Bincang Mindfulness di Goll..Aborasi Bisnis Online – Sembari menikmati kopi gula aren, salah satu jenis minuman yang ada di kafe ini, saya memperhatikan apa saja yang dilakukan oleh pengelola kafe. Lelaki muda bertubuh langsing itu terlihat memperhatikan tetamunya. Selain saya dan Nine, ada satu meja lain yang terisi oleh 3 orang lelaki di kafe berukuran mungil ini.
Saat berkunjung ke Fadel Group hari Kamis pekan lalu, saya diajak Nine – kawan yang menemani saya untuk nongkrong sejenak di Petta Coffee. Setelah melayani kami dan semuanya sibuk dengan minuman di hadapannya, si pengelola kafe meletakkan sebuah papan bertuliskan “LAGI SHOLAT” di bagian depan meja barnya. Lalu dia naik ke lantai 2 bangunan yang ditempati oleh Petta Coffee.
Tak berapa lama kemudian,
seorang lelaki berkacamata masuk dan menggantikan posisi lelaki ramping yang
naik ke lantai 2. Saya menduga dia baru pulang dari masjid dekat kompleks ruko
kawasan bisnis itu. Dalam hati saya mengagumi kafe mungil berkarakter ini yang
tanpa ragu menerapkannya.
Bagi umat Islam, ibadah shalat
memang tak boleh ditinggalkan sama sekali, mau bagaimana pun keadaannya.
Jika sama sekali tidak bisa melakukan shalat maka berarti waktu untuk
disalati sudah tiba, setelah itu dikubur.
Karakter
Hari itu saya mengamati 3
bentuk usaha yang memiliki karakternya masing-masing. Ledakan
Kolaborasi Ala Fadel Group, Petta Coffee yang taat waktu shalat, dan
penjual baroncong atau buroncong – kue tradisional khas Makassar dengan gerobak
khasnya.
Sewaktu menunggu Nine
datang, saya dan suami mendekati penjual baroncong dan membeli seperlunya untuk
dibawa pulang. Gerobaknya masih terlihat sama dengan gerobak yang saya lihat
sekira tahun 1980-an lalu. Pada salah satu sisi gerobak ada alat panggang
adonan kue tradisional yang juga tradisional. Di dekatnya ada kotak kaca berisi
kue yang sudah dipanggang.
Kue buroncong ini mirip
sekali dengan kue pukis. Bedanya, dalam adonan baroncong ada campuran kelapa
agak muda yang diparut. Alat panggangnya pun berbeda, bukan dari alat panggang
berbahan teflon, melainkan bikinan sendiri yang dibentuk sedemikian rupa
sehingga bisa dipergunakan untuk memanggang adonan kue tradisional yang juga
dikenal oleh suku Bugis ini.
Pedagang kue baroncong
dengan gerobak dorong ini sudah sepuh. Orangnya ramah. Kue baroncongnya
berukuran lebih besar daripada kue pukis yang banyak dijual di pinggir jalan.
Dibanderol dengan harga Rp5.000 per 4 potong. Rasanya lebih manis dibandingkan
kue-kue yang sama zaman dulu. “Enak, Pak. Manis,” kata suami saya. “Ada kental
manisnya,” ujar bapak penjual sembari tersenyum.
Sudah jarang sekali terlihat penjual kue tradisional ini di Kota Makassar. Mungkin istilah “tergerus zaman” cocok menggambarkan keadaan mereka. Mereka hanya berjualan menggunakan gerobak tradisional dengan alat panggang yang tradisional pula.
Belum terdengar ada yang
menggunakan teknologi informasi untuk memasarkan jenis kue ini padahal di
Makassar berkembang pesat sistem online marketing menggunakan aplikasi
dan media sosial. Eh … jangan-jangan saya saja yang belum tahu ya? Berkomentar
di bawah tulisan ini ya jika ada pembaca yang tahu penjual kue tradisional ini secara
online.
Beradaptasi
dengan Teknologi
Memang sih ya, tak
bisa dipungkiri, zaman now itu, yang tak bisa beradaptasi dengan
kemajuan teknologi bakal tersingkir. Salah satu penanya pada ajang hybrid
“JNE
Ngajak Online 2022” pada tanggal 24 Juni 2022 curhat tentang hal itu.
Seorang ibu mengakui usahanya akhirnya tutup karena dia tak piawai dalam dunia
digital. Gaptek, istilahnya.
Pada narasumber terlihat
bersimpati dan berusaha memberikan solusi. Menurut mereka: solusi dari gaptek, pada
intinya adalah harus belajar dan beradaptasi. Acara yang saya ikuti melalui aplikasi
Zoom
Cloud Meetings ini menarik sekali karena para narasumbernya melewati masa
pandemi 2 tahun lalu dengan tangguh.
Mereka adalah Adrie Basuki (fashion entrepreneur
& mindfulness coach), Najla Bisyir (founder
Bittersweet by Najla), dan Tities Sapoetra (celebrity designer). Acara ini menjadi semakin menarik
karena dipandu dengan cerdas oleh oleh Ivy Batuta.
Fokus dan Story
Satu hal yang menarik dari
webinar ini adalah, para narasumber selain mengakui pentingnya FOKUS, juga
mementingkan behind the STORY. “Story behind the scene orang
tertarik, bisa dijual, ungkap Tities saat menjelaskan mengenai 2 line
fashion-nya yang memiliki signature berbeda (flower dan
labirin) yang masing-masingnya memiliki cerita yang berbeda.
Najla menyatakan dirinya setuju
dengan Tities, “Behind the story, Membangun bisnis yang
ada soul-nya.” Pun ketika sekarang target bisnisnya generasi Z maka
penting untuk mengoptimalkan medsos agar relate dengan kehidupan gen Z.
Adri mengamini keduanya
dengan mengatakan, “Yang harus disadari dalam menjalani bisnis adalah fokus. Building
the story. Fokus dengan apa yang disukai, fokus dengan story.”
Mindfulness
Nah, pebisnis tentunya tak
lepas dari berbagai tantangan dan masalah yang bisa saja membuat stres. Dalam webinar
ini dibahas cara mengatasinya melalui mindfulness. Menurut Adri, dengan mindfulness
itu kita “bergerak melambat”, dengan
cara balik ke diri sendiri. Karena banyak yang harus diurus, kita biasanya
melihat ke luar diri terus, tidak lagi melihat ke diri sendiri.
“Tarik napas lewat hidung, perut gembung karena kita butuh oksigen banyak ke tubuh masuk, buang napas dari mulut atau hidung. Tutup mata, tarik napas rasakan napas sampai ke bagian perut, buang napas, tarik napas, embuskan napas. Buka mata,” Adri menginstruksikan untuk mengikuti kata-katanya.
Lalu, kenapa perlu belajar
olah napas?
Menurut Adri, olah napas
ini penting bagi pebisnis yang banyak sekali tantangannya, “Ketika kita menarik
napas itu, bagian otak yang mengatur sama dengan bagian otak yang menggerakkan
emosi kita.”
Hal ini jika dilakukan
secara teratur saat panik akan “masuk” ke alam bawah sadar dan alam bawah sadar
sudah menyadari kebutuhan ini – bahwa ketika melakukannya seseorang sedang
panik dan berusaha menenangkan diri.
Peran JNE di Balik
Goll..Aborasi Bisnis Online
Sandiaga Salahuddin Uno (Menteri
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) dan M. Feriadi Soeprapto (Presiden
Direktur JNE) memberikan
sambutan secara virtual pada acara Ngobrol
Bareng UMKM Jakarta: “Mindfulness, Kunci Usaha Melejit”. Keduanya menyampaikan
dukungan terhadap keberlangsungan dan kemajuan bisnis para pemilik UMKM. Pak Sandi mengapresiasi
apa yang dilakukan JNE.
Pak Feri mengatakan,
setelah 2 tahun pandemi sudah saatnya Jakarta bangkit untuk mendorong semangat kolaborasi,
akselerasi, dan elevasi dalam rangka memeriahkan hari jadi Kota Jakarta yang ke-495.
Untuk itulah JNE mempersembahkan program ini dengan tema Goll..Aborasi Bisnis
Online, Spesial HUT Jakarta. Yes, setuju, Pak … Saatnya
Berkolaborasi Lagi, Saatnya Goll…Aborasi
Eri
Palgunadi
(VP of Marketing JNE) mengatakan bahwa salah satu
aktivitas penting dalam ekosistem bisnis online adalah pengiriman. Pengiriman dapat
menentukan keberhasilan suatu transaksi online, mulai dari cara
pengemasan paket dan pemanfaatan produk layanan JNE sesuai kebutuhan para pelaku
UMKM.
“UMKM di Jakarta
memiliki potensi untuk berkembang apabila dapat memaksimalkan penjualan secara online.
Karena itulah JNE hadir dan menyelenggarakan program ‘JNE
Ngajak Online 2022, Goll..Aborasi Bisnis
Online’
dengan
melakukan engagement dengan UMKM Lokal di 60 kota secara online. Selain
itu juga mengedukasi dan mengintegrasi baik offline maupun online
sehingga 360 marketing tercipta,” kata Pak Eri.
Kemeriahan Selain penjelasan mendalam mengenai strategi distribusi paket serta pemasaran trend digital, JNE juga memberikan kesempatan bagi peserta yang mengikuti acara “JNE Ngajak Online JNE 2022” untuk mendaftar langsung menjadi member JNE Loyality Card (JLC) pada saat acara workshop virtual dilakukan dan akan mendapatkan bonus 10 poin. Bagi peserta yang sudah terdaftar sebagai member JLC akan mendapatkan bonus 10 poin. JNE Ngajak Online 2022 pun semakin meriah dengan adanya voucher free ongkir senilai Rp.100.000 yang akan dibagikan kepada peserta, selain itu peserta juga akan mendapatkan sertifikat webinar (e-Certificate).
Keseruan bukan hanya
berlangsung di MOJA Museum Jakarta bersama ke-4 narasumber, sebagai
rangkaian program HUT Kota Jakarta, para pelanggan yang ada di Jakarta dapat
pula menikmati
program promo ongkos kirim gratis untuk service pengiriman Reguler yang berlangsung pada tanggal 22 Juni
2022.
Selain itu, JNE juga memberikan
hadiah kepada
para follower di medsos JNE yang
beruntung mendapatkan produk UMKM Jakarta yaitu, @ikat_ind @duanyam dan
@tioriabycaramia.official. Masih ada lagi … followers medsos JNE
dapat mengikuti kuis di akun resmi Instagram JNE @jne_id mulai 22 Juni – 29 Juni 2022.
Seru, ya. Semoga semakin
banyak pelaku UMKM yang termotivasi untuk bangkit sebagaimana Adri, Najla, dan
Tities, serta mendapatkan insight tentang pentingnya kembali pada FOKUS,
STORY, dan memberi perhatian khusus pada MINDFULNESS agar bisa
melalui tantangan zaman dengan sukacita, jauh dari stres.
Makassar, 29 Juni 2022
Share :
Walau masih dengan alat tradisional dan belum pernah coba kue barancong, menurut daku cita rasanya itu yang tak terlupakan, karena disitulah seninya kue tradisional, seperti halnya kue rangi dan kerak telor
ReplyDeletebaroncong ini saya pikir mirip bandros Bandung
ReplyDeleteternyata lebih mirip Bandros Sukabumi karena rasanya manis
tapi saya tetep penasaran dengan rasanya
Namanya lucu ya Baroncong dan jadi pengen jajan tradisional btw JNE ini aktif terus ya bikin event bermanfaat
ReplyDeleteBaru dengar namanya..jadi kepo dengan rasanya, apa mirip bandros di Bandung ya... kalau mirip pasti saya suka..kalau engga mirip ...ah makin kepo aja jadinya...hehe
ReplyDeleteTernyata banyak ya nama kue pukis ini. Ada buroncong, ada kue rangin, hahaha. Satu hal yang sama, ENAK. Asyik banget ikutan acara yang dihadiri Menpar mba. Beliau kan pengusaha sukses juga sebelum jadi menteri. Pasti banyak ilmu bisnis yang bisa digali. Ada presdir JNE juga.
ReplyDeleteProgram JNE menarik ya, menginspirasi berkembangnya pegiat usaha lebih baik di masa sekarang.
ReplyDeleteSaya penasaran dengan penampakan kue buroncong nya...
ReplyDeleteMeski udah dikasih gambaran seperti apa.
Btw JNE saat ini lagi gencar selalu membuat program yang sangat manfaat dan inspiratif ya. Salut ..
beda daerah beda nama ya Mba, hihihi. Keren juga JNE ini, sekarang ada program Gollaborasi. Jadi kangen makan Kue Pukis
ReplyDeleteMemang ya. Jika ingin bertahan, kita, yang punya usaha, harus mau mengikuti perkembangan jaman, kebutuhan konsumen serta melakukan inovasi dalam berbagai bidang. Gak bisa ngotot bertahan di tempat yang sama. Salut buat JNE yang lewat CSR nya begitu peduli akan hal ini. Setidaknya membuka pikiran para pengusaha agar tidak jalan ditempat.
ReplyDeleteBTW saya penasaran sama Buroncong itu. Pengen lihat tampilan fisiknya dan merasakan sendiri rasanya. Pisang Epe aja kelewatan waktu ke Losari hahahaha. Aahhh, memang harus balik lagi ke Makassar ya.
JNE yang selalu menginspirasi.
ReplyDeleteSelalu ada insight yang baik untuk bisa direnungkan dan dilakukan terutama langkah taktis bagi seorang pengusaha. Selain inti dari menjadi seorang pengusaha adalah mindset positif agar terus maju dengan ide-ide segarnya.
JNE ini sudah lama menjadi partner para pelaku bisnis rumahan sebelum makin banyaknya e-commerce. Aku salah satu pelanggannya dulu, jualan di facebook, packing, dijemput JNE. Makanya setuju banget diadakan Goll Aborasi ini, biar makin banyak yang melek bahwa jualan harus kreatif, jangan stagnan hanya gara-gara gaptek
ReplyDeleteSetuju sekali kak Semoga semakin banyak pelaku UMKM yang termotivasi untuk bangkit seperti kak Adri, Najla, dan Tities ini ya. Keren banget
ReplyDeleteAku senang nonton video Behind the story dari sebuat bisnis orang atau sebuah kretaif-nya jadi kayak biki semangat aja melihat orang berjalan sukses.
ReplyDeleteSaya pernah ngobrol dengan seseorang yang katanya kalau bisnis online tuh enak karena santai. Padahal sebetulnya bisa sama seriusnya kayak ofline ya, Mbak. Semua harus dijalani dengan fokus. apalagi kalau ingin usahanya berkembang
ReplyDeleteblog sekeren ini kenapa tdk pakai google adsense kak ?
ReplyDeletekeren itu pematerinya mba, saya pernah dapat materi dari ownernya bittersweet by najla. daging banget materi enterpreneurshipnyaa
ReplyDeleteJNE selalu bikin inovasi. Sekarang malah punya program Gollaborasi. Makin keren aja. Semoga menginspirasi perusahaan lainnya ya
ReplyDeleteWah, iya juga ya, dalam berbisinis, pelaku juga harus melakukannya dengan mindfulness. Sebab memang, tantangan itu memang hadir di mana saja. Apalagi dunia bisnis. Banyak sekali kayaknya yang bisa jadi tekanan yang mungkin berimbas negatif jika tidak dihadapi dengan mindfulness. Keren nih JNE, bisa memberi wawasan baru dalam berbisnis dengan teknik mindfulness ini.
ReplyDeleteAku setuju banget lalau menjalani bisnis harus fokus dan mindful karena kalau mindful kita jadi benar2 bisa meresapi dan memaknai sesuatu sehingga kita gak hanya menjual produk tapi value
ReplyDeleteMemang di era digital ini menunut perubahan ya mba, mau tidak mau kita harus beradaptasi, karena kalau ngga ya akan tertinggal oleh yang lain.
ReplyDeletemindfulness is really something ya mba.. dan sepertinya banyak hal penting ydan didapat dari acara gollaborasi ini
ReplyDeleteWah jadi penasaran mau nonton keseruan acaranya, pastinya ada di channel Youtube JNE ya mba, pematerinya pada berbobot banget lagi
ReplyDeleteburoncong sama gak yah dengan bandros? Mirip soalnya pakai kelapa muda parut. Rasanya tuh enak gurih gitu kan yah? Btw, keren banget nih JNE dukung UMKM makin maju.
ReplyDeleteBehind the story penting yah mbak supaya kita ngerasa ada sedikit keterikatan emosional dengan produknya, jadi bisa loyal terus deh hehe
ReplyDeletePengen nyobain baroncong... cemilan khas makassar baru nyobain pisang ijo aja hehe. Btw JNE ini kenceng banget ya mendukung UMKM. Masyaallah.
ReplyDeleteOlah nafas ini nggak hanya untuk pebisnis ya. Sebagai orang tua dan sebagai Muslim pada umumnya perlu. Karena harus belajar mengelola emosi pada kondisi apapun.
ReplyDeleteAsyik bener acaranya. Kolaborasi yang fokus mencapai target, seolah bola yang berhasil masuk gawang dan gooolll. Jadilah golll aborasi.
ReplyDeleteJNE memang selalu asyik bikin event.
wow JNE ini hebat ya selalu mendukung UMKM kita, btw aku belum pernah coba makanan khas makassar nih
ReplyDeleteJadi penasaran sama kue baroncong rasanya kyk apa. Noted kalau ke Makassar kudu nyiipin ya mbak :D
ReplyDeleteKeren banget nih Gollaborasi JNE bisa mencapai 60 kota, moga dengan demikian makin banyak UMKM yang bangkit kembali dan menjadi lbh berkembang ya mbak.
Penasaran nih sama jajanan khas Makassar ini, sama kayak di Bandung gak ya?
ReplyDeleteTeknik mindfulness dapat kita gunakan di setiap aspek kehidupan ya mbak tidak hanya dalam urusan personal. Termasuk dalam dunia bisnis juga berhenti sejenak dan melihat ke dalam diri.
ReplyDelete