Kenangan dalam Vaksinasi Jemput Bola – Sudah dua kali ini speaker masjid dekat rumah menyampaikan informasi mengenai vaksinasi covid-19. Pertama kali disampaikan bahwa informasinya dari kelurahan lalu informasi kedua menyampaikan pelaksanaan pemberian vaksin covid-19 dilaksanakan sebuah istansi untuk warga sekitar dilaksanakan pada tanggal 1 Desember. Lokasinya di rumah warga yang terletak tepat di belakang rumah kami.
Informasi ini membuat saya
senang sekaligus terenyuh. Senang karena sudah hampir 2 tahun pandemi melanda, akhirnya
ada juga informasi semacam ini di sini. Terenyuh karena saya teringat kedua
orang tua yang berpulang bulan September lalu.
“Jadi bagaimana, Pa? Kita juga vaksin?” pertanyaan ini ditanyakan ibu saya kepada ayah, sekira dua kali saya mendengar pertanyaan ini. Ketika Mama bertanya kepada saya, saya menjawab sebaiknya iya tapi konsultasikan dengan dokter dulu.
Saat itu saya hendak membersamai
Athifah ke tempat vaksin
covid anak dan saya mengatakan kepada Mama bahwa kita yang harus mencari
tahu sendiri di mana ada tempat penyelenggaraan vaksinasi dan mendaftarkan diri.
Oleh Papa, pertanyaan Mama
dijawab begini, “Kalau disuruh sama kelurahan baru kita pergi vaksin!”
Saya tak tahu mau bilang
apa. Keduanya bukan orang yang mudah “dipengaruhi” untuk hal-hal yang tak biasa
semacam pandemi dan vaksin ini. Menyadari sepenuhnya, ajal adalah takdir, saya menuliskan
ini bukan untuk menyesali. Hanya untuk menjadi catatan sejarah dan mungkin bisa
bermanfaat bagi orang lain.
Dalam sebuah artikel di
tempo.co, juru bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan[1]:
Informasi seperti lansia dengan banyak komorbid sebaiknya tidak mendapatkan vaksin karena akan mengalami efek samping itu masih ada. Ini membuat lansia ragu untuk divaksin.
Masih dalam artikel yang
sama disebutkan bahwa pemerintah memastikan stok vaksin untuk lansia aman
karena kelompok ini merupakan prioritas penerima vaksin. Vaksin untuk
lansia pun telah dilaksanakan sejak Maret 2021.
Dalam sebuah artikel di
alodokter.com disebutkan bahwa melalui uji klinis, telah terbukti vaksin
Sinovac aman dan efektif untuk lansia. Efikasinya mencapai 98%[2].
Dalam artikel yang sama disebutkan bahwa efek samping yang dirasakan pada umumnya
ringan dan sedang – yang paling banyak adalah nyeri di area suntikan. Selain
itu berupa demam, rasa lelah, batuk ringan, mual, dan diare yang biasanya
hilang dalam 2 hari.
Saya tak hendak memengaruhi apalagi memaksa siapapun untuk melakukan vaksin lansia. Terserah bagaimana Anda menyikapinya. Yang jelas, memang butuh pertimbangan dan keputusan yang tepat sebagaimana teman saya bercerita tentang ayahnya, seorang pengidap penyakit jantung yang dengan keinginan sendiri mendaftarkan dirinyta untuk memperoleh vaksin covid. Setelah berkonsultasi dengan dokter tentunya.
Saya sudah merasakan dan
melihat sendiri bagaimana efek penyakit ini pada manusia yang tubuhnya belum
dan sudah menerima vaksin. Saya, suami, dan kedua orang tua terkena covid
ketika kami belum divaksin. Anak sulung dan anak kedua, tidak ikut terjangkit
sewaktu kami sakit dan mereka sudah divaksin saat itu (dalam kondisi mereka sudah pernah sakit dengan gejala covid juga sebelumnya). Saat ini kami berlima
sudah selesai mendapatkan vaksin dosis kedua – alhamdulillah.
Hanya saja, jika Anda
menanyakan pendapat saya, saya akan mengatakan:
Vaksinlah, namanya juga ikhtiar untuk kesehatan. Allah akan menilai ikhtiar maksimal kita. Menolak berikhtiar berarti menolak di jalan yang Dia ridhoi. Tentu saja dengan pertimbangan yang matang, setelah memeriksakan diri dan berkonsultasi pada ahlinya jika memiliki keluhan atau penyakit komorbid.
Makassar,
1 Desember 2021
[1] https://nasional.tempo.co/read/1527470/kemenkes-bilang-vaksinasi-covid-19-untuk-lansia-baru-capai-43-persen-dari-target/full&view=ok,
diakses pada 1 Desember 2021, pukul 22:46.
[2] https://www.alodokter.com/seputar-vaksin-covid-19-untuk-lansia,
diakses pada 1 Desember 2021, pukul 22:58.
Share :
Memang vaksinasi sangat penting untuk dilakukan, kita memang gak bisa mencegah kematian yang hanya ada di tangan Tuhan. Tetapi, setidaknya cegahlah kematian dikarenakan virus ini.
ReplyDeleteIkhtiar maksimal yang bisa dilakukan ya Mbak.
Delete