Drama Ojek Online: Matikan Aplikasi Jika Tak Siap – Semoga berkah bagi para driver ojol yang sedang berjuang. Senang sekali ketika dikabari oleh seorang driver melalui pesan pribadi di aplikasi pesan makanan online, "Kalau masuk waktu shalat Jumat, saya shalat dulu ya, Kak. Tidak apa ji?" Dia menanyakan apakah tidak mengapa jika dia shalat Jumat begitu waktu shalat Jumat masuk.
Saya mempersilakan. Risiko
sih yaa, memesan makanan jelang orang Jumatan ya begini ini.
Malah sebenarnya saya senang mendapati pejuang nafkah yang tetap menjalani shalat
seperti dia. Tell me lebay kalau saya bilang saya terharu – tak mengapa deh
sebab saya tahu pasti bukanlah hal mudah menjaga shalat di tengah
kesibukan duniawi.
Yang kasihan itu kalau driver ojol di-PHP sama merchant. Seperti yang saya alami dua pekan lalu. Pesanan sudah diterima oleh kedainya. Si driver langsung menuju ke titiknya. Putar-putar di sekeliling titik yang ditandai oleh merchant di map, tidak ketemu juga. Sudah tanya-tanya pula, orang sekitar tidak tahu.
Si driver
berinisiatif mencari nomor WA kedai yang bersangkutan. Diteleponnya nomor itu,
tak ada respon. Lalu di-WA juga. Tetap tak direspon. Dia pergi cari lagi
sekitar titik itu, tetap nihil. Akhirnya driver ini menyerah. Dia
melaporkan ke customer service aplikasi agar membatalkan pemesanan sebab
kalau dia yang batalkan, dia pula yang jelek reputasinya.
Di profil akun WA merchant,
ada alamat usaha tertera, yaitu di daerah utara yang jaraknya sekitar 5 km dari
titik yang ditentukan di peta online.
"Andai dijawab teleponku,
saya mau ji ke sana, Bu ka mau ja' ke arah sana. Tapi dia tidak
jawab, jadi saya tidak berani juga. Maaf ya, Bu. Tunggu maki' sekitar 5
menit, orderan ta' di-cancel by system," ujarnya.
Saya menjawab tidak
apa-apa. Laporkan saja merchant yang begitu. Ikut gemas rasanya.
Kealpaan dalam mematikan aplikasi untuk penjual itu akibatnya tak sederhana.
Bisa saja bukan hanya satu, bisa saja lebih dari satu pengemudi ojek daring
yang menuju ke sana untuk mengambil pesanan karena pesanan diterima oleh si penjual.
Sayangnya, sesampai di
sana para pengemudi bagai dipermainkan nasibnya karena kesulitan mencari di
mana titik alamat yang sesungguhnya. Waktu yang terbuang lumayan banyak, bisa
untuk mengambil satu orderan yang memang eksis merchant-nya.
"Terima kasih pengertiannya," kata pengemudi yang ternyata seorang perempuan ini. Saya bersyukur atas upayanya mengitari lokasi untuk mengambil pesanan dan respon baiknya kepada saya. Sampai-sampai dia mengirimkan screenshot chat yang tak direspon, sebagai bukti usahanya menghubungi pemilik merchant yang dilakukannya.
Mungkin tak terpikirkan
oleh pemilik kedai ya hal seperti ini. Sepertinya sepele tapi dia sudah
membuang waktu driver sekian menit dan hasilnya sia-sia padahal driver
bisa mengambil orderan lain dan menyelesaikan satu task.
Tangan saya gatal, ikut
kirim WA, meminta pemilik usaha makanan untuk mematikan aplikasi dalam kondisi
demikian. Semoga saja dia peka dan menjadi pelajaran berarti serta tak
mengulanginya lagi.
Makassar,
26 Februari 2022
Catatan:
Untuk membaca kisah-kisah "drama ojek online" lainnya di blog ini, silakan searching dengan keyword: "drama ojek online", ada banyak kisah yang bisa jadi bacaan hari ini. 😇
Share :
Kalo aku pernah pesan makanan lewat ojol. Tapi lamaa banget padahal lokasi tidak terlalu jauh. Begitu makanan datang, babang ojol minta maaf karena lama. Ternyata memang di kalangan ojol, rumah makan itu sudah terkenal lama dalam menyajikan makanan. Aku mikir, kasihan babang ojolnya...
ReplyDeleteNah, kalo pemesannya mengerti kan enak ya, babang ojol tidak terbebani. Kasihan kalau pemesannya tidak mau mengerti.
Deleteduh..kasihan juga driver klo dapat kasus demikian ya mba..bisa2 dia yang dikomplen dan dapat bintang jelek padahal kesalahan bulan pdanya. Semoga semua yg terkait bisa saling support y..
ReplyDeleteNah, iya, Mbak Tanti. Kasihan kan.
DeleteWah belum pernah kejadian ojol ijin sholat Jumat karena ojol sini kalau memang mau sholat jumat sudah off bbrp menit sebelumnya. Paling yg pernah kasih tau kalau lama antri. Saya maklum aja kalau antri. Tetap kasih bintang 5.
ReplyDeleteDrama ojek online..kasihan juga drivernya kalau seperti itu..huhuhuhu... Pengalaman ku jg pernah mbak mesen makanan dan lamaaaaaaaa banget..pdhl deket lokasinya. Ternyata bang ojolnya yg merangkap orderan customer lainya..haduhh
ReplyDeletedi sini juga pernah ada yg begitu. tp paling epic pas resto aktif tp mapnya beda lokasi toko, pusing abangnya
ReplyDeleteSaya sendiri pernah pesan dan lama banget memang sampai 30 menit gitu tapi ya tetap ya positif thinking mungkin resto penuh atau tapi meski begitu tetap kasih bintang 5 sih.
ReplyDeleteKalau ada ojol yang lebih mengutamakan untuk salat dulu, saya juga pastinya terharu dan mau lebih sabar menunggu lebih lama. Salut, mereka tidak hanya memikirkan hal dunianya saja.
ReplyDeletePerihal penjual yang gak ngerespon itu memang ngeselin ya, kasian kan ojol-nya.
Kalau merchant seperti di atas, kasian memang sama ojol yg udah muter2 tapi nggak ketemu2, ditelp nggak direspon pulak.
ReplyDeleteKalau sya pernah kasusnya makanan yg datang nggak sesuai pesanan, hiks.
Duh emang kadang kayak gitu kasian gojeknya yang jadi korbannya. Dia juga padahal berusaha untuk bekerja tapi kesulitan. Smoga jadi bahan evaluasi
ReplyDeleteHuhu iya nih, ojek online ini penuh drama deh. Aku sendiri, sebagai pelanggan yang banyak terbantu dengan ojek online, berusaha untuk bijak dan kooperatif. Misal saat ojol harus lama antri, saya berusaha tenang walopun lapaaaar. Saya harus nunggu lama saat mereka malah nyasar ke sana ke mari, padahal titik antar jelas banget. Eh ternyata GPS dia lagi error. Dan seburuk apa pun keadaan, selalu ngasih binta 5. Kasian, rezeki mereka tergantung dari kita yang nge-rate. Semoga berkah semuanya.
ReplyDeleteOwalah aku baru tahu mbak kalau udah nemu merchant otomatis driver juga otw ke sana. Soalnya aku sering pesen di warung kyk kateringan gtu yg masak fresh saat ada orderan, biasanya resto terima dulu, baru kalau dah mateng driver dikontak.
ReplyDeleteApa beda2 ya sistemnya atau tergantung toko mau lekas disamperin gtu?
Yaa apapun itu sebaiknya memang jangan sampai merugikan org lain ya huhu kasian, pdhl ya sama2 susah cari duit.
Saya pernah nih kejadian, pas baru2 sampai ke Jakarta karena suami pindah tugas, ya namanya belum tau di sekitar rumah ada bagaimana tipe2 merchant Go Foodnya. Ada yang ternyata tutup tapi di aplikasinya masih di buka. Jadi terpaksa pesanan kami batalkan.
ReplyDeletememang banyak drama yaaa mba kalau urusan ojek online ya mba..aku pernah juga kasus makanan ngga sampai2
ReplyDeleteselalu salut pada orang yang tetap mengingat ibadah di waktu-waktu sibuknya. Semoga para ojol selalu diberi kesehatan dan kelapangan rezeki, amiiin
ReplyDeleteada baiknya para mercant juga belajar membuat titik maps yang tepat ya, mbak. kadang, tuh, ada yang masih kurang 300 meter atau lebih. itu juga menyusahkan drivernya. hiks.
ReplyDeletedrama, yg kdg2 bang ojol bilang ban nya bocor dan hampir alasannya mrka selalu itu, dr percaya smpe gak percaya soalnya selalu template alesannya
ReplyDeleteMashaAllah~
ReplyDeleteOjolnya super baik yaa, kak Niar.
Dan semoga digantikan dengan keberkahan berlipat.
dan aku pernah mengalaminya, driver sampai muter2 cari lokasi tempat pempek yang aku pengen, ternyata setelah ketemu, tutup dong. Ya ampun, sampe drivernya yang minta maaf dan nyuruh aku nge-cancel. Buang2 waktu pak gojeknya aja deh, hiks
ReplyDeletedilema jd ojol, yang sabar aja
ReplyDelete