Menyelesaikan 15 Tantangan ToT Fasilitator Ibu Penggerak – Menyambung tulisan sebelumnya: Tantangan Akhir Tahun, Goes to ToT Fasilitator Ibu Penggerak. Tantangan ketujuh, ini kali pertama bagi saya langsung mengikuti kegiatan setelah menempuh jarak ribuan kilometer dengan pesawat terbang. Kegiatannya berlangsung sampai malam pula, hanya ada jeda untuk salat zuhur/makan siang, salat ashar/coffee break, dan salat magrib/makan malam. Hari pertama, kegiatan selesai pukul 9 lewat.
Perjalanan Ribuan
Kilometer
Di hari kedua, kegiatan
dimulai jam 8 pagi dan berakhir jam 10 malam. Di hari ketiga, mulai jam 8 pagi
hingga jam 11 atau 12. Sayangnya, pihak maskapai penerbangan yang kami tumpangi
(Batik Air), memajukan jam penerbangan kami jadi kami harus berpamitan lebih
awal. Jam 10 kami meninggalkan lokasi, menuju bandara.
Tantangan ke-7 ini alhamdulillah
berhasil saya lalui. Stamina terjaga dengan bantuan asupan makanan yang
melimpah dari panitia dan pihak hotel, vitamin/suplemen, Minyak Anoa,
dan air ruqyah. Saya meyakini andil air yang dibacakan doa ruqyah
karena sudah mengonsumsinya selama 6 bulan dan merasakan sendiri manfaatnya
bagi tubuh saya.
Tantangan kedelapan terkait room mate.
Room mate masih misteri sampai saat sebelum waktu zuhur pada hari
pertama ToT. Tebakan saya bahwa peserta dari luar Jawa akan disatukamarkan
dengan peserta dari Jabodetabek benar. Tantangannya di sini adalah, apakah kita
akan cocok dengan teman sekamar? Orangnya asyik atau tidak? Sukanya lampu mati
saat tidur atau tidak? Sukanya AC
mati atau tidak?
Alhamdulillah, saya dapat teman kamar
yang asyik: Mbak Novitania dari Bekasi. Beliau blogger juga seperti
saya. Syukurnya lagi, beliau sama kayak saya, lebih suka (atau tidak masalah)
tidur dengan AC mati. Untuk lampu kamar atau lampu dinding menyala atau mati pun tidak masalah, kami bisa berkompromi. Untuk
diajak ngobrol pun asyik. Mulanya Mbak Novita pendiam tapi lama-kelamaan
kami bisa ngobrol dengan asyik, apalagi dengan kesamaan dunia blogging
yang digeluti, ada saja cerita kami yang nyambung.
Tantangan kesembilan, bagaimana dengan makanan
hotel? Setelah dijalani, untuk urusan makanan Hotel Aviary ini keren. Makanan
selalu tersedia dalam jumlah banyak, tidak pernah kehabisan. Sukanya lagi,
selalu ada makanan ikan. Saya menghindari makan ayam dan daging, jadinya selalu
mencari ikan. Setiap pagi, siang, atau malam saya tanyakan, “Ada ikan?” –
jawabannya pasti ADA!
Berbagai jenis makanan
tersedia, mulai dari makanan khas Indonesia (tradisional) sampai western
food. Untuk makanan pokoknya pun bukan hanya nasi putih yang tersedia, ada
juga nasi merah. Minumannya pun beraneka ragam, mulai dari air putih,
jus, yogurt, hingga jamu.
Menyenangkannya, makanan selalu tersedia bahkan di dekat ball
room ada meja yang selalu menyediakan makanan berikut teh dan kopi. Sangat
membantu menyangga stamina para peserta.
Keanehan di
Toilet Ball Room
Tantangan kesepuluh: pre menstruation
syndrome (PMS). Masa-masa PMS membuat badan saya merasa tidak nyaman. Salah
satunya, terpaksa bolak-balik ke toilet untuk BAK karena kandung kemih selalu
saja terasa penuh. Bersyukur ada toilet persis di samping ball room.
Ada hal aneh tentang
toilet yang saya alami. Pada hari kedua, jelang kegiatan selesai saya masih
saja bolak-balik ke toilet. Ada 2 kamar kecil untuk perempuan, saya memilih
toilet yang sama, yaitu yang paling dekat pintu masuk.
Saya ingat, terakhir kali
masuk kamar kecil itu – sekira pukul 9 malam lewat – tumpukan sampah
tisu dalam tong sampah sudah penuh. Saya melihatnya baik-baik saat membuang
tisu sebelum keluar toilet dan membatin, “Waduh, ini kalau saya kembali ke sini
mungkin sudah tumpah-tumpah ke lantai tisu-tisu bekas ini.”
Eh anehnya, ketika masuk
berikutnya, saya mendapat tong sampah itu mengilat. Kilau bagian dasar tong
sampah yang berbahan logam itu terlihat saat saya memasuki toilet. Saya heran sembari
membatin, “Aneh, kan biasanya pihak cleaning service hotel
membersihkan toilet itu pagi-pagi sekali, sebelum acara dimulai. Tidak
mungkin kan jam 9 malam ini dibersihkan?
Seperti biasa, usai
menunaikan hajat dan menggunakan tisu, tisu bekas pakai saya buang ke tong
sampah yang letaknya persis di sebelah kiri water closet. Eh, anehnya …
isi tong sampah ada setengah! Yang tadinya kosong sudah berisi setengah!
Bagaimana bisa?
Kalaupun saya salah lihat kilau
bagian dasar tong sampah, kan masih tetap aneh jika tempat sampah itu
berisi setengah soalnya sekitar setengah jam sebelumnya tempat sampah itu sudah
penuh! Dalam pikiran saya berkelebat keanehan itu. Saya membawanya kembali ke
tempat duduk.
Bagaimana bisa?
Hingga akhirnya saya memaksa diri menghentikan kelebatan pikiran mengenai apa yang saya baru alami itu … tapi
susah ternyata hahaha. Ya sudah, biarlah itu tetap menjadi tanda tanya,
saya memutuskan berdamai saja daripada pusing sendiri. 😂
Fokus pada
Materi?
Tantangan kesebelas, sempat terpikir, bisakah
saya fokus memperhatikan semua materi yang disajikan mengingat jadwalnya sangat
padat? Alhamdulillah bisa. Saya akui badan lelah mengikuti kegiatan ini,
apalagi malamnya saya baru bisa tidur di atas jam 12 malam karena ada rutinitas
yang saya biasakan sebelum tidur yang harus saya kerjakan dulu.
Topik-topik yang kami
pelajari adalah:
Hari pertama: Pengenalan Sidina Community dari founder (Mbak Susi), Pengantar & Penguatan Ibu Penggerak, Profil Pelajar Pancasila & Kekerasan Seksual, Sambutan dari Plt Karo Kerja Sama & Humas Kemdikbudristek, lanjut materi Intoleransi, lalu Perundungan. Hari kedua: pembekalan dari Ditjen PAUD Dikdasmen, Kurikulum Merdeka: Literasi Numerasi, Presentation Skill, Public Speaking, dan Content Skill.
Walaupun lelah, hati
senang karena asupan makanan sangat tercukupi dan saya bisa menyimak semua
materi karena rasa antusias yang saya bawa dan dari rumah. Selain itu, para pemateri
mampu membawakannya dengan baik. Pada dasarnya saya suka belajar, saya meminati
bidang pendidikan,
dan cukup mudah bagi saya untuk memantik rasa ingin tahu yang mendorong
keinginan belajar dari topik-topik yang disampaikan.
Tantangan kedua belas membuat saya deg-degan sampai
apa satu aktivitas selesai. Tantangan itu adalah membawakan materi presentasi
dengan mempraktikkan semua yang sudah diajarkan termasuk penguasaan materi, public
speaking, dan presentation skill.
Saya memilih membawakan materi
3 Dosa Besar. File presentasi sudah dikirimkan kepada panitia menjelang
keberangkatan ke Tangerang. Semua peserta dibagi ke dalam 6 kelompok kecil.
Setiap orang mendapatkan giliran maju ke depan pengurus yang menjadi juri. Kami
diberi waktu 5-7 menit saja untuk membawakan 3-5 slide presentasi yang
sudah kami buat.
Tangan saya dingin selama
menunggu giliran. Bagaimana bisa mengepaskan waktu dengan materi? Beberapa
teman over time atau tidak bisa menyelesaikan materinya dalam waktu 7
menit. Duh, saya belum pernah latihan sendiri lagi. Setelah mengirim file
presentasi saya kan sibuk mempersiapkan keberangkatan, tidak
terpikir untuk latihan presentasi. Begitu pun sejak tiba di hotel, tidak terpikir
untuk latihan presentasi.
Selama menunggu giliran
itu saya terus memutar otak, memikirkan apa yang akan saya katakan dan lakukan.
Sebenarnya saya sudah beberapa kali ikut pelatihan public speaking, termasuk di ToT ini tetapi tetap saja galau sebelum tampil. Kali
ini spesial karena akan disimak dan dinilai oleh juri.
Alhamdulillah tantangan ini terlewati.
Saya selesai menyampaikan semua yang ingin saya sampaikan dalam jangka waktu
yang ditentukan dengan ritme yang terlalu cepat haha. Rata-rata peserta
membawakan materinya dengan cepat karena merasa diburu waktu. Di samping itu,
mempercepat cara berbicara bagi saya dapat mengurangi bahkan menghilangkan phyllar
words. 😂
Noted koreksi dari Mbak Hana selaku juri. Kalau beneran
manggung harus lebih baik lagi dari ini. Semangaat.
Maskapai yang
Plin Plan Mengarungi Hujan
Tantangan ketiga belas, gemas sama pihak maskapai Batik Air. Saya
dan teman-teman yang berangkat dari Makassar sudah memilih jam keberangkatan
puluk 15.30 agar kami bisa mengikuti semua rangkaian acara dengan damai eh
malah dimajukan 2 jam. Sekalinya kami sudah di bandara, eh malah dimundurkan
satu jam. Ada apa denganmu, Batik?
Sempat terhambat oleh
ponsel saya yang tiba-tiba mati saat memesan GoJek dari Aviary Hotel ke Bandara
Cengkareng, syukurnya pihak hotel bersedia memesankan taksi. Resepsionis hotel
menyarankan kami menumpangi Blue Bird atau
Silver Bird. Saya memilih Blue Bird. Perjalanan menuju bandara lancar.
Kali ini check in via
website lancar jaya jadi kami langsung meminta barang-barang dimasukkan ke
bagasi. Antrean bagasi lancar sebab kami orang pertama yang tiba di loket Batik
Air untuk penerbangan ke Sulawesi. Hanya menunggu sebentar saat Yuli dan Unga wrapping
barang, setelah itu kami pun melenggang ke ruang tunggu.
Bersyukur perjalanan kali
ini ada temannya jadi tidak masalah ponsel saya yang mati dan baterainya
terkuras. Walaupun charger HP di ruang tunggu pada rusak, saya bisa nebeng
nge-charge di kafe kecil di ruang tunggu. Ponsel di-charge selama
kami menyantap Popmie dan salat zuhur.
Tantangan keempat belas – cuaca yang sedang tidak bersahabat
menjadi tantangan tersendiri ketika beperjalanan dengan pesawat terbang. Di
luar pesawat hujan deras. Pemandangan dikelilingi awan menjadi hal yang harus
dinikmati saat itu. Tekanan udara di dalam pesawat terasa besar menekan dada. Rasanya
mual. Beruntung tidak sampai muntah.
Pesawat landing molor dari
waktu yang diperkirakan. Pesawat berputar-putar sekira 10-15 menit di atas bandara.
Saya bisa ikut memantaunya dari layar yang melekat di seat depan saya, letaknya
persis di depan mata. Pesawat berputar arah, mendekat bandara lalu berbalik
lagi untuk berputar ke arah lain lagi menuju bandara.
Alhamdulillah mendarat dengan selamat
jelang waktu magrib di Makassar. Kami dijemput bus bandara ke gedung bandara.
Rupanya pendaratan tadi agak jauh dari gedung bandara. Sejumlah laki-laki
berbadan sehat sudah lebih dulu duduk di kursi bus yang tak seberapa jumlahnya.
Sebagian besar penumpang berdiri, syukurnya saya dan teman-teman masih dapat
tempat duduk.
RTL, Check!
Tantangan kelima belas terkait penyelesaian RTL.
Rencana Tindak Lanjut (RTL) harus kami tulis di penghujung hari kedua ToT
Fasilitator Ibu Penggerak. Setiap peserta diharapkan bisa berbagi mengenai materi
yang diterimanya, cukup memilih salah satu topik saja.
Saya memilih menuliskan di
blog ini dengan target ratusan pembaca dalam 1 bulan melalui tulisan berjudul Ketika Anak Mengalami Perundungan Inilah yang Bisa Orang Tua Lakukan. Setelah
dikurasi pengurus, draft tulisan saya publikasi dan share berkali-kali
di media sosial dan grup-grup Whatsapp. Alhamdulillah target tercapai
kurang dari 2 pekan.
Rencananya
saya tidak berhenti sampai di sini saja. Saya sudah bicara dengan wali kelas
putri saya 5 hari sejak tiba dari Tangerang agar bisa membawakan materi ini
untuk anak-anak di sekolah, bahkan bersedia jika harus berkali-kali agar bisa
menyampaikannya kepada para siswa. Minimal di kelas putri saya dululah.
Saya pikir segala
bentuk kekerasan terjadi di sekolah mungkin saja terjadi karena mereka tidak
tahu sebab belum ada yang memberi tahu. Jika saya membawakan materi 3 Dosa
Besar Pendidikan (seputar intoleransi, perundungan, dan kekerasan seksual),
semoga saja ada yang tercerahkan dan perilakunya bisa berubah.
“Tapi jangan
harap bisa langsung berubah, Bu,” ucap wali kelas.
“Saya paham
Bu. Saya tahu segala sesuatunya berproses. Paling tidak sudah ada yang bisa
dilakukan dan semoga ada anak yang mendapatkan pencerahan dari situ,” ucap
saya.
Sampai saat
ini saya masih menunggu konfirmasi dari wali kelas yang katanya akan bicara
dulu dengan kepala sekolah. Tak mengapa, saya sabar menunggu. Semoga bisa berbagi
dengan cara lain lagi.
Masya Allah. Alhamdulillahi
rabbil ‘alamin. Terima kasih Sidina dan Kemdikbudristek, pengalaman selama
3 hari 2 malam di Tangerang ini berkesan sekali. Rasanya “tangki rasa percaya
diri dan semanga” saya terisi penuh selama pelatihan. Semoga saya bisa
menjalankan amanah dengan baik terkait materi-materi yang saya terima selama di
Tangerang.
Makassar,
5 Desember 2022
Selesai (tulisan terakhir
dari 2 tulisan).
Share :
acara ini 3 hari 2 malam ya mbak. Pasti banyak sekali ilmu yang didapat. Jadi Ibu Penggerak ini hanya untuk para guru aja atau bagaimana mbak?
ReplyDeleteUntuk semua ibu di Indonesia, Mbak, tidak khusus untuk guru. Siapapun bisa ikut asalkan perempuan. Mbak Jeanette bisa ikut jika dibuka batch XI. 😊
DeleteDuh jadi ikut bingung dengan keanehan di toilet nya. Apa ada aura mistis? Hehehe
ReplyDeleteKalau saya yang mengalami sepertinya gak bakalan mau ke kamar mandi itu lagi hehehe
Berdamai dengan pusing sendiri
ReplyDeletesaya jadi tertawa
apalagi saya, pastinya keder juga di hotel.
Mungkin lebih lebih bingung atau keder
Selamat dan sukses kak Niar yang telah berhasil mengarungi tantangan demi tantangan. Membacanya serasa ikut bersemangat untuk memantikan "Ada tantangan apalagi esok?"
ReplyDeleteBismillah,
Terus bergerak yang terbaik dan biarlah Allah yang berikan hasilnya. Semoga kebaikan terus mengalir kepada kak Niar. Barakallahu fiik~
Seneng banget yang bisa kumpul bareng2 menimba ilmu tentang seputar dunia pendidikan ikut pelatihan ibu penggerak yang pastinya tambah pengalaman
ReplyDeleteseneng sekali mba kalau ada training seperti ini, selain menambah wawasan, teman juga menambah semangat untuk melakukan lebih baik lagi
ReplyDeleteseru banget pastinya ya ikut kegiatan TOT ini. apalagi yang mengadakan pihak kompeten. pasti gelasnya udah penuh banget ini dan bisa dibagi bagi isinya untuk kita semua. semangat dan sukses terus ya mba
ReplyDeleteMasyaAllah sungguh pengalaman yang luar biasa dan tak kan terlupakan ya Bun.
ReplyDeletejujurly nyesal waktu itu ndak ikutan daftar, terlalu banyak insecurenya sih saya, mau daftar tapi takut, ndak PD, de el el.
semoga lain waktu ada kesempatan lagi bisa ikutan kegiatan seperti ini, biar bisa jadi bermanfaat juga bagi orang lain dan sekitar.
wah pasti banyak banget ya mbak dapat ilmu di acara ini. saya baru tahu tentang fasilitator ini nih. ini diadakan oleh siapa dan siapa saja yang bisa ikut, mbak?
ReplyDeleteKeren sekali kak Niar, bisa menjadi bagian ibu penggerak
ReplyDeleteSemoga tot bisa semakin membantu kontribusi sebagai ibu penggerak
Kalau malam ke toilet memang sebaiknya bareng² biar ada keanehan atau apa gitu bisa bareng² juga mikirnya, eh 😁.
ReplyDeleteSukses selalu Bu Mugni
Semangat para Ibu Penggerak. Seru banget ya bisa kumpul dengan yg 1 visi misi. Apalagi difasilitasi ilmu dan akomodasi ya mba, sukses selalu mbaa
ReplyDeleteTantangan yang luar biasa Mba, tapi berjalan dengan lancar. Insyallah saya kebagian ilmunya dari tulisan Mba Niar.
ReplyDeleteLengkap banget peristiwa berkesan yang mewarnai misi ini semoga makin berkah ilmunya dan bermanfaat bagi orang lain
ReplyDeleteacaranya pasti seru banget ya mbak, banyak ilmu yang didapat dan bisa kumpul juga sama teman2 yang sefrekuensi. Semoga ilmu yang didapat di sana bisa bermanfaat dan berbagi dengan teman2 yang lain lagi ya mbak
ReplyDelete