Teman Tulus Membawa Berkah – Usia jelita (jelang lima puluh tahun) seperti ini, makin terasa bahwa di dunia ini ada 3 hal penting yang diupayakan atau dijaga setiap harinya, yaitu: kesehatan, keluarga (inti dan saudara) yang sakinah mawaddah warahmah, dan teman-teman yang tulus.
Khusus perihal teman-teman
yang tulus, saya pribadi merasa bahagia jika bisa bertemu dan bercengkrama
dengan teman-teman lama yang masih tulus mau berteman dengan saya. Dan kebanyakan
dari mereka merupakan teman-teman semasa sekolah atau/dan kuliah.
Senantiasa menjaga
hubungan baik dengan teman lama rupanya ada tinjauan psikologisnya, Gaes. Dalam
sebuah artikel di Liputan6.com[1]
disebutkan:
Seperti dilansir dari Huffington Post, Dr. Robin Dunbar, seorang profesor psikologi evolusi menyebut bahwa baik pria dan wanita yang memiliki jaringan sosial baik cenderung lebih sehat secara fisik dan emosi.
Masih dalam artikel yang
sama disebutkan:
Sebuah studi yang dilakukan oleh UCLA juga menjelaskan bahwa wanita memiliki mekanisme perlindungan diri yang menyebut bahwa wanita merespons stres lebih baik ketika dikelilingi oleh teman. Tubuh manusia bakal melepaskan oksitosin ketika mereka menghabiskan waktu dengan orang yang dicintai. Dunbar menyebut bahwa pria juga memiliki mekanisme perlindungan diri yang sama dengan berpartisipasi pada olahraga kelompok atau saling ejek dengan teman.
Sejalan dengan hal-hal
tersebut di atas, dalam sebuah artikel di Soco.id[2]
disebutkan bahwa:
Dilansir dari Southern Living, studi yang dilakukan oleh Universitas Oxford menyatakan bahwa wanita yang bertemu dengan temannya, paling tidak dua kali dalam seminggu, mengalami peningkatan signifikan pada kondisi kesehatannya. Menurut Dr. Robin Dunbar, Profesor Psikologi dari Universitas Oxford menjelaskan bahwa baik bagi wanita maupun laki-laki, memiliki hubungan sosial yang baik akan memberikan dampak signifikan pada kesehatan mental dan fisik. Manfaat ini meliputi: 1) Sistem imun yang lebih baik, sehingga tubuh lebih jarang terserang penyakit; 2) Kemampuan tubuh untuk pulih dari penyakit lebih tinggi; 3) Memperpanjang umur.
Di usia saat ini, makin terlihat
bagaimana pentingnya menjaga hubungan baik dengan kawan-kawan lama. Saya salut
dengan teman-teman yang sudah sukses secara duniawi tetapi tidak pilih-pilih
dalam berteman. Reaksinya masih sama dengan ketika kami masih sekolah atau
kuliah.
Sejumlah teman masih bisa
diajak berdiskusi padahal tingkat pendidikannya sudah jauh melampaui saya.
Senangnya, perlakuannya masih sama, tidak berubah. Masih mendengarkan pendapat
saya yang oleh sebagian orang dianggap “bukan siapa-siapa” ini. Kami masih bisa
ngobrol dengan enak dan bertukar opini tanpa ada yang merasa paling
benar dan tanpa saya perlu merasa minder.
Adapun orang-orang
tertentu yang ternyata terlihat kurang atau tidak tulus dalam berteman, ya
diabaikan saja. Interaksinya biasa saja. Kalau mau bertegur sapa yuk, jika
tidak ya tidak mengapa. Lagi pula untuk apa menjalin networking dengan
sosok yang kemungkinannya sulit mendatangkan berkah?
Memangnya ada orang
seperti ini?
Ada ternyata, Gaes!
Ketulusan itu terasa. Ketulusan bersumber dari hati yang baik dan akan
dirasakan pula oleh hati orang yang berinteraksi dengan si empunya ketulusan.
Percaya, deh!
Belum lama ini saya dan
suami ngobrol perihal lingkaran pertemanan kami. Saya dan suami berasal
dari jurusan kuliah dan kampus yang sama, hanya beda angkatan. Of course, beliau
senior saya di kampus jadi kami tahu sama tahulah ya dalam membincangkan soal
pertemanan ini untuk sejumlah orang tertentu.
Ada di dalam circle kami
yang jelas terlihat perubahannya dalam memperlakukan kami. Sekilas terllihat
baik dan memang sebenarnya baik sih ya perlakuannya hanya saja ada hal
yang terasa kurang tulus dan memperlakukan berbeda antara orang yang dianggap “bukan
siapa-siapa” dan yang “siapa-siapa”.
Eh haha … apa ya lawan frasa “bukan
siapa-siapa”? Pokoknya itulah ya, kalian pasti mengerti maksud saya[3].
Teman yang tulus, mungkin
bisa diungkapkan sebagaimana slogan Daniel Mananta dalam program “Daniel
Tetangga Kamu” di channel YouTube dengan nama yang sama: TETANGGA ITU
SALING MENYANGGA, BUKAN SALING MENYANGGAH – nah, kurang lebih seperti
itulah teman yang tulus. Meminjam istilah Daniel – TEMAN YANG TULUS ITU SALING MENYANGGA
BUKAN MENYANGGAH.
Roda kehidupan terus
berputar. Memang benar ada yang suatu saat berada di atas bisa tiba-tiba terjun
ke bawah dan sebaliknya, dari bawah kemudian melejit ke atas. Biasanya jika
memiliki teman yang tulus, ada yang menemani melewati masa sulit. Pun ketika
ada peluang, teman akan mencari teman tulusnya berkolaborasi, saling berbagi
rezeki.
Namun di atas semuanya, berkah
silaturahmi memang tak ada habisnya. Sejatinya manusia adalah makhluk
pembelajar. Saling belajar satu sama lain dari pengalaman masing-masing bisa
mengantarkan setiap individu menjadi versi dirinya yang paling bijak yang
kemudian (in syaa Allah) akan membawa keberkahan baru di dalam
kehidupannya. Menurut saya seperti itu, sih. Menurutmu bagaimana?
Makassar,
1 November 2023
[1] https://www.liputan6.com/health/read/3991666/bukan-buang-buang-waktu-ini-manfaat-rutin-kumpul-bersama-sahabat
[2] https://www.soco.id/post/lifestyle/5d6f6f361b0ea60009df2d5e/bertemu-teman-membuat-umur-lebih-panjang/
[3] Ada perbedaan signifikan dalam memperlakukan orang yang dianggap
PENTING olehnya dengan orang yang dianggap TAK PENTING.
Share :
0 Response to "Teman Tulus Membawa Berkah"
Post a Comment
Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^