Jangan lakukan hal ini kepada yang sedang berduka karena mereka sedang dalam kondisi psikis yang sedang tidak baik-baik saja sekaligus kondisi fisik yang sedang kelelahan. Saya berani menulis hal in karena belum lama ini berada pada kondisi berduka “kuadrat”, sehabis ibunda berpulang, dua hari kemudian ayahanda yang dipanggil Allah.
Sebagai satu-satunya anak
yang tinggal dengan keduanya, saya terhubung dengan banyak sekali orang yang
menyampaikan simpati dan empati. Kebanyakan menenangkan namun sebagian
menggelisahkan sehingga membuat saya defensif dalam menghadapi orang-orang yang
bertanya dan menyampaikan simpati ataupun empati.
Menjawab
tanya seputar kepergian mereka saya lakukan sebisa mungkin. Bukan sekadar membela
diri namun juga untuk menghindari fitnah. Semoga saja bisa mencerahkan bagi
yang memang belum tercerahkan sebab apa yang kami lakukan sudah sesuai dengan
tuntunan agama, kehendak pemerintah, dan nilai-nilai kemanusiaan meningat covid
bisa berujung kematian tanpa mengesampingkan ketentuan Allah.
Maka berdasarkan pengalaman sendiri dan juga pengalaman orang lain agar menjadi pengingat bagi saya pribadi, saya paparkan di sini mengenai hal-hal yang tidak boleh dilakukan kepada orang yang sedang berduka:
1.
Pertanyaan “kenapa”.
Pertanyaan yang
menggunakan kata tanya “kenapa” atau “mengapa” sebaiknya jangan tanyakan kepada
yang sedang berduka terkecuali jika Anda memang benar-benar dekat dan memang
butuh informasi itu untuk membantu pihak yang sedang berduka.
Jika tidak
sebaiknya jangan dulu ditanyakan sebab pertanyaan ini berpotensi membawa sang
penanya kepada sikap penghakiman (judgement) kepada pihak yang sedang
berduka. “Kenapa (tidak) begini/begitu?” dipertanyakan seolah lupa kalau
pertanyaan itu takkan mengubah keadaan dan bisa membuat orang yang berduka menyesali
dan depresi dengan keadaan yang ada.
2.
Pernyataan menggugat.
Pernyataan
menggugat, mirip dengan menyodorkan orang yang berduka dengan pertanyaan
mengapa/kenapa karena berpotensi penghakiman. “Harusnya kamu (tidak)
begini/begitu ….,” contohnya.
Lha, lantas apakah
pernyataan itu bisa membuat keadaan menjadi lebih baik? Apakah bisa membuat
yang sudah meninggal kembali?
3.
Obrolan panjang.
Orang yang
sedang berduka pasti harus mengurus banyak hal. Selain itu, dirinya mengalami
kelelahan baik psikis maupun fisik. Jadi, kalau memberi ungkapan dukacita lewat
telepon, jangan ajak dia mengobrol panjang.
4.
Nasihat yang tak perlu.
Hindari
memberikan nasihat yang tak perlu, apalagi kritik. Nasihat yang mengarahkan si
yang berduka harus melakukan apa belum tentu dibutuhkan olehnya. Kalau dia
bertanya pada Anda, baru berikan saran. Kalau tidak, jangan.
***
Lalu, apa
yang sebaiknya dilakukan?
Cukuplah dengan
menunjukkan simpati atau empati kepada yang berduka.
Semacam ini: Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Kami turut berdukacita
atas berpulangnya almarhum(ah). Semoga Allah mengampuni semua kekhilafannya dan
semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan. Itu saja!
Kita tak tahu
latar belakang kejadian dan pengetahuan mengenai berpulangnya almarhum(ah) dan
tentang yang berduka. Segala saran yang diberikan mungkin saja sudah
dilakukannya atau memang tak bisa dilakukannya. Pastinya, sudah ada usaha yang
dilakukan oleh orang yang berdukacita jangan pernyataan kita malah menggugatnya
dan membuatnya jengkel bahkan depresi.
Bedakan antara
memberi perhatian dan membebani. Yang perlu kita sampaikan hanyalah PERHATIAN bukan BEBAN.
Anything else?
Makassar, 20 September 2021
Baca juga:
Share :
Bener banget. Ada hal2 tertentu yg kerap dilakukan orang umum namun ternyata sangat menganggu saat dalam kondisi duka cita. Kadang kita gak sadar bahwa menanyakan hal yg sama berulang2 juga sangat menganggu. Tuan rumah pasti sangat capek mengulang2 jawaban yg sama sepanjang hari. Sampe pernah lho temanku yg anaknya baru saja meninggal merasa harus menulis pesan di WA yg lalu disebarkan di grup2 tentang penyebab, kapan dan bagaimana anaknya meninggal. Saking depresinya biar gak ditanyain terus
ReplyDeleteNah, ternyata ada yang tidak mengerti posisi berada di pihak yang sedang berduka, Mbak. Postingan ini tujuannya supaya yang tidak melihatnya bisa menyadarinya supaya bisa membantu siapapun yang sedang berduka untuk cepat pulih dari rasa berdukanya dan beraktivitas kembali.
DeleteKadang orang kita itu suka disibukkan dengan pertanyaan yang gak penting dan gak merasakan hati orang yang ditanya. Sama halnya kayak stasiun tv juga gitu, udahlah disiarkan dan dipertayakan dengan pertanyaan bodoh menurutku.
ReplyDeleteSama, Mbak ... saya suka gemas nonton tivi yang mewawancarai orang yang berduka.
DeleteEdukatif banget ini ka, kadang kita memamg suka kepo dan ga tahan buat nanya "kenapa" tapi ternyata itu ga sopan ya.
ReplyDeleteSetelah merasakan berada pada posisi orang yang berduka .. iya, Mbak. Rasanya tak sopan.
DeleteIya mbak saya juga pernah di posisi itu ketika ibu saya berpulang ke Rahmatullah, banyak pertanyaan² orang yang gak pas timingnya yang malas untuk saya jawab. Dukungan dan empati itu yang penting.
ReplyDeleteNah iya kan, Mbak ... itulah saya menuliskannya di sini. Selain catatan buat saya pribadi dan semoga nanti dibaca anak-anak, semoga yang membacanya pun banyak. Siapa tahu ada yang tercerahkan.
DeleteTurut berduka ya mba. Orang kadang2 memang suka kepo mau tau aja urusan orng dan ga lihat sikon, jgn jadikan pikiran mba pertanyaan2 mengganggu itu hempaskan saja hehe
ReplyDeleteMakanya saya hempaskan di sini, Mbak ... supaya yang suka nanya hal2 tak perlu bisa paham :D
DeleteMemang banyaknya orang kepo dan senang menjudge. Terlebih di masa pandemi seperti sekarang. Orang-orang seperti itu memang sebaiknua dihindari saja.
ReplyDeleteBetul banget, tidak jarang kita melihat orang-orang bertanya kepada keluarga yang berduka tentang hal-hal yang justru membuat keluarga kurang nyaman. Dan ini memang harus dihindari. Beban mereka sudah berat dengan ditinggalkan oleh salah satu anggota keluarga.
ReplyDeleteBenar banget moms, cukup kita memberikan ucapan belasungkawa atas kejadian yg dialami dihadapan mereka.
ReplyDeleteIni yang kami alami ketika Bapak berpulang ke rahmatullah, kak.
ReplyDeleteSemua orang tanya kenapa dan ujung-ujungnya bilang "Yang sabar yaa.."
Bagus siih...tapi bagi sebagian orang, tentu ini malah seperti menorehkan luka baru.
Aku setuju banget mba nih karena saat berduka kadang orang tuh suka gk bsa lihat situasi main nanya aja kenapa yang akhirnya malah menyakiti keluarga yang ditinggalkan kita harus bijak saat datang melayat lebih baik diam saja untuk mendengarkan curhat keluarga yang ditinggalkan tanpa perlu bertanya macam2
ReplyDeleteSepakat Mbak kadang kita lupa dan abai sama hal hal kecil semacam ini dianggap sepele padahal menyakiti
ReplyDeleteMungkin bila hanya sekedar menanyakan sebab meninggal menurut saya tidak apa, tapi tidak menanyakan lebih lanjut dengan pertanyaan b,c,d sampai z
ReplyDelete