Siapa yang Menangis? - Sehari setelah ibu meninggal, tetangga sebelah menyampaikan bahwa beliau mendengar suara tangis perempuan pada waktu-waktu kepergiannya. Penyampaian ini membuat saya tertegun. Suara siapa yang didengarnya? Karena seingat saya tidak ada yang menangis keras saat itu. Saya tak mendengarnya.
Yang pasti, bukan saya yang menangis dengan
suara keras. Kalaupun saya menangis, tetangga tidak akan mendengarnya.
Jangankan tetangga, orang yang di samping saya – saya pikir tidak akan
mendengar suara tangisan dari saya. Saya tidak suka menangis di depan orang
lain, bahkan di depan suami.
Saya percaya diri akan hal ini. Pernah terjadi, saya muntah di bus dalam perjalanan dari Bandung menuju Jakarta dan teman yang duduk di samping saya tidak menyadarinya. Pernah juga ada kejadian seperti itu, orang di dekat saya tak menyadari saya muntah.
Pada saya, om di sebelah itu mengatakan,
pernah mendengar suara perempuan mengaji dari arah rumah kami. Lagi-lagi saya
bingung karena kalau saya yang mengaji (tilawah) tak mungkin terdengar
olehnya karena suara saya kecil. Kalaupun ponakan ataupun anak saya yang
mengaji tak mungkin sampai suaranya ke rumah sebelah.
Memang ada suara bacaan ayat-ayat suci
al-Qur’an yang diputar di rumah kami, bersumber dari bluetooth speaker
sejak kedua orang tua berpulang. Suaranya agak keras tapi yang mengaji bukan
perempuan. Bersumber dari syaikh terkenal.
Kembali ke topik menangis tadi. Ketika
menangis, orang mungkin akan menyadarinya setelah melihat mata saya sembab
bukan karena mendengar suara saya. Begitulah perkiraan saya sebab saya itu menangisnya
tanpa suara dan masih punya kesadaran mengontrol suara karena tak ingin
diketahui orang lain. 😁
“Kita’ pasti ndak tahu toh
kalau saya menangis?” ucap saya kepada suami ketika kami membincangkan
penyampaian tetangga sebelah. Kami sama-sama tahu dan sepakat, bukan saya yang didengar
menangis oleh om di sebelah itu. Tak mungkin suara tangisan saya sampai
terdengar di rumah sebelah.
“Siapa bilang? Saya tahu ketika kita’ menangis
setelah shalat,” kata-kata suami membuat saya tertegun. Ooh rupanya
dia punya kepekaan juga terhadap istrinya ini 🤭
Memang ada saat-saatnya saya menangis usai shalat
dengan berbagai alasan. Entah itu untuk mengadukan keresahan atau untuk
menyatakan pengharapan pada-NYA. Sebagai hamba yang banyak dosa, saya merasa
perlu mendekat pada Allah dengan air mata.
Kadang-kadang air mata itu berupa air mata
haru, bukan kesedihan. Namanya sedang mendekat pada Yang Maha Kuasa kan memang
bisa saja ada reaksi-reaksi emosional yang menyertai rapalan doa.
Nah, kalau sedang berkhidmat dengan Sang Maha
Pencipta, saya memang tak menceritakan pada suami, saya berdiam dalam gelap,
hanya lampu tidur yang menyala. Saya simpan sendiri untuk pengalaman spiritual
saya sendiri. Saya pikir si bapak tak menyadarinya dan kadang-kadang membuat
saya berprasangka dirinya tak peka sama istri. 😁
Aneh ya haha. Di satu sisi katanya tidak ingin
diketahui eh di sisi lain malah berprasangka suaminya tak peka. Maafkan ya, Pak
Suami. 🙈🙏
Namanya pasangan yang sudah menikah lebih dari
20 tahun ya, malah aneh jika tak peka sama sekali dengan pasangannya. Alhamdulillah,
secara tidak sengaja saya mendengar kenyataan ini padahal awalnya hanya
diskusi mengenai suara tangisan perempuan yang didengar tetangga sebelah. Lalu,
siapa yang menangis itu? Etdah, pertanyaan ini takkan pernah terjawab dan
tidak perlu dicari tahu jawabannya.
Makassar, 18 Mei
2022
Share :
Oalah pikiranku udah ke horror, biasanya kan kalau ada yang nangis malam-malam ya makhluk-makhluk itulah. Oalah sering kejadian, memang kesedihan gak bisa ditutupi dari orang terdekat apalagi suami.
ReplyDeleteEtdah kirain ada yg nangis tengah malam gitu mbak wkwkwk btw kalau aku orangnya ga bs nahan tangis, ada orang cerita sedih aja aku bs nangis didepannya berlinang air matalah ga sampe kejer maluuu...tapi klo uda kesel pernah nangis kejer juga biasanya dikamar mandi nyalain air biar yg dirumah ga tll denger keluar keluar mata sembab ya udah pd taulah :D
ReplyDeleteKukira siapa deh yang menangis malam-malam. Memang suara ta kecil, tetapi bukan berarti tidak terdengar apalagi tidak diketahui sama suami, bahkan suara hatita pun bisa terdengar minimal oleh telinga hatinya juga, jihaaa.
ReplyDeleteMungkin suara yang nangis itu berasal dari rumah lain, tapi karena aliran angin mengarah ke tetangga jadinya terdengar lebih jelas di rumah beliau Wallahualam bissawab
ReplyDeleteBisa siapa aja yg menangis itu ya mba 😁. Bener kata mas aip, mungkin tetangga sebelah atau yg agak jauh sekalipun, tapi kalo angin meniup ke arah si tetangga yg mendengar, bisa jadi kedengeran.
ReplyDeleteKalopun memang makhluk halus, selama ga ganggu, sudahlah 😄.
Tapi terkadang akupun mikir yg sama terhadap suami. Ngerasa ya ga peka, tapi ntah ya kalo sebenernya dia tahu, tapi diem aja. Krn terkadang ada momen di mana aku memang ga mau diganggu. Kalo sedang marah atau sedih, diemin aja, jangan malah ditanya2 🤣. Makin lama normalnya ntr 😁
Terus ku tanya lagi, "siapakh yang menangis itu", entahlah ya, siapapun itu berharap aku tidak mendengar hal itu saat di kosan sendirian. Serem juga klo ada haha
ReplyDeleteYa Allah~
ReplyDeleteSungguh aku kalau sedang tidak bisa menangis dan ingin menangis, kerap membaca sirah Nabawi, kak Niar.
Karena hati dan mata yang tak pernah menangis akan menjadi semakin keras dan tidak bisa merasakan kelembutan. Padahal wanita yang kuat bukan wanita yang tidak pernah menangis.
MashaAllah~
Tabarakallahu.
mungkin ada curhatan dengan sang Pencipta, dimana doa dan harapan dicurahkan sepenuh hati. semoga bukan hal yang berat dan bisa segera mendapat jawaban segera ya.
ReplyDeleteMari kita ikut mendoakan saja
saya termasuk orang yang rajin menangis setelah sholat hehehe, mengadu semua sedih, senang, resah, bahkan sampai sesenggukan, merasa tanpa beban saat mengadu ke Tuhan sang pencipta
ReplyDelete