupun tak menyukai sapaan GAES, saya menjawab dengan sopan. Sekali, dua kali, tiga kali masih oke .... hingga kesekian kali, saya mulai tidak nyaman. Dalam sehari bisa 3 – 5 kali pesan pribadinya masuk ke ruang percakapan kami. Isinya bukan lagi terlihat sebagai promosi melainkan seperti permintaan supaya membeli jualannya.
Saya menolak dengan
halus. Lha saya juga terdampak pandemi. Tentunya saya harus dengan ketat
memperhatikan pengeluaran. Tak membeli barang yang tak saya butuhkan. Sebelum
pandemi saja saya seperti itu, apalagi pada masa pandemi seperti ini.
Bagaimana mungkin saya
membeli bakso tusuk seharga sepuluh ribu dengan jarak antar hampir 20 km?
Jangan-jangan ongkos antarnya sudah seharga 3 tusuk bakso? Lalu, saya beli
bakso, masak cuma 1 tusuk, ndak etis rasanya. Secara sopan, paling
kurang 5 tusuk. Kalau 3 tusuk kayaknya
terlalu sedikit.
Di rumah kami, yang makan
bakso hanya ketiga anak saya. Lima tusuk bakso kayaknya serba salah. Beli 6,
koq pengeluaran makin besar. Lagi pula, bagi rumah tangga yang sedang
pengetatan keuangan, bakso yang dibeli dari jauh bukan pilihan penganan yang
tepat. Kalau memang pengen kan mendingan beli sama yang jual dekat rumah
saja.
Di lain waktu ujaran “Beli, Gaes” menyapa lagi. Bisa 3 – 4 kali dalam sehari. Produknya berganti-ganti dan tak ada yang sedang saya butuhkan, seperti lipstik. Saya tidak menggunakan lipstik setiap harinya. Thank God, lipstik saya panjang umur selama pandemi covid-19 ini karena tidak ke mana-mana. Tentu saja tidak saya beli.
Dengan cara menjual
seperti itu saya bisa menebak beliau belum menyimak video Ligwina Hananto – seorang financial planner di channel
YouTube Ninjaxpressid yang berjudul Bagaimana Mengelola Bisnis di Masa Pandemi. Ah ya, ini yang sebenarnya mau saya
cerita jika ingin berbisnis saat pandemi.
Menurut para
pakar dan mereka yang berpengalaman, begini rahasia bisnis UMKM pada masa pandemi:
1. Ketahui apa
kebutuhan calon pembeli.
Dalam video Bagaimana Mengelola Bisnis di Masa
Pandemi, Ligwina
mengatakan pada masa pandemi begini, sebaiknya ketahui apa kebutuhan target.
Ligwina mencontohkan dirinya saat pandemi tak butuh tas karena dirinya tak ke
mana-mana jadi janganlah menjual tas kepadanya.
Menurutnya pula, jangan
menjual sesuatu karena ingin dikasihani. Paling hanya sebentar bertahannya
kalau mengharap orang membeli karena kasihan.
Dalam menyediakan produk yang dibutuhkan calon pembeli, jangan lupa untuk memperhatikan kemasan. Kemasan yang menarik sering kali lebih dilirik daripada kemasan yang asal-asalan meskipun rasanya lebih enak atau kualitas isinya lebih bagus yang kemasannya asal-asalan.
Menggunakan
kemasan produk yang menarik dari bahan kardus patut dipertimbangkan. Cari penyedia
kemasan yang bisa membantu kita memilih sendiri desain dan bahan yang sesuai
dengan produk yang dihasilkan.
2. Perhatikan
perubahan yang terjadi pada masa pandemi.
Masih menurut Ligwina
Hananto, perhatikanlah perubahan apa saja yang terjadi pada masa pandemi.
Perubahan-perubahan yang dimaksud seperti stay at home lifestyle, bottom of
the pyramid, emphatic society, dan go virtual. Untuk lebih jelasnya,
silakan tonton video berikut:
Mengelola Bisnis di Masa Pandemi, Ligwina Hananto.
3. Perhatikan
sapaan kepada calon pembeli.
Forbes.com, dilansir oleh
WikiHow menyebutkan bahwa riset menunjukkan bahwa indeks kepuasan pelanggan
turun sangat signifikan apabila saat berkunjung ke mereka tidak langsung disapa
dengan ramah.
Ini menunjukkan bahwa
sapaan juga menentukan kepuasan pelanggan dan calon pembeli. Sapaan di dunia
maya sama pengaruhnya dengan sapaan di dunia nyata. Kalau di-chat langsung
secara pribadi dan diberikan sapaan yang tak suka kita mendengarnya
berkali-kali, apakah kita mau membeli barang yang ditawarkan, terlebih lagi
kita tak membutuhkan barang tersebut?
4. Manfaatkan
media sosial sebaik mungkin.
Pada zaman sekarang, mau
tak mau online marketing menjadi penting. Yosef Adji B / founder Sekolah
Bisnis dalam video
berjudul Strategi
Meningkatkan Ratusan Ribu Followers Secara Organik (Viral Content) di channel YouTube Ninjaxpressid
memberikan banyak wawasan mengenai pemanfaatan media sosial, khususnya
Instagram.
Salah satu hal penting
yang disampaikan Yosef adalah bahwa, “Nice photoshoot and nice model
photoshoot are standard, yang penting adalah membangun kedekatan dengan
calon pelanggan seperti awarenes dan engagement.”
Dalam hal ini, Instagram
menuntut brand membangun pengaruhnya. Maka fokuslah membangun bisnis,
bukan fokus kepada penjualan. Untuk lebih jelasnya, silakan simak videonya, ya.
Strategi Meningkatkan Ratusan Ribu Followers Secara Organik (Viral Content)
Yosef Adji B / founder Sekolah Bisnis
5. Percaya
diri dengan mengusung produk lokal.
“Yang lokal juga bisa
vokal,” adalah tagline yang diusung dalam segmen JAJAL dalam channel YouTube
Ninjaxpressid. Dalam video berjudul They Talk About vs Stila! Kamu Tim Lipquid
Lokal Atau Luar? dibuktikan bahwa lipquid lokal
dengan harga yang sangat terjangkau tak kalah kualitasnya dengan produk luar
negeri.
Beberapa video lainnya
dalam channel yang sama berisi konten yang memberikan informasi seputar
UMKM lokal dan edukasi yang mengajak orang-orang untuk melakukan aktivitas dari
rumah agar tetap produktif di masa pandemi ini.
6. UMKM itu mulai dari
apa yang dimiliki atau dari yang kita bisa.
Dalam video BERGURU (Belajar Ragam Usaha Baru) EP.01 – Bertani di Rumah
Perkotaan, Sita
Pujianto – urban farmer menceritakan dan memperlihatkan bagaimana
dirinya bertani di lahan sempit, yaitu di pekarangan rumahnya. Sari yang
mempraktikkan pola hidup sehat tak hanya ingin memberi makan dirinya.
Dia juga berusaha membangun
ekosistem sehat di sekitarnya, seperti memberi makanan pada kupu-kupu dan
lebah, juga serangga lainnya yang berdatangan. Selain itu, upaya berkebun yang
dimulainya sejak tahun 2013 ternyata bisa menjadi pintu rezeki, di antaranya
melalui jus sayur yang diproduksinya.
BERGURU (Belajar Ragam Usaha Baru) EP.01 –
Bertani di Rumah Perkotaan.
Sita Pujianto – urban farmer.
Menarik sekali bagi saya karena episode perdana BERGURU ini mengingatkan pada Undang-Undang (UU) Nomor 18/2012 Tentang Pangan.
Dalam UU tersebut diterangkan
bahwa KETAHANAN
PANGAN adalah "kondisi terpenuhinya pangan
bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan
yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan
terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya
masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara
berkelanjutan".
Dalam Bulog.co.id dijelaskan bahwa UU Pangan
ini juga memperjelas dan memperkuat pencapaian ketahanan pangan dengan
mewujudkan kedaulatan pangan (food soveregnity) dengan kemandirian
pangan (food resilience) serta keamanan pangan (food safety).
Sita Pujianto di pekarangan rumahnya yang asri. |
Apa yang dilakukan Sita secara tidak langsung menginspirasi kita untuk mewujudkan ketahanan pangan dari rumah sendiri. Tak perlu lahan luas, di lahan sempit pun orang bisa berkebun dan menjadi lahan bisnis di masa pandemi. Pelajaran penting lainnya yang bisa diperoleh adalah bahwa memulai usaha sendiri bisa dengan memanfaatkan peralatan yang ada di rumah sendiri.
Sita dan kebunnya
bukanlah satu-satunya topik inspiratif yang edukatif nan menarik yang bisa kita
simak di kanal YouTube Ninjaxpressid. Konten BERGURU yang ber-tagline “untung
belum tentu, usaha aja dulu” rencananya tayang tiap pekan dengan topik
yang berbeda.
Jika sementara atau berniat menjadi pelaku UMKM, jangan sampai ketinggalan episode BERGURU lainnya dengan klik subscribe dan
like ya, Teman. Jika punya saran,
silakan tuliskan di kolom komentar, apa episode BERGURU selanjutnya yang
bagus kita pelajari bersama.
Makassar, 21 Juli 2020
Share :
Ternyata mempromosikan jualan kita juga ada tekniknya supaya pembeli tertarik karena memang produk kita menarik bukan karena terpaksa atau kasian.
ReplyDeleteIya ya Mbak. Kalau kasihan, kata Mbak Ligwina ya tidak akan lama lha orang belinya bukan karena butuh.
DeleteMaasyaa Allah, keren ini sharingnya. Betuuuul, di dunmay juga kita butuh tatakrama, tak terkecuali di dunia bisnis online. Sayangnya tidak semua online shoper memperhatikan.
ReplyDeleteMakasih, banyak info yang saya serap dari tulisan dan video yang kita share. Mantaaap.
Iya, kata para pakar, di dunia maya kita perlakukan orang sebagaimana di dunia nyata.
DeleteSemoga wabah ini segera berakhir dan kita dapat hidup normal betulan lagi.. di saat banyak orang berteori tentang usaha di masa pandemi, tentu banyak yang terdampak langsung dan masih sulit untuk menyesuaikan diri karena keterbatasannya.. empati hal yang sanagt penting di sini, bergerak bersama, lebih baik dari sendiri...
ReplyDeletemari sama-sama bergerak, saling berempati juga
DeleteTerimakasih atas sharingnya berguna sekali ya dalam menghadapi pandemi ini ya
ReplyDeleteIn syaa Allah kalau dari para ahli dan mereka yang berpengalaman akan sangat bermanfaat, ya Mbak.
DeleteBenar sekali kalau berguru pada ahlinya langsung auto praktek ya semoga berhasil
Deletesaya sedang memulai bisnis kecil-kecilan bersama ade, membaca artikel mba Mugniar jadi makin bersemangat deh, dan merasa ada dorongan dan inspirasi gitu untuk semakin berkreatifitas dan tentunya membaca ini, perlahan mendorong rasa percaya diri saya mba dan semoga pandemic ini segera berlalu agar usaha yang sedang kami rintis makin lancar
ReplyDeleteAamiin, semoga semakin lancar ya Mbak usahanya.
DeletePandemi memang membawa dampak perubahan luar biasa. Butuh strategi yang pas untuk berbisnis di masa pandemi ini. Semoga perekonomian kita cepat kembali pulih.
ReplyDeleteYes, butuh strategi ya supaya tetap bisa untung dengan cara yang baik
DeleteBermanfaat banget ini artikelnya gaes.. hehe. Makasih bnyk sharingnya kak.
ReplyDeleteWkwkwk, semangat ya gaes.
DeleteNah poin 2 jadi penting banget ya ini kudu dalam karena jauh beda pas pandemi ada
ReplyDeleteNah iya kan Mbak beda banget
DeleteBenar sekali mba kita ga boleh menyerah kita harus tetap mencari cara kreatif agar usaha kita terus berjalan, tapi harus ketahui triknya agar apa yg dilakukan tepat tuk kelancaran usaha kita, akun langsung belajar banyak dan cek channel nya
ReplyDeleteAda cara kreatif, tapi ada triknya ya Mbak
Deleteaku kemarin sempat nanam2 saat pandemic karena tukang sayur ga ada dan takut ke pasar akhirnya nanam di rumah tapi ga jadi, apa aku tidak berbakat , niatnya kalua berhasil aku mau jualan juga , terus sama mau usaha juga tapi melihat kanan, kiri, depan, belakang jualan aku jadi bingung sendiri. Dengan 6 rahasia bisnis UMKM pada masa pandemi, jadi tambah semangat kak untuk bisnis UMKM
ReplyDeleteSemoga semakin semangat Mbaak.
DeleteMenarik sekali kak sharenya melalui tulisan, bemer juga yah banyak yg harus dipelajari dari umkm yg sudah ada atau baru mau berusaha, supaya bukan hanya sekedar latah berbisnis lantas salah, tapi harus konsisten supaya bisnisnya bisa menjadi tren. Salam Inspirasi
ReplyDeleteSiap, kurleb-nya demikian, Mas.
DeleteSemangat terus para pejuang UKM. Memang sekarang tuh jualan harus pinter pinter ngatur strateginya. Banyak banget saingannya
ReplyDeleteBenar, semoga semua UMKM kita menjadi lebih tangguh lagi ya Mbak.
Deletekalau mau jualan menurutku, promosi ya di IG , FB ,Twitter di wall mereka saja , janagn ke beranda kita. aku juga suka gak nyaman kalau ada orang jualan di beranda fb ,ig kita , apalagi di tag2in. Apalagi aku jarang beli2 yg online lbh sering beli yg offline
ReplyDeleteNah, harus bisa melihat sikon ya, jangan sampai orang eneg.
DeleteDi masa seperti ini kudu teliti banget nih ya melihat pasar, karena pastinya banyak perubahan perilaku dan apa yang dibutuhkan
ReplyDeleteYup. kan banyak yang berubah ya Mbak
DeleteBeli makanan di tempat yang jauh nambnah biaya ya mbak, bisa buat beli satu porsi lagi hihihi emak perhitungan aku. Aku suka gak enakan gitu juga kalau dijapri suruh beli tapi ya kalau terpaksa malah gak dimakan kan mubazir ya mbak.
ReplyDeleteBoleh juga tuh mbak lihat episode bergurunya, nanti aku intip ah
Saya sering kali menunjukkan sikap, supaya yang menawarkan tahu jangan lagi menawarkan ke saya kalau saya memang tak butuh hihi.
Deletenah iya nih aku udah mulai berani nolak-nolak kecuali kami memang suka & pasti habis tetap beli asal gak jauh-jauh amat lokasinya
DeleteSaat pandemi kaya gini, semua orang tuh terdampak. Aku pun ngurangi pengeluaran yang gak penting banget. Kalau jajan pun sewajarnya aja dan gak bisa sering-sering
ReplyDeleteSiap. Setuju banget sama Jiah
Deleteaku jajan masih suka tapi ya itu itung2an lagi kalau bisa yang bisa dinikmati sekeluarga
DeleteWah, berarti selain kita menjual produk berkualitas dan dibutuhkan calon pembeli, kita juga harus percaya diri ya? Yakin bermanfaat, dicari2 orang terutama di saat pandemi corona ini bisa 'learning by doing' juga ya. Yang penting dipromosikan di berbagai media sosial.
ReplyDeleteNah harus yakin yang kita tawarin barang memabng bakal bermanfaat baginya.
DeleteOh, ternyata sapaan penjual kepada pembeli juga termasuk faktor penting ya. Kalau ga ramah dan nawarinnya bertubi2, kan jadi malas beli jadinya. Attitude yg mesti diperhatikan sekali oleh para pelaku UMKM nih.
DeleteBener mba.
ReplyDeleteSalah satu yg bikin kita gak beli selain belum butuh, ya ongkir yg rada mahal.
Dan ada perasaan ndak enak kalo yg jualan dikenal baik.
Nah itu dia ... kalau dikenal baik, gpp ya asalkan kitanya memang butuh. Lha kalau tidak?
DeleteUMKM itu mulai dari apa yang dimiliki atau dari yang kita bisa. saya setuju banget dengan ini mbak. Agar saat menjalankan bisnis kita lebih enjoy dan udah tahu triknya. Jadi mudah-mudahan ngejalani bisnisnya jadi lebih mudah.
ReplyDeleteSiap, benar itu, Mbak
DeleteSaya sampai sekarang juga nggak nyaman kalau ada yang menyapa gaes di pesan wa secara personal. Walau saya kadang menggunakan sapaan itu untuk menyuruh anak-anak saya ngumpul.
ReplyDeleteSaya pun sering dapat tawaran macam-macam barang jualan yang tak saya butuhkan, karena memang nggak butuh, saya pun nggak beli
Kalau sudah akrab mah gpp ya Mbak. Kalau belum akrab sebaiknya jangan.
DeleteBelajar Ragam usaha Baru alias berguru sepertinya memang perlu dikembangkan agar dapat memberi masukan bagi pedagang yang mulai menyesuaikan diri
ReplyDeleteBenar banget.
Deleteapapun bisnisnya klo gaptek sama aja y mbak..mnurut saya lho.. hehehe sbrnya umkm bisa berkembang dan maju klo semua pelaku pintar dan mahir aktif dalam sosmed
ReplyDeleteNah itu ...gak boleh gaptek hehehe.
DeletePdhl seperti di kampung dan pelosok desa... Byk pelaku usaha yg terbentur dgn pemasaran online..semua msih konservatif
DeleteSetuju kak cara menawarkan produk saat pandemi hrs diperhatikan ya..jng menjual produk hnya merasa kasihan krna ya cuma sekali beli jadinya..dan soal sapaan penting diperhatikan spya gak kesal yg disapa ...bener banget..
ReplyDeleteNah, setuju hehe.
DeleteWaa konten konten di youtube Ninjaxpressid keren-keren sekali sih 😍😍 auto meluncur kesana ah.. terima kasih infonya mba keren 😘
ReplyDeleteIya, keren banget. Silakan ditonton.
DeleteSita Pujianto sungguh inspiring bangeeettt!
ReplyDeletePengin ikuti jejaknya euy
Semoga daku istiqomah :D
Saya mi itu termasuk UMKM yang terdampak pandemi. Biasanya bulan-bulan begini rame orderan sablon kaos, sekarang sepiiii... Mulai berpikir untuk pindah haluan usaha ini kayaknya. 😅
ReplyDeleteSabarki' kak, semoga ada jalan supaya usahanya bisa bangkit lagi yaa. Gak bisa dipungkiri, pandemi Covid-19 ini bikin sebagian besar UMKM kena imbasnya.
DeleteKayaknya perlu memikirkan yang lain, Ayi.
DeleteIya mbak benar sekali, kalau mau promosi barang dagangannya jangan terlalu keseringan. Bukannya kita malah senang sebaliknya kita merasa kenyamanan kita terganggu. Seolah-olah orang tersebut memaksa kita untuk membeli barang dagangannya.
ReplyDeleteDan semua tips yang disampaikan tadi benar adanya. Jadi kalau dipraktekkan maka bisnis akan tetap berjalan dan berkembang tanpa perlu memaksa pembeli untuk membeli.
Nah setuju kan Mbak. Iya jadinya malah pengen menghindar hehehe.
DeleteSemangat terus kak semangat menginspirasi lewat konten konten kakak di blog ini. Semangat kaa
ReplyDeleteSaya pun suka enggak enak kalau seolah dipaksa beli, Mbaa
ReplyDeleteApalagi semua jg kena dampakny termasuk sy
Jd bener Mbaa harus mengencangkan ikat pinggang
Semoga pandemi ini segera berlalu
Sedih jg lihat roda perekonomian jd lambat :(
Sebaiknya kita saling berempati ya Mbak. Jangan sampai yang ditawarin merasa dipaksa
DeleteSaya sudah nonton videonya itu kak. Inspiratif sekali. Gak ada halangan untuk bertani meski tinggal di daerah perkotaan. Ini saya yang tinggal di desa, ada lahan, malah belum dimanfaatkan secara maksimal. Hiks.
ReplyDeleteBenar sekali. Keren ya. harus telaten sih tapinya ya dan memang menikmati.
Deleteiyaa..jadi ndak sabar nonton episode BERGURU lainnya. BERGURU dari Kak Niar yang rajin (sekali) ngeblog misalnya. Hihihi
Deleteterima kasih mbak infonya. semoga menginspirasi para pelaku ukm di masa pandemi ini untuk berbisnis lebih baik
ReplyDeleteAamiin, semoga Mbak
DeleteBanyak teman yang terdampak pandemi mba. Sesuatu yang mungkin di luar dugaan. DUh semoga pandemi ini segera selesai ya mba. Bangkit bersama
ReplyDeleteSemoga segera bangkit bersama
DeleteSepertinya selama pandemi justru penjualan online tanaman pangan yg makin laris manis ya. Karena memang kebutuhan hidup utama
ReplyDeletenah bisa jadi begitu, Mbak
Deletesemoga kondisi segera membaik dan selama stay at home belom sih nyobain bercocok tanam, karena lagi tinggal sama sodara di Jakarta, wah kayaknya bakal seru banget ya aku mau coba nanti pas di rumah ah, punya lahan luas lumayan, selain kita bisa memilih tanaman apa yang mau ditanam kita juga bisa lebih sehat ya, kalau hasilnya banyak lumayan bisa dijual
ReplyDeleteIya, kalau bisa menikmatinya, kenapa tidak ya Mbak.
DeleteEfektif menggunakan medsos jd salah satu rahasianya ya Mbak, kl usaha UMKM di masa pandemi gini mau berhasil, noted. Tfs
ReplyDeleteSebaiknya ya Mbak.
DeletePercaya diri untuk menggusung karya lokal itu emang penting banget mba. Walau kadang banyak yang milik yang merk luar gitu. Makaish ya mba sudah berbagi rahasia :)
ReplyDeleteIyes, harus percaya kalau produklokal juga bagus dong.
DeleteUMKM itu dimulai dari yg kita punya atau yg kita bisa. Setuju banget ini.. ayo go go UMKM. Ttp semangat meski pandemi!
ReplyDeleteYes .. go UMKM kitaa.
DeleteTips yang sangat bermanfaat. Dan strategi di masa pandemi seperti sekarang ini sangat perlu bagi UMKM untuk bertahan. Ya, maksimalkan usaha
ReplyDeleteHarus memaksimalan segala usaha asalkan di jalan yang baik ya Mas.
DeleteMemang ya sejak pandemi ini sendi-sendi kehidupan ekonomi pada goyah. Saya juga mengalami dibombardir foto-foto jualan WA tiap hari. Bikin ill feel dan akhirnya saya delete saja kontaknya dari daftar.
ReplyDeleteKarena semua orang juga merasakan akibat pandemi, sekalipun bisnis UMKM kepuasan pelanggan tetap harus dijaga lewat, salah satunya, atitude.
Nah semoga yang sedang asik emmbangun bisnis akan nontol pengalaman-pengalamn yang ditayang di channel youtube di atas
Nah setuju tuh Kak ... jadi sebaiknya kan sama-sama berempati ya. Biar sama-sama enak juga.
DeleteAkibat dari pandemi ini banyak umkm bahkan start up yang kolaps, intinya tetap semangat dan tidak give up
ReplyDeleteIya ya Mbak ... perusahaan besar saja ada yang goyang ya apalagi UMKM
DeleteAdanya pandemi memang berdampak ke perekonomian. Sangat terasa. Di sisi lain banyak PHK dan banyak yang jualan, di sisi lainnya juga harus mengencangkan isi dompet agar bisa menghemat pengeluaran.
ReplyDeleteBisnis UMKM memang perlu mempelajari strateginya dan mencari tahu apa yang benar-benar dibutuhkan oleh calon pembeli.
Benar, kalau tidak paham strategi bisa susah bangkitnya ya
DeleteMakasih pencerahannya Kak, saya sedang bangun usaha kelas menulis daring Ruang Aksaraku semoga bisa berkembang ya, aku juga mengikuti Sita, suka tebar beras untuk burung-burung hihihi
ReplyDeleteAamiin, keren Mbak Dedew ... semoga sukses yaa.
DeleteKalau menurutku,point no.1 yang paling penting.
ReplyDeleteMengetahui calon pembeli mau nya apa / yang ia butuhkan sekarang apa, ya memang kadang merasa jengkel sih saat seseorang menjajakan produk nya tapi kita gak butuhin.
Mau dibeli nggak butuh,gak dibeli orangnya maksa banget. Ini nih kadang yang bikin jadi super gondok, belum lagi sang penjual kadang teman sendiri
Nah iya kan, belum tentu kita butuh dan pas lagi berhemat-hematnya.
DeleteSaya juga sepakat, Mbak dengan cara berjualan yang dilakukan secara personal dengan sapaan yang agak "kurang sopan". Lebih baik berjualan di wall medsos aja ya ...
ReplyDeleteLebih sreg ya ... kalau bahasanya sopan sih gpp dan asal yang dikabari tahu saja. Kalau sampai kesannya jor-joran ya kan tidak enak juga
DeleteSemakin ke sini, aku semakin sadar, kak Niar...bahwa di masa pandemi ini, yang dibutuhkan kalaupun dari sektor kuliner ya...yang murah dan mengenyangkan.
ReplyDeleteKaya kalau di Bandung, siomay, batagor, cilok.
Harganya terjangkau dan mantap di perut.
Sering kak Niar, aku beli karena uda di DM bolak-balik.
DeleteKarena temen, jadi bismillah...semoga rejeki ini mengalir lagi...
Berdagang dengan adab tentu lebih dicintai dan diminati banyak orang.
DeleteSemoga jadi pengusaha yang dirindukan.
Apa-apa kalau dikerjakan dengan adab yang baik ya menyenangkan ya Mbak Lendy dan bakal nancap di hati.
DeleteBerdagang tetap harus pakai tata krama ya Mbak Niar...saya juga jengah kalau diberondong iklan yang maksa di jalur percakapan pribadi. Kesannya kok jadi kayak maksa. Rahasia bisnis UMKM pada masa pendemi di artikel ini lengkap dan bisa jadi acuan bagi pelakunya. Sehingga yang ditawari jualan pun merasa nyaman dibuatnya
ReplyDeleteNah sama kan ... kalau sekadar memberi tahu sih gpp ya, Mbak.
DeleteKelasnya menarik banget untuk para pengusaha UMKM. Di tengah pandemi gini memang harus belajar lebih biar usahanya bisa survive.
ReplyDeleteBenar ya ... memang kita ini gak boleh berhenti belajar dalam hal apapun.
DeleteWah cocok nih dipelajari oleh para pelaku usaha yang banyak muncul di masa pandemi ini ya Mba. Channelnya Berguru ya....
ReplyDeleteBerguru nama segmen di dalam channel Ninjaxpress, Mbak.
DeleteSaya banget nih kalau belanja online suka sekalian hitung ongkir hehehe. Memang butuh strategi ya supaya UMKM bisa tetap berjalan di saat pandemi
ReplyDeleteKarena semua cari free ongkir apalagi kalau barangnya berat, bisa berkali kaliipat deh malam ini host-nya Wulan
DeleteHarus begitu ya Mbak Chi apalagi saya ini di Makassar, ongkir dari Jawa, paling ringan saja bisa di angka 43 ribu hihi
DeleteKuykah, visit and follow the bulog website to get more information. Is the urgent content for us special fir my familu
ReplyDeleteYuk Mbak ke channel-nya.
DeleteWaduh, kalau jualannya maksa gitu malah jadi malas duluan ya, apalagi pas lagi engga butuh...
ReplyDeleteNah iya kan.
DeleteDaripada langsung 'menodong' calon pembeli via japri, bagusnya penjual memang bikin akun di media sosial ya, jadi kalau kita suatu hari butuh tinggal cek media sosialnya
DeleteDuh, pernah nemu penjual gaes gaes begini jg. Akhirnya awkward jg pas ketemu langsung. Ya ampun terlihat memaksa pengen dibeli banget. Bahkan berasa terancam. Wkwk. Akhirnya cm sekali beli krn empati dan gak mau mengulangi.
ReplyDeleteNah Mbak Aswinda juga sependapat hehehe. Jadi tidak nyaman kan ya.
DeleteEmak-emak banget nih setiap belanja online rajin ngitung ongkirnya hahaa
ReplyDeleteWkwkwk harus begitu kan ya Mak Irul.
DeleteUMKM itu mulai dari apa yang dimiliki atau dari yang kita bisa, setuju banget mba, kl langsung kepengen usaha yang wah itu namanya mimpi
ReplyDeleteNah iya, mimpi diusahakan dengan cara realistis ya Mbak Winda.
DeleteSoal whatsapp promosi di pesan pribadi itu, jujur saja, saya juga sangat terasa terganggu, dan tidak nyaman. Entah itu soft selling mapun yang to the point. Pokoknya mengganggu
ReplyDeleteNah, bahkan Mbak Ida merasa terganggu apapun caranya ya.
DeleteBenar sekali, sekarang setiap usaha harus kreatif dalam menggaet pelanggan, mempromosikan dan terus inovasi. Apalagi dengan kondisi pandemi seperti ini
ReplyDeleteBetul, Bang ... harus kreatif ya jangan begitu-begitu saja caranya.
DeleteUjame juga berkecimpung di dunia UMKM, dan ngerasain banget gimana ketar ketirnya pas awal awal pandemi, harus struggle banget penjualan turun drastis, tapi alhamdulillah bisa kita cari celahnya dan masih bisa bertahan sampe sekarang
ReplyDeleteAlhamdulillah semoga bisa berkembang terus ya Ujame.
Deletelagi dijalani prosesnya, memang butuh waktu dan berjuang nya luar biasa, haru stahan dengan penolakan.
ReplyDeleteNah iya, ya mbak Cici.
DeleteAku ketinggalan nih mba tayangan BERGURU. Pengin juga mempelajari aneka ragam usaha baru di musim pandemi ini. Setiap dari kita kan pasti ingin ya berdaya melalui passion masing-masing.
ReplyDeletePastinya ya mbak Uniek. Makanya harus terus belajar biar bisa berkembang.
DeleteAku pengen bertani juga dengan lahan terbatas tapi yang kyknya msh buat makn keluarga sendiri dulu hehe.
ReplyDeleteAlhamdulillah ya di masa pandemi ini banyak yang sharing ilmu khususnya ttg bisnis dan medsos. Memang yg namanya online2 seperti medsos penting buat diberdayakan semaksimal mungkin ya mbak supaya bisnis tetep jalan.
Beli baksonya sekalian yang banyak gaeeess hahahaha.
DeleteEmang iya kalau nawarin tu sebaiknya ya sekali dua kali jangan keseringan, apalagi kalau wagnya bukan wag buat jualan ya xixixi.
Kudu sering2 ikut belajar supaya tau ilmu jualan yg baik dan benar jd gk bikin org bete :D
Untuk makan sekeluarga pun lumayan ya Mbak April, lumayan menghemat itu. kalau makan sendiri kan gak banyak pakainya ya lha kalau beli di kang sayur tidak bisa beli yang terlalu sedikit juga.
DeleteNaah iya, harus selalu belajar hehe.
Saat ini banyak ya yang rajin berkebun. Melihat pada panen gitu sayuran hijau-hijau segeeerr rasanya ikut senang juga. Ga harus sering-sering keluar belanja sayur ya kalau bisa berkebun gitu.
Deletememang di masa sulit seperti pandemi ini kita butuh strategi yang baik dan juga jitu liat peluang ya
ReplyDeleteYup, benar banget Mbak Indah.
Deletetantangan baru yaitu pandemi ini, mesti jeli dengan perubahan pasar yang cukup cepat yah. karena kebutuhan setiap orang berbeda dan mereka juga pasti lebih teliti lagi untuk membeli barang.
ReplyDeleteBenar, kebutuhan tiap orang berbeda dan semua orang terdampak, entah besar atau kecil dampaknya.
DeleteBenar sekali bahwa perlu memperhatikan kebutuhan konsumen seperti alat mencegah covid-19, bahan pokok yang diantar ke rumah langsung. Dengan begitu peluang akan lebih besar dan untung gede.
ReplyDeleteIya Mpo, lebihbagus ya kalau kebutuhan orang yang ditawarin.
DeleteAnh aku penhen bisa beraktifikltas di bidang tanam tanam tapinkok radanya gimana yaaa
ReplyDeleteRada gimana, Noorma? Hehe
DeletePercaya diri dalam mengolah produk lokal dan akhirnya menjadi nilai tambah untuk perkembangan sebuah UMKM.
ReplyDeleteIya benar.Tapi harus diiringi pembelajaran juga tentunya ya.
DeleteAku baru nyoba berkebun di halaman rukah yang seuprit, Mbak. Mudah-mudahan berhasil. Btw, aku mau jualan buku lagi aja sempet ragu. Tapi bismillah, mulai lagi. Insya Allahbada rezekinya.
ReplyDeleteBismillah ya Teh, semoga ketemu pembeli yang butuh.
DeleteMakasih tipsnya kak iya nih saat pandemi gini tantangan makin berat ya aku suka ngikutin tips2nya Ligwina juga dari dulu
ReplyDeleteTantangan makin berat jadi kudu belajar terus ya.
DeletePembahasan dan review yang menarik buat enterpreneur, ukm, dan yang baru mulai usaha
ReplyDeleteIya benar. Yang sedang berusaha bertahan pun bisa, Mbak.
DeleteMasyaAllah pembekalan dan penguatan dan sinergi macam ini harus dilakukan ya bun agar terus optimistis. Bismillah kita bisa meski pandemi ini belum hilang
ReplyDeleteBismillah ya Nyi, yang penting tetap belajar.
DeleteUrban farming memang lagi kekinian banget yaaa, plus bisa jadi peluang usaha juga ternyata, jadi tertarik deh aku
ReplyDeleteNah iya bisa jadi peluang ternyata/
DeleteBermanfaat sekali sharing-nya, Mbak. Meski saya bukan pelaku UMKM, tapi tulisan ini memiliki banyak sekali info penting yang saya yakin banyak yang belum faham.
ReplyDeleteBisa berlaku buat kita juga sebenarnya sebagai pengguna medsos juga, Mbak.
DeletePerhatikan perubahan saat pandemi, memberi sapaan, memerhatikan kebutuhan. Setuju bgt ini kak sejak pandemi memang ada tambahan tantangan tersendirj namun ada juga peluang baru asal teliti dan memerhatikan detail. Dg ini bisnis akan terus sustain dan berjalan ya kak
ReplyDeletebetul Mbak, ada tantangan juga ada peluang dan memang ada yang kita harus berubah dalam menyikapinya ya
DeletePR banget aku sama suami ini bun menciptakan produk yang laris di masa pandemi. Allhamdulilah dapet bekal dari post blog mu bun meski ga ngikutin
ReplyDeleteTantangan pengusaha di masa pandemi memang luar biasa ya, karena semua orang juga makin selektif beli barang semoga pandemi segera berlalu dan ekonomi pulih
ReplyDeletePada saat pandemi ini bisnis yang laku yaitu kuliner hehehe karena makan sehari2 gitu yah kak
ReplyDeleteDimasa Pandemi ini banyak hal yang bisa dijadikan bisnis, asalkan kita mau dan niat yah.
ReplyDeleteSelamat siang Gaees, udah makan belom.
ReplyDeleteAto mau aku kirimin Mie Ayam Gaes, ga osah bayar, cukup kasih senyum aja Gaes.
Banyak banget pelajaran dan ilmu soal perbisnisan onlen yang ku pelajari , ya salah satunya hal sapaan tadi, yang terkadang bikin ga nyaman. Kadang kakak, bebs, gaes, sis, dll Tugas mimin juga ga segampang itu menyebarkan/menawarkan produknya. Seru yaa, bikin ngakak Gaees..
Setuju dg poin 3 bahwa sapaan ke pelanggan itu penting. Kalo sdh kesel duluan, manalah mikir mau beli? Hehe..
ReplyDeleteAku akui sih mbak menyoal sapaan di lapak dagangan kita kalau ada yg nanya2 itu emang penting. Itu kan masuk ke pelayanan juga. Kalau dari menyapa pelanggan saja udah ogah2an, biasanya konsumen akan menilai, oh ini lapaknya gak bagus.
ReplyDeleteIya, sih. Sebenarnya tips ini bisa diterapkan meski bukan di masa pandemi, ya.
ReplyDeleteSaya liatnya ya saat pandemi gini juga jadi terbantu ya mereka yang mau coba jualan online dengan tips ini. Great!
ReplyDeleteDisaat seperti sekarang ini memang yang paling tepat untuk melakukan promosi melalui sosial media, selain promosi lewat grup yang diikuti.
ReplyDeletedisaat sekarang ini memang banyak yang kehilangan sumber penghasilan maka nya perlu berusaha membuka pintu rezeki lain seperti dengan berwirausaha
ReplyDeleteTerima kasih kak tips dan triknya, mash banget harus belajar niy, tapi sedikit demi sedikit harus dan bakalan bisa sih.. thanks yah
ReplyDeleteis good thema tto talk how to manage the business during the pandemic, i hope its gve solve for UMKM
ReplyDeleteYang mau memulai usaha wajib baca nih, ulasannya lengkap dan bisa jd bekal penting dalam menjalani usaha
ReplyDeletesetuju banget dengan pendapat para pelaku usaha yang sudah berpengalaman tersebut, tentunya dalam kondisi pandemi seperti ini ada kebiasaan yang berubah termasuk dalam pola kehidupan dan bisnis. termasuk juga hal dalam UMKM. sebelum membuka usaha kita harus tahu dulu apa yang dibutuhkan masyarakat saat kondisi orang tidak berani keluar rumah dan mengutamakan kesehatan dan keselamatan. termasuk urusan bahan makanan. nah kegiatan menanam di rumah ini sangat bagus sekali menurut saya ya, selain makanannya terjamin sehat dan aman, juga bisa jadi usaha. hasil tanamnya bisa dijual juga dan tentunya kondisi pandemi begini orang akan lebih banyak mengkonsumsi makanan sehat termasuk sayuran sehat dan aman
ReplyDeleteTipsnya keren banget ini, pas banget lagi cari info gimana start merintis usaha baru hehe
ReplyDeleteKalimat sapaan juga bisa mempengaruhi konsumen, ya. Tetapi, saya baru tau juga ada penjual yang menyapa calon customer dengan sapaan 'gaes' :)
ReplyDeleteItu seriusan menyapa calon customer dengan : Beli gaes?
ReplyDeleteKalo aku sih kayaknya udah diblock duluan sih mbak, maleeees.
Mbak Niar sabar amat siiih hahaha
Memang sebelum memulai usaha sebaiknya perdalam dulu ilmunya yah mbak, gak hanya product knowledge tapi tehnik marketing juga hehe
Kebetulan saya juga menjual beberapa tipe barang dan kadang bingung mau menawarkan yang mana. Ini artikel yang bermanfaat banget terutama buat yang mau memulai usaha
ReplyDeleteTerkadang banyak brand atau seller yang melakukan online marketing justru mengharapkan dampak penjualan langsung dari media sosial ini bukan brand awareness ataupun engagement
ReplyDeletemasa pandemi ini malah jadi momen yang menguntungkan banget untuk para penyedia jasa go online karena sekara g waktu yang tepat banget untuk beralih ke digital. media sosial, website, dan platform digital lainnya harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk push penjualan.
ReplyDeleteUMKM emang perlu banget ilmu digital marketing ya biar makin kece deh penjualan produk lokalnya. mantap ini sharingnya, Mbk
ReplyDeleteSaat orang2 fokus pengen mendirikan umkm, yang satu ini justru fokus menjadi gurunyapara umkm, keren sekali kegiatannya. Helpful
ReplyDeleteBerjualan pun harus punya strategi yg tepat ya mbak.
ReplyDeleteSamaaa, aku juga sering ditawari utk beli masakan, di japri langsung. Anakku juga sering ditawari juga kue2. Karena aku sungkanan ya akhirnya beli juga, kalo anak-anak mau. Kalo anak-anak gak suka yg ditawarkan ya terpaksa kutolak, daripada gak ada yg makan. Tapi ya serba salah juga, beli 1 kok gimana ya, masa cuma 1, beli lebih kok ya sayang uangnya, secara bisa bikin sendiri, pastinya lebih sehat dan hemat.
Saya biasanya beli jika butuh. Pernah juga karena ingin mencoba atau mendukung usaha teman.
ReplyDeleteSaya pikir menjadi penjual itu bukanlah hal yang mudah. Butuh ilmunya agar orang beli karena memang membutuhkan barang tersebut setelah tertarik dengan cara promosi yang santun.
Pelaku UMKM butuh ilmu agar usaha mereka berkembang secara natural dan tahan lama bukan musiman.
Mengerti dan menyediakan kebutuhan pelanggan adalah koentji dalam berbisnis I guess. Selain itu pelayanan yang maksimal juga bisa menjadi nilai lebih bisnis itu bisa bertahan lama dan berkembang :)
ReplyDeleteBener banget nih mba, kita harus tahu apa kebutuhan calon pelanggan kita. Jangan asal main tawarkan aja ya mbak. Sayapun terkena dampak dari pandemi, ikhtiar sudah tinggal pasrah saja.
ReplyDeleteAku termasuk yang merasa terganggu kalau ada yg jualan di wa. Biasanya aku cuekin aja kalo udah keseringan. Mau negur, kasian juga lah orang lagi usaha,apalagi lagi kondisi begini kan? Jadi ya kubiarkan sajan langsung delete chatnya kalo gak butuh barangnya.
ReplyDeleteJadi konten yang bagus di sosial media aja nggak cukup ya, Mbak, untuk meningkatkan penjualan. Yang penting adalah membangun kedekatan dengan calon pelanggan sehingga mereka tertarik untuk membeli produk atau menggunakan jasa kita.
ReplyDeleteIya kak, kita harus perhatikan profil pembeli sebelum menawarkan produk ya tidak asal nawarin saja..biar tepat sasaran...
ReplyDeleteSaya juga orang yang terganggu jika ada tawaran-tawaran produk yang masuk ke inbox, WhatsApp, atau tah di facebook. Paling nggak respek tanpa izin langsung nyelonong gitu aja.
ReplyDeleteaku sendiri haru sbanyak belajar cara berjualan yang baik mbak soalnya aku sendiri suka sedih kalau jualan trus ga ada yang beli xD lagi begini pula mau ga mau kudu bisa survive
ReplyDeleteAku jadi tertarik nonton episoden Berguru itu setelah baca postingan ini.
ReplyDeletePengen belajar banyak untuk memulai usaha sendiri.
Memotivasi kita untuk mulai usaha ya. Untungnya jangan dipikir dulu, yang penting mulai usaha dan membangun bisnisnya dulu. Keren lah.
ReplyDeleteBiasanya anak milenial nih yang suka pake kata sapaan gitu. Biar terkesan ikrib. SKSD boleh tapi caranya tetep harus santun supaya calon pembeli simpatik ya mba.
ReplyDeletePengen rasanya artikel ini aku sharing sama penjual yg tiap siang selalu ngetok pagar rumah dg modal cari empati. Hiks. Sebenarnya kalau tanggak muda masih bisa lah beli dikit2, kalo tanggal tua gini mikir empati susah jg.
ReplyDeleteSelalu suka kalo denger Mba Ligwina share soal keuangan. Materinya ngena menurut saya. Dan emang di masa pandemi sekarang harus makin pintar2 ya mba nyari peluang usaha
ReplyDeleteWaduh gak bayangin sehari disapa gaes gaes berkali-kali.. Nggak sopan bangeet. Kalau aku dah dicuekin mbak. Bisnis UMKM juga ada tata krama dan cara sendiri biar tetap sopan ya mbak.
ReplyDeletesaya juga lahan dirumah sempit, betul ya mba lahan sempit juga bisa digunakan untuk bercocok tanam , jadi semangat berkebun ^_^
ReplyDeleteDi masa pandemi ini banyak pelaku usaha yang mengubah cara berjualannya ya kak, ditambah lagi pesaing tambah banyak jadi harus bener2 jeli melihat peluang saat ini, jangan hanya ikutan aja supaya bertahan juga usahanya dalam jangka panjang.
ReplyDeleteCara berpromosi yang baik dan efektif itu yang harus dipahami ya mbak..selain juga musti tahu kebutuhan dari konsumen yang banyak dicari. Saya juga kadang merasa gitu. Ditawari teman barang yang kita tidak terlalu butuh. Kadang karena kasihan akhirnya juga beli. Tapi kadang mereka ga sadar, kalau kita ini juga terdampak pandemi...hihi...
ReplyDeleteAdikku sekarang lagi mencoba bisnis kuliner rumahan, ntar aku rekomendasikan untuk baca artikel ini supaya bisnisnya lancar.
ReplyDeleteMengetahui kebutuhan pembeli cara berbisnis yang amat bijak menurutku. Kita tak bisa memaksa konsumen membeli jika produk yang kita tawarkan bukan ekspektasi mereka :)
ReplyDeleteBagus ini mba tipsnya. Trus untuk sapaan pembeli juga mesti tepat sasaran yaa.. kayak gaes2 itu buat anak muda asik2 aja.
ReplyDeleteTp kalo buat yg udah punya anak kayak kita2 gini geli juga yaa. Hahaha apalagi yg bilang lebih muda 🤣
Aku jg selama pandemi ini balik jualan, palugada banget lah pokoknya. Trus bisnis lain jg untungnya masih jalan.
Umkm emang wajib bgt didukung sih yaa
thanks for your remember dont be late this episode, yess during the pandemic, i wanna open the online shop too so is nice to me to know it
ReplyDelete