5 Cara MenyikapiPandemi dalam Membersamai Keluarga - “Ibu sudah vaksin?” tanya petugas yang berada di meja tempat saya mendaftarkan Athifah untuk memperoleh vaksinasi.
“Belum, Pak. Memangnya bisa di sini?” saya bertanya sebab setahu saya hari itu, 23 Juli adalah jadwal vaksinasi untuk anak usia 12 – 17 tahun di Mal Pipo (Pinisi Point) Makassar, sehubungan Hari Anak Nasional 2021.
“Bisa. Ibu mau daftar?”
“Belum, Pak. Saya belum fit
benar, anak saya saja dulu,” jawab saya.
Sebulan ini saya merawat orang-orang sakit di rumah dan saya pun drop. Kondisi kami semua alhamdulillah membaik. Perlahan namun signifikan tetapi saya belum berani untuk mendaftarkan diri guna memperoleh vaksin covid-19 karena kondisi belum sehat benar. Kepala masih sering keliyengan dan masih sering merasa kelelahan.
Malah dua anak terbesar
yang vaksinasi terlebih dulu. Si sulung ikut vaksinasi di kampusnya. Lalu si
tengah, saya antar untuk vaksinasi Jumat kemarin. Informasi baru saya peroleh
Kamis malam di grup kelas putri saya.
“Ma, saya tidak batuk
lagi,” putri saya mengisyaratkan bahwa dia mau ikut vaksinasi di Mal Pipo.
“Bagaimana rasanya
badanmu, sehat?” tanya saya.
“Iya.”
Segera saya instruksikan
supaya cepat tidur malam itu dan minum vitamin yang memang setiap hari saya
siapkan untuk anak-anak agar keesokan harinya dia fit menjalani
vaksinasi dan efek vaksinnya tidak mengganggu.
Sebenarnya saya belum
boleh keluar rumah dengan kondisi seperti ini tapi siapa lagi yang mengantar
putri saya kalau bukan saya, mumpung dia yang bersemangat. Lagi pula, saya merasa kondisi sudah lebih baik
dari hari-hari kemarin. Biasanya pun saya hanya keluar untuk berbelanja
kebutuhan kami sekeluarga.
Namanya ibu, ya mau badan lagi segar ataupun merasa tidak fit, tetap harus mengupayakan yang terbaik untuk keluarga apalagi belanja merupakan suatu keharusan.
Semenjak menjadi ibu, saya
merasakan benar slogan bahwa “ibu tidak boleh sakit” itu benar adanya.
Ketika sakit dan hanya terbaring maka akan banyak sekali yang terbengkalai.
Apalagi kami dengan ayah dan ibu saya yang sudah sepuh jadi setiap harinya saya
punya segambreng pekerjaan rumah.
Selama pandemi ini,
pekerjaan rumah bertambah ketika anak-anak menjalani pembelajaran daring. Anak
sulung sih tidak masalah karena dia mahasiswa. Malah sesekali bisa membantu ke
mana-mana membelikan barang kebutuhan kami saat sedang tak ke kampusnya.
Ke kampus? Yes, dia
tetap ke kampus sejak tahun lalu karena kampusnya vokasi, ada sejumlah mata
kuliah yang harus tatap muka. Tentunya tetap dengan pelaksanaan protokol kesehatan.
Nah, yang benar-benar belajar dari rumah dan harus didampingi adalah si tengah
dan si bungsu. Anak SMP dan anak SD yang dua-duanya terhubung ke sekolahnya
melalui smartphone milik saya.
Sebagai ibu, saya berupaya
menyikapi situasi dan kondisi ini sebagai berikut:
1. Menerima dan Berusaha Ikhlas dengan Keadaan
Ketika sakit, saya lebih
memilih tak memberitahukan kepada ibu saya supaya beliau tak kepikiran oleh
saya. Saya berusaha melakukan apa yang bisa saya lakukan setiap harinya sebisa
saya. Mengupayakan istirahat tetapi tetap mengerjakan pekerjaan rumah. Siapa
lagi yang diharapkan jika bukan saya?
Tentu saja saya minum obat
dan berbagai suplemen dan vitamin. Tetap memaksakan diri untuk makan dan minum
air dalam jumlah yang cukup meskipun semua asupan sama saja rasanya: hambar.
Beberapa asupan saya upayakan yang super food. Sembari setiap hari tetap
mengurus pekerjaan rumah dan anak-anak, juga suami yang sakit.
2. Mendukung dengan Segenap Kemampuan
Saya mengabari guru
inklusi si bungsu supaya jangan datang ke rumah dulu karena kami sakit
berjamaah. Pembelajaran jarak jauh untuk Afyad saya handle sendiri dulu.
Saya mengabari wali kelasnya juga, mengatakan bahwa saya berusaha sebisa saya
mendukung pembelajaran Afyad dan meminta maaf jika belum bisa maksimal karena
sikon tak mendukung.
Untungnya si tengah belum
mulai belajar online tapi saya upayakan berlangganan selama setahun aplikasi belajar online untuknya, sehubungan dia
sudah kelas 9, memanfaatkan diskon 60% yang tersedia. In syaa Allah
tahun depan dia masuk SMA jadi, saya meminta padanya untuk memulai belajar
asyik dengan aplikasi dulu.
Saya tekankan untuk
memanfaatkan kesempatan sebaik-baiknya sebab yang namanya belajar itu sejatinya
mengulang-ulangi mata pelajaran yang sudah diperoleh. Atau kalau bisa, belajar
sendiri yang akan dipelajari dalam waktu dekat di sekolah dan
mengulang-ulanginya.
Untuk anak-anak dan suami, saya pantau vitamin dan suplemen mereka setiap harinya. Kalau sudah mau habis, saya upayakan membeli lagi dengan cara online atau membeli sendiri ke apotek terdekat.
Ketika badan saya sudah
merasa lebih enak walaupun belum fit benar karena masih sering keliyengan,
saya upayakan mengantar dia untuk mendapatkan vaksin.
Di lokasi vaksinasi, Mal Pipo Jumat 23 Juli. |
3. Mengupayakan yang Terbaik di Tengah Keterbatasan
“Anak-anak, WA-nya kasih
nama kalian ya supaya guru-guru mudah mengenali,” wali kelas Athifah
mengumumkannya di grup WA kelas.
“Bu, tabe’, mohon
maaf, Athifah menggunakan HP saya, adiknya juga. Jadi di WA ini memakai nama
saya,” segera saya balas pesan tersebut.
Alhamdulillah, ibu guru memaklumi. Dalam
pembelajaran daring memang keterbatasan seperti ini harus dimaklumi pihak
sekolah. Seperti saya ini, HP sebiji, saya gunakan untuk berkomunikasi dengan
pemberi kerja freelance, juga sesekali diminta ibunda menjadi “humas”
guna meneleponkan kerabatnya, dan dipergunakan 2 anak untuk belajar dari rumah.
4. Menikmati Proses dan Keadaan
Saya tidak mau memaksa
diri membelikan gadget dulu untuk dua anak terkecil. Nantilah, slow saja.
Saya yang menyesuaikan diri menggunakan HP saya. Sering gemas juga sebenarnya
karena anak-anak kelamaan menggunakan ponsel saya karena kebablasan dipakai
bermain.
Namun saya tetap mencoba
menikmati semua proses dan keadaan. Dengan menggunakan ponsel saya, saya
sebenarnya lebih bisa mengamati proses belajar anak-anak saya. Kami belajar
berbagi dalam menggunakan barang yang sama. Anak-anak belajar tak egois karena
tahu mamanya menggunakan HP untuk bekerja dan berkomunikasi dengan orang lain,
bukannya untuk bermain. Saya memang kurang suka bermain dengan gadget hehe.
Saya menikmati keadaan
dalam menemani anak-anak belajar dari rumah. Saya serius ketika mengatakan,
kalaupun harus belajar lagi di rumah selama setahun, saya tak berkeberatan
asalkan anak-anak happy. Maklum saja, dasarnya saya memang mamak rumahan
yang tak suka keluar rumah jika tak butuh.
Sekaligus mendukung protokol
kesehatan yang 5M. Salah satunya kan “mengurangi mobilitas”. Keluar hanya jika
butuh – bukan sekadar perlu. Kalau perlu mah, misalnya perlu nongkrong
di kafe – yang seperti ini saya belum anggap butuh.
Kalau terpaksa keluar
rumah ya pakai masker, membawa dan menggunakan hand sanitizer/cuci
tangan, menjaga jarak, dan menjauhi kerumunan.
5. Memfasilitasi dengan Perangkat yang Memadai
Satu ponsel bagi kami
bertiga agak memadai, alhamdulillah ada desktop, komputer yang juga bisa
dipergunakan anak-anak dalam pembelajaran daring mereka. Saya mengalah ketika
anak-anak menggunakannya untuk belajar dan ketika saya yang mempergunakannya
untuk bekerja, anak-anak yang harus mengalah.
Selain hardware dan
software, jaringan internet yang memadai mau tak mau juga harus disediakan.
Saya yakin, Anda-anda juga melakukan ini untuk buah hati Anda. Nah, saya mau share
informasi terbaru mengenai suatu jaringan dengan kartu yang memadai untuk
dipakai selama di rumah saja.
Namanya Smartfren
Gokil Max.
Ada tiga tipe voucher data/paket data Gokil Max ini: Voucher
Data/Paket Plan Gokil Max 9 GB, 21 GB, dan 36 GB yang kesemuanya dengan
masa berlaku selama 30 hari. Selain bebas akses internet 24 jam, dengan Gokil
Max bisa menelepon sepuasnya ke semua Smartfren dan ada +extra kuota hingga
70 GB (pukul 01.00 – 05.00 WIB).
Nah, sekadar info kini Smarfren kembali dengan Rejeki WOW
Periode 2.
Setelah mendapat sambutan hangat dan sukses mendistribusikan banyak hadiah kepada
lebih dari 2,5 juta pelanggan, kali ini Smartfren membagikan hadiah WOW lebih
banyak lagi.
Setiap orang dapat
langsung menerima hadiah dan berkesempatan memenangkan hadiah utama di akhir
periode. Diharapkan semua hadiah yang diberikan pada tahap kedua ini akan
memberikan lebih banyak kesempatan kepada semua pelanggan dalam mewujudkan
impian mereka sambil menikmati 100% layanan Internet 4G.
Untuk itu, download aplikasi MySmartfren. Anda akan lebih mudah mendapatkan total bonus miliaran rupiah dalam Rejeki WOW Periode 2. Cukup install atau update aplikasi MySmartfren, buka dan dapatkan kapal yang bisa digunakan untuk mencari harta karun dari WOW Fortune.
Buat kalian yang mau
hadiah lebih banyak, jangan sia-siakan informasi dari saya ini lho karena ada
hadiah dengan bekal download doang. Tersedia smartphone, mifi,
dan paket data. Ada lagi nih, ikut “Download MySmartfren Challenge” juga. Simak
informasinya di gambar yang saya sertakan di sini, ya.
Makassar,
26 Juli 2021
Share :
Bener, Mbak, jadi ibu harus selalu strong di depan keluarganya. Sehat-sehat biar bisa menjaga dan merawat keluarga, cepat sembuh dan jaga kesehatan Mbak biar bisa segera vaksin.
ReplyDeletewah smartfren selalu punya cara yang asik untuk setiap momen yaa, keren banget!
ReplyDeleteSetuju banget. Aku sekarang lebih yang menerima keadaan. Banyak bersyukur dan sabar. Btw aku juga pakai smartfren gokil max loh hehe
ReplyDeleteWah mau dong mba promonyaa. Aku lagi nyari buat paketan internet di rumah. Capek banget wifi sering eror pulak huhu. Pandemi gini justru banyak makan kuota yah hehe
ReplyDeleteKondisi seperti saat ini memang memaksa kita untuk extra segalanya. Baik berusaha, berpikir, maupun menjaga kesehatan. Semoga semuanya diberikan kekuatan dan kesabaran dalam menghadapi pandemi ini.
ReplyDeleteBetul banget, sekarang sy heran serempak hampir di semua kabupaten sakit demam batuk dan flu. Dalam situasi seperti ini hrus strong menghadapi nya
DeleteSekarang masih diperpanjang ppkm ya kak, menyikapi situasi skrg memang harus dengan kepala dingin dan kesabaran. Smga saja cpt berlalu pandemi ini
ReplyDeleteemang ya Smarfren tahu banget kebutuhan pelanggan.. banyak promo.. bahkan poin bisa jadi makanan heheh
ReplyDeleteJaman pandemi gini selama di rumah aja harus saling kompak ya, kompak biar ga bosan, untungnya ada smartfren yg inovatif
ReplyDeleteBener bangettt harus menikmati proses selama PPKM ini. Jaringan Smartfren di tempatku super cepat mbak, mantap!
ReplyDeleteAwal2 susah utk bisa menerima kondisi skr. Stress pastilaaah. Tapi memang pada dasarnya manusia itu makhluk yg paling pinter beradaptasi :D. Lama2 dilakonin trus2an, jadi biasa ya mba :). Tinggal dari kitanya, membuat hal itu jadi lebih menarik supaya ga jenuh dan makin stress. Akupun memilih utk enjoy aja apa yg terjadi skr. Anggab latihan bersabar
ReplyDeleteAku setuju dengan poin-poin mu, Kak. Mau tidak mau kita musti beradaptasi dengan keadaan sekarang ini. Semangat Kak ;)
ReplyDeletebener sih ini, menyiapkan fasilitas internet kencang dengan kuota berlimpah dirumah adalah solusi yang lebih tepat.
ReplyDeleteTetep bisa terhubung dengan dunia luar dan bisa jalan jalan virtual
Menerima keadaan, awal pandemi kaya gak bisa gitu terima ini semua tapi makin disesali kaya Brass stress banget gitu. Semoga kita sehat selalu ya.
ReplyDeleteNah iya banget Kak, "ibu gak boleh sakit" itu baru berasa sejak aku jadi ibu hehehe. Pas banget niy awalnya kita memang harus terima dan sadar dengan sikon sekarang biar bisa berstrategi yang tepat untuk menyikapinya. Terima kasih tips2nya bermanfaat sekali. 😍❤👍
ReplyDeleteKebanyakan menghabiskan waku di rumah aja selama pandemi memang butuh banget koneksi internet yang cepat dan stabil. Apa lagi setiap anggota keluarga pasti punya kebutuhannya masing-masing.
ReplyDeleteharus dibawa happy sih suasana di rumah yaa mba, biar kita bisa tetap waras dan gak bosan krn kan sekarang kita dihimbau stay di rumah aja dulu, sehat selalu sekeluarga mba
ReplyDeletebener sih mesti ikhlas menerima keaadaan, kadang merasa tidak berdaya, tapi jangan sampai patah semangat harus tetap saling dukung dan berusaha
ReplyDeleteIkhlas dlu yg pertama ya biar ngejalaninnya lebih ringan, dan tentunya terus berusaha mengupayakan yg terbaik
ReplyDeleteSmartfren memang bagus terutama di daerah pegunungan. Saya pernah mengalami sedikit malu karena mengandalkan kuota dari platform lain sementara saya mengecilkan smartfren yang digunakan adikku, saat itu kami sedang berada di Malino. Tahu kan itu di daerah ketinggian.Ternyata jaringan adikku yang menggunakan Smartfren lebih lancar dibandingkan jaringanku, hahaha.
ReplyDeleteFokusku dengan aktivitas menjadi Ibu yang bejibun adalah kesehatan yaa, kak Niar.
ReplyDeleteBaik kesehatan fisik maupun mental.
Semoga bersama Smartfren Gokil Max, semua bahagiaa...yeeay~
Peran ibu saat pandemi ini serasa makin bertambah karenanya ibu perlu terus menjaga kesehatan agar kondisi keluarga juga terus optimal. Semangat untuk semua ibu.
ReplyDeletePandemi emang ngebuat kita kudu lebih hebat lagi dalam berkreasi. jadi salah satunya dengan lancar didunia maya
ReplyDeletesemangat yaa...sehat-sehat selaluu untuk semua keluarga..semoga pandemi segera berakhir
ReplyDelete