Belajar Bisnis di Sekolah Entrepreneur Tahfidz untuk Muslimah – Saya terpesona menyimak video yang ditampilkan saat menghadiri penamatan sekolah entrepreneur tahfidz untuk muslimah pada 23 Mei lalu. Video itu memperlihatkan kegiatan para santriwati Sekolah Entrepreneur Tahfidz Muamalah Al-Qudsiyah. Di sela-sela kegiatan menghafal Qur’an ada study tour dalam rangka belajar membuat susu kambing, ada cooking class, praktik membuat sabun, dan membuat roti canai.
Keseriusan Ustadzah Liza tak diragukan lagi dalam
mengajarkan entrepreneurship bagi para santri dengan adanya talkshow
Literasi Bisnis di acara penamatan santri yang
diselenggarakan di Saoraja Ballroom Wisma Kalla itu.
Narasumber talkshow yang
ditampilkan bukan kaleng-kaleng, ada Bapak Husnul Akib, Ketua TDA Jentago (Jeneponto-Takalar-Gowa) dan
drg. Fika
Kurniawaty, General Manager PT. Berkah Bersama Gemilang (owner Chocolicious,
Bolu Rampah, Sweet Pudding, dan Kua Tampah).
Talkshow yang mengambil topik Bisnis Berkah Sebagai
Pilar Mewujudkan Generasi Qur’ani ini langsung dipandu oleh Liza. Kesempatan pertama
diberikan kepada H. Husnul Akib. Polisi yang juga pengusaha fashion dan
memiliki toko emas ini menceritakan awal-mula dirinya menjadi pebisnis.
“Di awal memulai bisnis sebenarnya saya sedang berusaha untuk melawan kemustahilan di mana saya pada saat itu kerja sama dengan teman yang tidak amanah sehingga modal yang saya amanahkan ke dia hilang,” ucap Pak Husnul.
Bukan hal yang mudah, permasalahan demi permasalahan dihadapinya dalam menjalani bisnis. Kepada para santri yang kelak memilih menjadi entrepreneur, Pak Husnul berpesan,
“Tidak ada sesuatu yang terjadi di muka bumi ini yang tidak ada hikmahnya. Seberat apapun itu pasti Allah tunjukkan kebaikan di dalamnya.”
Hal tersebut becermin dari
pengalamannya yang mencoba mengubah sudut pandang ketika ditimpa masalah dan
tetap menjalankan apa yang ada di hadapannya. Awalnya memulai bisnis dengan
jualan baju kaos door to door lalu meningkat, bisa menjual di pinggir
jalan. Setelah itu mengikuti pameran-pameran hingga suatu saat ada temannya
yang mengajaknya belajar digital marketing dan mengembangkan bisnisnya hingga akhirnya bisa umrah. Allah
mampukan H. Husnul untuk membayar utang, membeli kendaraan, dan berhaji. Sejak
itu, Allah membukakan pintu rezekinya semakin lebar. H. Husnul mengunci
kisahnya dengan menekankan pentingnya menjaga niat dalam berbisnis.
Sebagai narasumber yang
mendapat giliran kedua, drg. Fika membuka rumus kesuksesan ala dirinya sebagai
berikut:
Kesuksesan = persiapan + momentum
Demikianlah KESUKSESAN
yang dimaknai oleh drg. Fika. Menurutnya, momentum datangnya di luar kendali
kita sebagai manusia. Momentum atau oppurtunity merupakan hak prerogatif
Allah subhanahu wata’ala. Sedangkan persiapan merupakan hal yang ada di
bawah kendali kita meskipun terjadi atas izin Allah.
Hal-hal yang dilakukan
oleh para santriwati, sebagaimana yang terlihat di video termasuk dalam
PERSIAPAN. Persiapan ini akan bermanfaat sekali ketika suatu ketika nanti
tahu-tahu Allah memberikan MOMENTUM.
Kesuksesan tidak dimaknai
secara sempit oleh drg. Fika, “Tidak harus berupa pengusaha dengan omzet
beberapa triliun.” Sukses banyak versinya. Sukses menghafal juga merupakan
sebuah kesuksesan yang dianggap lebih sulit oleh drg. Fika dibandingkan dalam
menjalankan perusahaan.
“Teruskan saja upayanya, persiapan yang dilakukan. Jadi setelah kelak kalau Allah kasih momentumnya, pasti kita sudah siap," ucap Dokter Fika.
Mengambil hikmah dari
kisah H. Husnul yang sempat mengalami kejadian pahit beberapa kali, drg. Fika melihatnya
sebagai prasangka baik kepada Allah yang Allah izinkan terjadi: semua mudah
bagi Allah, tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah.
“Jadi adik-adik. Saya bangga melihat proses kalian, masya Allah sekali. Semoga dibukakan banyak jalan kebaikan sehingga bisa bertemu dengan oppurtunity-oppurtunity besar di kemudian hari. Peluang ada di sekitar kita. Ada permasalahan di sekitar kita yang bisa kita solve – kita selesaikan maka itu juga sebuah peluang. Supaya bisa terjadi transaksi jual beli itu kan adalah pertemuan antara apa yang dibutuhkan dengan apa yang disediakan, kan. Cukup lihat masalah apa yang ada di sekitar kita, masalah itu yang diselesaikan,” pungkas drg. Fika.
Drg. Fika menekankan betapa
besarnya peran Allah terhadap kesuksesan bisnis, “Mau sekeras apapun usaha kita
kalau Allah belum mengizinkan ya belum saja.” Namun demikian, sebagai manusia,
ikhtiar yang maksimal dan “merayu” Allah harus dilakukan karena ikhtiar adalah
hal yang mampu kita kendalikan.
Perjalanan Chocolicious, brand
pertama milik drg. Fika dimulai dengan melihat peluang adanya permintaan
pasar akan cake yang tidak menggunakan rum yang mengandung alkohol. Saat
memulai usaha tersebut pada tahun 2013, sulit mendapatkan cake berkualitas
tanpa kandungan rum sama sekali.
Melihat market muslim
besar di Makassar dan banyak yang sensitif dengan isu halal-haram dalam makanan
maka drg. Fika memutuskan untuk memfokuskan dirinya membuat cake cokelat
yang bebas alkohol.
Awalnya penjualan
biasa-biasa saja. Kemudian Allah memberikan momentum yang “terjadi begitu saja”
dengan kejadian penolakan mengucapkan ucapan selamat hari raya agama lain
sampai dipanggil polisi. Sempat cemas, mengira bisnisnya akan berakhir,
bersyukur tidak demikian.
Kejadian tersebut justru menjadi
momentum makin dikenalnya Chocolicious oleh khalayak berkat “percepatan” yang terjadi.
Kenaikan jumlah follower dan reach meningkat sebesar 5 kali lipat
setelah 5 tahun Chocolicious berdiri.
Drg. Fika memaknai
kejadian “percepatan” tersebut merupakan jalan Allah yang kemudian membuat
Chocolicious semakin terkenal hingga bisa membuka beberapa outlet dan
berkembang terus sampai sekarang dengan 20-an outlet dalam 4 brand
dengan segmentasi pasar berbeda.
“Persiapkan diri, berprasangka baik pada Allah,” pesan drg. Fika. “Ini bukan berarti saya sudah mempersiapkan diri dan berprasangka baik tapi semoga dengan saya menyampaikan ini bisa menguatkan saya untuk terus berbuat seperti itu,” drg. Fika mengunci penyampaiannya dengan rendah hati – masya Allah.
Acara penamatan yang
saksikan hari itu sungguh out of the box. Rangkaian acaranya berbeda
dari sekolah-sekolah lain. Ada launching buku antologi yang ditulis oleh
para santriwati, ada bagi-bagi hadiah dari sponsor selain tentu saja wisuda
santri yang berlangsung haru.
Saya sebagai tamu undangan
saja tak hentinya merasa terharu dan bangga melihat para santriwati melalui
prosesi wisuda dengan didampingi orang tua/walinya. Paling mengharukan ketika
yang disebut ternyata sudah yatim-piatu sementara setoran hafalannya sudah
belasan bahkan 20 juz.
Masya Allah, baru tamat SMP lho ini, hafalannya sudah banyak begitu. Semoga mereka sukses di kehidupan masing-masing selepas dari Sekolah Entrepreneur Tahfidz Muamalah Al-Qudsiyah. Semoga menjadi muslimah yang bermanfaat bagi umat.
Makassar,
13 Juni 2024
Selesai
Baca cerita-cerita lain saya
di aktivitas yang digagas Liza di dalam tulisan-tulisan ini:
- Gaun Pengantin Muslimah Gratis dari Haflah Wedding
- Mengunjungi Butik Haflah Bersama Kasih Palestina
- Komunikasi Cinta: Sebuah Seni Merawat Cinta
- Hayya: Kisah Kasih Palestina – Indonesia
Share :
0 Response to "Belajar Bisnis di Sekolah Entrepreneur Tahfidz untuk Muslimah"
Post a Comment
Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^