Asa Sinergitas Transportasi dan Upaya Udara Bersih Menuju Kota Besar yang Nyaman – “Ah ya … nasi goreng merah saja!” saya membatin. Selama bersiap untuk bertemu Mbak Hanifah Nila – blogger Surabaya yang sedang dalam penerbangan ke Makassar sore hari itu saya memikirkan akan membawa oleh-oleh apa buat Mbak Hani. Nasi goreng merah paling tepat karena merupakan salah satu makanan khas Makassar dan bisa buat makan malam mereka.
Cerita
Tentang Bus Trans Makassar dari Orang Surabaya
Perkiraan pesawat Mbak
Hani mendarat pukul 11.30 WITA pukul 3 November. Dalam pesan WA saya mengatakan
akan datang sore hari. Ba’da ashar saya membonceng anak sulung, mencari
kedai yang menjual nasi goreng merah. Agar Mbak Hani tak bertanya-tanya mengapa
saya belum datang, saya berinisiatif mengirimkan pesana WA pukul 16.13, “Mbak
Hani, saya masih di jalan 🙏🏻.”
WA saya tak dibalas olehnya. Saya mengirim
pesan lagi pukul 16.24, mengabari perkiraan saya tiba di hotel tempatnya
menginap sekira 10 menit kemudian. Lagi-lagi pesan saya tak berbalas.
Sepertinya handphone Mbak Hani sedang lowbatt. “Mbak, saya sudah
di lobi 🙏🏻,”kembali saya mengirim pesan pukul 16.34.
“Waduh Mbak, saya masih otw
hotel. Mohon menunggu ya. Hujan lebat, terjebak macet. Mohon maaf. Masih di Pasar
Segar,” seketika masuk balasan dari Mbak Hani. Saya memaklumi dan menunggu
hingga setengah jam kemudian.
Seperti biasa bila bertemu teman blogger,
kami langsung akrab padahal ini pertemuan pertama kami. Kami bertukar
oleh-oleh. Lapis Surabaya dari Mbak Hani berpindah ke tangan saya dan dua kotak
nasi goreng merah untuk Mbak Hani dan putranya juga berpindah tangan.
Mbak Hani bercerita perjalanannya menggunakan
Bus Trans Makassar terkendala macet selama 2 jam. Saya bertanya bagaimana
kenyamanannya. “Nyaman sih, Mbak. Harganya murah pula cuma 4.600 rupiah,”
jawab Mbak Hani.
Diam-diam saya salut pada Mbak Hani. Risetnya
mengenai transportasi umum di kota ini mantap. “Buat backpacker oke banget,
Mbak. Maksudnya kalau udah download aplikasi Teman Bus, mau
keliling Makassar tinggal cek aja busnya lewat mana aja. Jadi,
jalan-jalan bisa menyesuaikan jalur bus,” ungkapnya lagi.
Di balik pertemuan blogger Bekasi, blogger Surabaya, dan blogger Makassar, ada peran transportasi massal di situ. 😁 |
Makassar,
Kota Metropolitan dalam Lingkaran Kemacetan
Saya sendiri belum kesampaian menggunakan moda
transportasi massal satu-satunya di Makassar ini. Sebenarnya ada keinginan
untuk menjajal rute Mall Panakukkang – Kampus Teknik Unhas Gowa. Hanya saja
belum terlaksana sebab harus menggunakan kendaraan dulu ke mall yang
berjarak sekitar 3 kilometer dari rumah kami itu dan saya belum mencari waktu
yang tepat melakukan perjalanan agar tehindar dari kemacetan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS),
penduduk Kota Makassar tahun 2022 sebanyak 1.432.189 jiwa. Secara terinci menurut jenis kelamin, masing-masing
713.362 jiwa laki-laki dan 718.827 jiwa perempuan. Pertumbuhan penduduk dari
tahun 2020 ke 2022 sebesar 0,60%. Dengan luas wilayah 175,77 km2, kepadatan penduduk di Kota Makassar rata-rata
adalah sebesar 8.148 jiwa per kilometer persegi. Kecamatan dengan kepadatan penduduk
tertinggi adalah kecamatan Makassar, yaitu 32.645 jiwa per km2.
Sedangkan kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah adalah kecamatan Tamalanrea,
yaitu 3.245 per km2.
Dengan angka di atas, Makassar fix menjadi
kota METROPOLITAN yang posisinya di Indonesia merupakan kota
terbesar kelima setelah Jakarta, Bandung, Semarang, dan Medan. Sebagaimana yang
kita ketahui, metropolitan merupakan kawasan perkotaan yang berdiri sendiri atau
kawasan perkotaan inti dengan kawasan perkotaan di sekitarnya yang saling
memiliki keterkaitan fungsional yang dihubungkan dengan sistem jaringan
prasarana wilayah yang terintegrasi dengan jumlah penduduk di atas 500.000 jiwa..
Sudah tentu, kota metropolitan memiliki tingkat
kompleksitas dan perkembangan yang tinggi karena keterkaitan fungsional
tersebut dan karena merupakan pusat kegiatan ekonomi, politik, sosial, dan
budaya di wilayah tertentu. Khusus Makassar, kota ini merupakan ibu kota provinsi Sulawesi
Selatan dan menjadi “sumber cahaya” bagi para penuntut ilmu dan pencari nafkah
di wilayah timur Indonesia.
Kemacetan dan polusi udara menjadi dua dari
sekian banyak permasalahan signifikan di Makassar. Sebagai orang yang lahir dan
besar di Makassar, saya merasakan sendiri perbedaan yang sangat besar terkait
kemacetan dan polusi udara dari masa ke masa. Kendaraan bermotor baik roda 2 dan 4 semakin
meningkat seiring dengan semakin banyaknya penduduk, tentu saja hal
ini berbanding lurus dengan polusi yang terjadi.
Jika saat kuliah tahun 1992-1997 dulu saya
bisa mencapai kampus Unhas Tamalanrea yang berjarak ±10 km dari rumah dalam
setengah jam dengan angkot maka tidak demikian saat ini. Perlu menyisihkan
waktu sekitar 1 jam atau bahkan bisa 2 jam untuk itu karena adanya kemacetan dan lamanya antre angkot
ke wilayah kampus saat ini.
Jumlah total kendaraan bermotor roda 2 dan
roda 4 menurut data BPS pada tahun 2020, 2021, dan 2023 menunjukkan angka 905.074,
858.755, dan 69.569. Angka ini secara spesifik menginformasikan jumlah
kendaraan umum bermotor yang terdaftar menurut jenis kendaraan (unit) selama
tahun 2020–2022.
Seandainya semua kendaraan pada data tahun
2020 – 2022 itu masih beroperasi maka di
awal tahun 2023 ini ada sebanyak 1.833.398 buah kendaraan. Angka yang sudah
lebih besar daripada jumlah penduduk Kota Makassar ini belum menunjukkan secara
real berapa sebenarnya total jenderal seluruh kendaraan bermotor yang
ada di kota ini karena kendaraan yang berusia tua masih banyak beroperasi.
Belum lagi jika ditambah dengan data kendaraan umum bermotor yang terdaftar
menurut jenis kendaraan dalam tahun 2023 ini … bayangkan seperti apa kepadatan
kendaraan bermotor di kota ini? Seperti apa kemungkinan polusi yang ditimbulkan?
Di samping kendaraan milik pribadi yang memang dipergunakan untuk kepentingan pribadi, terlihat sekali kendaraan ojek online semakin banyak di Kota Makassar. Keberadaannya mampu menggeser pete-pete (sebutan untuk angkot di Makassar) dan bentor (becak bermotor) yang semakin berkurang jumlahnya.
Keberadaan ojol pastinya ikut menambah
kemacetan setiap harinya. Harapannya, pengoperasian Bus
Trans Mamminasata bisa menjadi solusi kemacetan namun sayangnya, saat ini
belum. Pengalaman Mbak Hani yang saya ceritakan di atas menjadi salah satu buktinya.
Trans Mamminasata adalah sistem bus raya
terpadu yang mulai beroperasi di Makassar pada tanggal 14 November 2021. Moda
transportasi ini dimanfaatkan melalui aplikasi TEMAN BUS merupakan implementasi
program Buy the Service dari Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.
Harapan saya, ke depannya bus Trans
Mamminasata bisa menjadi solusi transportasi umum yang sekaligus mengambili
peran dalam kebersihan udara kota ini. Tentunya perlu becermin dari pengelolaan
transportasi di Jakarta, sebagaimana Zoom meeting yang
dilaksanakan KBR (Kantor Berita Radio) bekerja sama dengan YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia) yang
saya ikuti pada tanggal 15
dan 16 November kemarin.
Sinergitas
Sektor Transportasi dan Sektor Energi untuk Mewujudkan Kualitas Udara Bersih
Tanggal 15 dan 16 November lalu, saya
mengikuti Media Briefing dan Diskusi Publik yang dilaksanakan
oleh KBR dan YLKI. Hadir sebagai narasumber:
- Tulus Abadi (Ketua Pengurus Harian YLKI).
- Citra Dyah Prastuti (Pemimpin Produksi KBR).
- Ahmad Safrudin (Komite Penghapusan Bahan Bakar Bertimbal/KPBB).
- Sigit Reliantoro (Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK).
- Suralaya Irwan Edi Syahputra Lubis (General Manager PT. PLN Indonesia Power (IP) PGU).
- dr. Aris Nurzamzani, MKM (Pelaksana Tugas Kasi Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja dan Olahraga mewakili Kepala Dinkes DKI Jakarta).
- Tiyana Brotoadi
(Ketua Sub Kelompok Pengendalian Pencemaran Lingkungan mewakili Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI
Jakarta).
- Ferdinand Ginting (Kabid Angkutan Jalan Dinas Perhubungan DKI Jakarta).
- Kompol Edi Supriyanto (Kepala Seksi Tata Terbib Ditlantas Polda Metro Jaya).
- Dan sejumlah nara sumber dari berbagai sektor, termasuk influencer.
Nyata kita saksikan bahwa pengaruh banyaknya
kendaraan bermotor, besarnya populasi dalam sebuah kota bukan hanya berpengarh
pada kenyamanan di jalan raya, melainkan juga berpengaruh signifikan pada
kualitas udara yang berikutnya berpengaruh pada kesehatan masyarakat.
dr. Aris Nurzamzani, MKM (Pelaksana Tugas Kasi
Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinkes Jakarta) mengawali penjelasan mengenai teori Blum yang
menyebutkan bahwa 80% determinan kesehatan terjadi di luar faskes (lingkungan,
perilaku, dan genetika). Sementara pelayanan kesehatan hanya berkotribusi
sebesar 20% saja. Oleh karena itu dibutuhkan kontribusi dari berbagai pihak.
Dokter Aris memaparkan dampak polusi udara
sebagai berikut: pneumonia, radang tenggorokan, memicu serangan asma dan PPOK
(penyakit paru obstruktif kronis), dan iritasi pada mata. Sedangkan bahaya
jangka panjangnya adalah: meningkatkan risiko penyakit jantung, asma, gangguan
pertumbuhan, bayi lahir dengan berat badan rendah, gangguan pertumbuhan paru
anak, dan menghasilkan anak yang rentan akan infeksi.
Selain itu, data Air Quality Indeks
(AQI) menunjukkan kualitas udara Kota Jakarta sebagai yang terburuk di dunia,
seiring dengan semakin berkabutnya langit Jakarta oleh asap. Data Dinkes DKI juga
memperlihatkan bahwa jumlah penderita penyakit ISPA di Jakarta meningkat hingga
100 ribu orang.
Faktor transportasi disebut-sebut menjadi
pemicu buruknya kualitas udara di Jakarta, mengingat masih tingginya mobilitas
yang masih menggunakan kendaraan pribadi. Oleh karena itu, upaya untuk
mentransformasi kualitas udara di Kota Jakarta harus sinergis dan kolaboratif
multi stake holders, dan harus ada intervensi oleh pemerintah pusat.
Dari pemaparan dan diskusi selama dua hari itu,
saya mengambil sejumlah poin penting terkait sinergitas sektor transportasi dan sektor
energi untuk mewujudkan kualitas udara bersih, sebagai berikut:
1. Uji Emisi
Kendaraan Bermotor
Uji emisi pada kendaraan berumur 3 tahun ke
atas dilakukan untuk menilai tingkat polusi udara yang dihasilkan oleh
kendaraan dan memastikan bahwa kendaraan tersebut mematuhi standard emisi yang
telah ditetapkan oleh pemerintah atau badan pengatur lingkungan.
Tiyana Brotoadi (Ketua Sub Kelompok
Pengendalian Pencemaran Lingkungan DLH DKI Jakarta) memaparkan perkembangan uji emisi yang
dilakukan setelah sempat tertunda beberapa kali. dari sasaran 16.519.197 sepeda
motor dan 4.111.231 mobil pribadi, sekitar 0,79% sepeda motor dan 29,8% mobil
sudah melakukan uji emisi.
Jika ternyata belum melakukan uji emisi, akan
dilakukan uji emisi di tempat dan direkomendasikan untuk melakukan servis
kendaraan. Kendaraan yang sudah uji emisi akan membayar harga parkir standard
sedangkan yang belum melakukan uji emisi atau yang tidak lulus akan membayar
harga parkir lebih mahal.
Sistem uji emisi sudah terintegrasi dengan
Dinas Kesehatan, Diskomnifo (Dinas Komunikasi dan Informatika), Bapenda (Badan
Pendapatan Daerah), kepolisian, pengelola parkir, pemilik kendaraan, bengkel,
dan DPMPTSP (Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu).
2. Sanksi
kepada Usaha Penyebab Sumber Emisi Tidak Bergerak
Pak Tiyana juga memaparkan tindakan yang
diberikan kepada usaha penyebab sumber emisi tidak bergerak:
Pemberian sanksi administratif terhadap sumber usaha dan/atau kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak pencemaran udara yaitu 7 usaha dan/atau kegiatan penyimpanan (stockpile) Batubara, dua usaha dan/atau kegiatan industry berbahan bakar Batubara, dan 2 usaha dan/atau kegiatan industry peleburan baja. Di antaranya ada yang mendapatkan sanksi penghentian sementara pengoperasian.
3. Integrasi
Transportasi Publik
Ferdinand
Ginting, Kabid Angkutan Jalan Dinas Perhubungan DKI Jakarta
menjadi salah satu pembicara pada Diskusi
Publik, menggantikan Syafrin Liputo (Kadis Dishub DKI Jakarta) yang tiba-tiba
berhalangan. Banyak hal menarik terkait penanganan transportasi di Jakarta.
Digambarkan sebagai piramida, prioritas
pertama dan terbesar penanganan transportasi di Jakarta adalah pejalan kaki
& pesepeda, angkutan umum, kendaraan ramah lingkungan, dan terakhir
kendaraan pribadi (disinsentif).
Jak Lingko merupakan sistem terpadu yang
mendukung kebijakan peningkatan penggunaan angkutan umum massal dan pembatasan
kendaraan bermotor perseorangan (Pergub DKI Nomor 68/2021). Jak Lingko merupakan
sistem transportasi yang terintegrasi (integrasi dalam rute, integrasi dalam manajemen,
dan integrasi dalam pembayaran).
Integrasi layanan transportasi untuk publik
ini melibatkan integrasi antara bus besar, bus medium, bus kecil di
Transjakarta tetapi, juga melibatkan
transportasi berbasis rel yang dimiliki oleh kerja sama dengan pemerintah
provinsi DKI Jakarta dan wilayah Bodetabek (MRT, LRT, Transjakarta, KRL
Commuter Line, KAI bandar udara, dan pembayaran jalan tol di wilayah
Jabodetabek).
Tujuan dan manfaat integrasi Jak Lingko
adalah:
- Peningkatan pengguna angkutan massal (angkutan massal sebegai primadona).
- Pengurangan kendaraan pribadi sehingga dapat mengurai kemacetan.
- Penghematan biaya perjalanan agar kesejahteraan Masyarakat meningkat.
- Berkurangnya emisi gas buang kendaraan bermotor pribadi untuk peningkatan kualitas udara.
Ada 2 macam strategi yang dilakukan dalam
mengembangkan transportasi publik, yaitu:
a. Pull strategy:
- Integrasi transportasi publik.
- Peningkatan layanan dan rute.
- Penyelenggaraan jalur khusus transportasi public yang streil.
- Intergrasi transportasi public dengan fasilitas untuk pejalan kaki dan pesepeda (first/last mile).
- Pengembangan Kawasan TOD (Transit Oriented Development).
b. Push strategy:
- Penataan parkir (pengendalian parkir liar dan suplai parkir).
- Penetapan tarif parkir tinggi bagi kendaraan yang belum lulus uji emisi.
- Penertiban parkir liar dan pemanfaatan Gedung pasrkir existing.
- Gage yang akan diubah menjadi PL2SE/Electronic Road Pricing (ERP).
- Standard emisi kendaraan dan Low Emission Zone.
- Pajak kepemilikan kendaraan bermotor.
Adapun goals atau tujuan integrasi
sesuai pasal 8 Perda Provinsi DKI Jakarta Nomor 5 Tahun 2014 adalah:
Sebesar 60% perjalanan penduduk menggunakan sarana Kendaraan Bermotor Umum dan kecepatan rata-rata jaringan jalan 35 km/jam untuk trasnportasi jalan.
Aman, nyaman, dan terjangkau untuk
Transportasi Perkeretaapian, Transportasi Perairan, dan Transportasi Udara.
Selain hal-hal tersebut di atas, perkataan Pak Tulus Abadi (Ketua Pengurus Harian YLKI) mengenai
pentingnya tempat parkir kendaraan pribadi di area atau sekitar stasiun/halte
alat transportasi massal penting untuk dipertimbangkan.
Pak Tulus juga mengatakan, penting bagi para
kepala daerah untuk memberi perhatian dan meninggalkan legacy berupa
angkutan massal untuk daerahnya becermin pada negara-negara maju yang berhasil
membuat warganya “loyal” pada moda transportasi massal.
4.
Pemberlakuan Tilang Kendaraan yang Belum Lulus Uji Emisi.
Kompol Edi Supriyanto membuka
penyampaiannya dengan menjelaskan bahwa emisi gas buang suatu kendaraan
tergantung dari 4 komponen sebagai berikut: kualitas bahan bakar apakah sesuai
standard atau tidak, usia kendaraan bermotor di atas 3 tahun harus melakukan
uji emisi untuk menilai kelayakan berkendara di jalan raya, aspek perawatan,
dan teknologi kendaraan yang bersangkutan.
Penilangan ada upaya terakhir, banyak hal yang
masih perlu “ditengok” ke belakang seperti sosialisasi, apakah pemilik
kendaraan memang sudah memiliki kesadaran akan pentingnya perawatan kendaraan
bermotor, peningkatan kepatuhan dengan uji emisi gratis bagi masyarakat.
Pak Edi mengatakan bahwa tilang jangan
dijadikan beban. Hal ini ditanggapi oleh Pak Maulana Isnarto sebagai moderator dengan
ungkapan: memang polisi sekarang humanis banget. Pak Edi lantas
mengatakan bahwa perlu mencari strategi yang baik untuk meningkatkan kepatuhan masyarakat.
Agak berseberangan, Ahmad Safrudin yang
akrab disapa Mas Puput mengatakan sebenarnya sudah terlalu lama urusan ini,
sudah sekitar 25 tahun. “Sudah eneg mengawal isu ini,” ujarnya. Just do
it karena sudah dirumuskan 104 langkah yang terdiri atas 5 aspek
usulan yang harus dilakukan oleh pemerintah. Tidak ada pilihan lagi.
“Tilang saja! Memang harus dicambuk. Masyarakat bisa patuh, dengan catatan harus dicambuk!” tukas Mas Puput.
Pak Maulana juga menyuarakan hal yang sama dengan Mas Puput. Saya memakluminya sebab dalam sebuah berita di CNBCIndonesia.com disebutkan:
Penindakan berupa tilang terhadap kendaraan tak lolos uji emisi di DKI Jakarta sempat diberlakukan setelah sebelumnya dihilangkan. Namun hari ini (2 November 2023) tilang uji emisi kembali dihapus.
Mundur sedikit ke belakang, pada September
2023 sebanyak 66 unit kendaraan sudah ditilang karena tak lolos uji emisi. Dari
66 kendaraan ini, sebanyak 33 unit merupakan kendaraan roda dua dan 33 unit
lainnya kendaraan roda empat.
5. Teladan
dari Orang yang Berpengaruh (Influencer)
Sudah banyak dibicarakan, mantan aktor yang
sekarang menjadi profesional sukses – Adrian Maulana ke kantor sehari-harinya
menggunakan angkutan umum KRL. Menurut saya, Adrian merupakan contoh “influencer”
(orang yang dapat mempengaruhi orang lain) yang memperlihatkan kesehariannya
apa adanya.
Dalam diskusi publik ini, dua orang influencer
media sosial – Nadhea
Tanj dan Ray Surajaya menjadi
contoh anak-anak muda yang dengan senang hati menggunakan angkutan massal –
khususnya bagi followers mereka. Menurut hemat saya, memang penting
untuk menyosialisasikan di internet semasif mungkin sebab pengaruh internet,
khususnya media sosial bagi masyarakat sangatlah besar.
***
Senangnya jika kondisi transportasi massal di
Makassar seperti di Jabodetabek. Saya ingat ketika ke Jakarta untuk suatu acara
tahun lalu disamperin Mbak Lidya, teman blogger yang tinggal di
Bekasi. Dari Bekasi ke Jakarta Selatan, Mbak Lidya naik kereta dengan harga
karcis Rp.3.000, disambung naik ojek online yang biayanya sekitar
Rp.13.000. Murah, ya?
Estimasi Jarak Bekasi – Jakarta kira-kira 30-40
km. Jarak segini dari Makassar ke kabupaten sebelah sulit dijangkau
dengan harga belasan ribu sebagaimana pengalaman Mbak Lidya tanpa adanya Trans
Mamminasata. Ongkos BRT di Makassar terhitung murah, hanya sekitar Rp.4.000
saja.
Namun demikian tak mudah juga karena rute dan
keberadaan alat transportasi “transit” tidak selalu bersesuaian dengan semua
orang. Juga masih butuh keberagaman moda transportasi massal dan jalur yang
berbeda dengan lalu-lintas kota untuk kota yang jumlah penduduknya sangat besar
ini.
Urusan transportasi masih menjadi masalah pelik
di kota ini. Kepedulian pemerintah dengan adanya Bus Trans Makassar, semoga saja
menjadi langkah awal untuk pemecahan masalah transportasi ke depannya.
Makassar, 19 November 2023
- Live Zoom di kanal YouTube KBR, bisa dilihat di: Rekaman
Dialog Publik “Sinergitas Sektor Transportasi dan Sektor Energi untuk
Mewujudkan Kualitas Udara Bersih di Kota Jakarta, dan Kota Kota Besar di
Indonesia”, https://www.youtube.com/watch?v=rBJzavUy_Xg, diakses 17 November
2023 pukul 23:12 WITA.
- Kota Makassar dalam Angka 2023, https://makassarkota.bps.go.id/publication/download.html?nrbvfeve=YjUxYmJkMjA4ZDE1Y2UyNjI2YTc1ZWZi&xzmn=aHR0cHM6Ly9tYWthc3NhcmtvdGEuYnBzLmdvLmlkL3B1YmxpY2F0aW9uLzIwMjMvMDIvMjgvYjUxYmJkMjA4ZDE1Y2UyNjI2YTc1ZWZiL2tvdGEtbWFrYXNzYXItZGFsYW0tYW5na2EtMjAyMy5odG1s&twoadfnoarfeauf=MjAyMy0xMS0xNyAxODozMjo1OA%3D%3D, diakses 17 November 2023 pukul 20:01 WITA
- https://www.popmama.com/big-kid/6-9-years-old/alfon/kota-metropolitan-di-indonesia?page=all, diakses 17 November 2023 pukul 20:13 WITA.
- http://www.sipr.jogjaprov.go.id/sikoper/tarupedia/detail/kawasan-metropolitan, diakses 17 November 2023 pukul 20:18 WITA.
- https://id.wikipedia.org/wiki/Trans_Mamminasata, diakses 17 November 2023 pukul 21:00 WITA.
- https://temanbus.com/, diakses 17 November 2023 pukul 21:15 WITA.
- https://id.wikipedia.org/wiki/Jak_Lingko, diakses 17 November 2023 pukul 22:15 WITA.
- https://www.astra-daihatsu.id/berita-dan-tips/pengertian-manfaat-dan-jenis-kendaraan-yang-lulus-uji-emisi, diakses 18 November 2023 pukul 15:05 WITA.
- https://www.cnbcindonesia.com/news/20231102173350-8-485919/baru-berlaku-sehari-tilang-uji-emisi-ditiadakan-lagi, diakses 19 November 2023 pukul 21:59 WITA.
- https://news.detik.com/berita/d-6927183/tilang-uji-emisi-dihapus-bagaimana-nasib-mereka-yang-sudah-ditilang, diakses 19 November 2023 pukul 21:59 WITA.
Share :
Teman Bus juga ada di Medan kak Mugni.. Sama harga juga cuma 4600 sekali jalan. Tapi kalo mau naik bus kita persiapkan waktu agar tidak telat.
ReplyDeleteMemang unruk mengupayakan udara bersih di kota sebaiknya kita beralih ke transportasi umum.
Selain mnghindari polusi juga mengurangi kemacetan di jam crowded.
Aamiin. Semoga ada solusi nyata dari semua pihak ya
ReplyDeleteNaik kendaraan umum di kota besar digalakkan
Di kampung pelosok justru malah seperti tidak disediakan. Haha
Di tempat saya Cianjur Selatan malah belum anda angkutan umum. Kecuali antar kecamatan itupun ya di jalan raya. Kalau kegiatan sehari hari seperti sekolah, kerja dll ya mau tidak mau harus pakai kendaraan sendiri. Ngojek ya mahal. Kalau kemalaman dan harus pakai ojek, mau gak mau minimal 50 ribu harus keluar
Daerahnya masih pelosok sih
Ngeri juga ya Makassar, macet banget gitu. Memang harus diatur sih emisinya supaya nggak mencemari udara.
ReplyDeleteDuh saya belum pernah naik Teman Bus ini, karena masih setia sama angkot hehe. Di Medan bus trans seperti ini sudah ada cuman jumlahnya masih terbatas dan sosialisasi naik busnya masih belum terasa. Ditambah lagi untuk naiknya saya perlu mengaksesnya sampai terminal.
ReplyDeleteAku ketar ketir juga. Ih kalau ada uji emisi di aku wkkwkw kendaraanku beat lawas Bun. Bisa kena tilang nggak ya hehehe
ReplyDeleteAamiin..Semoga Bus Trans Makassarmenjadi langkah awal untuk pemecahan masalah transportasi ke depannya, bisa ada sinergi transportasi seperti di Jakarta saat ini
ReplyDelete