Pereskia Penghuni Lama yang Baru Dikenal – Kalau bukan karena sulit menemukan bunga kembang sepatu untuk bahan praktikum IPA anak gadis kelas 9, kami takkan pernah kenal dekat dengan si pereskia padahal dia sudah bertahun-tahun ada di pekarangan rumah kami.
Kembang sepatu dijadikan
bahan praktikum siswa kelas 3 SMP karena untuk mengamati alat reproduksinya,
kembang sepatu memiliki putik dan benang sari. Bunga ini termasuk “bunga
sempurna” karena adanya dua alat reproduksi itu dalam satu bunga. Seperti yang
kita ketahui – melalui pelajaran IPA saat SMP dulu, pada bunga, putik itu alat
kelamin betinanya sementara benang sari merupakan alat kelamin jantannya.
Memperjuangkan
Kembang Sepatu
Lumayan bikin puyeng juga
urusan mencari kembang sepatu ini. Tahun 1980-an dulu, bunga yang kebanyakan
berwarna merah ini banyak ditanam warga Makassar. Di jalan Kasuari dulu. tetangga
kami punya pohon yang rimbun tapi sekarang pun seingat saya sewaktu
terakhir ke daerah sana, tanaman ini sudah tak ada di pekarangannya.
Suami saya
keliling-keliling kota mencari bunga kembang sepatu. Sebenarnya dia menemukan
beberapa rumah yang masih memelihara tanaman yang bunganya terdiri atas 5 helai
daun kelopak yang dilindungi oleh kelopak tambahan (epicalyx) ini.
Tapi …
“Tidak tega minta sama
yang punya soalnya bunganya cuma satu-satunya,” ujar pak suami.
Saya pun sudah tanya-tanya
ke teman-teman di grup komunitas blogger Makassar dan kepada beberapa
teman. Hasil pencarian via dunia maya ini serupa saja. Ada teman yang punya
tanamannya tapi sedang tidak berbunga padahal saya rela memesankan ojek
online demi menjemput kembangnya walaupun harus menempuh jarak sekira
20 km.
Ada juga yang menyarankan
ke kampus Unhas, di area Fakultas Pertanian tapi kata teman yang dosen di sana,
tanaman itu sudah tak ada.
Putar otak lagi … saya
teringat Kak Dawiah, beliau guru IPA di sebuah SMP negeri. Mungkin beliau tahu
di mana mendapatkan bunga kembang sepatu.
Kak Dawiah cepat merespon chat
saya. Katanya, beliau tidak membebankan para siswanya harus menggunakan
kembang sepatu. Kembang lain pun boleh. Toh nanti kalau misalnya tidak lengkap
alat reproduksinya, anak-anak bisa cari tahu lagi, justru mereka belajar juga,
begitu kira-kira ucapan Kak Dawiah. Sebenarnya tidak harus kembang sepatu menurut
Kak Dawiah, yang penting putik dan benang sarinya bisa diamati.
Saya lalu bertanya-tanya
bunga jenis apa yang kira-kira bisa dibawa sebagai pengganti kembang sepatu.
Kak Dawiah mengusulkan, bisa bunga mawar. Ada juga foto bunga yang
diperlihatkan olehnya tapi saya tak tahu namanya apa. Di sini baru terpikir
kembang yang ada di pekarangan rumah kami. Saat itu kami tak tahu namanya.
“Bisa ini,” kata Kak
Dawiah ketika foto bunga yang sedang mekar cantik itu saya perlihatkan kepadanya.
Pereskia, penghuni lama yang baru dikenal. |
Fiyuh. Perburuan sekian hari
tanaman semak suku Malvaceae yang berasal dari Asia Timur ini akhirnya
ada ending-nya juga meskipun kami belum yakin sepenuhnya karena guru IPA
Athifah belum memberikan alternatif bunga lain. Setidaknya namanya ikhtiar kan
ya. Sudah cukup kami mencari di dunia nyata dan dunia maya, masa tidak boleh
bawa bunga alternatif.
(Tidak
Benar-Benar) Diselamatkan Oleh Pereskia bleo
Merasa sudah tenang,
keesokan harinya Athifah bakal punya bunga mekar cantik yang bisa diamati
benang sari dan putiknya, saya memerintahkannya untuk mencari nama bunga itu
menggunakan aplikasi pengenal tanaman sementara saya harus ke dokter malam itu.
Sekarang kan banyak aplikasi pengenal tanaman untuk Android yang bisa diunduh
gratis.
“Sudah malam begini,
bagaimana caranya bisa dicek tanamannya apa. Dari tadi tidak dikerjakan! Kamu
harus tahu apa nama tanaman itu supaya besok bisa menjelaskan kepada ibu guru,”
saya masih menyempatkan mengomeli anak gadis sebelum pergi.
Sedang menunggu giliran di
tempat praktik dokter, Athifah menelepon, “Mama, saya tidak jadi pakai
aplikasi. Ternyata bisa ji pakai Google Lens. Saya tahu mi nama
bunga yang di halaman. Namanya Pereskia.” Saya terperangah. Pakai
Google Lens?
Anak jaman now ya.
Cepat mencari solusi yang berhubungan dengan penggunaan gadget. Yang
terpikir di benak saya hanyalah “menggunakan aplikasi pengenal tanaman” untuk
bisa tahu nama bunga yang tengah mekar di pekarangan rumah kami itu. Eh
ternyata dia terpikir untuk menggunakan Google Lens.
Pereskia yang kuncup. |
Dua anak saya yang terkecil: Athifah dan Afyad memang sudah terbiasa bermain-main dengan Google Lens, selain dengan Google Assistant. Kalau bukan karena mereka, saya tidak menyadari kehadiran kedua fitur Google ini di dalam smartphone saya haha. Dasar mamak-mamak kolonial, ya.
Syukurlah, tanaman dari
famili Cactaceae yang berasal dari Panama dan Kolombia itu sudah dikenali
dengan cukup detail oleh Athifah, tinggal nanti bagaimana dia berdiplomasi
dengan gurunya dalam mengganti bunga kembang sepatu.
Hari Kamis pagi pekan lalu
adalah hari praktikum IPA kelas Athifah. Sebenarnya dia masih dalam pembelajaran
daring tapi kali ini gurunya meminta praktikumnya dilakukan luring (luar
jaringan), pastinya dengan tujuan yang baik. Kami mengizinkan Athifah pergi,
diantar dan ditunggui oleh ayahnya.
Kami terkejut ketika pagi
harinya hendak memetik si Pereskia. Tanaman ini rupanya punya keunikan.
Bunga-bunga yang kami lihat bermekaran pada siang hari kemarinnya, rupanya
menguncup pagi itu. Bunga ini kuncup saat jelang sore hari. Pagi hari dia
masih kuncup dan baru bermekaran saat siang hari.
Amboi!
Rasanya takjub sekaligus
malu dan waswas. Sudah sekian tahun kami berdekatan tapi baru mengenalnya secara
lebih dekat! Lalu, akankah sukses praktikum dengan bunga yang kuncup?
Apa boleh buat, pagi itu
Athifah membawa bunga Pereskia yang tengah kuncup. Semoga bisa
diintip-intip sela-sela kelopak bunganya untuk mengamati alat kelaminnya.
Semoga gurunya maklum.
Buah Pereskia. Yang masak berwarna kuning. |
Diselamatkan
Oleh Kembang Sepatu
Kabarnya hanya 13 anak
yang datang dan untungnya salah satu anak lelaki datang dengan membawa banyak kembang
sepatu. Athifah pulang dengan wajah ceria, mengabarkan bahwa kedatangannya
untuk praktikum kali ini diikuti kabar gembira: nilai bagus sudah di tangan.
Satu lagi yang membuatnya
senang: dalam perjalanan menuju sekolah, mereka menemukan ada bunga kembang
sepatu merah di pekarangan sebuah sekolah dasar, jadilah dia bisa membawa
kembang yang memiliki varian-varian berwarna putih hingga kuning, oranye hingga
merah tua atau merah jambu ini.
Syukurlah. Mamak juga ikut
senang. Terlebih jadi tahu lebih banyak tentang Pereskia yang rupanya
khasiatnya di negara-negara lain banyak sekali. Tanaman yang bisa setinggi 8
meter ini dijadikan tanaman hias, tanaman pagar, dan tanaman obat.
Sekilas
Pesona Pereskia
Dalam blog Planter and Forester saya menemukan artikel yang panjang membahas tentang tanaman
yang memiliki nama lain: mawar malaysia atau jarum bilah tujuh, atau daun
kaktus ini. Berikut saya kutip sedikit penjelasannya:
Di
beberapa daerah atau negara, tanaman ini digunakan sebagai bumbu makanan dan
sebagai lalapan dimakan mentah sebagai sayuran oleh beberapa orang di Malaysia
dan Cina atau diambil sebagai ramuan yang diseduh dari daun segar.
Selain
itu, khasiat daun dan bunga Pereskia bleo diambil untuk detoksifikasi dan
revitalisasi tubuh . Buahnya dikonsumsi oleh beberapa kelompok etnis di Panama
sebagai buah yang dipetik dari hutan dan
daun Pereskia bleo secara tradisional digunakan untuk mengobati kanker,
wasir, hipertensi, diabetes, infeksi, sakit lambung, sakit kepala, maag, dan
kondisi peradangan seperti rematik dan asma.
Penduduk
asli Kolombia telah menggunakan Pereskia bleo untuk menetralkan efek gigitan
ular, untuk mengendurkan otot kejang, dan untuk meredakan nyeri otot.
Masya Allah, tidak menyangka!
Awalnya dicuekin, dikira tanaman biasa yang “hanya” sebagai penghias
rupanya manfaatnya banyak sekali. Bahkan buahnya yang ketika muda berwarna
hijau dan saat tua berwarna kuning itu ternyata termasuk edible fruit (bisa
dimakan) dengan citarasa asam.
Well, kisah reproduksi tanaman hingga
bunga Pereskia ini rupanya telah membuat saya menghasilkan tulisan
sepanjang lebih dari 1000 kata. Benarlah kata-kata bijak yang menyatakan “tak
kenal maka tak sayang”, baru sekarang rasanya sayang sama si Pereskia yang
tak butuh rajin disiram ini.
Makassar,
23 Agustus 2021
Share :
Wow bunga ini luar biasa sekali aku baru tahu cantik pula, itu tumbuh di halaman rumah Mbak? jadi pengin menanamnya juga
ReplyDeleteMbaaa, aku sampe Googling dulu tadi, bunga kembang sepatu bentuknya kayak apa. Ternyataaaa aku ada tanaman itu pas msh tinggal di Aceh hahahaha. Cuma ga tau namanya kembang sepatu :p. Soalnya daun kembang sepatu berkhasiat utk meredakan demam. Daunnya diambil, diksh air, diremas, sampe keluar lendir. Itu diolesin ke badan. Dulu pas aku dan adek2 demam, olahan daun kembang sepatu yg pertamakali dipakai utk pengobatan pertama :).
ReplyDeleteTapi jadi tau jauga ttp pereskia ini :D. Kadang yaaa, banyak bunga yg abnrnya ada di Deket kita, tapi ga sadar namanya apa, khasiatnya apa. Akupun begitu kok mba -_-
Seneng ya mbak kalau punya bunga yang ga ribed dan ga butuh penanganan khusus gini
ReplyDeleteBeruntung sekali ya dibantu sama google lens, aku jarang banget dapat hasil kalo pakai google lens wkwk
ReplyDeletebunga kembang sepatu dulu ada pas disudut halam rumah . masih kuingt waktuku kecil kak niar suka saya ambl baru simpan ditelinga ala ala orang bali. baruka juga sadar stlh baca tulisannta. jarangmi orang orang ad ranaman bunga kembang sepatunya
ReplyDeleteWah, jadi makin tahu sama sama bunga yang satu ini. Memang sejak SD saya pun dikenalkan pada bunga sepatu sebagai bunga yang memiliki kedua organ produksi baik jantan maupun betina, lainnya enggak tahu, hehe
ReplyDeleteBaru tahu nama bunga ini pereskia, di sekitar rumahku juga banyak tumbuh bunga ini kak, ternyata kalo mekar bagus juga bunganya
ReplyDeleteAku baru tahu dengan Pereskia ini mbak. Unik ya. Btw, aku baca nama-nama Latin tanaman berasa zaman kuliah deh. Saat tingkat 1. Ngapalin semua nama-nama tumbuhan yang ada di sekitar dan yang ditemui. Seru dan menantang. Dan untuk bunga sepatu, iya deh ya, udah jarang di sini pun. Padahal untuk praktikum IPA anak sekolah, bunga ini tuh paling banyak dipakai. Lengkap dan signifikan soalnya bagian-bagian bunga ya.
ReplyDeleteJadi ingat zaman sekolah dulu juga pernah dapat tugas kayak Athifah, disuruh mengamati bunga kembang sepatu. Tapi waktu itu memang "bunga sempurna" itu mudah ditemukan di daerah saya cuma gak tahu kalau sekarang. Nah kalau si pereskia ini saya beneran baru tahu. Sepertinya sudah sering juga liat penampakan bunganya tapi gak tahu apa namanya. Ternyata bisa dicari tahu dengan Google Lens ya
ReplyDeleteAku baru tahu kalau bunga itu adalah bunga pereskia, dulu sering main pake bunga ini untuk pajangan di rumah hahaha
ReplyDeleteKaya belum pernah lihat bunga pereskia, kak Niar.
ReplyDeleteApa ya...kalau di Jawa namanya?
Praktikum IPA lebih menyenangkan dan lebih tertanam kuat di ingatan kalau melihat langsung begini yaa... Ini bikin bahagia banget.
Pas liat bentuknya familiar bgt. Dulu aku suka petik yg masih kuncup unt bikinin main masak2an hihihi. Trs didalem ada bagian hijau menonjol suka aku potek n taro di kening jd kesannya mote2 India hihihi.
ReplyDeleteAlhamdulillah happy ending utk praktikumnya. Dan dapat bonus mengenal Pereskia juga... Aku kayaknya blm pernah liat deh.
ReplyDeleteBtw aku jg gak kepikiran google lensa maupun aplikasi pengenal tanaman, padahal kalo liat bunga atau tanaman suka kepo tanaman apa, hehe
Bunga ini bagus ya... malah sempat berpikir bagaimana kalau menanamnya di pekarangan rumah, bakal mempercantik rumah nih...
ReplyDeletePerkaranya, bingung gimana dapet bibitnya...