September Ceria di Akkarena – Sekitar pukul 7, mobil milik Diana masuk di area parkir Pantai Akkarena. Pagi hari 1 September itu, kami memang janjian dengan teman-teman Fis 2, yaitu teman-teman sekelas semasa studi di SMAN 2 Makassar untuk bereuni di Pantai Akkarena. Seperti biasa, saya nebeng di mobil Diana. Kali ini anak saya yang nomor 2 dan nomor 3 ikut serta.
Akkarena, with
Dress Code
Ide tempat ngumpul di
pantai yang merupakan salah satu destinasi wisata Makassar
ini kalau tidak salah ide dari Arya alias Acong, alias Amir. Dia pula yang ngide
pakai dress code apa. Beberapa kali ngumpul memang ada saja dress
code-nya dan seru untuk foto-fotonya dengan Arya sebagai koreografer. Gaes,
coba tebak dari foto-foto di sini, apa dress code-nya?
Tahun lalu, sewaktu dia
lama di Papua, agak-agak ndak seru ngumpul-ngumpulnya karena dialah
koreografer paling antusias di kelas kami. Saking antusiasnya, dia rela saja
mengatur-atur pose tanpa perlu dia ikut pepotoan
🤭.
Jadi, bisa ditebak, pagi itu
kami puas pepotoan di bawah arahan koreografer Arya dan Dudi sebagai
asisten koreografer sementara di pantai yang lokasinya dekat dari Tanjung Bayang ini. Dengan tongsis sekaligus tripod milik Arya,
urusan foto-foto lancar jaya.
Suasana pantai sedang sepi.
Tidak banyak orang di sana. Pohon-pohon tinggi menaungi area yang dipilih beberapa
teman yang sudah lebih dulu sampai di sana. Sudah jam 7 tapi tempat kami nongkrong
masih terbebas dari paparan langsung sinar matahari.
Yerni sudah selesai menata
semua makanan yang dibawanya. Bersama Ria sahabatnya, Yerni biasanya berjualan
di CFD Unhas di Tamalanrea tetapi saat itu dia memasakkan untuk kami.
Sayangnya, Ria tidak hadir. Namun demikian, dengan cergas Yerni menyiapkan
semuanya, mulai dari menurunkan dan menata meja makan lipat, kursi, taplak
meja, dan sejumlah makanan seperti nasi kuning, bubur ayam, dan kue-kue.
Rupanya Diana juga membawa
makanan cukup banyak, yaitu nasi kuning, songkolo - makanan khas Makassar yang terbuat dari beras ketan, dan kue-kue. Sementara yang
hadir tidak banyak, hanya 11 orang ditambah beberapa anggota keluarga
masing-masing. Belum apa-apa, baru melihat makanan yang tertata di atas meja
dan sebagian di atas kursi, mata berbinar-binar membayangkan bakal makan
beberapa ronde 🤭.
Tampak Arya mengutak-atik bluetooth speaker di dekat dia meletakkan tripodnya. Dari smartphone-nya, Kartika mencarikan lagu untuk menyemarakkan suasana. Tak lama kemudian terdengar lagu Selamat Ulang Tahun yang dinyanyikan band Jamrud. Kedua tangan Kartika memegang cake cokelat dengan beberapa lilin di atasnya. Dia berdiri, menghadap ke arah Ifa.
“Tidak usah tiup-tiup
lilin!” sergah Diana, menanggapi suara sosok pencari korek api. Diana
mengulangi kalimatnya lagi. Saya setuju sih, tidak usah pakai ritual
tiup lilin. Segera saja potong kuenya 😁. Setelah satu per satu menyalami ibu dokter
yang ulang tahunnya sebenarnya sudah lewat sehari, kuenya disimpan dulu, tidak
mungkin langsung dipotong. Tiba saatnya berolahraga ringan.
Olahraga
Ringan di Pantai Akkarena
Lalu terdengarlah lantunan
lagu-lagu ala Tiktok anak-anak zaman now. Beuh, usia boleh lolita, lagu
menyesuaikan, Bray! Dudi yang pernah saya ceritakan dalam tulisan
berjudul Torch Relay dan Cerita Pelari dari Makassar memimpin kami untuk running
drills.
"Jammi terlalu berat berat karena sudah tua," ucap Silvana pada Dudi. "Oma-oma ini," ujar Kartika yang sedang menunggu waktu menimang cucu. "Jangan bilang tua," tukas yang lain. Begitulah kami, di satu sisi merasa masih anak SMA, di sisi lain kadang-kadang sadar usia 😅. Berbeda dengan Dudi yang terlihat tidak peduli dengan angka usia karena masih sibuk dengan olahraga lari.
Sederhananya, running
drills adalah latihan dasar cara berlari. Menurut Dudi, kami perlu
diberikan pengetahuan tentang running drills ini. Salut sama semangat
Dudi, selama bertahun-tahun tak lelahnya mengajak teman-teman sekelasnya untuk
berolahraga lari.
Sayangnya, belum ada yang
jadi follower Dudi padahal dia sudah sering melatih orang berlari. Para lolita (lolos lima puluh tahun) Fis 2 ini sebagian besar
sebenarnya sudah lama pengen lari, sayangnya tidak tepat karena masih
berkutat pada “lari dari kenyataan” 😂.
Tidak apa ya, Dud, running
drills di Akkarena cukup membuat kami memeras keringat dan pikir-pikir
untuk ikut lari beneran di dunia nyata. Apalagi running drills-nya
disambung dengan … apa ya namanya, lupa saya tanya. Semacam senam zaman now dengan
musik kekinian.
Kecerdasan kinestetik saya
tidak bagus. Saya sulit menghafal gerakan senam yang dipimpin oleh Kartika itu.
Rina sama lincahnya dengan Kartika. Saya asal gerak saja jadinya. Seolah-olah
seirama padahal ketinggalan melulu.
Untungnya ada teman –
Diana di sebelah kanan saya sebelas dua belas dengan saya gerakannya tetapi dia
lebih pede 😅. Salut sama Silvana yang
dengan cepat bisa menghafal gerak. Saya kayaknya butuh waktu dua pekan deh.
Harus latihan tiap hari agar bisa menghafal ritme gerakan senamnya.
Makan-makan
Habis olahraga, masuk ke
acara inti dong: makan-makan. Saya sudah berniat, mau makan nasi kuning
dilanjutkan dengan bubur manado. Teman-teman rupanya demikian pula. Tidak apalah, sesekali
makan dua-tiga sesi setelah olahraga ringan satu sesi. 😆
Saya sudah selesai makan
saat memperhatikan Uche dan Arya sibuk
mengutak-atik speaker dan mikrofon. Uche masih memegang piring
yang berisi nasi kuning. Uche bawa speaker juga rupanya. Dalam rangka
lebih menyemarakkan suasana, urusan bluetooth speaker juga menjadi
bagian acara.
“Makan dulu, Che,” saya
khawatir makanan di tangan Uche tumpah, soalnya dia sibuk memecahkan persoalan speaker
dengan Arya. Sekilas saya simak, katanya ada yang lupa di-charge atau
sound card-nya kenapa gitu – tidak saya tanya detail sebab saya tak
bisa menyumbang solusi apa-apa. Buat saya sih tak mengapa, yang penting perut kami sudah ter-charge
dengan sempurna pagi itu. Daya tahan perut bakal bertahan sampai malam hari
nih. 😄
Sharing Blog
Setelah itu, beneran masuk
sesi saya. Yerni yang menyusun rundown acara sebelumnya memasukkan “belajar
blog” sebagai salah satu agenda reuni hari itu. Jadilah saya sharing seputar
aktivitas ngeblog yang selama ini saya lakukan dengan menjawab
pertanyaan teman-teman yang antusias.
Dimulai dari pertanyaan apa
itu blog, apa yang saya lakukan di blog, hingga apakah bisa mendatangkan uang –
semua pertanyaan saya jawab sampai tidak ada lagi yang bertanya. Saya senang
jika ada yang mau belajar menulis atau ngeblog. Saya akan menjawab
pertanyaan selama bisa menjawabnya. Jika tak
bisa menjawabnya, in syaa Allah saya upayakan carikan jawabannya atau mencari orang yang bisa menjawabkannya.
Mau tanya-tanya via japri juga boleh lho, temans. Dengan senang hati
akan saya tanggapi asalkan sedang tidak sibuk.
RRR
Menjelang tengah hari,
kami bubar. Seperti biasa, ada sesi bungkus-bungkus makanan untuk dibawa pulang
haha. Lumayanlah perolehannya, masih bisa dijadikan oleh-oleh buat orang rumah. Seusai bersalam-salaman dan cipika-cipiki, saya dan anak-anak ikut Bu Dokter Mushe pulang ke rumah.
Sesekali bereuni spesial dengan teman-teman yang pernah sekelas lebih 30 tahun lalu ini sungguh menjadi refreshing
tersendiri. Saya selalu senang bercengkrama dengan mereka. Semoga
persahabatan kami abadi. Terima kasih Ifa atas support-nya hari itu.
Terima kasih juga buat Yerni, Diana, Arya, Dudi, Kartika, Uche, Rina, Mushe,
dan Silva. Jaga kesehatan ya, semua. 💚
Makassar,
10 September 2024
Catatan:
Foto berasal dari Arya, Ifa, Diana, dan dok. pribadi.
Share :
Dress codenya warna warni, cerah ceria atau bunga-bunga gitu ya kak, hehe. Seru banget acar reuniannya bareng teman2 semasa SMA. Walau udah lolita tapi kumpul dengan teman2 putih abu2 gitu pasti bawaannya berasa masih muda ya kak. Aku jg klu kumpul dengan teman2 sekolah dulu bawaannya merasa kayak masih remaja aja padahal kenyataanya udah emak2, haha.
ReplyDeleteKebayang sih betapa serunya bisa reunian dengan teman yang sudah sefruekuensi begitu. Nggak banyak sih teman sekolah yang sefrekuensi. Mana tuh di pantai pula lokasi ngumpulnya.
ReplyDeleteAku tauu.. Dress Code-nya Beach Boy.
ReplyDeletePokonya yang ada motif pantainya.
Serruu sekali reuni di Pantai Akkarena.
Suasana pantainya memang setenang itu yaa, ka Niar.. Dan pasirnya putih.
Hanya memang namanya di pantai, pasti panasnya warbyassaak..
Alhamdulillah masih boleh nge-botram alias bebekelan makanan sendiri. Jadi bisa banyaak dan lebih wah... Apalagi ada yang sedang berulang tahun.
Sehat-sehat selalu Fis 2 SMAN 2 Makassar.
Semoga senantiasa dimudahkan dalam bersilaturahm dan berbagi kebahagiaan sperti ini.