The Sluggish Journey dan Kisah Pencurian Konten – “Masya Allah kerennyaa .. anak Fisika palek, 😃” ujar saya melalui pesan WhatsApp kepada Idaa, pemilik akun Instagram @sluggish_journey saat mewawancarainya tanggal 29 April lalu untuk keperluan membuat tulisan.
“Anak perempuanku lagi serius belajar bahasa Inggris, sekarang hampir tiap hari dia nonton film berbahasa Inggris tanpa subtitle
lagi. Dia kelas 1 SMA. Saya sudah menyarankan untuk follow akun Ida.
Semoga bisa seperti Ida dia nanti,” lanjut saya lagi. Saya mengagumi
konten-konten Idaa dan ikut belajar melalui konten-konten video yang dibuatnya
di Instagram.
“Iya, nonton film itu
bagus banget karena bisa dengar langsung cara ngomongnya secara natural 😊,” ujar Idaa.
Mengamati pronounciation pemilik nama asli Kasmidar ini, jujur saja saya tidak menyangka dia lulusan program studi Fisika di UNM. Saya pikir dia memang anak Sastra Inggris. Rupanya tidak. Kesukaannya akan bahasa Inggris yang membawanya jadi content creator khusus edukasi bahasa Inggris.
Ketika saya memublikasi
tulisan berjudul The Sluggish Journey: Proses Kreatif
di Balik Ratusan Ribu Follower, follower akun
@sluggish_journey pada tanggal 2 Mei, jumlahnya 700.000-an. Saat ini, follower-nya
sudah mencapai angka 831.000. Masya Allah, ya.
Saya tergerak menulis
tentang Idaa setelah mengamati perkembangan akun Instagramnya. Awalnya saya
tidak ngeh kalau tidak diberi tahu oleh Diah Alsa – blogger Kendari.
Diah cerita melalui WhatsApp, dia mengikuti akun @sluggish _journey yang
konten-kontennya menarik. Saya pun ngeklik link yang diberikan oleh Diah
karena penasaran dengan ceritanya.
Setelah sejenak mengamati,
saya menyadari bahwa saya dan “The Sluggish Journey” sudah saling follow di
Instagram dan bahwa sekian tahun lalu pernah berinteraksi dengan Idaa – sang pemilik
akun di grup WA komunitas blogger Anging Mammiri. Waktu itu di grup
masih ada aktivitas blog walking dan Idaa merupakan salah satu
pesertanya. Saya ingat karena nama blog yang dipergunakannya sama persis dengan
nama akun Instagramnya.
Setelah saya konfirmasi,
dengan cara bertanya langsung pada Idaa, benar halnya. Dulu Idaa memang sempat ngeblog
namun sudah tidak aktif lagi. Idaa beralih menjadi kreator di Instagram,
YouTube, dan TikTok setelah sempat menjalani profesi sebagai guru.
Nah, dengan alasan melihat
kemampuan ngonten Idaa inilah saya memintanya untuk menjadi narasumber
tulisan yang saya ikutkan pada lomba ngonten IndiHome. Saya tuh yakin,
kisah Idaa inspiratif dan bisa menjadi motivasi bagi para pembaca blog ini. Alhamdulillah,
demikian halnya.
Tulisan telah saya buat
dan daftarkan untuuk ikut lomba. Sesekali saya masih melihat-lihat akun
Instagram Idaa sembari belajar bahasa Inggris, pelajaran favorit saat
bersekolah dulu. Sesekali pula saya mengintip Instagram story akun
@sluggish_journey. Betapa kagetnya saya, kemarin membaca story tentang
kecurangan yang dilakukan suatu pihak terhadap konten-konten Idaa.
Sebuah page kursus
bahasa Inggris menggunakan konten-konten @sluggish_journey tanpa izin. Dipakai
untuk kebutuhan bisnis pula. Dengan sengaja, video dipotong untuk menghilangkan
water mark yang menggambarkan profil pembuat video. Saya berempati
dengan membantu report page tersebut kepada pihak Facebook dan
membagikannya sebagai status di beranda Facebook saya.
Tentunya cara seperti ini
lazim di dunia content creator. Kami punya hak atas karya kami dan
mempertahankannya, di antaranya dengan cara melaporkan pencurian konten kepada
pihak yang berwenang. Dalam hal ini karena konten-konten video Idaa diunggah di
Facebook maka dilaporkan kepada otoritas Facebook. Selain itu, sudah biasa,
kami saling bantu jika ada karya sesama kreator yang dambil orang lain, dengan
cara melaporkan pihak yang melakukan kecurangan.
Sejumlah komentar
bersimpati bermunculan. Namun demikian tidak semuanya bersimpati, ternyata ada
juga yang berkomentar tidak positif, seolah-olah saya sedang mengajak orang
memviralkan hoax. Yah, begitulah media sosial, kita tidak bisa berharap
semua orang sepemikiran dengan kita.
Kabar baik akhirnya datang
dari Idaa kemarin sore. Dia DM akun Instagram resmi pemilik kursus bahasa
Inggris dan admin dari akun itu membenarkan bahwa page yang mengambil
karya Idaa memang bagian dari kursus itu, admin akun kursus menyebutnya sebagai
“freelancer”.
Page Facebook curang itu tak
dapat diakses lagi. Admin kursus meminta maaf kepada Idaa dan mengatakan sudah
menghapus konten-konten video yang diambil. Semoga saja benar adanya. Jika suatu
saat pengelola page mengubah alamatnya, semoga memang sudah tidak ada
hasil comot karya orang lain lagi di sana. Semoga pencomot belajar menghargai
karya orang lain dan belajar untuk meniru Idaa, dengan cara bekerja keras
membuat konten yang menarik.
Makassar, 24 Mei 2023
Share :
Wah luar biasa banget, belajar bahasa Inggris memang penting untuk langsung melihat praktiknya melalui film barat. Bakalan tahu logat mereka pula dan banyak manfaat dari menonton film. Terima kasih informasinya!
ReplyDeleteAlhamdulillah, akhirnya mengaku juga ya orang yang ambil konten2 Idaa.
ReplyDeletesemoga deh tidak ada pencurian konten lagi seperti yang telah dialami oleh Idaa, dan semoga Idaa tetap terus semangat untuk berbagi konten edukasi belajar bahasa Inggris. Secara ini kan favorit kita ya Bun ;)