Hadapi Tantangan Pandemi, Jadi Pejuang Mandala – Siapa sih yang tidak terdampak pandemi covid-19? Kalau ada yang terlihat fine-fine saja, mungkin hanya karena dia tidak cerita kepadamu. Seperti ketika saya terlihat fine-fine saja, tidak seperti itu kenyataannya. Hanya saja saya tidak ngomong-ngomong. Lho, ini bukannya lagi curhat? 😁 Baiklah, saya mengakui, dampak pandemi pasti ada ya. Apalagi ketika suami tiba-tiba sakit beberapa waktu yang lalu, setelah itu saya sakit. Tentunya bukan hal yang mudah mengatasinya karena suami tidak bisa ke mana-mana dalam waktu cukup lama. Alhamdulillah, Allah memberi jalan.
Saya beruntung menggeluti
dunia blog dan media sosial ketika eranya internet marketing mulai
menggelora dan semakin lama, dunia pemasaran lebih berat ke arah digital.
Terlebih ketika pandemi mendera dan offline marketing menjadi sulit
dilakukan. Internet
adalah satu-satunya cara yang memungkinkan apapun itu jenis produk dan jasa
bisa dipasarkan.
Salah satu hikmah pandemi
bagi saya adalah saya tidak kehilangan pekerjaan saya di ranah digital. Masya
Allah, pekerjaan selalu ada makanya saya bisa bertahan ketika “badai besar”
menerpa kami beberapa bulan lalu – yaitu ketika saya dan suami bergantian sakit
dan butuh waktu cukup lama untuk pulih.
Suami saya selama sebulan makan bubur saat sakit. Sampai masa pemulihan selesai, makan waktu sekira 1,5 bulan – beliau tak bisa ke mana-mana waktu itu. Saya sendiri kena dua kali sakit. Sakit kedua menyerang ketika saya sedang dalam masa pemulihan dari sakit sebelumnya, dalam hitungan hari. Lalu setelah itu kedua orang tua sakit kemudian berpulang. Ibu saya dulu, disusul ayah dua hari kemudian pada bulan September lalu.
Allah Maha Penolong, ada
saja bantuan dan perhatian yang datang, mulai dari karib, kerabat, dan dari
kerjaan-kerjaan saya di blog dan media sosial yang masih bisa saya kerjakan.
Saat masa-masa tak mengenakkan itu, saya menolak beberapa job yang
datang karena memang sedang tak sanggup mengerjakannya namun ada job media sosial yang masih bisa berjalan.
Dampak Sosial Ekonomi Covid-19 Terhadap Rumah Tangga di
Indonesia
Melalui buku elektronik Ringkasan Eksekutif: Dampak Sosial Ekonomi Covid-19 Terhadap Rumah Tangga dan
Rekomendasi Kebijakan Strategis Untuk Indonesia 2021 yang saya unduh dari laman web smeru.or.id, saya mendapatkan
informasi mengenai keadaan sosial ekonomi rumah tangga di Indonesia.
Buku ini disusun
berdasarkan survei berskala nasional di akhir tahun 2020 yang dilakukan oleh The SMERU Research
Insitute, berkolaborasi dengan UNICEF, UNDP, dan Prospera. Survei yang berfokus
pada anak serta kelompok rentan ini meliputi 12.216 sampel rumah tangga representatif
tingkat nasional yang tersebar di 34 provinsi yang dilakukan dalan kurun waktu
antara Oktober dan November 2020. Dalam ebook tersebut di sebutkan
bahwa:
Di Indonesia, COVID-19 telah menjangkiti lebih dari 1,3 juta orang sejak kasus pertama diumumkan pada bulan Maret 2020, setidaknya 35.000 orang telah meninggal dunia. Namun, upaya untuk menghambat penyebaran virus COVID-19 telah menghambat kegiatan perekonomian dan dampaknya terhadap tingkat kesejahteraan sosial semakin dirasakan masyarakat. Setelah menunjukkan pencapaian penurunan kemiskinan beberapa tahun belakangan ini, tingkat kemiskinan kembali meningkat setelah pandemi COVID-19 . Satu dari 10 orang di Indonesia hari ini hidup di bawah garis kemiskinan nasional.
Salah satu temuan dari survei
terbesar terkait dampak pandemi COVID-19 ini
adalah:
Keuangan rumah tangga mengalami dampak parah dari pandemi COVID-19.
Poin temuan ini merangkum
data sebagai berikut:
- Hampir ¾ rumah tangga (74,3%) yang diwawancara Oktober-November 2020 mengalami penurunan pendapatan dari yang diterima Januari 2020.
- Proporsi rumah tangga dengan penurunan pendapatan lebih besar adalah mereka yang memiliki anak (75,3%) dan mereka yang tinggal di wilayah perkotaan (78,3%).
- Rumah tangga perkotaan juga mengalami penurunan pendapatan yang lebih besar dibandingkan rumah tangga perdesaan.
- Rumah tangga pada seluruh kelompok pendapatan—dari yang termiskin hingga yang paling berkecukupan—melaporkan persentase penurunan pendapatan yang sama. Terdapat banyak rumah tangga yang sebelumnya aman secara ekonomi dan berada di tengah-tengah kelompok distribusi pendapatan kemudian jatuh miskin atau menjadi rentan terhadap kemiskinan.
- Bagi sebagian besar rumah tangga, penurunan pendapatan bukanlah satu-satunya tantangan: hampir ¼ (24,4%) responden melaporkan peningkatan pengeluaran. Penyumbang utama dari peningkatan pengeluaran adalah naiknya biaya belanja bahan makanan dan keperluan pokok lainnya.
- Proporsi rumah tangga dengan anak yang menghabiskan lebih banyak biaya internet dan telepon genggam secara signifikan lebih besar (65%) dibandingkan rumah tangga yang tidak memiliki anak (28,9%).
- Hanya sedikit dari pencari nafkah utama (14%) yang berganti pekerjaan sebagai akibat dari COVID-19.
- Meskipun demikian, hampir setengah (47,3%) dari mereka yang pindah pekerjaan berganti dari pekerjaan di sektor formal menjadi pekerjaan di sektor informal yang mana perlindungan ketenagakerjaan untuk pekerjaan di sektor informal umumnya rendah.
- Setengah dari seluruh rumah tangga (51,5%) tidak memiliki tabungan untuk berjaga-jaga. Hampir 1/3 (27,3%) menggadaikan kepemilikan barang-barang untuk bertahan hidup. ¼ dari mereka (25,3%) meminjam uang secara informal dari keluarga atau teman.
- Usaha kecil merupakan sumber pendapatan yang penting bagi banyak rumah tangga. 1/3 dari responden memiliki setidaknya satu anggota rumah tangga yang menjalankan usaha mikro dan kecil, dan hampir seluruh usaha ini (87,5%) telah terkena dampak dari pandemi COVID-19.
Nah, nyata sekali ya dampak covid ini tak main-main. Menariknya, saya melihat orang-orang Indonesia saling bantu untuk memberikan solusi. Meskipun semua terdampak juga namun banyak yang sedia membantu mereka yang lebih membutuhkan. Seperti aktivitas bertajuk “Jadilah Salah Satu dari 24 Pejuang Mandala”.
Menjadi 24 Pejuang Mandala
Bagi kalian yang terdampak
covid-19 dalam bidang sosial ekonomi namun tetap bertahan dan berusaha bangkit,
berjuang tanpa kenal lelah, dan ingin berbagi inspirasi, ada apresiasi dari Mandala Finance nih buat kalian.
Pencarian kandidat 24 Pejuang
Mandala ini diselenggarakan dalam rangka ulang tahun ke-24 Mandala dengan
harapan bisa menjadi motivasi dan inspirasi kepada masyarakat Indonesia yang
sedang tengah berjuang dalam masa pandemi ini.
Cara mengikuti kompetisi pejuang
Mandala:
- Ceritakan kisah perjuangan menarik dan inspiratif kalian melalui foto atau video pendek.
- Upload di platform Instagram
feed/Reel atau TikTok, tag @mandala_fin. Sertakan hashtag
#24PejuangMandala dan #TumbuhBersama dalam periode waktu: 1 September – 10
November 2021.
- Follow akun medsos @mandala_fin
di Facebook, Instagram, Twitter, TikTok, dan Youtube.
- Pastikan akun medsos kalian adalah akun asli dan tidak di-private.
- Penjurian dilakukan pihak Mandala dan proses voting di laman Instagram Mandala @mandala_fin. Periode voting: 15 – 30 November 2021.
- Keputusan juri mutlak dalam penentuan pemenang dan panitia, ya. Keputusannya tidak dapat diganggu gugat.
- Kompetisi terbuka untuk umum. Pemenang bukan merupakan karyawan Mandala, agensi, dan setiap orang yang berhubungan dengan administrasi kompetisi 24 Pejuang Mandala.
- Para pemenang yang dihubungi admin @mandala_fin bersedia memberikan data diri untuk proses validasi.
- Jika pemenang tidak bersedia menerima hadiah atau tidak dapat dihubungi dalam jangka waktu 3×24 jam maka kemenangan akan dibatalkan dan digantikan dengan pemenang lain.
- Hadiah tidak dapat ditukar.
Hadiah kompetisi pejuang Mandala:
- Uang tunai 1 juta rupiah masing-masing untuk 24 finalis Pejuang Mandala pilihan juri.
- Uang tunai 6 juta rupiah masing-masing untuk 4 pemenang utama berdasarkan vote terbanyak di galeri IG Reels @mandala_fin (total komentar dan like).
- 5 lucky voters masing-masing mendapatkan 2,4 juta rupiah. Vote pilihan juri berdasarkan keaktifan, kreativitas, dan interaksi dengan akun Instagram resmi Mandala Finance.
Untuk lebih jelasnya, klik:
informasi kompetisi 24 Pejuang Mandala.
Mengenal Mandala
PT Mandala Multifinance
Tbk berdiri pada 21 Juli 1997. Perusahaan ini merupakan perusahaan pembiayaan
komersial termasuk
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah. Fokusnya adalah pada bisnis
pembiayaan sepeda motor, elektronik, furnitur dan pembiayaan multiguna lainnya.
Kegiatan usaha Mandala
mencakup pembiayaan investasi,
pembiayaan modal kerja, pembiayaan multiguna dan kegiatan usaha pembiayaan lain
berdasarkan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh OJK, pemerintah dan/atau
Dewan Syariah Nasional yang berlaku. Mandala kini memiliki 274 cabang yang
tersebar di Sumatera, Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Atas kerja kerasnya,
Mandala Finance berhasil memenangkan berbagai penghargaan, di antaranya Multifinance Terbaik kategori aset
Rp1-5 Triliun (Majalah Infobank), Multifinance Syariah Terbaik (Majalah Investor, 2020), The
Most Profitable Finance Company & Titanium Trophy atas kinerja
keuangan yang luar biasa selama 15 tahun (2005 – 2019), dan Emiten Sektor
Jasa Pembiayaan Terbaik (Bisnis Indonesia Awards/BIA, 2021).
Dalam virtual blogger
gathering dengan Mandala Finance pada tanggal 26 Oktober lalu, Pak Diano
Eko Musmarianto - Chief of Marketing Mandala Finance menyampaikan nilai-nilai perusahaan, yaitu honesty (jujur), humility
(rendah hati), dan determination (tekad).
Mantis (Mandala Digital Platform)
Mengakomodasi perubahan,
Mandala kini memiliki aplikasi Mantis yang membuat penggunanya dapat terhubung
dengan Mandala melalui genggaman. Aplikasi Mantis menghubungkan pelanggan dan
ekosistem partner secara digital. Diharapkan dapat memberikan solusi
finansial secara digital kepada pelanggan. Dengan Mantis, Batasan antara
pelanggan dan ekosistem dihilangkan sehingga pelanggan juga dapat menjadi
ekosistem partner.
Dalam blogger gathering
dengan Mandala, saya menanyakan apakah Mantis support pembiayaan
syariah, dijawab oleh Pak Sandy Susanto - Chief of Digital Product Mandala Finance bahwa aplikasi ini untuk pengajuannya
saja, selanjutnya diserahkan kepada pelanggan, apakah ingin menggunakan tipe
pembiayaan konvensional atau syariah.
Pak Sandy mengatakan bahwa
Mantis tidak sama dengan aplikasi pinjaman online yang marak itu karena
Mandala dengan usianya yang sudah 24 tahun menaati aturan OJK dan memang berbeda dengan pinjol. Bedanya dengan pinjol,
risiko dari produk Mandala ada pada Mandala, berbeda dengan pinjol
bodong yang meletakkan risiko dengan semena-mena pada penggunanya.
Bukan hanya sebagai
konsumen, Mandala juga menyediakan platform digital bagi yang mau menjadi agen
Mandala Finance. Selain bisa mendapatkan penghasilan tambahan, agen juga bisa
ikut meneruskan semangat #TumbuhBersama.
Siapa tahu ada yang ingin
mencoba atau sudah pernah menjalani profesi sebagai agen dari sebuah perusahaan
dan ingin kembali menggeluti dunia ini, silakan cari tahu di laman mantis.co.id,
ya. Mungkin kalian bisa membantu mereka yang butuh bantuan pembiayaan, jangan
sampai terjerat pinjol bodong. 😓
Makassar,
30 Oktober 2021
Share :
Memang covid-19 ini bikin kita kehabisan kata-kata ya Niar. Ikut sedih membaca bahwa kedua orang tua Niar sudah wafat,berturut-turut. Membayangkan saja perasaan saya gimana gitu.
ReplyDeleteAlhamdulilah suami Niar sekarang sudah pulih ya. Semoga sekeluarga selalu sehat seterusnya. Amin
Alhamdulillah sudah pulih semua, kak Evi. Apa boleh buat ya, takdir dengan perantaraan covid merupakan ajal kedua orang tua saya. Terima kasih, Kak.
Deleteluar biasa sekali dampak pandemi ini. bener bener menguras pikiran dan hati ya kak. Turut berduka atas segala yang menimpa namun salut dengan kekuatan penuh dapat bangkit
ReplyDeleteUjian ya Kak Dodon, demikianlah adanya, harus dihadapi dengan baik. Terima kasih ucapannya.
DeleteOhhh Mandala ini perusahaan financing ya mba. Bagus juga kompetisinya, apalagi dengan hadiah uang tunai, pasti banyak yg bakal ikutan.
ReplyDeletePandemi ini memang bikin keadaan mental dan fisik naik turun. Walopun aku lebih ke mental sih. Kuatir Krn mikirin keluarga bakal kena atau ga, terlebih sejak mama meninggal Krn COVID. Tapi kondisi begini juga yg bikin kita semua JD lebih aware Ama kondisi tetangga , teman dan keluarga Deket. Aku seneng Krn JD saling bantu, saling support.memang harus begitu, musibah seperti ini bakal cepet berlalu kalo kita semua ga egois dan mau saling membantu
Alhamdulillah, meski demikian harus dihadapi ya Mbak Fanny. Jadi ujian juga buat kita semua, dalam mengasah kepekaan terhadap sesama.
DeleteBaru tahu yang namanya Mandala ini, seru ya ikutan lombanya nih lumayan kalo menang. Tapi mau pelajari dulu ah yang udah ikutan dengna lomba-lomba lain
ReplyDeleteNyi jadi ikut gak?
DeleteMemang luar biasa dampak pandemi Covid-19 ya. Keluargaku juga turut merasakan dampak penurunan ekonomi. Iya masih Alhamdulillah kita sebagai pegiat cuan lewat blog dan media sosial masih bertahan ya Mbak, walaupun fee juga kebanyakan ikutan turun, heu.
ReplyDeleteBtw menarik juga challenge dari Mandala Finansial ini. Jadi tertarik ikutan
Alhamdulillah ya Mbak kita masih berjuang melalui blog dan medsos.
DeleteSenang sekali bisa berkenalan dengan Mandala Finance ya. Di masa pandemi ini mereka mengajak para pejuang hidup menjadi salah satu pejuang Mandala yang amat bisa dibantu mewujudkan impian yang mereka inginkan
ReplyDeleteYa, benar Kang Aip. Alhamdulillah Mandala Finance menjadi salah satu pendorong bagi mereka yang ingin berjuang.
DeletePandemi jangan jadi penghalang untuk bangkit ya.
ReplyDeleteBetul sekali.
DeletePandemi memang besar dampaknya terhadap semua orang namun tetap harus disikapi dengan baik dengan jadi pejuang.
ReplyDeleteYang namanya ujian, ya, pasti sesuai dengan kesanggupan kita.
DeleteAcaranya bagus, mendorong orang-orang untuk terus berjuang.
ReplyDeleteBetul sekali.
DeleteChallenge dari Mandala ini bisa membuat siapapun tergerak untuk bertahan atau bangkit karena bisa lihat kisah-kisah para pejuang di akun medsos Mandala.
ReplyDeleteIya, Mbak ... banyak kisah mengharukan yang bisa jadi suntikan semangat di sana.
DeleteMenarik ya, kepedulian Mandala Finance dalam mendorong masyarakat untuk terus berjuang menghadapi pandemi ini.
ReplyDelete