Menembus Batas Bersama Diriku yang Lain - “Oh ya … ?” dari raut wajahnya terlihat perempuan itu tertegun. Mulutnya mengeluarkan suara berdecak tapi bukan decakan kagum karena terlihat dari caranya memandangku. Cara memandang melecehkan. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya sembari menelisik diriku dari kepala hingga kaki, lalu naik ke kepala lagi. Caranya memandangiku menimbulkan perasaan insecure. Dengan kacamata yang agak melorot di batang hidung, bola matanya naik di bagian atas rongga matanya, dia melempar pandangan dari bagian atas frame kacamatanya. Dengan tatapan yang rasanya seperti menguliti diriku tak hentinya dia menggeleng-gelengkan kepala.
Hinaan yang
Membekas
Sepersekian detik
jantungku rasanya berhenti berdetak. Pagi jelang siang itu, di dalam ruang
kantor perempuan itu yang ber-AC, tubuhku terasa semakin dingin dan semakin
dingin. Ingin rasanya memiliki kemampuan menghilangkan diri seketika atau
mengerdilkan diri serupa tikus lalu bergabung saja dengan tikus-tikus got di
depan kantor perempuan terhormat itu. Untuk kesekian kalinya, harga diri dan
rasa percaya diriku tertebas ke titik nadirnya oleh sesama perempuan!
Sungguh cara bereaksi yang
takkan pernah kulupakan. Cara bereaksi sebagian orang ketika mengetahui,
seseorang sepertiku, seorang sarjana teknik dengan IPK cukup bagus, lulusan
universitas terkemuka di Indonesia timur – salah satu yang terbaik di Indonesia
tapi HANYA seorang ibu rumah tangga. Ungkapan “dia itu sarjana teknik tapi cuma
jadi ibu rumah tangga” memang sering kudengar tapi tak ada yang seberlebihan
dia reaksinya.
Mungkin wajar baginya,
mengingat dia seorang pekerja mandiri yang sukses. Setiap hari menandatangani
bermacam akta yang dibawakan asistennya ke ruangannya lalu uang mengalir deras
ke rekeningnya. Sementara aku hanya ngemong anak setiap harinya –
setidaknya itu saja yang diketahuinya.
Lagi pula malas rasanya
menceritakan aktivitas menulisku selama ini kepada orang yang sudah telanjur under
estimate seperti itu. Padahal diriku pernah mendapatkan Kesempatan
Emas: Berpartisipasi Dalam Makassar International Writers Festival pada salah satu
sesinya tahun 2012, sudah menerbitkan buku, pernah memenangkan lomba blog,
tulisanku pernah dimuat di media cetak, dan sudah mendapatkan fee sebagai
freelancer.
Tak kupungkiri, diriku terpengaruh dengan reaksi perempuan itu apalagi yang menyampaikan kepadanya seseorang yang juga berpengaruh padaku. Andai belum sampai informas SARJANA TEKNIK YANG HANYA IBU RUMAH TANGGA, dia mungkin tak mengeluarkan tatapan dan ungkapan yang sesarkastis itu. Dalam waktu yang cukup lama, aku harus berjuang untuk menaikkan rasa percaya diri dan harga diri kembali ke titik normalnya.
Menurutku, perempuan
sesukses dirinya seharusnya lebih legawa dalam bersikap, tidak boleh juga
senaif itu dalam menilai orang. Memangnya salah ya pilihan menjadi ibu rumah
tangga tanpa berkarier di ranah publik sama sekali? Sebegitu hinanya sampai dia
bereaksi seperti itu?
Namun demikian kusadari
juga bahwa otak dan hati semua manusia isinya tak sama. Pasti ada yang pro dan
kontra terhadap sesuatu. Orang-orang seperti perempuan itu tak urung membuat
perempuan sepertiku tercemar oleh toksik yang mematikan potensi untuk
berkembang. Tapi tidak untukku. Racunnya memang melemahkanku tapi aku tidak
pernah berhenti belajar dan terus memperbaiki diri sampai saat ini.
Kejadian
7 tahun lalu itu masih sesekali mengisi ruang memori, bergantian dengan rasa
syukurku saat ini. Berkelindan pula dengan rasa takjub dengan kuasa Allah.
Masih teringat jelas kejadian pada suatu hari di bulan April 2022 …
Berkelana ala
Versi Diriku yang Lain
Seperti biasa, hari itu
diriku berjibaku dengan aktivitas ngeblog dan segala macam urusan lain
di rumah, beserta aktivitas lain yang lebih banyak kulakukan dari rumah. Personal
computer dan gadget tak hentinya beroperasi untukku. Seorang
perempuan yang mengaku dari customer care IndiHome menghubungiku.
Berfoto bersama Pak Nuryadin Salam (GM Witel Makassar) dan tim. |
“Kami akan mengunjungi Ibu untuk bersilaturahmi. Kapan Ibu ada waktu?” tanya suara dari seberang.
“Setelah zuhur, in syaa
Allah, Mbak. Saya tunggu,” jawabku. Senang juga rasanya akan didatangi
karyawan IndiHome. Sepertinya pihak IndiHome Makassar telah membaca 2 tulisanku
yang bercerita mengenai pengalaman menggunakan IndiHome.
Sebagai penyedia internet
keluarga, IndiHome memang banyak membantu aktivitas kami sekeluarga sehingga aku
membuat 2 tulisan panjang berjudul Solusi
Berkarya Tanpa Batas dari Rumah dan Pengalaman
Sebagai Blogger, Jadi Saksi Internet Menyatukan Indonesia.
“Pengembaraanku”
berinternet selama ngeblog sejak tahun 2006 membawaku pada
kenyataan-kenyataan tentang adanya potensi dalam diriku yang bisa kukembangkan
dari rumah saja dan tetap dekat dengan anak-anak. Aku bagaikan “menemukan
diriku yang lain”. Bukan benar-benar lain sih, maksudnya “versi lain
diriku”.
Secara
pengembangan diri, aku yang sekarang bukanlah orang yang sama persis seperti diriku
20 tahun yang lalu. Allah menunjukkan banyak jalan ajaib yang menjadi cerita tanpa
batas dari seseorang yang hanya ibu rumah tangga biasa untuk menembus ruang dan
waktu dari rumah saja. Berjejaring dengan banyak orang dan menemukan berbagai
keajaiban melalui aktivitas ngeblog.
Waktu yang ditunggu-tunggu
pun tiba. Melalui pesan teks Whatsapp, Mbak Customer Care menghubungiku,
mengatakan bahwa mereka sudah berada di dekat rumah. Dia menanyakan lokasi
persisnya di mana. Segera kuberikan petunjuk lalu menunggu tetamu di teras.
Aku terkesiap ketika
mengetahui ada 2 mobil yang mengunjungiku siang itu. Salah satunya membawa Pak Nuryadin Salam – GM
Witel Makassar dari Telkom Group. Sungguh sebuah kehormatan, orang biasa sepertiku
menerima kunjungan seorang general manager BUMN besar!
Aku merasakan ketulusan
dari Pak Nuryadin dan timnya selama kami berbincang. Testimoni pertama
kuberikan langsung di hadapan mereka. Mengapa kusebut pertama? Nanti akan
kuceritakan bagaimana aku bertestimoni atas layanan internetnya Indonesia yang
kedua kalinya dari atas podium.
Oleh Mbak Customer Care
IndiHome yang menghubungi sebelumnya, aku dipersilakan menyampaikan kritik
jika ada. Sayangnya aku beneran tak punya kritik karena telah merasakan
perbaikan layanan IndiHome karena kedua orang tuaku berlangganan leased line
Telkom sejak lama, sejak diriku masih SMA dan sekarang aku yang melanjutkan
penggunaan nomornya untuk kebutuhan internet keluarga kami.
Kusampaikan pengalaman
menggunakan nomor pengaduan hunting di 147 yang entah kenapa sering terputus
ketika kuhubungi melalui gadget hingga akhirnya aku pindah ke Twitter
untuk menyampaikan pengaduan sejak tahun 2020. Pak Nuryadin menanggapi,
sekarang bisa menggunakan aplikasi MyIndiHome untuk melakukan pengaduan.
Pertemuan
pertama dengan Pak Nuryadin dan timnya berkesan buatku. Takdir mempertemukan
kami lagi pada tanggal 17 Juni kemarin, di acara gathering pelanggan prioritas
IndiHome bertajuk SIPAKATAU.
Bertestimoni
di Atas Podium
Kusanggupi permintaan itu
makanya ketika MC meminta untuk bertestimoni pada kesempatan pertama usai Pak
Nuryadin Salam memberikan sambutan, aku pede saja tapi aku terkejut
ketika MC memintaku naik ke atas panggung dan berbicara di podium.
Astaga, kupikir hanya dari tempat duduk saja. Berbicara di atas
panggung, di atas podium pula, dalam tatapan puluhan orang di On20 Dining Sky
Lounge itu bukan hal biasa bagiku. Orang sepertiku butuh waktu untuk
memvisualisasikannya dan meyakinkan bahwa diriku bisa terlebih dulu sebelum
menjalaninya.
Ketika tangan MC
mengarahkanku naik ke panggung dan podium, dengan lugu kutatap MC dengan tatapan
mata mengisyaratkan tanya sembari menunjuk podium yang ditunjuk olehnya, “Di
situ?” MC mengangguk. Ya Allah … untungnya tadi sudah kurapal doa Nabi Musa.
Berdoa sebelum berbicara sembari ditatap sejumlah orang memang sudah menjadi
jalan ninjaku agar penuturanku tak belepotan.
Aku naik ke podium. Dari
arah hadirin aku pasti terlihat kecil di podium tinggi ini. Bibirku mengucap
salam. Tapi … koq tak terdengar suaranya ya? Dengan bingung kutatap
mikrofon. Aku tak terbiasa dengan mikrofon di podium atau di meja. Ini di mana
ya setting audionya?
Salah seorang teknisi membantuku,
menyalakan tombol on untuk audionya. Ya ampun, mudah sekali ternyata.
Satu – dua menit
berikutnya, aku masih disusupi rasa gugup. Sempat salah ucap lalu meminta maaf
namun setelah itu, testimoni kuceritakan dengan lancar. Aku menceritakan bahwa
telepon rumah sudah dipergunakan kedua orang tua sejak tahun 1989 atau 1990-an
awal – aku tak ingat persisnya.
Nomornya tak pernah
dilepas hingga saat ini. Almarhumah ibuku dulu tak mau menggunakan handphone,
hanya mau telepon rumah makanya mudah meminta aktivasi internetnya Indonesia
(IndiHome) karena perangkat sudah tersedia di rumah kami.
Tahun 2018, saat ibuku
minta aku komplain perihal putusnya sambungan telepon, pihak Telkom Group
langsung mengganti kabel lama dengan kabel serat optik dan memberikan kami
modem padahal kami belum ingin memasang akses internet kala itu.
Beberapa pengalaman
menarik kuceritakan, salah satunya ketika talkshow dengan RRI Pro 1
Makassar via Zoom yang juga streaming via YouTube RRI Makassar yang alhamdulillah
berlangsung lancar dengan internet yang stabil sampai acara selesai.
Singkat cerita, permintaan testimoni hari itu berlangsung lancar. Kegugupan
hanya terjadi pada awal-awal saja. Selanjutnya tidak ada halangan lagi.
Sebenarnya ingin bercerita
lebih banyak lagi sih karena sebagai seorang introvert, diriku
bisa mendadak jadi extrovert ketika menceritakan pengalaman ngeblog selama
ini saking banyaknya pengembangan diri yang kurasakan dan pengalaman berkesan
yang kualami. Namun demikian aku sadar diri hanya berkesempatan memberi
testimoni, bukannya sebagai nara sumber talk show seperti yang kualami
tanggal 15 Juni kemarin.
Makassar, 19 Juni 2022
PERHATIAN:
Tulisan ini dibuat ala cerpen IndiHome, berdasarkan
kisah nyata penulisnya.
Share :
Mantabbb Kak Niarrr
ReplyDeleteMemang Ibu Rumah Tangga yg berdayaa itu kereeen sangatt
Apalagi kita hidup d era digital, dgn dukungan IndiHome apa aja bisa ye kaannn
Toss Mbak Nuruull ;)
DeleteBerkat internet ibu rumah tangga tidak hanya memiliki pahala surga, tapi juga me time di dunia ya ...
DeleteKeren..mbak mugniar masya allah
ReplyDeleteMbak Hamim juga keren ... masya Allah, semangat belajarnya luar biasa :)
DeleteMungkin suatu waktu si wanita karir yang disebutkan di awal artikel, justru membutuhkan bantuan mbak Niar sebagai penulis. Hehe...who knows ya...memang sebaiknya kita tidak underestimate sebelum tahu semua cerita di balik sosok seseorang.
ReplyDeleteAhaha ... who knows ya, Kak .... yang jelas dia berteman dengan saya di FB, saya add friend tapi mungkin dia sudah lupa kejadian itu.
DeleteHalo mba, salam sesama orang makassar. Sy sarjana teknik yang sekrang pengen fokus jd penulis terutam food blogger, soal.y sy ngerasa ini bisa buat sy berdaya, mandiri dan bermanfaat sekaligus..
ReplyDeleteMasya Allah ... halo Kak .... benar banget ... semoga semangat terus kita ya.
DeleteAku sejak awal tidak pernah meragukan kemampuanmu. Kalo kata Hendri Manampiring, sebenernya dirimu tuh The Alpha Girl yg tidak punya meja di kantor aja
ReplyDeleteMasya Allah, terima kasih banyak Mbak Ade ...
DeleteSemoga kak niar diundang lagi di acara gathering indihome berikutnya, di tempat berbeda. lalu diminta lagi berbicara di podium. agar pedenya makin bertambah. hehe..
ReplyDeleteAhaha .... jadinya bisa buat latihan public speaking ya, Galang.
Deletesukses terus mbak
ReplyDeleteTerima kasih, Mbak.
DeleteWah luar biasa, sosok perempuan alpha satu ini, memang nyatanya ya Alpha Girl. Terlihat introvert tapi prestasinya mengangumkan.
ReplyDeleteMasya Allah ... dirimu juga, Mbak Nisa ... saya pernah menceritakan inspirasi ttg Mbak Nisa kepada teman2 ... perempuan luar biasa dari Malang.
Deletemasyaallah mba, kamu hebat luarbiasa banget perjalanan hidupnya, semangat terus memberikan yang terbaik ya
ReplyDeleteMasya Allah .. .menjalani apa yang ada di depan dan menjalaninya dengan baik saja, Mbak Aie.
Deletemantaaaap, emang ya ibu-ibu kalau sudah berkehendak, semua bisa di lakukan
ReplyDeleteHaha siaaap.
DeleteKemampuan seorang perempuan itu tak berbatas kalau menurutku mba. Entah itu dia bekerja di luar rumah ataupun jadi ibu rumah tangga. Semua perempuan hebat karena bisa multi tasking dan mengatasi berbagai problema hidup. Sungguh tidak tepat reaksi si ibu yang diceritakan Mba Niar tadi. Aku pun pernah bekerja di luar rumah dan mencapai segala sesuatu yang kuinginkan, tapi ga pernah loh menganggap rendah sesama perempuan. Semuanya hebat di ranah masing-masing.
ReplyDeleteSetuju, Mbak Un ... Semua perempuan hebat karena bisa multi tasking dan mengatasi berbagai problema hidup. Maka sebaiknya perempuan itu saling dukung ya.
DeleteWah, Kak Niar bukan cuma ibu rumah tangga biasa tapi ibu rumah tangga luar biasa. Berkarya sekarang bisa dilakukan di mana aja termasuk dari rumah apalagi dengan dukungan jaringan internet yang bisa diandalkan.
ReplyDeleteBenar, Mbak Alfa ... kita sendiri sudah sering mempraktikkan ya, bisa menyelenggarakan kegiatan online dari kota-kota yang b erbeda :)
DeleteSaya masih ingat Kak Niar yang bertahun-tahun lalu selalu bertanya tentang blog. Semangat nulisnya minta ampun. Sampai saya yang harus tarik napas dulu biar bisa jawab satu-satu pertanyaanta'. Hahahaha. Siapa sangka, si pembelajar itu benar-benar menembus batas, malah saya nih sekarang yang harus sering-sering bertanya sama Kak Niar.
ReplyDeleteHahaha ... terima kasih sudah diingatkan. Saya tifdak ternyata pertanyaan2 dulu itu membuat dirimu merasa "meh" wkwkwk.
Deleteskenario Allah SWT itu gak pernah salah ya Mbak, mungkin ada yang bikin kita insecure, tapi ketika kita gak berhenti berusaha maka Allah SWT memberikan banyak berita2 gembira untuk kita
ReplyDeleteSama kayak molly nih pake indihome juga. Di palembang sih alhamdulillah pelayanannya memuaskan selalu.
ReplyDeleteAlhamdulillah, jadi bisa berkarya dari rumah ya Molly.
DeleteKeren banget, mak. Luar biasa. Inspiratif deh. Aku setuju, ibu rumah tangga itu bukan sekadar. Ibu rumah tangga bisa produktif, dan berdaya meski hanya dari rumah, terbantu banget dengan layanan internet yang lancar seperti Indihome ya
ReplyDeleteToss Mak Wiwied .. ibu rumah tangga bisa berdaya dari rumahnya :)
DeleteMba Mugniar memang KEREEEN.. tak habis2 menginspirasi.. Aku sih yakin banget, menjadi ibu rumah tangga adalah pilihan yg sangat tepat, bukan pilihan yg dpt dikecilkan dengan sepatah kata HANYA. Teruslah menginspirasi melalui tulisan2mu, mba..
ReplyDeleteMasya Allah ... Mbak Tanti juga keren. Saya hanya mengikuti apa yang ada di depan.
DeletePerempuan di rumah dan perempuan bekerja sama hebatnya.
ReplyDeleteKisah yang sangat menginspirasi sekali mba. Di rumah dengan internet yang lancar, seluruh Indonesia bisa di jangkau ya mba. Bukan hanya sekedar say hei, tapi membahas dan berbagi ilmu menulis. Keren.
Yes, semua perempuan bisa sama-sama keren, apalagi jika saling dukung ya, Mbak.
DeleteSalut untuk Mbak Mughniar! Menurutku secara praktis, perempuan tidak boleh underestimate diri sendiri. Intinya, lakukan yang kita senangi, tetap bisa bersinar secara realistis
ReplyDeleteYup, jangan under estimate diri sendiri dan perempuan lain ya.
DeleteAnjing menggonggong kafilah berlalu. Biarkan dia yg nyinyir diam dengan sendirinya. Kita fokus pada karya dan kewajiban kita saja.
ReplyDeleteSelamat atas semua kesuksesannya...
Toss, setuju, Teh Okti.
DeleteWah belum tau dia kalau ibu rumah tangga yang satu ini tuh super keren he he. Dari orang-orang yang circle terdekat malah kadang masih menganggap ibu rumah tangga itu nggak ngapa-ngapain Mbak. Padahal kalaupun aktivitas utamanya hanya mengurus anak, suami, dan rumah, itupun perkerjaan banyak sekali. Apalagi kalau mendidik anak di jaman sekarang, tantangannya luar biasa.
ReplyDeleteMereka tidak tahu saja ya kita bisa ngapain hehehe.
DeletePertanyaan seperti udah pernah saya terima ketika di awal-awal memutuskan menjadi ibu rumah tangga. Tapi, memang sejak dulu saya malas menanggapi. Paling nyengir aja. Karena waktu juga yang akan membuktikan. Keputusan yang kita buat tepat aray enggak.
ReplyDeleteIlmu penulisan Mbak Mugniar keren. MasyaAllah tabarakallah.
Benar, Mbak Chi .... perbedaan sudut pandang saja, ya :)
DeleteJadi terinspirasi mengisahkan juga pengalaman sekeluarga yang sudah berlangganan Indihome belasan tahun, sekira 17 tahun an. Bekerja dengan internet yang stabil jadi tenang, seberapa banyakpun kapasitas akses yang dibutuhkan.
ReplyDeleteAlhamdulillah
Awalnya langganan saliran leased line, Bun ... lalu kemudian beralih ke IndiHome.
DeleteHebat mbak Niar. Kisah yang menginspirasi... Saya masih belum ada apa-apa ini. Saya juga sarjana yang memilih jadi ibu rumah tangga biasa
ReplyDeleteMbak Kenni juga hebat ... Mbak Kenni mau belajar ... kita sama-sama belajar ;)
DeleteWah keren banget mba, menyampaikan testimoni pas lagi acara gathering gini, kalo aku pasti udah keringet dingin grogi ngeri-ngeri sedap hihii, indihome memang jd fasilitas utk mendukung pemberdayaan perempuan ya
ReplyDeleteDiriku juga grogi, Mbak ... hihi untungnya pengalaman sendiri kan jadi bisalah diceritain.
DeleteTak bisa dipungkiri memang pandangan orang yang meremehkan kadang membuat kita insecure ya.... Aku belajar dari berbagai pengalaman yang aku alami sendiri. Sekarang aku sudah mulai terbebas dari pandangan orang lain. Alhamdulillah. Yang penting bagaimana Allah SWT memandangku itu yang utama sekarang.
ReplyDeleteSetuju, Mbak Ida ... sekarang saya lebih memilih untuk tidak peduli dan tidak butuh pandangan orang lain. Mencoba melakukan yang terbaik saja, yang Allah ridha.
DeleteMasya Allah, pengalamannya luar biasa Mbak.
ReplyDeleteMemangnya kenapa ya, dengan sarjana yang menjadi ibu rumah tangga? Masih ada aja yang suka bikin down ya Mbak. Padahal dengan menjadi IRT juga wanita tetap bisa bahagia. Juga berpenghasilan.
Barokallah Mbak Niar.
Yes, itu tidak diketahui orang-orang, Mbak ... heran saja kenapa dianggap remeh ya.
DeleteAhahaha aku juga maleess menjelaskan soal aktivitas keseharianku mbak, apalagi kalau ada yang meremehkan gtu. AKu jawab aja "ibu rumah tangga" udah abis perkara. Yg penting aku bisa menghasilkan uang sendiri, bomat ma omongan yg suka meremehkan :D
ReplyDeleteMbak Muginiar pencapaiannya keren banget lha sekarang, makin semangat buat berkarya kalau diapresiasi gtu yaa :D
Hehe, siap. Bomat saja ya, Mbak April.
DeleteIndiHome memang terbaik ya mba.
ReplyDeleteMemberikan banyak peluang dan kesempatan pd kita utk explore banyak hal dan jadi sosok yg lebih baiikk lagi
Alhamdulillah, ibu RT jadi terbantu dalam mengembangkan dirinya.
Deletesuka quotenya kak Niar
ReplyDeletePerempuan berdaya. Berkarya dan produktif bisa dari manapun dan kapanpun, tidak harus bekerja di kantor ya kan? sebel kalau ada orang underestimate kayak gitu
ALhamdulillah, ya.
Deletekeren banget, mbak pencapaiannya. saat ini sudah saatnya orang-orang berhenti memandang sebelah mata sama ibu rumah tangga ya,mbak karena ibu rumah tangga sekarang bisa berprestasi dari rumah bahkan lebih hebat dari ibu bekerja
ReplyDeleteIbu RT tanpa karier pun bisa berdaya dengan caranya, Mbak ... sama-sama hebatnya. Baiknya saling dukung :)
DeleteSemangat dan sukses terus Mba Niar. Biarkan saja orang2 yang menilai buruk. Sejatinya yang menjalankan kehidupan kita adalah diri kita sendiri. Maka jadilah yang terbaik.
ReplyDeleteSiaap. Makasih, Mbak Santi. :)
DeleteWahahhaa orang yang memandang rendah Mbak Mugniar karena 'cuma jadi IRT' gak tau sih, Mbak Mugniar tak sekadar IRT biasa. Perempuan dengan pendidikan tinggi atau perempuan IRT yang senantiasa belajar itu istimewanya dalam hal wawasan pengasuhan. Temanku lulusan arsitek univ swasta termasuk mahal di Surabaya 'hanya jadi IRT'. Dia pindah ke kota kecil di Kalimantan, di situ punya pengaruh kasih masukan soal kurikulum sekolah di kota kecilnya. Belum soal pengasuhan anak, mindsetnya jadi luas. IRT atau berkarir itu pilihan saja. Kalau di Korea, ada lho pemilihan Mrs (Nyonya) Korea. Yang ikut ibu-ibu, itu Yannie Kim (org Indonesia yg suaminya org Korea)--yg terkenal jadi artis walau figuran di drakor-drakor--pernah ikut. Harusnya Indonesia apresiasi perempuan gak sekadar IRT atau berkarir ya. Capek dengan perdebatan itu. Sedihnya gak sedikit perempuan saling serang. Semangat, Mbak Mugniar!
ReplyDeleteWow .. masya Allah ... keren ya teman Mbak Nieke. Malah jadi panutan ya di kota kecil itu.
DeleteBener banget mbak, menjadi ibu rumah tangga dan menghabiskan lebih banyak waktu di rumah bukanlah halangan untuk tidak bisa mengaktualisasikan diri dalam bentuk kegiatan yang positif, internet telah memberikan ibu rumah tangga kesempatan untuk menghadirkan sisi lain dari hidupnya.
ReplyDeleteNah, iya .. internet membantu ibu rumah tangga untuk berdaya.
DeleteIbu Rumah Tangga biasa, so what gitu lho...saya suka saya suka
ReplyDeleteSemangat Mbak Niar, hempaskan yang komentar sarkas sama kita. Bisa berkarya darimana saja, pun dari rumah sambil ngemong bocah. Apalagi sudah ada IndiHome modal kita menembus batas!
Haha yess .. so what gitu lho :D
DeleteKeren, inspiratif, semoga bisa terus menambah manfaat ke depan ya... Ga boleh berhenti dan puas di sini
ReplyDeleteSiaap. Toss, Mbak.
DeleteMantap kak niar, ikut bangga! Pencapaiannya saat ini keren bgt kak. Selalu menginspirasi
ReplyDeleteHalo Nunu kebanggaan ... terima kasih juga :)
DeleteMashaAllah~
ReplyDeleteLuar biasa sekali kiprah kak Niar di dunia literasi. Dan semoga Allah mudahkan selalu menebar inspirasi sehingga banyak perempuan yang bangkit dan berdaya dengan adanya internet, semua bisa dilakukan dari rumah. Tidak sekedar scroll gak ada artinya..
Barakallahu fiik, kak Niar atas semangat luar biasanya melalui karya-karya kak Niar terutama di dunia blogging.
Wa fiik baarakallahu, Mbak Lendy. Mbak Lendy pun luar biasa .... kita semua luar biasa :)
DeleteKeren banget mba. Salut sama perjuangannya
ReplyDeleteTerima kasih :)
DeleteSungguh kita tidak bisa menilai orang hanya dari tampilan luarnya. Pun dengan status sosialnya sekarang. Bisa jadi yang dipandang rendah, ternyata mereka lebih berilmu, lebih berwawasan.
ReplyDeleteAH, setuju sama Mbak Amel.
Deletebanyak bgt emang hujatan buat ibu yg memilih profesi ibu rumah tangga meski sudah punya gelar. zaman now meski ydah millenial nyinyiran itu selalu ada saja di telinga. tp klo gak.goyah insya Allah lebih baik dan lebih kuat sbg ibu rumah tangga
ReplyDeleteBismillah ya .... ibu rumah tangga yang tak berkarier di zaman now bisa berdaya dari rumahnya.
DeleteAlhamdulillah,
ReplyDeleteAda jaringan internet yang baik dan lancar membuat wanita tetap bisa memberikan sumbangsihnya untuk masyarakat.
Dan keren banget kak Niar.
Yang paling penting ketika sudah menikah adalah ridlo suami. In syaa Allah semua dimudahkan segala urusan.
Betul banget, Mbak Lendy, kemajuan teknologi sekarang ini memungkinkan kita untuk berdaya dari rumah ya.
Deletetos dulu sesama sarjana yg jadi irt di rumah aja. inget omongan nenek sendiri yg bilang: sarjana kok ga kerja. tapi gppa ini kan pilihan hidup. ternyata dgn jadi irt bisa menembus batas menemukan diri kita yg lain yaa. keep inspiring kak niar yg keren :)
ReplyDeleteToss Teh ... sudah cukup lama kita saling kenal lewat dunia maya ya dan saya melihat kiprah Mak Inna dalam menembus batas. Belajar dan berdaya :)
DeleteMbak Niar aja berprestasi begini dianggap bukan siapa-siapa apalagi saya ya...
ReplyDeleteGapapa, mereka gatau saja dari rumah pun berbekal jaringan internet IndiHome kita bisa menembus batas hingga kreativitas tak terbatas!
Kita semua luar biasa, Mbak Dian ... Mbak Dian keren, memanfaatkan internet dari rumah untuk berkarya :)
DeleteBeughh iyaa.. Belum tahu aja ya gimana sepak terjangnya ibu dari tiga orang ini. Masih bisa urus keluarga (kala itu termasuk orangtua lho), tapi juga melahirkan banyak sekali karya
DeleteMasya Allah mak Niar, keren banget ini loh. Kadang yang sudah under estimate gitu harus dihajarnya sama rekam jejak yang positif tentunya. Padahal kita sebagai ibu rumah tangga, tak hanya mengurus rumah dan keluarga saja. Banyak yang bisa dikerjakan dari rumah dan membanggakan.
ReplyDeleteBetuull. Banyak kok yang bisa dilakukan dari rumah ya.
DeleteWahhh tulisannya sangat inspiratif dan menyentuh hati ya, saya juga sebagai sesama ibu rumah tangga sedang menembus batas dengan diri saya yang lain dengan menjadi penulis bukan ibu rumah tangga saja!
ReplyDeleteToss, Mbak Yanti ... tanpa berkarier di luar rumah pun kita bisa berbuat banyak dari rumah saja :)
Deletekeren sekali Mbk Niar, mengenal Mbk Niar sejak lama di FB dan ketemu lagi di blog super sekali jejaknya di dunia gital. Barokallah semoga semakin membawa keberkahan.
ReplyDeleteAamiin, Mbak Naqi pun keren ... makin banyak yang dilakukan dan makin luas jangkauannya. :)
DeleteBunda idola yang masih saja rendah diri meski berprestasi. Semangat mu selalu menginspirasi ku bun. sehat selalu dan bahagia terus pokoknya.
ReplyDeleteSekarang tidak rendah diri lagi, Nyi ... itu kejadian 7 tahun lalu ... sekarang sudah jauh lebih pede saya mah ... mau bilang apa ... terserah :)
DeleteSesama perempuan keren jika saling dukung, mau apapun itu latar belakangnya :)
ReplyDeleteBetul sekali karena bakal jadi contoh bagi anak2 kita.
DeleteMenjadi ibu rumah tangga bukan berarti kita tidak memiliki kemampuan lainnya yang mumpuni. Good thing you can go extra miles and fight things back!
ReplyDeleteTerima kasih, Mbak Indah :)
DeleteMasya Allah, Mak Mugniar luar biasa sekali. Memang ya, kita tidak bisa mengontrol perkataan orang lain. Yang bisa kita kontrol adalah diri kita sendiri. Alhamdulillah, Mak Mugniar bisa "menjawab" pandangan meremehkan itu dengan prestasi. Zaman sudah semodern ini, berkarya pun bisa dilakukan dari rumah. Jadi kasihan deh kalau masih suka meremehkan orang lain. Semangat, Mak!
ReplyDeleteIndiehome bisa menjaga rahasia pelanggan smog deminrestu iki
ReplyDeleteMasya Allah kak mugniar jangan pernah down dg cibiran orang, perempuan harus pintar supaya bisa mendidik anaknya dengan baik, jd berbahagialah punya waktu banyak bersama anak.
ReplyDeleteToss aah kita sesama ibu rumah tangga.
Indihome karena punya telkom sehingga jangkauannya bisa ke pelosok negeri ya.
Keren bangettt bisa sampai atas podium, ih. Itu yang pada mencibir pasti mlongo liat kualitas dan kemampuan Mbak Niar sebagai ibu rumah tangga yang hebat. Hihihi.
ReplyDeleteIya, mbak. Kita tak seharusnya memandang rendah pekerjaan ibu rumah tangga ya karena semua wanita memiliki potensinya masing-masing. Saya malah salut sama para wanita yang punya banyak kegiatan dan bisa memberikan manfaat bagi banyak orang
DeleteMasya Allah, siapa sangka perempuan yang katanya hanya Ibu Rumah Tangga, bisa tampil di podium acara bergengsi, Mbak. Alhamdulillah Mbak Mugniar pandai melihat potensi yang ada pada diri sendiri. Sehingga mau terus maju dan berkembang, meski hanya bekerja dari rumah. Selamat, yaaa.
ReplyDeletekerennn mak makin banyak prestasinya saluttt. di sana bener2 bisa mengangkat nama blogger harum. iya menjadi ibu di rumah saja dengan berinternet bikin kita berdaya tidak hanya sekedar ibu saja. makin sukses makkk
ReplyDeleteKeren banget mba. Kalau membicarkan ngeblog itu memang selalu seru ya mba. Internet juga sangat memudahkan sekali.
ReplyDeleteMasyaAllah Mbak Niar.. Ikut baca cerita pendahuluannya jadi ikut deg-deg-an. Sebagai seorang ibu rumah tangga yang dulu pernah berkarir di luar rumah juga. Membaca kisah di atas seperti sedang berkaca ke diri sendiri. Semoga saya pun bisa meniru jejak Mbak Niar, sukses membuktikan diri lewat prestasi.
ReplyDeleteMasya Allah terharu bacanya Niar
ReplyDeleteiya aku juga pengguna Telkom dan Indihome sehingga merasakan manfaatnya yang besar sekali dalam kehidupanku
Menjadi ibu rumah tangga, kadang membuat orang atau bahkan kita berpikir tidak bisa berbuat sesuatu yang lebih. Padahal ibu rumah tangga atau ibu kantoran sama-sama punya sesuatu yang spesial
ReplyDeleteGemas ya mbak kalau ada sesama perempuan yang nyinyir gak ketulungan. padahal banyak ibu rumah tangga yang justru meningkat skillnya ketika memutuskan menjadi IRT. barakallah mbak, inspiratif banget kisahnya mbak.
ReplyDeleteMak tulisannya mengalir enak kayak baca cerpen, barakallah
ReplyDeleteSungguh aku salut banget dengan emak-emak di komunitas blogger yang aktif menulis seperti layakanya Mak Mugniar berkarya selama ini. Alhamdulillah IRT jaman sekarang bisa terus produktif menghasilkan karya dan bisa membuktikan bahwa wanita bisa mengimbangi segala hal.
ReplyDeletemasyaAllah, mba niar kereeen.. so what gitu loh, jadi ibu rumah tangga xD ibu rumah tangga pun masih bisa berdaya dari rumah kan ;) sebenernya mau kerja di luar rumah atau pun di dalam rumah, sama saja, masih bisa sama2 berdaya, tinggal gimana perempuannya aja, mau memberdayakan diri atau tidak, hehe..
ReplyDelete