15, 20, 25: Merefleksikan Mereka - AG, anak yang berkonflik dengan hukum, tersangka pelaku penganiayaan David Ozora Latumahina ditahan pada 8 Maret 2023. Perempuan yang baru berusia 15 tahun ini menjadi bulan-bulanan netizen se-Indonesia di media sosial. Kekasihnya – MD yang telah melakukan kekerasan brutal terhadap Mario sudah menjalani rekonstruksi sebagai bagian dari proses hukum. Berkat lelaki 20 tahun ini, borok mengenai kekayaan tak wajar ayahnya selama jadi PNS tersorot dan menjatuhkan ayahnya dari jabatannya. Lalu instansi keuangan, terutama pajak digoncang hebat.
15 tahun … 20 tahun … satu
lagi berita viral tentang NT, ibu muda usia 25 tahun yang melakukan pelecehan seksual kepada belasan anak di Jambi. Sempat pula dia berbohong, mengatakan
dirinya diperkosa oleh sejumlah anak berusia belasan tahun namun akhirnya
ketahuan. Ketiga orang yang masih belia ini viral awal tahun 2023.
Usia 15, 20, 25 tahun … memori saya menelusuri masa-masa silam. Tentunya saya masih ingat di usia itu saya sedang ngapain. Usia 15 tahun, saya duduk di kelas 3 SMP, masuk SMA pada bulan Juli tahun 1989. Masa-masa puber tetapi saya tidak berani pacaran karena sadar diri masih anak-anak dan juga takut.
Pada masa itu, saya lebih
banyak bergaul dengan 4 sahabat saya di masa SMP. Sesekali nongkrong di
rumah salah satu dari mereka. Entah itu sekadar ngobrol ngalor ngidul atau
jajan. Alhamdulillah, sahabat-sahabat saya ini baik semua. Di antara
kami berlima, hanya saya yang kuliahnya sampai jenjang S1. Satu orang dari
mereka sudah menyelesaikan S3-nya bertahun lalu di Australia, satu orang lagi
sementara menjalani kuliah S3-nya, dan yang 2 lagi sudah lama menyelesaikan
kuliah S2 mereka di Australia.
AG, berusia 15 tahun,
berpacaran dengan MD, si pelaku utama penganiayaan. Saksi mengatakan tak ada
upaya AG menolong korban. Dikatakan AG sempat merekam aksi brutal MD,
bergantian dengan S, pelaku yang satunya lagi. AG bahkan sempat merokok saat
itu. Penelusuran saya memperlihatkan gaya pacaran AG yang termasuk “bebas”
untuk anak usia 15 tahun.
Pengacaranya mengatakan,
respon AG adalah respon rasa takut anak usia 15 tahun saat kejadian itu. Namun
demikian ada yang menyorot soal tidak adanya tindakan AG untuk melerai
kekasihnya memukuli David. Saya jadi bertanya-tanya sendiri, apakah memang anak
usia 15 tahun responnya demikian ketika melihat ada kekerasan yang sangat sadis
terjadi di depan matanya? Sama sekali tak ada keinginan untuk menghentikan?
Usia 20 tahun, saya duduk
di semester 4 dan 5 di kampus. Pada usia itu saya memutuskan mengenakan jilbab
– alhamdulillah masih istiqamah hingga saat ini. Usia 20, saya
sibuk dengan kuliah dan kegiatan HMJ. Mulai tertarik dengan bidang psikologi,
pengembangan diri, dan pendidikan padahal saya kuliahnya di Fakultas Teknik.
Usia 20, saya masih sosok introvert
yang berupaya mengembangkan diri untuk lebih berani berbicara dengan orang
lain dan menyatakan pendapat. Tentunya jauh dari kekerasan. Alhamdulillah, dikelilingi
teman-teman yang baik.
MD pada usia 20 tahun,
sudah dengan pikiran berhak menghabisi orang yang dianggap telah melecehkan AG
kekasihnya. Netizen membongkar pribadinya sebagai anak manja yang doyan
pamer harta orang tua di media sosial. Karena kasus ini, dia dikeluarkan dari
kampusnya, sebuah kampus swasta bergengsi di Banten.
Pada usia 25 tahun, saya
menikah, langsung diboyong suami ke Riau sepekan setelah akad nikah. Menjalani
kehidupan baru sebagai istri dan belajar banyak hal. Mencoba terus
mengembangkan diri dengan berbagai bacaan. Alhamdulillah, dapat
teman-teman baik selama di Riau, untuk hal-hal tertentu bisa sama-sama belajar.
NT, pada usia 25 tahun
sudah melakukan kejahatan seksual, bukan sekadar pelecehan seksual lagi karena dia melakukannya pada
17 anak usia remaja, laki-laki dan perempuan. Detail kejahatannya apa saja,
saya tidak akan menceritakannya, bisa browsing sendiri kalau belum update
tentang kasus ini.
Menilik kasus AG, MD, dan NT membuat saya bertanya-tanya, seperti apa masa kecil mereka serta bagaimana kedekatan mereka dengan orang tua? Bisa sampai sebesar itu kesalahan mereka, bagaimana mereka memandang nilai-nilai yang secara umum dipegang oleh masyarakat? Apa yang mereka lakukan bukanlah hal ringan. Sepertinya mereka memang tak memikirkan risiko sebelum melakukannya sehingga berakibat sangat kacau seperti sekarang.
Pun, ketiganya membuat
saya jadi merefleksikan diri saya sendiri – sebagaimana yang saya paparkan di
atas, juga mencoba merefleksikan ketiga anak saya. Si sulung sudah melewati
usia 20 tahun. Tiga tahun lagi, in syaa Allah dia berusia 25 tahun. Si
tengah sudah melewati usia 15 tahun, di tahun ini in syaa Allah dia sweet
seventeen. Si bungsu, in syaa Allah tahun depan 15 tahun.
Untuk saat ini, alhamdulillah
ketiganya masih dalam situasi dan kondisi yang aman – setidaknya begitu
yang saya lihat tiap hari. Namun demikian, tidak bisa 24 jam sehari mereka ada
di depan mata saya dan saya ketahui semua aktivitasnya.
Untuk hal ini, doa yang
menjadi andalan saya agar senantiasa menjadi suluh bagi ketiga anak saya, salah satu dari
10 Hal yang Harus Disadari Ibu untuk Diupayakan Sepenuh Hati. Entah dinamika masa
depan yang bagaimana yang akan mereka hadapi nanti, hanya kepada Sang Maha
Pencipta sauh asa ditambatkan.
Semoga anak-anak kita
semua mampu melewati segala tantangan kehidupan dengan baik sehingga pada usia
muda: 15, 20, dan 25 tahun, tak ada catatan kelam sebagaimana yang dialami AG,
MD, dan NT. Semoga Allah menjaga kita semua.
Makassar, 23 Maret 2023
Share :
makin kesini makin miris aja lihat berita yang ada, cuman perhatian kepada anak itu penting sih, enggak melulu harta nomor satu, pendidikan dan kasih sayang itu nomor satu. dan emang kalau anak ada gejala yang berbeda layaknya orang tau tau cara konsultasi untuk mengatasi apa yang dirasakan anak
ReplyDeleteIya, seharusnya orang tua yang paling tahu anaknya, bagaimana perubahannya jadi bisa mengantisipasi. Kalau orang tuat tidak bisa ya .... mudah terjadi hal2 yang tak diinginkan.
DeleteDari cerita ini sangat disayangkan, sering nemu kisah anak perempuan yang masih di masa sekolah diculik dan bernasib tragis. Masih ingat dari beberapa film Korea apalagi salah satunya kisah nyata. Pendidikan sudah menjadi hak anak dan perlu diperjuangkan. Terima kasih informasinya!
ReplyDeletebanyak istighfar melihat kejadian di atas.
ReplyDeletekedekatan orang tua - anak dan pondasi agama menjadikan benteng perilaku anak di masyarakat.
semoga kita dapat mengambil pelajaran.