Melahirkan Normal dengan Varises Vagina: Sakit Tak Berdarah – Gara-gara sinetron Amanah Wali 4 saya jadi tahu lagu band Wali yang berjudul Sakit Tak Berdarah. Jangan tanya ke mana saja saya ya karena saya memang bukan penggemar lagu ataupun musik.
Nah gara-gara anak-anak nonton
sinetron Amanah Wali 4, lagu ini saya ketahui. Athifah yang memperdengarkannya
kepada saya.
Rasa Sakit Tak Berdarah
Usai Melahirkan dengan Varises Vagina
Beginikah rasanya sakit tak berdarah
Tak ku sangka begitu hebatnya
Adalah dua untai kalimat dalam lagu
ini. Kalimat itu membuat ingatan saya otomatis melayang kepada kejadian pada
suatu hari di bulan September, 11 tahun lalu.
Saya pernah merasakan hal ini. Saya
pernah merasakan yang namanya sakit tak berdarah. Dan
rasanya, na’udzubillah. Semoga saya tak pernah merasakannya
lagi, juga siapapun yang membaca tulisan ini.
Pada suatu pagi 11 tahun lalu, Afyad - bayi laki-laki
sehat telah lahir dari rahim saya sekira pukul 10 – semoga saya
tak salah ingat. Lega rasanya melalui proses melahirkan yang tak lama.
“Sebentar lagi saya sudah bisa pindah dari ruang bersalin ke kamar tidur,”
pikir saya.
Baru sekira 10 menit merasa lega,
tiba-tiba saya merasa mulas. Kontraksi yang amat hebat terasa. Ada apa ini?
Bukannya ari-ari sudah keluar semua? Saya sudah dibersihkan oleh bidan yang
membantu persalinan saya, saya yakin ari-ari sudah keluar setelah bayinya
lahir.
Sakit yang terasa mulai menghebat.
Rasanya seperti kontraksi jelang melahirkan. Ada denyutan yang sangat intens
terasa. Sepertinya dari arah rahim. Rasanya mirip sekali. Apakah ada bayi mau
lahir lagi?
Mana mungkin ada bayi lagi di dalam
sana. Bayinya kan sudah keluar?
Apa ini?
Saya mengerang kesakitan dan meminta
tolong pada bidan yang membantu persalinan saya di Rumah Bersalin Budi Mulia 2.
Saya katakan perut saya sakit sekali, rasanya seperti hendak melahirkan lagi.
Entah apa yang terjadi di dalam perut. Saya tak mengerti sama sekali. Blank.
Bidan berusaha menelepon dokter yang
saya minta membantu persalinan jika terjadi sesuatu pada saya. Sewaktu datang
ke rumah bersalin subuh hari itu, di meja registrasi saya katakan ingin
ditolong bidan saja.
Pengalaman melahirkan Affiq dan
Athifah 8 tahun dan 3 tahun sebelumnya memberikan bekal pengetahuan bahwa bidan
sebenarnya bisa membantu proses melahirkan saya. Maka saat mendaftar subuh itu,
saya meminta ditangani bidan.
Kedua ibu kami yang menunggu di luar ruang bersalin tak dikabarkan mengenai apa yang terjadi. Takut mereka kepikiran. Pengalaman juga sewaktu melahirkan si sulung Affiq, ibu saya sampai masuk ke ruang bersalin dengan panik dan membuat kehebohan tak terduga dengan kepanikannya itu.
Ingatan mengenai apa yang terjadi
sebelum dokter Fatma datang sudah samar-samar. Suami saya mengingatkan, bercerita
bahwa pagi itu rumah bersalin heboh. Para bidan dan perawat bergerak ke sana ke
mari mengumpulkan peralatan operasi.
Operasi?
Ya. Hari itu juga saya harus
menjalani sebuah operasi dikarenakan kondisi saya yang harus segera ditangani.
Terlambat atau salah penanganan, nyawa saya menjadi taruhannya! Live or dead.
Setelah melahirkan itu baru ketahuan
kalau ada pembuluh darah pad dinding vagina yang pecah dan terjadi perdarahan dalam pada dinding vagina bagian dalam. Darahnya tidak terlihat keluar tetapi membanjir
di dalam selaput pembungkus pembuluh darah. Dari situlah asal rasa kontraksi
hebat yang saya rasakan.
Rasanya bagaimana? Sakit berkali
lipat. Jika sudah merasakan melahirkan normal sebanyak 3 kali dan mengira
itulah puncak rasa sakit yang dirasakan seorang perempuan maka rasa sakit itu
belum seberapa dibandingkan rasa sakit karena perdarahan dalam pada dinding
vagina berikut tindakan medis yang harus saya alami.
Akhirnya diketahui, saya ternyata mengalami varises vagina. Jangan tanya mengapa atau kenapa, atau apa penyebabnya. Saya tidak tahu
dan tidak mau tahu lagi. Karena peristiwanya sudah berlalu dan saya menerimanya
sebagai bagian dari takdir kehidupan yang harus saya jalani.
Apa Itu Varises Vagina?
Kalau Anda browsing dengan keywords
risiko atau resiko melahirkan dengan varises, niscaya akan banyak ditemukan
penjelasan mengenai berbahayanya melahirkan dengan varises vagina. Varises pada
ibu hamil itu tidak hanya muncul di daerah kaki, ada juga yang muncul di
dinding vagina seperti yang saya alami dan varises uterus (rahim).
Varises vagina adalah varises yang
munculnya pada permukaan dinding vagina. Konon, dari 10 ibu hamil, 1-2 mengalaminya.
Hal ini terjadi saat usia kehamilan memasuki triwulan ketiga di mana saat itu pembuluh
darah pada tubuh bagian bawah semakin melebar seiring perkembangan janin.
Jika kondisi sudah terdeteksi sebelum persalinan maka ibu hamil dengan riwayat varises vagina disarankan melahirkan secara operasi. Nah, dalam kasus saya, saya tak mengalami riwayat itu pada kehamilan pertama dan kedua. Jadi kondisi ini tak terdeteksi.
Kalau terdeteksi
kan bisa dicarikan obat penghilang varises saat hamil, sayangnya tidak demikian. Kondisi itu juga tak terdeteksi sebelum persalinan. Konon yang terjadi pada saya itu "kasus langka".
Kondisi ini berbeda dengan benjolan
di jalan lahir saat hamil. Karena kejadiannya di tempat tersembunyi dan memang
tidak diketahui sebelumnya, pun tak ada keluhan. Ketahuannya setelah melahirkan.
Bukan Kebetulan, Semesta
Mendukung Skenario Melahirkan Normal dengan Varises Vagina
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz).” (QS Al-An’am [6]: 59).
Saat ini saya masih bersyukur, Allah
masih menakdirkan saya hidup dan membesarkan si bungsu Afyad, anak speech delay dengan segala kelebihannya yang membuat saya makin takjub pada
kebesaran-Nya.
Coba bayangkan ini ...
Ketika saya sedang kesakitan dengan
para bidan dan perawat yang kebingungan pada pagi hari itu tanpa ada satu
dokter di rumah bersalin.
Dokter Fatma yang ditelepon saat itu
sedang berada di lokasi yang jaraknya hanya 5 menit perjalanan bermobil ke
rumah bersalin. Beliau pas lagi di persimpangan dan sedang berpikir hendak
terus atau belok kiri.
Belok kiri berarti ke rumah bersalin
lain, tempat beliau bertugas. Terus berarti mengarah ke Rumah Bersalin Budi
Mulia 2.
Apa yang terjadi jika beliau sudah
berada di rumah bersalin lain? Apa yang terjadi jika beliau sedang berada di
tempat yang jauh jaraknya dari rumah bersalin tempat saya meregang nyawa? Apa
yang terjadi jika beliau berhalangan dalam situasi yang mendadak dan mendesak
seperti itu?
Saat itu waktu menjadi elemen penentu
penting, cepat atau lambatnya saya mendapatkan pertolongan. Dalam waktu 5 menit
dokter sudah berada di dalam ruang bersalin. Entah apa yang terjadi jika beliau
baru tiba lebih lama daripada itu.
Saya bersyukur jaringan komunikasi
sangat bersahabat. Begitu dihubungi oleh bidan, saat itu juga dokter merespon.
Apa yang terjadi jika ada masalah pada jaringan telekomunikasi?
Suami saya juga bercerita, saat
mendata jenis jarum dan benang yang akan dipergunakan mengoperasi, ada satu
jenis benang yang tak ada dalam inventaris di kedua rumah bersalin Budi Mulia.
Bukan kebetulan semata jika seorang perawat ingat bahwa masih ada satu gulung benang yang tersimpan di suatu tempat. Benang yang dipersiapkan untuk sebuah operasi itu tak jadi dipergunakan dan masih tersimpan tapi tidak ada dalam daftar inventaris.
Hanya tinggal satu benang di Rumah Bersalin Budi Mulia 1 yang jaraknya dekat dari Budi Mulia
2, dengan satu orang yang tahu keberadaannya. Akhirnya jenis benang tersebut dipersiapkan untuk saya. Saya yakin semua ini bukan kebetulan semata. Skenario-Nya sudah siap.
Perawat dan bidan silih berganti
keluar-masuk dengan wajah tegang. Jika terpaksa keluar dari ruang bersalin.
Ketika dokter datang, 2 perawat, 2 bidan, dan 2 dokter kandungan berada di
sekitar saya, selain suami yang terus menggenggam tangan saya.
Nah, singkat cerita saya harus
menjalani operasi paling
mengerikan yang saya bayangkan. Operasi yang
tidak pernah terbayangkan seumur hidup akan saya jalani. Satu kesyukuran saya,
suami mendampingi setiap prosesi melahirkan yang saya jalani.
“… Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.” [QS: Ar Rad: 2]
Hingga saat ini, saya meyakini tak ada
yang kebetulan. Ibarat skenario, semua pemeran pendukung dan properti siap,
tinggal bagaimana saya dan suami sebagai pemeran utama melakoni jalan hidup 11
tahun lalu itu.
Masya Allah, Dia Yang Maha Kuasa masih
menakdirkan saya hidup karena semua yang saya butuhkan untuk melalui ujian kala
itu “tersedia”. Satu saja tak ada, bisa berbeda kejadiannya.
Bayi 11 tahun lalu itu ... 💚 |
Makassar,
30 September 2020
Tapi cerita ini belum menceritakan
mengenai rasa sakit tak berdarah yang sesungguhnya. Tunggu di tulisan berikutnya mengenai operasi paling
mengerikan karena perdarahan dalam akibat varises vagina.
Share :
Laailahaailallah.....
ReplyDeleteAlhamdulillah, Mbak Niar semua akhirnya berjalam dengan lancar ya.
Saya sedang mengandung anaknkedua di mana usia sudah di atas 30 ini banyak yang mengatakan usia riskan meski saya positive thinking dan dokter pun memberikan keyakinan positive saya kadang msh cemas sambil terus dzikkir dan berdoa, insyaallah lancar.
Salam hangat dari Bali Mbak Niar, ikut deg degan baca ceritanya meski telah lalu.
Bismillah, Mbak Hani ...in syaa Allah bisa meski lewat usia 3O. Saya pun melahirkan si bungsu sudah usia 35 tahun. Jika kita diberi kesempatan hamil dan melahirkan, in syaa Allah kita bisa melaluinya dengan baik. Sehat selalu ya Mbaak. Salam hangat dari Makassar. ^__^
DeleteSaya pernah mengalami masuk ruang operasi untuk melahirkan putra kedua. Sebelumnya juga sudah ada drama terlebih dahulu di ruang bersalin. Sehat selalu mbak Biar 😊😊
ReplyDeleteMaasyaallah mba, alhamdulillah lahirannya tetap lancar meski dengan adanya kendala varises di vagina.
ReplyDeleteYa Allah saya baru tahu soal ini... Ngeri ya
ReplyDeleteyaa Allaaah aku merasakan ketegangan yang intens padamu Niar, alhamdulillaaaah selamat ya
ReplyDeletebenar benar kejadian yang pastinya mengerikan dan traumatis, dan hanya Allah satu satunya pemberi jalan. Benang tinggal 1 - dengan hanya ada 1 perawat yang tau dan lain lain itu adalah jalan Allah
aku baru tau tentang varises vagini loh mbak, ya ampun mbak kebayang banget ini jadi kamu sih. Aku saja membayangkan kontraksi dulu itu rasanya tak bisa berkata-kata.
ReplyDeleteSaya mengalami ketidaknyamanan varises vagina saat hamil pertama di 2010 mba.. tapi dokter yang menangani malah gak tau itu apa. Walah saya malah dikasih salep untuk herpes.
ReplyDeleteSearching saat itu juga belum ketemu.
Hamil di 2012 saya mengalami lagi. Searching dan ketemu. Mirip sama keluhan saya.
Ganti dokter untuk menegakkan diagnosa.
Dokter mengiyakan. Memeriksa posisi varises dan masih mengamankan saya untuk lahiran normal. Hingga anak kelima saya menjaga terus kalo hamil gak mau terlalu besar dan angkat beban berat. Karena setiap kehamilan berikut dia selalu semakin parah.
Ya Allah, baru tahu saya mba tentang varises vagina ini...Gak kebayang luar biasanya mba karena sakitnya berlipat yang harus dihadapi...
ReplyDeleteMasya Allah, Mbak. Sekarang, putranya sudah tumbuh besar dan sehat, ya. Setuju kalau ini semua karena Allah. :)
ReplyDeleteAahhh.. bacanya ko aku ngiluuu ya, huhuu perjuangan seorang ibu melahirkan tuh emang pertarungan nyawa ya Mak, alhamdulillah bayik nya sekarang udah 11 tahun.Alhamdulillah, kita hanya pemeran dari skenario2Nya.
ReplyDeleteYA Allah kebayang mba hiks :( Bener deh perjuangan perempuan saat melahirkan ini insyAlalh dibalas oleh pahala ya mba
ReplyDeleteAku baru tau ini kelainan ini, yaitu Varises Vagina. Aku kira Varises cuma menyerang bagian otot aja.
ReplyDeleteSubhanallah bisa separah itu ya akibat varises vagina. Saya kira hanya ada di bagian luarnya saja ternyata bisa kena di bagian dalam. Saya harus waspada dari awal nih supaya tidak terjadi pada saya. Terima kasih sharingnya Mbak.
ReplyDeleteya ampun mbak sampai mules aku, keingetan soal proses lahiran juga T.T
ReplyDeleteAku jg baru tahu soal varises vagina ya dari postinganmu ini. Penasaran sama penyebabnya sebenarnya. Kalau sekalian ditulis mungkin ada cara pencegahannya gmn supaya gak ada lagi yang mengalaminya.
Tp alhamdulillah ya sehat semua skrng
Duh ngilu bacanya Kak, baru tahu varises bisa menyerang vagina juga..
ReplyDeleteBacanya ikut tegang, Mbak Niar. Saya baru tahu soal varises vagina dari postingan ini. Perjuang ibu hamil dan melahirkan itu memang luar biasa. Ditunggu postingan lanjutannya, Mbak
ReplyDeleteWah iya.. ngebayanginya ga kuat mba. Dan semoga ga kejadian lagi ya mba.. alhamdulillah semua sehat ya mba. Ternyata varises vagina ini bisa berdampak banget saat melahirkan ya mba. Dan baru tahu varises juga ada di vagina..
ReplyDeleteYa Allah, luar biasa perjuangannya mbak. .
ReplyDeleteAku baru tahu lho ttg varises vagina
duh, reading the story makes it painful, I hope all mothers who are pregnant and want to give birth are all healthy and given convenience
ReplyDeleteMasya Allah, sungguh tabungan kebaikan mba Niar pasti banyaaaak banget. SEhingga semua kemudahan mengiringi proses setelah kelahiran si adek.
ReplyDeleteYa ampun mbak, bacanya aja saya udah ikut ngilu, huhuhu...
ReplyDeleteAlhamdulillah ya mbak, ditakdirkan selamat...
Yaa ampun kak..luarbiasa perjuangannya. Saya malah baru tahu tentang varises vagina dari postingan ini.
ReplyDeleteBaca ceritanya jadi ikutan ngilu, Mbak. Alhamdulillah semua prosesnya dilancarkan. Sehat terus ...
ReplyDeleteKak Niaaarr...mashaAllah~
ReplyDeleteKasus langka memang hanya terjadi para Ibu pilihan. Tabarakallahu..
Oh iya, mempengaruhi proses pemulihan pasca melahirkan gak, kak Niar?
Ikut ngilu membayangkannya. Ternyata ada ya risiko semacam ini. Biasanya gejala yang muncul seperti apa mb jika mengalami varises vagina? Sekarang sudah bener-bener pulih ya? Pengalaman yang luar biasa.
ReplyDeleteSubhanalloh Mbak, ikut ngilu saya membayangkannya. Perjuangannya benar-benar taruhan nyawa ya Mbak. Tapi alhamdulillah semua sudah terlewati ya.Pengalaman ini memang harus diceritakan Mbak, saya pun baru tahu varises vagina.
ReplyDeleteVarises ini tergolong jarang terjadi. Kalau dulu saya menangani benjolan pada anus yg pecah, tp bs dijahit dan dimasukkan kembali sehingga tidak mengganggu. Kalau varises vagina, karena letaknya ada di dalam jd perlu penanganan lanjut, operasi. Syukurlah tanggap nakes di sana
ReplyDelete