“Jangan bagi tahu Ibu Dewi!” ucap Afyad kepada Mama ketika Mama menyodorkan sebuah buku ensiklopedia. Di dalam buku itu ada sejumlah daun yang dikeringkan Kakak Athifah. Daun-daun itu awalnya akan dipergunakan membuat kerajinan tangan bahan alam lunak namun tak jadi dipakai.
Padahal Athifah, atas arahan Mama
sudah menetapkan daun sebagai bahan yang akan dipergunakan karena daun merupakan
bahan alam yang paling mudah diperoleh. Malah tak perlu dibeli karena banyak
pohon berbagai macam jenis tumbuh di pekarangan. Maklum Mama kan orangnya
praktis dan hemat ðŸ¤.
Seperti sudah dijanjikan, Ibu Dewi
datang ke rumah untuk mengajari Afyad. Ibu Dewi adalah guru pendamping/pendidikan khusus
Afyad di sekolah inklusi tempatnya bersekolah. Atas kesepakatan bersama dan dengan
berusaha menjalankan protokol kesehatan, Ibu Dewi belajar bersama Afyad di
ruang tamu tiga kali sepekan sejak tiga pekan terakhir.
Tergantung Afyad juga, kalau dia inginnya belajar online murni maka dia belajarnya bersama Mama. Jika tidak maka Ibu Dewi akan datang. Atau bisa juga dia yang ke sekolah karena beberapa anak inklusi lainnya belajar di sekolah. Selama tahun ajaran baru ini jarang sekali dia ke sekolah, baru 3 kali.
Meskipun kota kami masih zona merah
sudah ada anak-anak yang belajar di sekolah karena tak mau belajar di rumah.
Tapi jumlahnya hanya sedikit. Khsus sekolah Afyad, mengupayakan protokol kesehatan, juga
dengan alat pendeteksi suhu tubuh.
Namun kebanyakan anak masih menjalani
pembelajaran
daring melalui grup WA, seperti teman-teman sekelas Afyad. Hanya saja Afyad
belajarnya didampingi guru pendidikan khusus karena setiap siswa inklusi di sekolahnya
didampingi oleh guru khusus.
Bagi yang belum tahu mengapa Afyad masuk
sekolah jalur inklusi, Mama pernah menceritakan mengenai kondisi Afyad yang speech
delay. Waktu hendak masuk sekolah dasar, Mama dan Papa mencari sekolah
inklusi agar dia bisa beradaptasi dengan teman-temannya dalam kondisinya yang
terlambat berbicara.
Alhamdulillah, perkembangan bicaranya sudah lumayan
bagus. Mama sudah sering menceritakannya dalam blog ini. Terakhir dia membuat
Mama, Papa, dan Athifah takjub karena memberikan pesan “tiga puluh detik”
kepada Athifah saat menyelesaikan video pembuatan prakarya dari bahan alam
lunak.
(Silakan baca kisahnya di tulisan
berjudul Drama
Pembelajaran Daring: 3 Hari Membuat Video Prakarya dari Bahan Alam Lunak).
Hari itu, guru kelas memberikan tugas untuk membuat kolase dari daun-daun kering kepada para murid di grup Whatsapp. Ibu Dewi menelepon Mama sebelum datang ke rumah mengenai hal ini. Ibu Dewi mengabari apa saja bahan-bahan yang harus dipersiapkan.
“Kalau daun-daun kering, nanti saya
cari di pekarangan, Bu. Banyak ji,” ucap Mama.
“Ndak usah, Bu. Nanti saya
sama Afyad yang cari,” ujar Ibu Dewi.
“Baik, Bu. Pasti Afyad senang. Dia
suka itu suasana baru dalam belajar. Pasti dia senang diajak mencari daun
kering di pekarangan,”Mama membayangkan reaksi girang si anak bungsu.
Ketika Ibu Dewi sudah berada di
pekarangan, Mama memberikan buku ensiklopedia yang ditempati menyimpan daun-daun
kering oleh Athifah supaya bisa dipergunakan oleh Afyad. Lumayan menghemat
waktu juga, pikir Mama.
“Untuk Afyad?” tanya bocah bertubuh
gempal ini.
“Iya. Kan Kakak Athifah ndak jadi
pakai ini. Jadi daun-daunnya buat Afyad,” Mama membuka lembaran-lembaran buku
ensiklopedia dan memperlihatkan padanya daun-daun yang dilapisi tisu.
“Untuk Afyad?”
“Iya. Kasih Ibu Dewi, ya!”
“Pst, jangan bagi tahu Ibu Dewi!”
ucapnya setengah berbisik seraya menempelkan jari telunjuk tangan kirinya di
bibir. Gaya dan ekspresinya menyampaikan hendak merahasiakan soal daun-daun
kering itu kepada Ibu Dewi.
“Heh! Kasih Ibu Dewi!”
Mama kemudian bersibuk-sibuk di bagian
belakang rumah, mengurusi piring kotor dan pakaian yang hendak dijemur. Sekian
menit berlalu ketika Afyad menemuinya di tempat jemuran, “Ma, sini dulu. Sudah
selesai.” Ah, pasti bocah ini ingin memamerkan karya kolase dedaunannya.
Mama bergegas ke ruang tamu dan
menemui Ibu Dewi di sana. Afyad sedang berada di teras, entah melakukan apa.
Mama berbinar melihat kolase yang
dibuat. Ibu Dewi bercerita bahwa sebagian besar pekerjaan membuat kolase
dikerjakan oleh Afyad. Beliau hanya membantu sedikit.
“Bu, ada itu daun-daun kering di dalam buku itu. Afyad kasih ki’?” telunjuk tangan kanan Mama menunjuk buku besar bersampul hijau bertuliskan Ilmu Pengetahuan Populer.
“Tidak, Bu. Tadi saya tanya buku apa
itu, dia bilang ‘tidak tahu, buku Mama’,” ujar Ibu Dewi.
Mama tertawa lalu menceritakan
kembali kepada Ibu Dewi ucapan Afyad supaya tidak memberitahukan kepadanya perihal
dedaunan di dalam buku hijau itu. Mereka lalu tertawa bersama.
Inilah akal-akalan si bungsu. Supaya
dia bisa “bermain-main” dalam waktu cukup lama di pekarangan maka daun-daun itu
tak diberikannya kepada Ibu Dewi. Sepertinya dia berpikir, daun kering yang
sudah ada akan menghambat dirinya bersenang-senang mencari dedaunan kering.
Afyad ... Afyad.
Makassar, 4 Oktober
2020
Baca juga cerita keceriwisan Afyad yang
lain di:
Share :
Jadi ceritanya saling berahasia nih hehehe
ReplyDeleteMungkin bisa dibantu dipijat lidahnya dengan jemari
Atau belakang bawah telinga sering dipijat lembut.
Ancung jempol dengan semangat belajarnya
Terima kasih sarannya, Mas.
DeleteHehe, anaknya suka kalau suasana berubah-ubah.
Hehe..panjang akal nih Dek Afyad.. Dan hasil prakaryanya baguus deh..
ReplyDeletemasyaAllah Althaf pintar, semnangat terus ya belajarnya, hasil prakaryanya keren banget, seru ya ngerjainnya, smgt juga buat Mama yg selalu sabar mendampingi Althaf :)
ReplyDeleteBisa banget triknya nih mas Afyad...Bagus ya hasil prakaryanya dengan daun ..meski di rumah aja dan bahannya gampang..bisa jadi bahan belajar yang asik...
ReplyDeleteBagus ini, jadi anak enggak selalu main dengan gadget aja. Bukan cuma kreativitas, juga menjaga daya tahan anak terhadap penyakit.
ReplyDeleteAku ngakak sepanjang baca cerita mba Niar tentang tingkah polah Afyad ini. Tapi bener juga idenya agar jangan ngasih tahu Bu Dewi. Kan dia bisa refreshing sejenak di pekarangan, berjemur, menghirup udara, pinter deh
ReplyDeleteBagus banget prakaryanya jadi pengen nyoba bikin di rumah bersama Aisyah dan Fatih, pintar deh Althaf makin pintar aja
ReplyDeleteAku belum pernah bikin begituan bun. Jadi penasaran juga mau praktek hahaha semacam challenge ya. Kreatif banget.
ReplyDeleteDuuuuh baguuus hasilnya afyad ;). Jd pengen bikin ini juga utk kegiatanku Ama si bungsu pagi ini mba :). Cuman kalo si Lanang ini, dramanya 1, dia ga suka tangannya kena lem -_- . Kalo udh disuruh megang lem, pasti lgs minta babysitternya yg lem kan, saking bencinya dia kalo tangannya lengket dan menimbulkan kerak dari lem gitu. Aku msh blm nemu cara utk ngebujuk dia supaya mau pegang lem :(
ReplyDeleteHasil karya Afyad dengan membuat kolase dari daun-daun kering terlihat bagus, belajar nya pun jadi terlihat semangat
ReplyDeleteLucu banget tuh karya anaknya Mba. Kalau aku langsung di buatkan figuranya dipajang deh...
ReplyDelete