Catatan dari Diseminasi dan Sosialisasi Buku Saku Profil Pelajar Pancasila

Catatan dari Diseminasi dan Sosialisasi Buku Saku Profil Pelajar Pancasila – Pagi hari, tanggal 30 Juli itu, saya pergi dengan bersemangat di gedung Balai Penjaminan Mutu Pendidikan Sulawesi Selatan. Hari itu saya mewakili Sidina Community untuk mengikuti acara Diseminasi dan Sosialisasi Pemanfaatan Buku Profil Pelajar Pancasila (PPP) untuk Sekolah Dasar.

Diseminasi Profil Pelajar Pancasila

Acara yang didominasi peserta yang berprofesi sebagai guru SD ini menarik buat saya karena sejumlah alasan. Pertama, saya memang tertarik dengan topik pendidikan sejak masih mahasiswa. Kedua, saya tertarik dengan Kurikulum Merdeka (Kumer) dan istilah Profil Pelajar Pancasila merupakan salah satu bahasan dalam Kumer.

Meskipun tak ada lagi anak saya yang duduk di sekolah dasar, Kumer tetap menarik karena sekolah dua anak saya yang kedua (SMA) dan yang bungsu (SMP) menerapkan Kumer. Saya pikir, mengikuti acara ini saya bisa mengetahui esensi dari Profil Pelajar Pancasila dengan lebih dalam.

 

Profil Pelajar Pancasila

 

Senangnya saat registrasi, para peserta mendapatkan 7 buku saku PPP. Sambil menunggu acara dimulai, saya mencoba menyelami isinya sebisanya. Saya mengambil tempat paling depan, di bagian tengah supaya mudah menyimak materi dan mengambil footage acara.

Acara ini diselenggarakan oleh Pusat Penguatan Karakter (Puspeka), Sekretariat Jenderal, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek). Bapak Imran, S.Kom., M.T. (Kepala BBPMP Sulsel) dan Ibu Dian Srinursih – Koordinator Substansi PPP dan Inklusifitas, PUSPEKA Kemendikbudristek memberikan sambutan di awal acara. Narasumber yang mengisi acara adalah Bapak H. Aminuddin Tarawe (Sekdis Pendidikan Makassar) dan Ibu Dina Hervita (salah satu penulis buku saku Profil Pelajar Pancasila).

Acara dibuka secara daring oleh Ibu Rusprita Putri Utami, Kepala Puspeka Kemdikbudristek. Dari layar besar, kami bisa menyimak beliau menitipkan pesan agar para peserta menyebarluaskan buku ini karena menyebarluaskannya tidak bisa sendirian.

Pusat Penguatan Karakter (Puspeka), pelaksana acara ini akrab dengan istilah #CerdasBerkarakter. Tahukah apa yang diharapkan dari slogan #CerdasBerkarakter? Ini nih jawabannya: SDM yang unggul merupakan pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Ke-7 buku mungil yang dibagikan kepada para peserta, dipaparkan 6 DIMENSI PPP, berikut
ELEMEN dan INDIKATORnya agar lebih mudah menerapkannya pada anak SD. Satu buku memaparkan secara umum apa itu Profil Pelajar Pancasila, enam buku lainnya memaparkan dengan lebih detail tentang 6 dimensi berikut ini:

🌷Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia
🌷Berkebinekaan global
🌷Bergotong-royong
🌷Mandiri
🌷Bernalar kritis
🌷Kreatif

Dari ke-6 dimensi dijabarkan lagi elemen, berikut indikatornya dengan lebih detail sehingga orang tua dan guru bisa lebih memahami bagaimana menerapkan dan melakukan assessment kepada anak.


Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila

Praktik Baik PPP di Makassar

 

Pak Aminuddin dalam presentasi berjudul Praktik Baik Pelaksanaan P5 di Satuan Pendidikan Dinas Pendidikan Kota Makassar menyampaikan bahwa program prioritas Pemerintah Kota Makassar dalam sektor pendidikan adalah 18 Revolusi Pendidikan. Program ini sangat Sejalan dengan spirit Kurikulum Merdeka.

Pak Aminuddin juga mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Alphian Sahruddin (2024) terungkap bahwa pelaksanaan IKM dan 18 Revolusi Pendidikan sangat terkait dan bahkan saling mendukung sebab apa yang diinginkan dalam Kurikulum Merdeka, sebenarnya sudah dilaksanakan dalam 18 Revolusi Pendidikan. Beliau juga menceritakan mengenai praktik baik Kumer di SDN Bawakaraeng I Makassar.

 

Penguatan Karakter Melalui Profil Pelajar Pancasila


Ibu Dian Srinursih membawakan presentasi berjudul
Penguatan Karakter Melalui Profil Pelajar Pancasila. Beliau memaparkan visi Puspeka, yaitu: mewujudkan Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Profil Pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, bergotong-royong, dan berkebinekaan global. Adapun pembuatan buku saku PPP ini bertujuan untuk memudahkan dan menyederhanakan agar pendamping dapat menyampaikan informasi mengenai PPP kepada anak.

Mengapa penguatan karakter menjadi urgent saat ini? Jawabannya adalah karena pdibutuhkan dalam embangunan SDM sebagai fondasi pembangunan bangsa, agar dapat menghadapi dinamika dan tantangan era global, dan demi tercapainya generasi emas 2045 yang berdaya saing dan berjiwa Pancasila.


Pelajar Pancasila

Pengembangan potensi peserta didik melalui keteladanan dan pembiasaan harus dilakukan sepanjang waktu dalam kehidupan sehari-hari. Step-step-nya adalah diajarkan, dibiasakan, dilatih konsisten, menjadi kebiasaan, menjadi karakter, hingga menjadi budaya.

Diseminasi Buku Panduan dan Buku Saku Profil Pelajar Pancasila sudah dilakukan di 5 provinsi yaitu: Gorontalo, Bali, Maluku, Kalimantan Barat, dan Nusa Tenggara Barat. Sulawesi Selatan merupakan provinsi ke-6 diadakannya acara ini.

Untuk diketahui, sudah banyak yang dilakukan Puspeka untuk memudahkan mengajarkan PPP pada anak Indonesia sebelum menerbitkan buku ini, di antaranya:

  • Produksi dan launching lagu Profil Pelajar Pancasila.
  • Ruang BK (Bincang Karakter), berupa talkshow yang membahas hal-hal terkait penguatan karakter seperti Profil Pelajar Pancasila pada epiode 1.
  • Motion grafis berjudul “Penyalahgunaan Narkoba Membunuhmu!”.
  • Motion grafis berjudul “Stop Judi Online!”.
  • Video dokumenter berjudul “Semua Pasti Bisa”.
  • Video  animasi “Diva The Series“, diproduksi dalam 6 video yang merupakan gambaran implementasi dari 6 dimensi yang ada dalam Profil Pelajar Pancasila yang terdiri atas 6 dimensi.
  • Film pendek “Benih Kejujuran” yang memberikan edukasi pendidikan karakter khususnya dimensi PPP.
  • Safari Profil Pelajar Pancasila di 25 titik.
  • Kegiatan Bincang Penguatan Karakter Pancasila (dikenal juga dengan Talkshow Generasi Pelajar Pancasila).
  • Kreasi Konten Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).
  • Kreasi naskah dongeng PPP.
  • Aktivasi Hari Anak Nasional Spesial Dongeng Profil Pelajar Pancasila.
  • Buku Dongeng Profil Pelajar Pancasila.

Pusat Penguatan Karakter

Sosialisasi Buku Saku Profil Pelajar Pancasila

 

Ketujuh buku saku ini dirancang sebagai panduan bagi para pelajar SD untuk memahami dan menerapkan nilai-nilai luhur Pelajar Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Pada sosialisasi kali ini, orang tua dan komunitas dilibatkan untuk mempercepat proses sosialisasi. Buku saku ini berisi penjelasan tentang 6 karakter utama Profil Pelajar Pancasila.

Pentingnya Buku Saku

 

Pentingnya buku saku ini adalah untuk:

1. Pedoman praktis.

Membantu siswa memahami konsep dan contoh konkret penerapan nilai-nilai Pelajar Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

2. Sumber motivasi.

Membangkitkan motivasi dan semangat siswa untuk menjadi pribadi yang berakhlak mulia dan berkarakter.

3. Fokus pengembangan karakter.

Memfokuskan perhatian pada pengembangan karakter siswa, selain aspek kognitif dan psikomotorik.

Implementasi di Lingkungan Sekolah

 

Penerapan isi buku saku di lingkungan sekolah adalah dalam hal-hal:

1. Kurikulum

Mengintegrasikan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila ke dalam materi pelajaran, kegiatan ekstrakurikuler, dan pembelajaran berbasis proyek.

2. Kegiatan sekolah.

Menampilkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila dalam berbagai kegiatan sekolah, seperti upacara bendera, kegiatan sosial, dan seminar.

3. Interaksi siswa.

Dorong siswa untuk saling menghargai, bekerja sama, dan menyelesaikan masalah bersama dalam setiap interaksi.

4. Penilaian.

Terapkan penilaian holistik yang tidak hanya menilai aspek kognitif, melainkan juga karakter dan nilai-nilai luhur.

Saya sih setuju orang tua dilibatkan dalam acara hari ini. Sebagaimana yang disampaikan Ibu Dina, bahwa peran orang tua adalah sebagai pendidik utama dalam menanamkan nilai-nilai moral dan karakter yang positif pada anak. Sementara guru berperan sebagai fasilitator, motivator, dan teladan dalam menanamkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila kepada siswa.

Well, sebagaimana harapan Bu Dina, bahwa semoga keberadaan buku ini dapat membantu pembentukan generasi muda yang berakhlak mulia, berkarakter, dan siap menghadapi tantangan zaman – saya pun berharap demikian. By the way, ke-7 buku saku Profil Pelajar Pancasila untuk anak sekolah dasar ini bisa di-download gratis di link: https://cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id/buku-pendamping-orang-tua-siswa-jenjang-sd/

Makassar, 15 Agustus 2024

 



Share :

10 Komentar di "Catatan dari Diseminasi dan Sosialisasi Buku Saku Profil Pelajar Pancasila"

  1. guru sd itu adalah pengajar yang kudu sabar ya
    anak sd jaman sekarang serem2
    hahahahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya benar ... guru SD harus yang sabar. Kalau saya .... tidak berani jadi guru SD :D

      Delete
  2. Luar biasa acaranya. Penanaman nilai-nilai Pancasila semacam ini memang perlu banget ya di tengah bangsa ini menghadapi banyak tantangan dan intoleransi. Semoga Mbak Mugniar bisa menjadi salah satu motor pembawa nilai-nilai Pancasila tak hanya buat anak-anak tapi juga dewasa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kadang jadi tantangan tersendiri juga ya membawakan nilai-nilai Pancasila karena bagi sejumlah orang seolah dianggap terpisah dengan nilai-nilai spiritual yang dianut seseorang padahal tidak demikian.

      Delete
  3. Pelajaran seperti inilah yang harusnya ada di setiap jenjang sekolah anak. Bukan pelajaran eksak yang memaksa anak SD untuk terus berpikir seperti anak SMP. Karena pendidikan karakter itu lebih penting dipelajari sejak bangku SD

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jika saja kreatif, pendidikan karakter bisa diselipkan di mana saja ya, Mbak. Jangan hanya berfokus pada pengetahuan eksak.

      Delete
  4. Betul, Mbak, sampai kapan pun tugas utama pengasuhan seorang anak itu terletak pada orang tuanya. Mau sebagus apa pun sekolahnya tidak mengurangi peran orang tua dalam hal tersebut. Oleh karena itu, sudah tempat langkah-langkah pihak sekolah dan kementrian pendidikan yang melibatkan orang tua dalam proses pengajaran di sekolah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah iya, tinggal bagaimana cara merangkul orang tua dan bagaimana orang tua mau mencari tahu dan mendekatkan diri ya.

      Delete
  5. Pelajaran pancasila sangatlah penting, terlebih bulu-bulu garuda pancasila saat ini telah menipis. Kita perlu memupuk kembali rasa pancasila ini lebih dalam di kurikulum pendidikan, agar nanti generasi muda ini ketika besar nya, tidak mengulangi kesalahan pendahulunya, yakni fanatik personal, tapi fanatik nilai keadilan pancasila.

    ReplyDelete
    Replies
    1. "Bulu-bulu Garuda telah menipis" ... analoginya menarik, Mas. Semoga bisa kembali ketebalan bulu Garuda.

      Delete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^