Menuntaskan Rindu Akan Nasi Kuning Gorontalo – Malam itu, tak lama setelah lebaran Idul Adha 1422 H, sebuah pesan Whatsapp masuk dari Kak No’i, salah seorang kerabat dari ibu saya.
“Assalamu ‘alaikum.
Niar, jangan masak banyak besok, kuantarkan ki’ nasi kuning. Bikin ka’
nasi kuning, ultahnya Syahril,” pesan Kak No’i[1].
“Wa 'alaikum salam
warahmatullah. Masya Allah .... ndak ji Kak Noi, ka masih ada
opor. Mau nasi kuning. Tawwa, Syahril .. dewasa mi,” ucap saya[2].
“Iya 21 tahun mi.
Kuantarkan ki besok nah. Mau ki’ daging toppa’lada biar sediki mo?”
balas Kak No’i lagi[3].
Percakapan kami sarat
dengan dialek Makassar padahal Kak No’i orang Gorontalo asli. Dia bersuamikan
orang Makassar asli dan melahirkan seorang anak lelaki bernama Syahril. Dia
sudah merantau di Makassar sekira 30 tahun dan pernah bertahun-tahun tinggal bersama kami.
Namun sebenarnya cara bertuturnya masih terdengar agak aneh bagi orang yang
lahir dan besar di Makassar seperti saya.
Tutur Lisan
Orang Gorontalo di Makassar
Di situ uniknya
orang-orang asal Gorontalo yang merantau ke Makassar. Seperti ibu saya dan
sepupu-sepupu yang sudah lama tinggal di Makassar, cara bertutur lisan Kak
No’i tidak sama persis dengan kami yang lahir dan besar di Makassar walaupun
kami sama-sama menggunakan bahasa Indonesia dialek Makassar.
Saya pernah menebak asal
seorang ibu dari Gorontalo ketika mendengarnya berbicara di suatu tempat
padahal dia sudah 10 tahunan di Makassar. Langsung saja saya tembak dia, “Ibu
dari Gorontalo, ya?” Dia mengiyakan sembari terperanjat, mengapa saya bisa menebak
daerah asalnya.
Yah, begitulah performa kuping orang separuh Gorontalo yang lahir dan besar di Makassar, saya mampu mengenali perbedaannya. 😏
Kembali ke tawaran nasi kuning … nasi kuning yang Kak No’i bilang itu adalah Nasi Kuning Gorontalo, sementara masakan bernama “toppa’lada” adalah makanan khas Makassar, perpaduan yang kreatif. 😘
Beberapa
Macam Nasi Kuning “Daerah” di Makassar
Nasi Kuning Gorontalo
adalah satu jenis dari berbagai jenis makanan khas Gorontalo yang saya
rindukan. Nasi Kuning Gorontalo mirip dengan nasi kuning khas Manado, kekhasannya
ada pada lauk ikan suwirnya. Masakan ikan suwir yang dalam istilah Gorontalo disebut ile’e.
Bukan hanya ikan suwir, tapi dicampur dengan bihun tumis.
Bihunnya tentunya tak
dimasak panjang seperti aslinya melainkan dipotong-potong. Ada yang memasak
bihunnya secara kering, ada yang merebusnya dahulu sebelum ditumis. Ribet, ya,
makanya paling enak dikasih atau beli jadi haha.
Di Makassar, jika kita
tahu yang menjual nasi kuning asal sukunya apa, kita bakal tahu nasi kuning
yang dia jual itu nasi kuning apa – misalnya Nasi Kuning Jawa atau Nasi Kuning
Makassar. Nasi Kuning Jawa itu ketahuan dari lauknya yang ada citarasa
manisnya.
Sementara Nasi Kuning Makassar, pada nasi kuningnya ada siraman kuah daging toppa’lada. Tapi sebenarnya istilah “nasi kuning Makassar” ini bikin-bikinan saya saja sih, ya. Secara umum, tak dikenal istilah itu di kota ini. Hanya saja, sepengamatan saya ya seperti itu, tergantung siapa yang memasaknya makan citarasanya bisa kita kenali.
Uniknya Nasi
Kuning Gorontalo
Nasi Kuning Gorontalo di tempat asalnya dikenal sebagai Nasi Kuning Cakalang atau Nasi Kuning Tuna – tentu saja mereka tak menyebutnya “nasi kuning Gorontalo”. Nasi kuning demikianlah yang saya rindukan. Ikan cakalang atau tunanya bisa saja diganti dengan ikan tongkol, atau terserah ikan apa. Asalkan bukan saya yang masak, rasanya selalu enak. 😁
Maka keesokan paginya Kak
No’i menuntaskan kerinduan saya akan Nasi Kuning Gorontalo. Lidah saya meresapi
dalam-dalam perpaduan nasi kuning dan ikan suwir yang ditumis bersama bihun. Nasinya
empuk, lembut, dan legit. Pun demikian ikan suwirnya. Hmm … masya Allah,
lezatnya …
Pesan Nasi Kuning Gorontalo di Upeks via GoFood. Harganya Rp. 13.000. |
Belum juga usai sepuluh hari mencecap nikmatnya nasi kuning buatan Kak No’i jemari saya menelusuri aplikasi ojek online, menelisik dengan keyword “nasi kuning Gorontalo”. Saya yakin ada yang menjualnya di aplikasi ini karena saya pernah melihatnya sendiri tertera di aplikasi. Jelang siang itu, saya kembali menelusuri dan mendapatkan 1 merchant bernama Upeks 08.
Mana penyedia nasi kuning
yang lain? Seharusnya masih ada 1 atau 2.
Saya meminta putri saya
untuk membantu mencarikan gerai-gerai lain yang menjual makanan khas Gorontalo
yang saya cari itu. “Masih ada itu, Nak. Namanya Annahal,” pinta saya kepada
sang putri sementara wajah saya kembali mengarah ke layar komputer untuk menyelesaikan
suatu pekerjaan.
“Tidak ada, Ma. Kalau
yang itu, lagi tutup restorannya. Di sini tertulis begitu,” ucap putri saya.
Ya sudah, tak ada
pilihan lain. Upeks satu-satunya pilihan siang ini.
“Mama pesan nasi kuning
siang-siang?” kembali anak gadis kelas 9 ini menanggapi saya.
“Tidak apa-apa toh?”
tukas saya, menjawab keheranannya.
Soalnya di Makassar ini, nasi
kuning itu umumnya merupakan “menu sarapan”. Kalau pagi biasanya banyak yang
jual. Misalnya di sepanjang jalan Rappocini, ada beberapa penjual nasi kuning
saat pagi hari. Jangan harap menemukan penjual yang sama menjualnya di malam
hari karena biasanya jelang siang mereka tutup dan baru buka pagi-pagi sekali
keesokan harinya. Kecuali di daerah BTP, di sana ada yang jual nasi kuning
malam hari.
Nasi kuning dengan ikan suwir yang lezat. |
Berbeda dengan di
Gorontalo, di sana makanan besar ini dapat dijumpai di mana pun, sejak pagi hingga
malam hari. Penjualnya beragam, mulai dari pedagang kaki lima di bawah pohon, gubuk
bambu, teras rumah, di tengah pasar, rumah makan sederhana, rumah makan mewah, juga
ada yang dijual secara online.
Tidak ada data pasti kapan
nasi kuning mulai populer di Gorontalo, sepertinya sudah berbilang seratusan
tahun karena selalu ada dalam ritual keagamaan yang disajikan dengan tiliaya
(adonan telur dan pahangga yang dikukus), pada wadah toyopo
(anyaman janur).
Saya ingat ketika kecil
dulu, nasi kuning selalu menjadi sajian istimewa pada ulang tahun anggota
keluarga kami, mulai dari ayah hingga adik bungsu. Seorang (almarhumah) tante
yang tinggal bersama kami dulu senantiasa memasakkan untuk kami. Bedanya,
beliau biasanya menyajikan ayam panggang bumbu rica sebagai lauknya.
Yang unik dari cara menyantap
nasi kuning ala orang Gorontalo adalah memakannya dengan tiliaya. Tiliaya
adalah makanan yang berbahan telur ayam, gula merah cair, santan, daun pandan,
dan kayu manis. Kesemua bahan ini dikocok tangan sampai mengembang lalu dikukus
dalam cetakan.
Orang yang melihatnya pertama
kali mungkin mengira tiliaya ini makanan
ringan yang disajikan bersama kopi atau teh hangat kala sore hari. Bukan. Tiliaya
bisa dimakan sebagai lauk nasi kuning. Saya sendiri merasa aneh memakannya
dengan nasi kuning, saya suka makan tiliaya secara langsung, menjadikannya cemilan.
Resep Tiliaya. Sumber: Memilih Makanan Ramah Iklim + 39 Resep Gorontalo. |
Nasi Kuning Gorontalo secara tak disadari sudah menjadi bagian dari kuliner Kota Makassar. Sesekali saya melihat ada yang menawarkannya di grup besar KKIG (Kerukunan Keluarga Indonesia Gorontalo). Beberapa kerabat biasanya mampu memenuhi pesanan jika diminta khusus memasakkan nasi berbahan dasar kunyit dan santan ini. Sejumlah orang memasak sendiri berdasarkan pesanan, beberapa yang lain memiliki kedai.
Orang-orang Gorontalo
sudah lama berasimilasi dengan penduduk asli Kota Makassar. Ibu saya termasuk
generasi awal yang datang ke kota ini untuk mengenyam pendidikan tinggi. Beliau
sempat kuliah di Fakultas Teknik Unhas tahun 1960 hanya saja tak selesai
kuliahnya. Ibu menikah dengan Ayah yang asli Bugis (asal Wajo – Soppeng) pada
tahun 1971.
Banyak sepupu saya yang lahir
dan besar di Gorontalo datang ke kota ini untuk melanjutkan pendidikan tinggi
mereka, berasimilasi dan menikah dengan orang Sulawesi Selatan.
Kedai Annahal, salah satu kedai yang menjual nasi kuning Gorontalo di Makassar. Tersedia di 4 platform daring. Sumber: grup WA KKIG Makassar. |
Ragam Kuliner
Gorontalo
Mengutip dari file PDF
bertajuk Memilih
Makanan Ramah Iklim + 39 Resep Gorontalo yang disusun oleh Amanda Katili Niode
dan Zahra Khan, dan diterbitkan oleh Omar Niode Foundation:
Penelitian tentang
Makanan Tradisional Gorontalo oleh Dr. Arifasno Napu, SSiT., Mkes menyimpulkan
bahwa proses dan semua bumbu yang digunakan adalah alami karena tanpa pengawet,
pewarna buatan, cita rasa maupun aroma sintetik.
Pertemuan antar budaya,
baik dari hasil pernikahan, hubungan politik, penguasaan wilayah hingga
hubungan niaga, telah menyisakan banyak jejak dalam peradaban Gorontalo.
termasuk cita rasa. Pada kuliner Gorontalo, dapat ditemukan pengaruh Ternate,
Tidore, Bugis, Makasar, Gowa, Cina dan Arab.
Menurut DR. Arifasno
Napu, ada ratusan makanan tradisional Gorontalo, namun dari penelitiannya baru
ada 80 jenis yang teridentifikasi dengan baik dan dibagi dalam 4 kelompok
yaitu: makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan snack/kue.
Ada 15 makanan pokok
dengan bahan utama jagung, sagu, singkong, ubi jalar dan beras, serta 20 lauk
pauk yang bahan dasarnya dari perairan. Sebanyak 10 jenis masakan berbahan
dasar sayuran segar seperti terong, daun pepaya, daun singkong, kangkung,
pakis, kacang panjang, bunga pepaya, ketimun suri, labu, dan jantung pisang.
Juga 35 jenis snack/kue yang pada menggunakan jagung, singkong, ubi jalar,
pisang, dan beras.
Provinsi Gorontalo
diapit oleh dua perairan, yaitu Teluk Tomini di sebelah Selatan dan Laut
Sulawesi di sebelah Utara. Karenanya, biota laut, terutama ikan menjadi sumber
protein utama masakan Gorontalo. Di samping ikan laut, sebagian penduduk Gorontalo
juga menikmati ikan air tawar baik dari Danau Limboto maupun sungai-sungai yang
tersebar di Gorontalo.
Buku dalam bentuk PDF ini memberikan gambaran bahwa diversifikasi pangan adalah kunci ketahanan pangan. Betapa kayanya Gorontalo dengan resep dan makanan khas daerahnya yang kaya ramba-ramba (rempah). Dengan menjaga lingkungan dan tetap mengonsumsi makanan khas serta menyebarluaskan tentangnya maka kita berkontribusi terhadap pelestarian keanekaragaman pangan di Indonesia.
Sudah ribuan warga
Makassar berdarah Gorontalo berbaur dengan penduduk asli kota ini dan para
pendatang dari daerah lainnya maka tak heran jika kuliner khas Gorontalo, salah
satunya Nasi Kuning Gorontalo bisa diperoleh di kota ini.
Memilih Makanan Ramah Iklim + 39 Resep Gorontalo. |
By the way, kalian punya cerita unik tentang nasi kuning? Share di kotak komentar di bawah ini, ya supaya saya tahu keragaman nasi kuning di Indonesia. 😇
Baca juga:
- Makanan Khas Daerah Gorontalo Favorit
- Gorontalo is Always in My Heart
- Kerawang Gorontalo: Dari Kain Hingga Kue Kering
- Oleh-Oleh dari Gorontalo
- Warna-Warni Perbedaan Suku
[1] Ki’: kata ganti orang kedua (sopan). Ka’: kata ganti
orang pertama tunggal.
[2] Ji, mi, ka: tiga partikel dalam dialek Makassar,
pemakaiannya sulit diterapkan oleh pendatang 😁. Tawwa: ungkapan, yang kira-kira maknanya dalam kalimat ini:
“WAH” atau “WOW”.
[3] Mo: saja.
Share :
Aduh jadi rindu nasi kuning, tapi baru tahu tentang nasi kuning. Kalau di sini jarang sih masak nasi kuning, kecuali ada acara gitu.
ReplyDeleteDulu pun kalau ada acara saja di kota saya ada naskun, Mbak. Sekarang tiap hari ada yang jual :)
DeleteOoh mbak Mugniar ini di Makassar to, bolehlah kapan-kapan kalau berkunjung ke rumah saudara yang di Makassar, meet up tipis-tipis ya kita. Makassar itu punya memori spesial sih di hati saya, meski baru sekali ke sana...
ReplyDeleteKalau keluarga besar saya yang di Makassar kebanyakan asalnya dari Jawa, meski berlogat Makassar kadang medhoknya masih keluar, hehe.
Ayo Mbak, semoga segera setelah pandemi kita bisa ketemu ya. :)
DeleteOrang Jawa yang di Makassar, kebanyakan sudah bisa beradaptasi dengan cara bicara di sini, Mbak cuma banyak yang kesulitan dalam menggunakan partikel seperti mi, ji, di', pi :)
Wahh aku baru tau kalau nasi kuning Jawa dan Makassar itu beda. Kalau Makassar ada suwiran ikannya ya, mbak. Jadi makin penasaran deh 😍
ReplyDeleteBukan naskun Makassar, Mbak ... nasikun Gorontalo yang ada suwiran ikannya. Gorontalo kan provinsi lain, bukan di Sulsel.
DeleteWaktu main ke Banjar saya juga disuguhi nasi kuning mbak, dan nasi kuning Banjar punya kekhasan juga yaitu nasinya yang kering, benar2 pera. Ternyata Gorontalo juga punya naskun.
ReplyDeleteSaya penasaraj dengan Topak Lada, namanya mirip dengan makanan khas Bangkalan Madura Topak Ladeh
Wah, jadi pengen makan naskun banjar.
DeleteJangan-jangan Topak Ladeh itu serupa Topa Lada ya.
Saya penggemar nasi kuning dari berbagai daerah.
ReplyDeletenasi kuning bandung yang biasanya juga buat sarapan. Nasi kuning ala nasi briyani di muara bungo, nasi kuning ibu saya, nasi kuningnya nasi tumpeng, nasi kuning sarapan paginya denpasar.
tapi saya belom pernah makan nasi kuning selain yang saya sebutkan di atas, apalagi nasi kuning gorontalo.
waduhhh ... menyelerakan sekali....
Indonesia kaya banget dengan berbagai masakan nasi kuning ternyata ya, Mbak *_*
DeleteWaahh banyak macamnya ya NAskunnya Maak, trus teman nasinya pun beda2 itu ada suwiran ikan, hmm yummy. Wajib nyoba Naskunnya nih.
ReplyDeleteDi tempatku ada langganan di depan rumah deket pos, udah 15 tahunan teman sarapan aku dari dulu kalo beli pake tupperware, buat bekel aku, olip sama bapaknya.JAm setengah 6 bukanya, teman naskun umumnya di sinni bihun, abon telor dadar iris, orek tempe kering sama kacang, ada yg pake telor balado bulet, plus kerupuk sambal. Bedaaa yaaa.
Beda-beda ya, Maak ... kapan-kapan boleh nyicip naskun Gorontalo atau naskun Manado, Mak. ^_^
DeleteHuwaaaa... ngilerrrr, saya paling suka nasi kuning, tapi setelah di Jawa jarang suka, karena manis dan rasanya agak eneg, mungkin karena cita rasa manis itu ya.
ReplyDeleteKalau di Sulawesi, rata-rata nggak terlalu manis bahkan asin, lalu membayangkan nasi kuning dengan ikan goreng pedas, yummmm , astaga lapar, hahaha
Nah iya, beda ya Mbak. Ada citarasa manisnya kalau naskun Jawa. Di Sulawesi tidak.
Deletemenarik ya nasi kuning gorontalo ini dimakannya juga dengan olahan telur yang disangka snack itu hehe kalau saya sendiri nasi kuning ini makanan yang disajikan nenek saya ketika khataman qur'an atau ulang tahun. masakan sederhana namun syarat dengan kebersamaan. saya selalu kangen dengan nasi kuning buatan nenek. bedalah dengan nasi kuning lainnya meskipun bentuk dna bahannya sama. tapi ada kenangan yang tak terlupakan di nasi kuning nenek
ReplyDeleteNaskun Gorontalo yang saya santap pakai telur rebus, Mbak. Biasanya sih pake telur rebus. Nah yang bertaburan itu ikan suwir yang dicampur bihun. Di sini khasnya.
DeleteNasi kuning buatan neneknya Mbak Sri pasti enak ya *_*
Ternyata nasi kuning Jawa dan nasi kuning Gorontalo berbeda ya, Mbak. Kalau nasi kuning di Jawa itu seringnya dengan lauk ayam goreng. Kalau di kampungku sering ada yang masak nasi kuning jika sedang ada yang berulang tahun. Adek sepupu, tanteku, dan tetanggaku lumayan sering masak nasi kuning.
ReplyDeleteDiversifikasi pangan adalah KUNCI ketahanan pangan.
ReplyDeletesepakaattt banget dgn ini Kak Niar.
Duh, nasi kuning memang juaraaakk, kuliner Indonesia memang Cihuuyy banget
aku pun kalo ulang tahun, identik dengan nasi kuning mba. tapi gak tau deh kalo soal rasa, sama atau engga ya sama nasi kuning gorontalo.. hihi.. jadi penasaran juga mau icip.. :D
ReplyDeleteWah nasi kuning tuh banyak sekali yang jualan di sekitar rumah ... Karena daerah kost2 an jd banyak mahasiswanya. Kalau pagi sarapan pilihan mereka salah satunya adalah masi kuning. tw jadi kangen nasi kuning, sudah lama ga makan nasi kuning hehe....
ReplyDeleteaku juga udah lama ini mba ga makan nasi kuning karena emang lagi ga bisa mam santan
DeleteKalau di Jawa, eh di tempat saya ding, biasanya nasi kuning pakainya telor dadar yang diiris tipis, Mak.. Trus untuk pelengkap wajibnya biasanya ada kering tempe, irisan timun. Nah, yang sunnah (ada wajib ada sunnah, wkwkwk), bisa pakai ayam goreng / daging serundeng sebagai pelengkap.
ReplyDeleteMungkin karena di tempat saya jarang banget ada ikan laut, yaa, jadi toppingnya ngga ada lauk ikannya.
Nasi kuning emang khas banget ya.. meski sama-sama nasi kuning tiap daerah punya perbedaan yang khas tiap daerah.. Kadang bikin nasi kuning kalau ada yang ultah kak..hhehe..
ReplyDeleteJadi penasaran dengan nasi kuning gorontalo ini. Bagaimana rasanya nasi kuning dicampur dengan cakalang, tambah mantap pastinya. Trus ga bisa kebayang aku dengan penampakan tiliya, seperti apa sih mba?
ReplyDeleteDi tempatku nasi kuning juga identik dengan menu sarapan. Kalau lagi jajan pagi, selain nasi uduk, nasi kuning pun ada, dan kebanyakan memang untuk dijadikan sarapan. Dulu kalau lagi traveling ke daerah-daerah, kebanyakan menu sarapan yang saya terima juga nasi kuning. Tapi belum pernah sih ada dengar Nasi Kuning Gorontolo. Kalau dilihat dari isinya ada suwiran ikan, saya jadi ingat dulu pas ke Tidore. Di sana sarapannya nasi kuning seperti yang mbak ceritakan. Mirip banyak.
ReplyDeleteSaya kurang tau tentang keberagaman nasi kuning. Tetapi, biasanya nasi kuning suka dibikin tumpeng juga. Nah, ini katanya ada filosofinya
ReplyDeleteBaru aja tadi saya sarapan nasi kuning. Langsung ingat dengan postingan ini. Semoga suatu saat saya juga bisa mencicipi nasi kuning lain di berbagai daerah
DeleteTernyata nasi kuning di Sulawesi itu banyak juga perbedaannya ya. Di tempat saya asal nasi warna kuning aja, hehehe...
ReplyDeleteSetiap ada anak mengaji milad, biasanya kami bikin nasi kuning (tumpeng) sebagai rasa syukur dan berbagi dengan makna bersama
Saya jadi tau bedanya nasi kuning di Jawa dengan yang ada di Sulawesi. Ternyata kalau di Sulawesi tepatnya di Gorontalo ada ikan suwirnya, ya. Jadinya rasanya pasti tambah gurih
ReplyDeleteMenarik sekali kak kekayaan kuliner Indonesia, aku baru tahu ada berbagai jenis nasi kuning.. dan ternyata langganan aku termasuk nasi kuning Makasar karena ada siraman kuah dagingnya hehe ^^. ~ Inova Melisa
ReplyDeleteKalau jakarta sarapan nasi uduk kalau nasi kuning jarang yang jual. Nasi kuning gorontalo pakai ikan suwir lain hal di jakarta pakai telur dadar di iris sama sambal
ReplyDeleteterakhir ke Manadao dan ke Ambon makan nasi kuning enaaaak banget mba. Jadi kangeeen makan nasi kuning ya enak nih
ReplyDeletewah memang kekayaam kuliner Indonesia itu mantap. nasi kuning saja bisa beda anatara satu daerah dg daerah lainnya. Jadi penasaran
ReplyDeleteLOgat atau tutur orang dari suatu daerah itu bisa kentara ya Mbak, bener banget kok..
ReplyDeleteaku dari Kesesi, walaupun lama di Semarang, tapi masih ada khas gitu logat Kesesinya gegege,,,,
aku btw suka nasi kuning, tapi belum pernah nasi kuning Gorontalo
Wah ternyata di sana ada nasi kuning yang khas juga ya mbak? Kebetulan mamerku dari Gorontalo ntr coba kutanyain ah.
ReplyDeleteYg namanya campuran ikan masih mendominasi setiap makanan khas sana sepertinya ya mbak?
Duh jadi kepengen nih sarapan naskun, dah lama eui gak makan naskun :D
Mba, aku kok penasaran sama Tiliaya yaa... unik juga paduan telur dan gula merah, trus buat lauk nasi kuning. Ga kebayang rasanya.
ReplyDeleteDi Jawa ada juga nasi kuning yang tentunya beda lauk dengan Gorontalo maupun Makassar. Kalau di sini, nasi kuning selalu dilengkapi dengan kering tempe, perkedel, sambal goreng kentang, suwiran ayam, irisan telur dadar dan kerupuk.
KUliner GOrontalo tuh enak loh, kaya akan rasa tradisional, tapi aku belum coba nih yang nasi kuningnya. Biasa makan yang ada khas di Jawa aja, jadi kepo mba
ReplyDeleteAbunya anak-anak ada rencana mau ke Gorontalo dalam waktu dekat, kak Niar.
ReplyDeleteDan aku jadi inget saat sedang PKL. Karena aku gak pernah pisah dari Ibu, sekalinya PKL sengaja memilih tempat yang jauh. Pas awal-awal PKL, sarapannya masih bisa semacam nasi lengkap ((telur, dkk)). Jelang tanggal tua dan Ibu belum kirim uang, sarapannya nasi kuning plus telur.
Hehehe...terasa nikmat yaa..
Apalagi proses membuat nasi kuning ini gak mudah. Jadi semakin lahap makannya.
Lezat banget bun. Bukanya jam segini dijadikan. Maka siang jadi pengen nasi kuning juga. Belom pernah yang bikin sendiri
ReplyDeleteSelama ini saya gak terlalu perhatikan jenis nasi kuning, haha asal makan saja. Nah, malah baru tahu kalau nasi kuning yang biasa dicampur toppalada itu nasi kuning khas Makassar ya.. eh tapi kalau nasi kuning Gorontalo ini kayaknya saya pernah pesan juga deh
ReplyDeleteNasi kuning dari Gorontalo pake daun pandan ya...
ReplyDeletewah,,, jadi penasaran nih sama cita rasanya!
Ikan suwir dicampur bihun tumis, wow pasti enak ituuuu :) Aku belum pernah sih nyobain kuliner Gorontalo. Ternyata ada nasi kuning khas yang enaknya sampai ke hati begini hehehe. Cocok buat sarapan dan makan siang ini mah nasi kuningnya.
ReplyDeleteIni bentuk keberagaamn kuliner Indonesi. Inget nasi kuning ini inget tumpeng deh. Udah lama juga tidak makan nasi kuning biasanya mama suka masak ini.
ReplyDeleteDi Balikpapan, nasi kuning juga dijadikan menu sarapan dengan lauk bumbu Bali (telor, ayam, daging atau ikan) tinggal pilih.
ReplyDeleteKalau di Siantar kota kelahiranku, nasi kuning biasanya terhidang saat ada acara selamatan bareng dengan tumpengan.
Kalau di Medan, lontong sayur dan lupis jadi menu sarapan kesayanganku pas mudik. Hihihi.
Senangnya tinggal di Indonesia ya.
Banyak kuliner khas daerah masing-masing.
Dan aku juga baru tahu ada nasi kuning Gorontalo.
wah walaupun sama-sama naasi kuning ternyata beda-beda ya tiap daerah hehe.. salfok sama harganya yang luamayan juga ya :) tp memang di kota besar, jakarta juga ansi kuning sebungkus kecil udh 8ribu huhu
ReplyDeleteMbak aku asli ngiler nih. Langsung keingey jaman kuliah S2 dulu ada temen yg asalnha Gorontalo waktu itu aku lg hamil muda n pengen makan nasi kuning trs dia bikinin nasi kuning gorontalo pake ikan cakalang. Pas kebetulan dia baru balik kampung dan bawa ikan cakalang. Trs kami juga dibikinin mi cakalang. Ya Allah itu enaaaaaaakkk banget. Bahkan rasanya aku inget sampe sekarang krn ga nemu tuh di Jawa. Semoga suatu saat nanti bisa ke Makassar dan Gorontalo. Nyobain nasi kuning yg endeus ni langsung di tempatnya. Makasih lo mbak pagi2 aku jd nostalgia nih, jadi kangen sama temen2 yg udah 12th ga ketemu
ReplyDeleteWah jadi yang unik dari nasi kuning gorontalo ini adalah Tiliaya ya mak? Telur pake santen dan gula merah? hmmmmmm, emang unik nih kayanyaaa. Jadi penasaran pengen cobain bikin sendiri si Tiliaya ini di rumah. hihiihi. ijin nyontek resepnya ya maaak
ReplyDeleteSaya penyuka nasi kuning mba, biasanya lauknya ayam goreng atau telor gulung ya kan, jadi penasaran mba apa rasanya makan nasi kuning pake lauk yang manis ya hehe
ReplyDeletengilerin banget, nasi kuning gorontalo. kalo nanti ke sana, molly mau icip2. btw kalo di palembang, adanya nasi kebuli, kuliner khas suku Arab di sini.
ReplyDeleteHuhuhu di Balikpapan nggak nemu nasi kuning makasar/nasi kuning gorontalo. Adanya nasi kuning Banjar Dan jawa. Padahal ngebayanginnya Aja sudah pasti enak ya kak
ReplyDeleteNasi kuning dengan lauk ikan cakalang atau tuna, aduuh.. kayaknya enak banget ini nasi kuning khas Gorontalo. Saya belum pernah nyicipin.
ReplyDeleteIya, nasi kuning khas Jawa lauknya memang rada manis. Biasanya itu orek tempenya. Hehehe
Aku tiba2 pingin komunikasi langsung dg Mbak Niar. Pingin denger pas ngomong dialek Makassar. Hahaha.
ReplyDeleteBtw, aku malah jadi penasaran di sini ada yg jual nasi kuning di aplikasi online apa enggak. :D
Omar Niode Foundation ini peduli banget ya dengan kelestarian kuliner daerah terutama Gorontalo, jadi masakan tradisional tidak akan punah..penasaran ka' dengan nasi kuning Gorontalo ini kak
ReplyDeleteKalau nasi kuning dari Gorontalo saya belum pernah nyobain, kak. Kalau dari Manado sering dibawain suami. Biasanya kalau dia lagi ada sidang pagi di Manado, pulangnya pasti bawa beberapa bungkus. Alhamdulillah masih enak dimakan malam hari saat suami mendarat kembali di jakarta.
ReplyDeleteWah ternyata nasi kuning tiap daerah punya ciri khas masing-masing ya kak. Saya jadi penasaran banget sama nasi kuning Gorontalo dengan cakalangnya (diganti tongkol juga gapapa deh hehe). Tiliaya... itu di sini mirip serikaya ya? Hmm.
ReplyDeleteudah lama banget ga beli naskun baca ini jadi pengen beli besok cari ah hahahaha laperan liatnya
ReplyDeleteOoo.. Nasi kuningny dicampur sama ikan2an ya, Mbak. Kalau di Jawa, biasanta diberi lauk ayam (goreng atau bumbu merah), tempe orak-arik dan potongan telur dadar
ReplyDeleteRempah-rempah dari Indonesia ini memang terkenal banget yaah..
ReplyDeleteSehingga gak heran kalau menciptakan kekayaan rasa di setiap daerahnya.
Rasanya ingin mencoba nasi kuning Gorontalo dan Makassar seperti cerita kak Niar.
Wah, beragam banget ya nasi kuningnya. Kalau nasi kuning Jawa menurutku enggak manis sih, Mbak.. apa karena lidahku aja ya yang udah terbiasa makan itu jadi gak terasa manis?
ReplyDeleteBtw aku malah penasaran sama Tiliaya, kok pakai gula Jawa ya? Gimana rasanya ya.. hehe.
Soal tutur atau dialeg bagi saya yang tinggal di bagian barat Indonesia merasa dialeg orang timur sama semua kak Mugni. Hahaha.
ReplyDeleteApalagi kalo Sulawesi sudah ada kata "ji" di selipan kalimat yang dia omongin. Udah deh gak tau saya dia asal mana. Pokoknya Sulawesi aja. Hihi
Oh ya. Tadinya penasaran nasi kuning Gorontalo kayak apa. Rupanya bedanya di suwiran ikan cakalang ya. Nasi kuning di sana nggak pakai sambel kak? Misalnya sambel ikan roa gitu..
Kalo di Medan, nasi kuning tidak manis ala masakan Jawa. Lauknya biasanya beragam. Ada yang pake ayam goreng plus sambal ati goreng. Trus dipakein mie. Tapi gak manis ya. Sambal ati nya pedas.
Ada di jalan masuk kompleksku nasi kuning Ambon, mb Niar. Pakai ikan tumis lauknya. Enak.
ReplyDeleteSeeprtinya saya harus coba nih nasi kuning gorontalo ini. sebab saya penggemar nasi kuning. Dulu pas di kalimantan saya seneng banget sama nasi kuning banjar, lalu pindah ke Jawa, nasi kuning jawa kurang cocok di lidah saya. Tinggal nasi kuning gorontalo nih
ReplyDeleteWah sama dong, mbak. Di tempatku nasi kuning juga identik dengan menu sarapan. Kalau di sini biasanya lauknya telur, ayam, atau ikan gabus pakai masak habang
ReplyDeleteAku jadi kangen juga menu nasi kuning ini. Kalau di pasar Malang, nasi kuningnya super lengkap. Mulai kering tempe, suwir telur, suwir ayam, nugget ayam, sampai bihun. Aihh jd kangen juga, besok beli aah XD
ReplyDeleteMasyaallah tabarakallah ya beragamnya suku bangsa di Indonesia tercinta baca ini saya jadi nambah info tentang nasi kuning yang ada di Makassar. Meski istilah buatan Kak Niar aja tuh tp jadi petunjuk juga buat yang pertama kali makan nasi kuning kl ke sana kan ya... sama kayak di Medan ada istilah nasi lemak dan nasi uduk, hehe
ReplyDeletemalam-malam belum makan dan lagi pas banget laper, lihat ini auto laper banget jadinya ini mah heheheh
ReplyDeleteNasi kuning yang biasa aku makan biasanya yang dari Banjarmasin sih Mak. Kalo yang khas Gorontalo belum pernah coba tapi jadi penasaran gimana rasanya kalo dibikin sendiri :D
ReplyDeleteSaya penggemar nasi kuning garis keras mba mugniar. Mau jenis dan yang tipe gimana pun saya teteo suka. Seneng banget pas baca artikel ini jadinya. Apalagi kalo bisa sambil icip nasi khas Gorontalo ini yaaa
ReplyDeleteKalau makan nasi kuning saya juga bisa membedakan, kalau Ibu saya bikin memang ada manisnya di lauk pauknya...khas masakan Jawa.
ReplyDeleteNah, tetangga orang Padang jualan nasi kuning jadi bercita rasa khas makanan Padang penyertanya. Kalau nasi kuning Gorontalo bayangan saya pasti enak banget, kapan-kapan mau cari di Jakarta pasti ada nih.
Btw, baru tahu Mbak Niar blasteran Gorontalo-Bugis. Saya sih pernah makan oleh-oleh khas Gorontalo, termasuk ikan suwirnya, karena sepupu saya sudah menetap di sana belasan tahun ini. Setiap dua tahun sekali biasanya kami jumpa saat sama-sama mudik ke Kediri
Saya suka banget mbak sama nasi kuning..jadi penasaran pengen tau rasanya nasi kuning Gorontalo..apa beda ya dengan nasi kuning di Pulau Jawa hehehe
ReplyDeleteKalau di Makassar ni, identinya pasti ada ikan-ikannya ya hihi termasuk di nasi kuning. Ah selama ini hanya pernah mencoba naskun Jawa, penasaran kalau nasi kuning gorontalo. Pasti rasanya sedap sama unik, terutama karena lauk-lauknya itu :D
ReplyDeleteSaya pecinta nasi kuniiingg! Biasanya mama bikin yg khas manado, jakarta, dan jawa. Jd tahu nih kalau ternyata banyaaak bgt ya macamnya.
ReplyDeleteKmaren anak ultah, aku bikinin yg versi jakarta. Lauknya kayak rames gitu. Trus tambahin mie chinese. Hehehe