Akhirnya Bayi Oranye Itu Lahir – Kenyataan bahwa kucing oranye itu memilih melahirkan dekat kami membuat saya terharu. Begitu percayanya dia pada kami sehingga merasa aman berada di dekat kami. Unying tak canggung melahirkan di depan mata kami padahal setahu saya pada umumnya kucing melahirkan di tempat tersembunyi.
Melihat
si Unying hamil saya merasa iba karena usianya belum setahun saat dihamili oleh
induk jantan yang terduga ayah kandung si Unying. Kucing oranye jantan ini memang pejantan penebar pesona di sekitar rumah. Dia
kerap berpatroli berkeliling dari rumah ke rumah dan menggoda kucing-kucing
betina. Kalau diibaratkan manusia, Unying itu masih remaja. Kasihan, kan.
Antar Waktu Persalinan
yang Menegangkan
Hari Jumat tanggal 18 Oktober itu, sejak
melahirkan janin yang sudah jadi jasad menjelang jam 12 siang hingga sore hari
Unying tak kunjung melahirkan lagi. Dalam perjalanan pulang dari sekolah Afyad
saya menanyakannya kepada Athifah yang menemani Unying. Athifah terus berupaya
memberikan Unying makan dan minum, sampai memasukkan air minum melalui pipet
karena nafsu makan dan minum si Unying sudah sangat minim.
Kalau dicari di mesin pencari Google
tentang masa persalinan antar-bayi kucing, jarak waktunya biasanya 2-5 jam.
Salah satu artikel yang saya baca membuat saya merasa ngeri karena disebutkan
bahwa jika lebih dari itu, segeralah ke dokter hewan karena kemungkinan ada
infeksi atau hal lain. Untuk itu dibutuhkan tindakan medis, bisa jadi berupa
operasi.
Bisa jadi pula, butuh operasi caesar
untuk mengeluarkan janin kucing yang tertinggal dan tindakan ini memakan
biaya hingga 2 jutaan rupiah. Ya Allah, ternyata bisa sampai seserius itu. Si
sulung Affiq ke pet shop untuk membeli makanan kucing sekaligus bertanya
pada pegawai pet shop tentang pengalamannya dengan kucing melahirkan di
rumah.
Kata seorang pegawai Green Petshop, jarak
kelahiran antar-bayi kucing bisa makan waktu hingga satu hari. Mendapatkan
informasi ini, bukannya senang, saya malah ragu-ragu sendiri – ah masa sih,
kata Google disuruh ke dokter hewan kalau sudah selama ini.
Saat
tiba di rumah pukul setengah lima sore, Unying belum juga melahirkan. Dua anak
terbesarku menjaga Unying. Masya Allah, saya jadi tahu begitu pedulinya
mereka pada kucing orens kampung ini. Kalau saya sendirian,
mungkin kepedulian saya tidak sebesar mereka. Sesekali saya mendekati dan membelai
kepala kucing orens itu.
Al-Fatihah dan Bayi Kucing Oranye
Waktu
kian merangkak. Unying terlihat gelisah tetapi tidak segelisah pagi hari.
“Mama, Unying menangis!” seru Athifah kala magrib menjelang. Saya memandangi
wajah Unying. Benar, kedua bola matanya berkaca-kaca hingga menitikkan air mata!
Aih, saya bisa membayangkan apa yang dia rasakan. Rasanya terenyuh
melihat Unying menangis menahan sakit.
“Athifah
ber-wudhu. Habis itu ambil air, bacakan Al-Fatihah sebanyak tujuh kali.
Sebelum dibacakan, niatkan dan berdoa sama Allah supaya persalinan Unying
dimudahkan. Setiap selesai membaca Al-Fatihah satu kali, tiup airnya!” saya
memberikan instruksi pada gadis kelas 12-ku. Dia yang paling dekat dengan
Unying, in syaa Allah doanya bisa menjadi perantara bagi persalinan
Unying.
Athifah
melakukan apa yang saya instruksikan usai maghrib. Athifah paling tahu
cara memaksa Unying minum. Usai me-ruqyah air dengan Al-Fatihah selama
tujuh kali, dia meminumkan Unying air tersebut menggunakan pipet.
Sekira
lima menit, Unying kembali berbaring menyamping dan mengejan. Secara perlahan
namun pasti, usahanya mengeluarkan jabang bayinya membuahkan hasil. Terlihat
kepala bayi kucing berwarna oranye dari arah “pintu kelahiran” milik Unying. Alhamdulillah
legaaaaa.
Saat
tulisan ini saya buat, bayi Unying sudah berusia 4 pekan. Badannya gembrot.
Bayi kucing ini berwarna orens tulen dan berjenis kelamin betina, mirip
sekali si Unying. Saya menamainya NGENG, terinspirasi dari bunyi Unying
mengeong: “NGENG”. Saat mencari anaknya yang hilang dari pandangan matanya,
berkali-kali dia menyuarakan “NGENG” sembari matanya tajam mengawasi
sekeliling.
Suatu
waktu, Unying mencari udara segar di pekarangan samping. Sewaktu dia kembali ke
dalam rumah, bayinya yang sudah bisa berjalan tak ada di tempatnya. Ngeng
sedang menjelajah.
Saya
menoleh pada Unying sambil bersuara agak keras dan berlagak sedang mencari
sesuatu, “Ngeng … mana Ngeng? Ngeng …. Ngeng …” Unying terlihat panik, bola
matanya begerak ke kiri dan ke kanan, lalu tubuhnya bergerak menunjukkan
gelagat mencari bayinya. Unying berseru: “NGENG … NGENG … NGENG!”
Makassar, 8 November 2024
Tulisan
ini lanjutan dari tulisan berjudul Kucing Itu Memilih Melahirkan Dekat
Kami
Share :
Saya juga punya kucing baru melahirkan, ya baru dua mingguan
ReplyDeletesoal dokter hewan, saya pernah membawa kucing berobat, eh lumayan juga ya. lebih mahal berobatnya orang hehee
eh semalam saya nabarak kucing sampai mati, aduh sedih dah
Tetap sama-sama dokter ya Mas ... hanya bedanya menangani hewan jadi biayanya ... ya ... adaaa hehe.
DeleteTetap sama-sama dokter ya Mas ... hanya bedanya menangani hewan jadi biayanya ... ya ... adaaa hehe.
DeleteWaaaah mbaaaa 😍😍😍😍 ikutan terharuuu banget bacanya 😍👍. Anaknya cuma 1 berarti yaa. Jarang2. Krn biasanya kucing selalu lebih dr 1.
ReplyDeleteIya mba, kalo kucing sampe melahirkan dekat manusia, itu tandanya dia percaya ke kita. Kucingku si mimi walaupun melahirkan nya bukan di rumah kami, tp dia bawa anak2nya ke rumah dan dimasukin ke lemari penyimpanan barang di rumahku. Mungkin dia tahu itu tempat teraman dr predator.
Akhirnya aku adopsi semua. Trus pas udh gedean, semua aku steril biar ga melahirkan lagi. Makin sehat skr
Dua Mbak tapi yang pertama keluar sudah jadi jasad. Cuma satu yang hidup. Sekarang lagi mikir caranya bawa dua kucing ini steril :)
DeleteDuh itu anak Mbak sampai baca Al Fatihah ya demi keselamatan kelahiran anak kucing. Demikian besar cinta mereka pada kucing...
ReplyDeleteAkhirnya keluar juga jabang bayi nya.
Salam,
Masya Allah .... langsung Allah izinkan dia melahirkan dengan lancar :)
DeleteMasya Allah perjuangannya kodong 🥲
ReplyDeleteIya kodong ... perkawinan dini :(
Delete