Covid Bukan Aib Meski Berujung Kematian – Kematian itu dekat ... amat dekat, di dalam rumah kami.
Dini hari, beberapa jam setelah hitungan tahun ke-50 pernikahan orang tua kami, malaikat maut membawa mama kami besertanya, tidak menunggu adik perempuan yang sedang dalam perjalanan dari Sorowako. Bersyukur, ada saya dan adik laki-laki di sisinya.
Kami ikhlas dengan semua
ketentuan-Nya. Tidak berkutat pada pertanyaan “kenapa begini/begitu”, “kenapa tidak begini dan tidak begitu” (mohon
tidak ditanyakan “kenapa-kenapa” ini kepada yang sedang berduka, cukup
berempati saja karena sepengalaman kami yang ridho dengan semua ketentuan-Nya
.. pertanyaan seperti ini sungguh tidak enak karena berpotensi menghakimi,
perlu diketahui kita TIDAK memiliki pengetahuan mengenai latar belakang
pengetahuan dan pengalaman seseorang).
Kami ridho mengikuti prosedur penguburan dengan protokol covid yang masya Allah berlangsung sangat lancar, tanpa hambatan, dan dilakukan dengan baik serta santun oleh Satgas Covid Pemkot Makassar (masya Allah, terima kasih walikota Makassar: Pak Danny Pomanto ). Kami ridho, dengan memohon ridho Allah agar Mama dilapangkan jalannya menuju alamnya yang baru.
Covid bukan aib, sekalipun
ujungnya kematian. Ujian bagi siapapun yang sanggup menjalaninya dan pasti ada
hikmah bagi siapapun yang ridho dengan ketentuan-Nya. Kami ridho, ikhlas. Tugas
kami di dunia sudah selesai meski rasanya takkan pernah maksimal. Tinggal tugas
membahagiakan Mama di akhirat.
Terima kasih
sebesar-besarnya kepada karib dan kerabat yang sudah memberikan perhatian sejak
Mama sakit, proses penyelenggaraan jenazah hingga penguburan dan upaya takziah
daring yang terselanggara, mohon maaf tidak bisa merespon semuanya karena
berbagai keterbatasan.
Baru pula kami sadari ternyata mama kami mempunyai cara yang unik dan membekas bagi kerabat dalam bentuk perhatian dan kasih sayangnya. Banyak sekali ucapan melalui WA dan telepon. Mohon maaf – selaku penghubung Mama dengan keluarga Gorontalo di mana pun berada semasa beliau hidup, saya tidak bisa merespon dengan cepat semuanya.
Makassar,
6 September 2021
Catatan:
Bersumber dari catatan saya di Facebook pada 6 September 2021
Share :
Turut berduka cita, sekarang semakin banyak yang meninggal karena pandemi ini, tetapi kita harus tetap sabar dan ikhlas mengahadapi ini
ReplyDeleteAku masih suka merinding lihat Orang2 berbaju putih itu. Bukan merinding Krn takut, tapi membayangkan mereka harus memakai seragam panas dan gerah begitu, demi tugas 😭. Semoga diberi ganjaran pahala yg besar.
ReplyDeleteIkut sedih membaca cerita tentang ortu mba yg berpulang yaa. I feel you. Kita sama2 ngerasain orangtua meninggal Krn pandemi ini 🤗