Drama Ojek Online: 2 Hari, 2 Kecelakaan – Rasa kantuk masih menyerang pada sore yang panas ketika HP saya berdering. Suami saya menelepon, mengabarkan dirinya sedang berada di kantornya usai shalat Jumat. Mata saya masih terasa berat mendengar kata-katanya. Namun penyampaian berikutnya membuat saya seketika membelalak.
“Affiq kecelakaan!”
Spontan rasa kantuk terbang entah ke
mana. Seketika saya duduk dengan tegak dan meminta penjelasan lebih lanjut mengenai kondisi si sulung. 😨
“Dia tidak apa-apa. Motornya ji yang
rusak. Dia tidur sekarang,” ucap pak suami. Saya meminta penjelasannya sekali
lagi.
Jadi, dalam perjanan pulang dari kampusnya, Affiq ditabrak dari arah kanan oleh motor ojek online yang matanya sedang kelilipan.
Setelah saya yakin tak ada sesuatu
yang serius, kami pun memutuskan pembicaraan.
“Ma, ndak minta ganti rugikah
sama yang tabrak Kakak?” tanya Athifah yang mendengar percakapan kami karena
saya memang on-kan pengeras suara handphone.
Eh iya yah, saya tidak bertanya tentang
hal itu padahal kami tentu harus membayar biaya perbaikan motor. Maka untuk
menjawab pertanyaan itu, saya menelepon pak suami kembali, “Pa, Affiq minta
ganti rugi ndak sama yang nabrak?”
“Dikasih uang Rp. 40.000 sama tukang ojeknya. Mungkin cuma segitu
uangnya,” jawab suami saya.
Ya sudah. Kasihan juga hari gini.
Lha, terus kami ndak kasihan apa ya, harus mengganti biaya perbaikan yang entah berapa ratus ribu rupiah – sebuah bisikan muncul. 😳
Mencoba berpikir jernih, saya mencoba
mengikhlaskan. Mau dituntut pun, Affiq tidak meminta nomor HP si penabrak. Saya
tahu dia bukan tipe yang ngotot. Jika berada dalam posisinya, kemungkinan besar
saya akan bersikap sama.
Sudah bersyukur Affiq tak celaka. Hingga hari
ini saya masih mengamati dan menanyakan keadaan fisiknya, apakah ada sesuatu
yang dirasakan di tangan, kaki, atau badannya. Beruntung ketika jatuh kepalanya
tak terbentur. Masih beruntung, hanya motor yang cedera. Itu sudah cukup bagi
kami. Alhamdulillah, kata dia tak ada yang terasa sakit pada badannya.
Keesokan harinya, sepulang dari super
market, mobil milik mitra GoCar yang saya tumpangi bersama Athifah dan
Afyad mengalami kecelakaan kecil. Mobil kami berjalan lambat karena lalu-lintas
sedang padat ketika tiba-tiba pak sopir paruh baya itu mengerem pelan di sebuah
simpang empat.
Bertepatan saat itu sebuah mobil melaju dari
arah kiri. Pak sopir hendak menghindari mobil yang akan berbelok ke arah kiri dan
nyaris menabrak kami itu.
BRUK!
Terdengar bunyi keras sesuatu menabrak bagian belakang mobil. Refleks saya menoleh ke arah belakang mobil. Sekilas saya melihat seseorang berpakaian muslimah terjatuh.
Pak sopir melambatkan mobilnya lalu parkir di
pinggir jalan. Sosoknya tenang, ke luar dari jok pengemudi, lantas berjalan ke
bagian belakang mobilnya.
Yang terjatuh tadi rupanya seorang remaja. Dia terjatuh dari motor tapi saya tak tahu apakah dia dibonceng atau dia yang mengendarai motor yang menabrak bagian belakang mobil.
Remaja putri itu dipapah naik ke atas sebuah bentor (becak bermotor). Wajahnya terlihat tegang.
Terdengar pembicaraan saling konfirmasi
mengenai apa yang terjadi dari arah belakang. Tak ada suara ngotot-ngototan
apalagi marah-marah. Sepertinya semuanya sepakat kalau yang terjadi memang
murni kecelakaan dan tak perlu saling menyalahkan.
Pak driver kembali ke belakang kemudi
dan menjalankan mobilnya dengan tenang. Tak ada sepatah kata pun keluar dari
mobilnya. Saya berinisiatif mengajaknya ngobrol dengan
menceritakan kejadian kecelakaan yang baru kami alami sehari sebelumnya.
Pak sopir hanya menimpali pendek bahwa bagian
lampu belakang mobilnya ada yang pecah. Menimpali cerita saya bahwa kami
jadinya harus membiayai sendiri kerusakan motor yang sepertinya bakal makan
biaya ratusan ribu rupiah. Saya menangkapnya sebagai isyarat bahwa dirinya juga
harus membiayai sendiri perbaikan mobilnya.
Menghadapai dua peristiwa kecelakaan dalam dua
hari ini saya teringat dan mencoba menerapkan hadits-hadits berikut:
“Barang siapa yang menyelamatkan orang dari kesusahan, maka Allah ta’ala akan menyelamatkannya dari kesusahan pada hari kiamat.” (HR. Ahmad)
“Barang siapa yang mempermudah kesulitan orang lain, maka Allah ta’ala akan mempermudah urusannya di dunia dan akhirat.” (HR. Muslim).
Pada masa pandemi seperti ini,
sedikit pengeluaran memang sangat berarti tetapi Allah Maha Kaya, Maha
Pengasih, Maha Penyayang. Allah dengan 99 namanya, akan memberi keringanan
kepada siapa saja makhluk-Nya yang mencoba meringankan makhluk lain. Saya
meyakini hal ini.
Kecelakaan bisa terjadi kapan saja,
secara tidak terduga. Meski semuanya berhati-hati sekali pun. Tak ada yang bisa
menjamin semua orang bebas dari kecelakaan meskipun dia sudah dalam keadaan
taat yang sebenar-benarnya dalam berlalu-lintas.
Maka, keselamatan merupakan rezeki
yang luar biasa dan patut disyukuri. Masih beruntung ujian kali ini tidak
tergolong berat. Fabi ayyi ‘alaa i rabbikuma tukadzdzibaan. Maka nikmat
Allah yang mana lagi yang patut didustakan?
Makassar, 25 Oktober
2020
Mohon bantu doa supaya solusi mencari bengkel yang punya semua onderdil motornya segera ditemukan, dengan harga bersahabat, ya. Hingga pagi hari tanggal 27 ini, kami belum menemukannya. Terkait pandemi, ada seseorang di sebuah bengkel mengatakan demikian, penyebab onderdil motor yang dicari tak kunjung ditemukan.
Baca juga
By the way, ini tulisan drama ojek online
yang kesekian. Kalau Anda ingin membaca kisah-kisah lainnya, silakan ketikkah keyword
“drama ojek online” pada kolom pencarian blog ini.
Share :
Saya juga pernah mengalami melihat sendiri ibu ditabrak motor dan si pelaku ga diminta ganti rugi oleh tetangga yg mengevakuasi. Krn kami lebih sibuk ngurus kondisi ibu.
ReplyDeleteKehilangan uang untu berobat ibu, servis sepeda tanpa ada bantuan dr si penabrak membuat kami belajar mengikhlaskan. Asal ibu kami selamat mbak...
Masya Allah. Keadaan baik-baik saja sudah berasa anugerah, ya.
DeleteTerima kasih mba, ada hikmah yg bisa kami petik dari tulisan ringan namun bernas ini..
ReplyDeleteTErima kasih sudah berkunkung, Mbak.
DeleteKalau ada kejadian semacam itu memang baiknya berpikir positif dulu daripada ngegas bin ngotot minta ganti rugi. Karena semuanya jug dapat ujian. Porsinya yang beda, sesuai kondisi ekonomi.
ReplyDeleteYang jelas, waspada dan hati-hati di jalan itu ajib banget ya Mbak
udah deg degan ya rasanya kalau ada kecelakaan kayak gini apalagi anak, gimana perasaan seorang ibu. alhamdulillah gak kenapa napa. moga sehat2 selalu sekeluarga ya mba. alhamdulillah masih dilindungi Allah. Aamiin
ReplyDeleteYa Allah, kebayang deh syoknya mba dapat kabar anakmu kecelakaaan ya, terus sekarang gimana kondisinya?
ReplyDeleteInnalillahi kok bisa mbak. . Kita emang gakan tau ya apa yg bakal kita alami. Sehatsehat ya mbak❤❤❤
ReplyDeleteAllah Maha Kaya, Maha Pengasih, Maha Penyayang. Allah dengan 99 namanya, akan memberi keringanan kepada siapa saja makhluk-Nya yang mencoba meringankan makhluk lain
ReplyDeleteBetuuulll banget Kak Niar!
Apalagi di musim pandemi gini, bener2 ujian buat kita semua untuk meyakini ke-MAHA KAYA-an ALLAH ta'ala.
duh semoga kita semua dilindungi Tuhan ya mba, materi bisa di cari asalkan keluarga kita sehat2 selalu ya
ReplyDeleteBetul kak, sekecil apapun pengeluaran di masa pandemi tuh rasanya kayak gimana ya. Benarbenar harus dipertimbangkan perlu atau tidaknya. Tapi ya lagilagi, harus bersyukur masih diberikan keselamatan dan diberikan ujian yang tergolong tidak berat.
ReplyDeleteBTW, ini drama ojek online yang ke sekian ya ternyata. Ckckckck.
waduh,,kalau musibah emang gak bisa dihindarkan ya. Jadi ingat sethn lalu saya juga menabrak gojek yg ngerem mendadak,,alhasil saya jatuh di jalan aspal dan luka-luka
ReplyDeleteMbaaa banyak amat pengalaman dengan ojol maupun taksi online. Ga terpikir dibuat tulisan, hehe.
ReplyDeleteAlhamdulillah ya anakmu selamat walau motor perlu diperbaiki.
Masya Allah. Berkaca dari hal hal kecil di sekeliling kita untuk selalu menjadi pengingat akan nikmat yang Allah berikan selalu bikin terharu ya mbak. Semoga kita semua menjadi insan yang bisa mengambil hikmah dari segala hal yang terjadi. Aamiin.
ReplyDeletesubhanallah adem banget saya baca ceritanya mbak. Namanya musibah bisa saja terjadi kapan saja, kalau kita ikhlas menerimanya tentu akan lebih tenang. semoga kita semua senantiasa dalam lindungan Allah SWT ya mbak...aamiin.
ReplyDeleteDulu banget pernah juga ditabrak supir angkut mau minta ganti rugi pas disusul ke rumahnya kasian banget rumahnya di tpt kontrakan gitu ...ya sudah relakan. Kadang memang ada waktunya mengalami hal seperti ini...Mudah2an jangan sampai terulang konon katanya sedekah akan menghindarkan kita dari sebuah takdir yang buruk ..Wallohu'alam sih... hehe
ReplyDeleteAlhamdulillah anaknya gpp ya mbak, moga bisa lbh berhati2 lg. Itulah yg kdng aku khawatirkan di jalanan, kita udah hati2 eh pengendara lain slebor T.T
ReplyDeleteJadi keinget jg pas jemput anak2 naik mobil online, ada pengendara mobol lain sama driver mobil kami gk mau ngalah utk lewat di jalur yang sempit. Eh sampai gontok2an, akhirnya saya teriakin lha itu kan ada anak kecil, mumet jg org esmosi gtu huhu
MasyaAllah hadist itu juga yang selalu kupegang bun, mrembes aku.
ReplyDeleteSemoga sifat legowo keluarga bunda karena kecelakaan tersebut mendatangkan, pahala dan rejeki berlipat ya bun. Kebayang sih akunya.
Mungkin kalo aku yg ditabrak, aku akan sama posisinya. Ga tega untuk membentak apalagi minta ganti rugi.
ReplyDeleteSemoga urusan mbk mugniar dilancarkan Allah dan anaknya lekas sembuh. Musibah datang tanpa kita duga, bersabar dalam ujian itulah resepnya.
ReplyDeleteMasyaAllah... ada aja ya kejadian tidak terduga.
ReplyDeleteKalau ada sesuatu terjadi di pengemudi transportasi online, selalu ada rasa iba ya mbak.
Semoga kita selalu dijaga Allah. aamiin.
Alhamdulillah, setelah sekian tahun berlalu, aku jadi ingat kejadian yang sama saat aku mengalami kecelakaan motor mba. Dulu banget ga bisa ngiklasin, soalnya bukan aku yang salah eh malah aku yang harus mengganti sepasang spion milik orang yang menabrakku. Baca artikel ini jadi adem. Memudahkan urusan orang lain ternyata hal yang bermanfaat juga. Harus ikhlas ya tapi kuncinya.
ReplyDeletemashaAllah penuh hikmah tulisan ini, memang dalam setiap masalah percaya saja sama sang Maha Kaya.Yang penting anak mbak selamat itu yang utama. Karena teringat saat aku dulu kecelakaan motor, hingga masuk ruang ICU, dagu robek dan kepala penuh darah, Ibu dan Bapakku sampe bilang dokter lakukan apa saja yang penting anak sy selamat, hiks. Mereka nungguin depan ICU karena gak boleh masuk. Semoga mba selalu sehat dan selalu dalam penjagaanNya ya mba.
ReplyDeletekita memang tidak pernah tau ya mba apa yang akan terjadi di jalan.. semoga kita selalu dalam perlindungan-Nya ya mba
ReplyDeletePrihatin, semoga selalu dalam lindungan Tuhan ya mbak
ReplyDelete