Pentingnya Kesehatan Mental Bagi Generasi Muda dalam Dunia Pendidikan - Di tengah semakin kompleksnya tantangan kehidupan modern, sudah selayaknya kesehatan mental menjadi topik yang semakin mendapatkan perhatian, terutama dalam dunia pendidikan. Bagi siswa dan mahasiswa, kesehatan mental yang baik adalah kunci untuk mencapai kesuksesan akademis dan perkembangan pribadi yang seimbang. Sayangnya, kesehatan mental sering kali dianggap kurang penting dibandingkan dengan pencapaian akademis, padahal keduanya saling terkait erat. Kesehatan mental yang memburuk dapat menimbulkan berbagai gangguan psikis. Hal paling ekstrem yang terjadi adalah menimbulkan kekerasan hingga bunuh diri.
Berdasarkan data dari Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), hingga November 2023 ada 37 kasus anak yang
mengakhiri hidupnya, dengan kasus terbesar terjadi di usia kelas 5–6 SD, kelas
1 atau 2 SMP, serta kelas 1 atau 2 SMA. Pola ini sering terlihat pada masa
transisi dari SD ke SMP dan dari SMP ke SMA[1].
Secara lebih rinci, KPAI mencatat 11
peristiwa bunuh diri anak dengan 12 korban
sepanjang 2023, di mana 7 korban berada dalam rentang usia 15–17 tahun. Anak
perempuan paling banyak menjadi korban, diikuti oleh laki-laki dan beberapa
kasus tanpa penjelasan jenis kelamin[2].
Hingga awal tahun 2024, tercatat ada
46 kasus bunuh diri yang dilakukan oleh anak-anak di Indonesia. Dari jumlah
tersebut, 48% kasus bunuh diri terjadi di lingkungan sekolah atau saat
anak-anak tersebut masih menggunakan seragam sekolah. Kekerasan yang terjadi di
lingkungan satuan pendidikan menjadi salah satu faktor yang berkontribusi
terhadap kasus-kasus bunuh diri ini. Selain itu, ada 141 laporan kasus
kekerasan terhadap anak di awal tahun 2024, dan 35% di antaranya terjadi di
lingkungan satuan pendidikan[3].
Dampak Kesehatan Mental
terhadap Prestasi Akademis
Kesehatan mental yang baik adalah
fondasi penting bagi kemampuan belajar dan berprestasi di sekolah atau kampus.
Ketika siswa dan mahasiswa merasa cemas, stres, atau depresi, kemampuan mereka untuk
fokus, mengingat informasi, dan berpikir kritis dapat menurun drastis.
Penelitian menunjukkan bahwa siswa yang mengalami masalah kesehatan mental
cenderung memiliki nilai akademis yang lebih rendah, tingkat absensi yang lebih
tinggi, dan lebih rentan terhadap putus sekolah atau kuliah.
Sebaliknya, siswa yang memiliki
kesejahteraan mental yang baik lebih mampu mengatasi tekanan akademis,
berinteraksi dengan teman sebaya dan guru secara positif, serta berpartisipasi
aktif dalam kegiatan belajar-mengajar. Oleh karena itu, mendukung kesehatan
mental siswa dan mahasiswa tidak hanya meningkatkan prestasi akademis, tetapi
juga membantu mereka mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang
penting untuk kehidupan.
Tantangan yang Dihadapi
Siswa dan Mahasiswa
Saat ini, siswa dan mahasiswa
dihadapkan pada berbagai tekanan yang dapat mempengaruhi kesehatan mental
mereka. Di tingkat sekolah, siswa mungkin merasa terbebani oleh tekanan untuk
mendapatkan nilai tinggi, ujian yang intens, serta harapan orang tua, keluarga,
atau masyarakat. Di tingkat perguruan tinggi, mahasiswa sering kali mengalami
tekanan yang lebih besar, seperti menyesuaikan diri dengan kehidupan kampus,
mengelola kebiasaan baru, menghadapi tuntutan akademis yang tinggi, dan
merencanakan masa depan karier.
Selain itu, faktor-faktor seperti
masalah keluarga, hubungan sosial, masalah keuangan, dan penggunaan media
sosial juga dapat mempengaruhi kesehatan mental siswa dan mahasiswa. Kondisi
ini dapat diperburuk oleh kurangnya pemahaman tentang kesehatan mental dan
stigma yang masih kuat terhadap masalah kesehatan mental di masyarakat.
Pentingnya Dukungan dan
Intervensi di Satuan Lingkungan Pendidikan
Untuk mengatasi masalah kesehatan
mental, sangat penting bagi institusi pendidikan untuk memberikan perhatian
lebih pada kesehatan mental siswa dan mahasiswa. Ini dapat dilakukan melalui
berbagai cara, seperti:
1. Meningkatkan
Kesadaran dan Edukasi
Sekolah dan universitas harus
mengadakan program edukasi tentang kesehatan mental, termasuk tanda-tanda
masalah kesehatan mental dan cara mendapatkan bantuan. Ini juga membantu
mengurangi stigma yang sering kali menghalangi siswa untuk mencari bantuan.
2. Menyediakan Layanan
Konseling
Layanan konseling yang mudah diakses
di sekolah dan kampus sangat penting untuk memberikan dukungan kepada siswa dan
mahasiswa yang mengalami masalah kesehatan mental. Konselor harus dilatih untuk
menangani berbagai masalah yang mungkin dihadapi oleh siswa.
3. Menciptakan
Lingkungan yang Mendukung
Menciptakan lingkungan belajar yang
inklusif dan mendukung dapat membantu siswa merasa aman dan dihargai. Ini
termasuk mengurangi tekanan akademis yang berlebihan dan memberikan ruang untuk
relaksasi dan kegiatan rekreatif.
4. Mengintegrasikan
Kesehatan Mental dalam Pembelajaran
Pendidikan kesehatan mental harus
menjadi bagian dari pembelaran atau bahkan kurikulum, membantu siswa
mengembangkan keterampilan untuk mengelola stres, kecemasan, dan emosi mereka
secara efektif. Hendaknya siswa sejak sekolah dasar dikenalkan pada keadaan yang
membuat seseorang harus menolong orang lain atau membuatnya harus mencari
pertolongan.
5. Pembentukan TPPK
Akibat terjadinya kekerasan bisa
membuat seseorang tersakiti mentalnya. Salah satu bentuk kekerasan adalah kekerasan seksual. Untuk itulah penting pembentukan TPPK
(Tim Pencegahan dan Penanggulangan Kekerasan) dan Satgas dalam PPKSP. Tim TPPK
(Pencegahan dan Penanggulangan Kekerasan) dalam PPKSP ini dibuat oleh satuan
pendidikan beranggotakan perwakilan pendidik dan perwakilan komite
sekolah/orang tua/wali. Sementara itu, Satgas PPKSP dibuat oleh pemda terkait
melalui dinas pendidikan setempat dan beranggotakan dinas bidang pendidikan,
dinas bidang perlindungan anak, dinas bidang sosial, dan organisasi atau bidang profesi yang terkait
dengan anak[4].
QQQ
Kesehatan mental yang baik adalah
prasyarat untuk kesuksesan akademis dan perkembangan pribadi yang seimbang.
Oleh karena itu, penting bagi institusi pendidikan untuk memberikan perhatian
serius pada kesehatan mental anak bangsa. Dengan menyediakan dukungan yang
memadai, mengurangi stigma, dan menciptakan lingkungan yang mendukung, kita
dapat membantu generasi muda mengatasi tantangan yang mereka hadapi dan
mencapai potensi penuh mereka. Investasi dalam kesehatan mental adalah
investasi dalam masa depan yang lebih cerah bagi siswa, mahasiswa, dan
masyarakat secara keseluruhan.
Makassar, 26
September 2024
[1] KPAI, https://www.kpai.go.id/publikasi/kpai-mencatat-januari-november-2023-sejumlah-37-anak-mengakhiri-hidup
[2] VOA Indonesia, https://www.voaindonesia.com/a/kpai-12-anak-bunuh-diri-sepanjang-2023/7373466.html
[3] TVOne News, https://www.tvonenews.com/berita/nasional/193532-kpai-48-persen-kasus-bunuh-diri-anak-terjadi-di-sekolah-atau-masih-gunakan-seragam
[4] https://www.mugniar.com/2024/03/peran-kita-menangani-kekerasan-anak-terhadap-anak.htm,
dinukil dari https://merdekadarikekerasan.kemdikbud.go.id/
Share :
0 Response to "Pentingnya Kesehatan Mental Bagi Generasi Muda dalam Dunia Pendidikan"
Post a Comment
Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^