Melamar Pekerjaan, Pastikan Etika Ini Dijalankan – Ketika merekomendasikan seseorang untuk sebuah lowongan pekerjaan, saya berharap orang tersebut diterima bekerja. Merekomendasikan seseorang bukan karena hubungan kekerabatan atau pertemanan semata, melainkan karena melihat kompetensi dan potensi yang ada dalam dirinya.
Saya pernah merekomendasikan seseorang karena menyukai karakter dan bagaimana pembawaannya dalam pekerjaannya kepada seorang kawan. Kawan saya bersedia meng-interview orang yang saya rekomendasikan dan mau mempertimbangkan apa yang saya katakan tentang calon pelamar ini.
Sayangnya usulan saya agar
seseorang ini mengirimkan surat lamaran tidak langsung ditanggapi padahal kawan
saya bersedia menyediakan waktunya pada suatu hari khusus buat orang ini. Yah,
bukan rezeki. Saya tidak berani lagi mempertanyakannya setelah itu karena mengetahui teman
saya ini orangnya sangat sibuk.
Dia memang berhak
menyeleksi dan menerima ataupun menolak pelamar, atau menerima usulan saya namun
tidak berarti saya bisa seenaknya meminta dia mengganti waktu yang sudah disediakannya
di hari lain untuk pelamar yang saya rekomendasikan.
Kesempatan Khusus
untuk Seseorang
Waktu terus berjalan
hingga suatu ketika saya berkunjung ke tempat teman saya ini untuk sebuah
keperluan. Kebetulan saya melihat ada 2 calon karyawan yang hendak dia wawancarai
lalu iseng-isenglah saya bertanya mengenai calon yang pernah saya ajukan. Teman
mengatakan tak ada nama yang saya sebutkan itu dia wawancarai dalam waktu
dekat. Lalu dia memberikan kesempatan sekali lagi agar calon saya menemuinya
untuk diwawancarai olehnya pada keesokan harinya.
Kembali saya menghubungi
seseorang ini dan mengatakan, mungkin ada jalan Tuhan baginya karena kesempatan untuk sebuah jalur khusus untuknya terbuka lagi. Saya
menanyakan apakah dia sudah mengirimkan surat lamaran, katanya sudah dikirim
melalui email lalu saya dikirimkan screenshot surat elektroniknya.
Satu hal yang saya
bingung, dalam screenshot tertera pesan “tidak ada konten” yang setelah
saya cek, pesan ini menunjukkan apa isi di badan email. Apakah frasa “tidak
ada konten” ini berarti tidak ada tulisan sama sekali pada body email?
Kalau tak ada … wah, ini kesalahan parah. Maka langsung saya konfirmasi, kata
seseorang yang sudah saya anggap teman baik ini, dia menuliskan pesan di badan email.
Syukurlah.
Sampai sekarang saya masih
bertanya-tanya sendiri, apa maksud dari pesan “tidak ada konten”
itu karena pelamar yang saya ajukan ini yakin dia sudah menulis pesan di badan email.
Seandainya tidak pun, saya berharap apa yang saya sampaikan sudah membuatnya
memikirkan dan memeriksa kembali surat lamaran elektronik yang dibuatnya.
Berkabarlah dengan
Pesan yang Pantas
Masih ada orang
beranggapan badan email tidak perlu ditulis apa-apa jika ada lampiran
yang dikirimkan padahal tidak demikian. Anggapan itu salah. Analoginya begini,
ketika kita hendak mengantarkan sebuah barang penting yang menyangkut hajat
hidup kita ke rumah orang penting, tentunya kita harus mengatakan secara lisan
dulu maksud kita kepada orang penting tersebut, kan?
Tak mungkin kita ujug-ujug
meletakkan barang di teras atau di ruang tamu tanpa mengatakan sepatah kata
pun. Dalam situasi normal di dunia nyata, hal seperti ini takkan terjadi
kecuali jika yang membawa barang bermaksud buruk. Maksud baik tentunya diantar
dengan kata-kata pembuka yang baik pula. Begitu kira-kira perumpamaannya.
Maka, jangan sampai surat lamaran
pekerjaan yang dikirimkan melalui email demikian pula. Ujug-ujug hanya
mengirimkan lampiran-lampiran tanpa kata-kata pengantar dengan perkenalan diri
pada badan email. Surat lamaran model begini takkan ada yang mau
menerimanya!
Nah, setelah untaian kalimat di
badan surat elektronik beres, langkah berikutnya yang perlu dilakukan adalah
memeriksa lampiran yang dikirimkan, apakah sudah sesuai dengan permintaan kantor
atau perusahaan yang membuka lowongan kerja (loker)?
Ada Contoh
di HHRMA
Setelah membaca email dan
mendapatkan gambaran mengenai pelamar – seperti data pribadi dan pengalaman
kerja secara mendetail, pihak HRD atau user akan memeriksa surat lamaran
atau cover letter dan lampiran-lampiran lainnya. Penggambaran mengenai
diri pelamar dengan lebih rinci dituliskan di dalam surat lamaran ini.
Sekarang ini, contoh cover letter bisa ditemukan dengan mudah di internet. Salah satu website yang memuat contoh surat lamaran adalah website HHRMA Bali. Kalian bisa melihat contoh cover letter untuk 2 posisi pada tab Cover Letter & CV. Di dalam laman tersebut, kalian bisa membaca alasan mengapa cover letter penting dalam dunia HHRMA (Hotel Human Resources Manager Association).
Sebenarnya, para pencari
kerja di zaman sekarang terbantu dengan adanya informasi terkait surat lamaran
pekerjaan seperti ini di internet sehingga tidak perlu mendatangi semua kantor
yang kemungkinan membuka loker satu per satu seperti saat saya lulus kuliah
dulu.
Bahkan informasi loker pun
bisa diperoleh dengan mudahnya. Di dalam website HHRMA Bali misalnya, terdapat juga aneka
jenis loker di banyak hotel di pulau Bali bagi mereka yang berkeinginan mengadu
nasib di pulau dewata.
Jika kalian ingin mencari
pekerjaan di wilayah lain di Indonesia, ketikkan saja kata kunci yang tepat di
kolom pencarian, semisal “lowongan pekerjaan” atau “loker” diikuti dengan nama
kota yang disasar. Perhatikan pula kata kunci turunan yang bisa digunakan,
semisal profesi spesifik yang diincar seperti “engineering”, “engineer”,
“chef”, atau “accountant”.
Untuk hasil yang maksimal,
ketikkan kata kunci menggunakan bahasa Indonesia pula. Jika sudah menemukan
lowongan pekerjaan yang diinginkan, kirimlah surat lamaran namun pastikan etika
dalam menulis pesan di email dan surat lamaran sudah dilakukan. Well,
kalian pernah mencari pekerjaan di internet? Atau pernah mengirimkan email
lamaran pekerjaan? Share pengalaman kalian di kotak komentar di
bawah ini, yuk!
Makassar,
28 September 2022
Share :
Bener juga Mak analoginya, kalau badan email kosong kayak gak sopan ya, kayak ujug-ujug ngasih sesuatu tapi ga ada pengantarnya, ga ada basa-basinya gitu ya, jadi ga enak nerimanya juga
ReplyDeleteAku gak pernah sih nulis email tanpa embel apa2. Nanti malah dikira ngirim virus doang di attachment. Sempet diajarin juga di kantor, kata2 yang pantes buat berkorespondensi bagaimana. Juga untuk pembuka sapaan di telp. GAk bertele2, tapi ada kata2 pembuka utk menyapa, gituuuh.
ReplyDeletePernah banget jaman dulu jobseeker haha. Ngirim berkas ke perusahaan pernah kirim email pernah ato kirim melalui aplikasi pencari kerja. Klo lewat email, pasti aku tulisin kalimat pembuka dan maksut tujuan ngirim data sih
ReplyDeletekomunikasi yang baik memang harus senantiasa dijaga ya mba.. bahkan saat masih dalam tahap melamar pekerjaan
ReplyDeleteRasanya unik juga yaa..
ReplyDeleteMungkin memang kurang pengalaman sehingga melakukan kesalahan seperti ini. Tapi, aku percaya.. kembali lagi dari yang namanya "takdir" ini loo.. Kaya sekeras apapun berusaha, kalau belum ada takdirnya ke sana, ya gakkan diarahkan ke sana.
Huhu...maafkan, kak Niar.
Mungkin aku terlalu as simple like that yaa...
Nah saya pun cenderung mengabaikan kalau ada yang kirim email hanya berupa lampiran saja, walau saya mengenali si pengirimnya. Berjaga-jaga saja, kali aja itu virus dan bukan teman saya itu yang mengirimkan.
ReplyDeleteMemang melamar pekerjaan itu ada etikanya, memulai sebuah hubungan tentunya sebisa mungkin diawali kesan yang baik
Belum pernah kirim lamaran pekerjaan via email, mbak. Karena dulu masih menggunakan kertas HVS bergaris saat melamar pekerjaan. Tapi untuk sekarang kalau mau apply job bebebrapa hal di atas harus banyak diperhatikan supaya menambah nilai untuk lamaran pekerjaan kita, deh
ReplyDeleteSering ngobrol sama teman yang HRD dia bingung kadang banyak yang ga punya etika sama sekali padahal prestasi minim
ReplyDeletewebsite HHRMA ini memudahkan untuk mencari kerja ya kak
ReplyDeleteAda info tentang etika juga
website HHRMA ini memudahkan untuk mencari kerja ya kak
ReplyDeleteAda info tentang etika pekerjaan juga
Setuju banget untuk menuliskan pesan, selain dokumen yang dilampirkan. Itu etika paling basic, sih, ya. Kalau nggak ditulis apa-apa, yang ada penerima emailnya malah ngira, jangan-jangan itu junk email. Wah, udah lama banget nggak bikin surat lamaran kerja.Haha. Sekarang lebih mudah, ya, karena banyak referensi dan contohnya.
ReplyDeleteMemang ya dibutuhkan bahasa yang apik dalam mengantar surat lamaran, pembukaan yang menarik biat perusahaan yang dituju
ReplyDeleteJangankan untuk sekelas melamar kerja, di wag group saja, atau media sosial saja etika itu kan tetap ada dan harus dipakai ya.
ReplyDeletesaya seringkali menerima email yang tanpa isi di badan email. kadang bingung ini organisasi kepenulisan tapi kok literasinya gini amat hihihi makanya jadi gak heran kalau ada pelamar yang tidak menuliskan apa apa di badan email. karena sepertinya kebiasaaan masyarakat kita kurang memperhatikan pentingnya pemberian informasi di badan email.
ReplyDeleteMembuta CV kerja memang harus menarik ya mba.. agar perusahaan bisa menerima kita..
ReplyDeleteWalapun masih sulit mencari pekerjaan di bandungkan dulu sekarang lebih praktis informasi loker pun bisa diperoleh dengan mudahnya. Salah satunya website HHRMA Bali
Basic penulisan email untuk lamaran pekerjaan ini masih banyak yang belum paham sih Mak saat saya lihat langsung dari apa yang diceritakan temen-temen HR. Tapi saya yakin akan ada banyak yang terbantu juga dengan informasi-informasi terkait etika melamar pekerjaan yang sudah banyak tersebar saat ini.
ReplyDeleteLangsung teringat dulu waktu selesai kuliah, kirim berkas lamaran ke sana ke mari, memang harus ada etika yang harus kt perhatian saat menjadi pelamar pekerjaan
ReplyDelete