Penghujung Tahun Setelah Banjir Makassar

Penghujung Tahun Setelah Banjir Makassar – Sekitar 4 hari ini cuaca Makassar sudah lebih cerah. Sebelumnya, pada bulan Desember ini, Kota Makassar masuk head line berita di televisi, media online, dan media sosial. Makassar telah dua kali dilanda banjir sejak memasuki musim hujan.

Genangan air mulai merendam pemukiman warga di Kecamatan Manggala dan Biringkanaya sejak 10 Desember. Wilayah Blok 8 dan 10 Kelurahan Manggala serta Perumahan Kodam 3 di Biringkanaya menjadi lokasi yang sering terdampak.


Banjir Makassar

Akibat cuaca ekstrem, banjir meluas hingga mencakup 11 kecamatan pada 15 Desember. Sebelas kecamatan tersebut meliputi Manggala, Panakkukang, Biringkanaya, Tamalanrea, Tallo, Makassar, Ujung Pandang, Wajo, Ujung Tanah, Rappocini, dan Mamajang.

Kami tinggal di Kecamatan Rappocini. Dari informasi tentang yang beredar, sepupu dan teman menanyakan bagaimana keadaan kami. Saya jawab seadanya – KEBANJIRAN. Saat banjir pertama kali saya ceritakan sedikit di tulisan berjudul Hari Ketika Langit Kelabu.

Saat itu sebagian rumah kebanjiran. Syukurnya, tidak di semua bagian rumah dan tidak tinggi banjirnya, tingginya hanya sekitar satu jari, ada juga yang lebih rendah. Banjir Makassar tahun ini tergolong parah, ada rumah yang sampai terendam air sampai atap. Saat terjadi banjir kedua kalinya, di rumah sudah tidak separah banjir pertama. Ada air yang masuk dari celah-celah di lantai tetapi tidak sebanyak yang pertama kali.

Perbincangan tentang bencana ini juga menjadi topik di salah satu grup. Salah seorang teman bertanya, kapan sih Makassar mulai banjir?

Seorang teman lain bertanya pada ChatGPT. Beberapa data diambil dari BPBD, yaitu tentang banjir tahun 1976, 1983, dan 1986. Saya ikut berkomentar karena masih mengingat

Banjir tahun 1983 ini saya masih SD, kata orang waktu itu Tanggul Patompo bobol. Area sekolah dasar yang terletak di jalan Botolempangan – memanjang hingga jalan Dokter Soetomo yang biasanya sangat aman dari banjir, kali itu terendam air sampai di bawah lutut anak kelas 2-3 SD.

Masih terbayang dalam ingatan saya ketika masih duduk di bangku SD, saat itu pemerintah kota sering membersihkan got dari sampah dan dari pendangkalan. Saya masih ingat bagaimana tumpukan-tumpukan berwarna hitam ada di depan rumah yang waktu itu beralamat di jalan Kasuari. Hampir setiap tahun ada pembersihan seperti itu di musim kemarau. Barusan googling, saat itu yang menjabat sebagai wali kota adalah Bapak Kolonel Jancy Raib.

Setelah itu, ingatan tentang banjir dan pembersihan drainase tak ada sampai pada zaman sesebapak menjabat sebagai wali kota, selama 2 periode, tidak pernah ada got, terlebih kanal yang digali kembali.

Bulan Januari tahun 1989 kami pindah ke Rappocini Raya. Saya masih mengingat kanal yang dulu lebih dalam daripada sekarang. Normalnya kanal semakin lama semakin mengalami pendangkalan yang seharusnya selalu digali untuk mengatasi pendangkalan dan sampah yang dibuang warga.

Selesai satu periode pemerintahan wali kota yang bersangkutan, kanal semakin kotor dan terlihat penuh sesak dengan sampah. Begitulah, masih banyak orang yang beranggapan bebas membuang sampah di mana pun asalkan bukan di rumahnya sendiri.

Nanti zaman Bapak DP menjadi wali kota baru ada lagi tindakan keruk got dan kanal. Got digali oleh para pekerja sementara kanal dikeruk menggunakan alat berat. Hal demikian menjadi solusi sampah dan banjir dalam jangka pendek. Terlihat nyata saat berkendara di sepanjang tepian kanal, pemandangan sampah mulai berkurang.

Masalahnya, tabiat masyarakat yang suka buang sampah sembarangan tidak hilang-hilang hingga saat ini sehingga mau dibersihkan bagaimana pun kanal, selalu saja ada sampah di dalamnya meskipun tak sebanyak dahulu. Walaupun papan peringatan mengenai sanksi kurungan yang dikenakan pada pembuang sampah sembarangan, hal itu tak memberikan dampak apa-apa. Ya kali orang takut … kan tidak pernah ada yang dihukum penjara atau denda uang gara-gara buang sampah sembarangan di kanal?

Well, itu yang bisa saya cerita sebagai warga yang tinggal cukup dekat dari kanal sekaligus sebagai warga lorong (gang) yang got sekitar rumahnya sering dijadikan tempat sampah oleh warga yang suka nongkrong di ujung jalan persis dekat rumah. Yah, berharap saja semoga wali kota Makassar yang baru terpilih punya itikad baik dalam membenahi masalah sampah di kota ini.

Makassar, 31 Desember 2024




Share :

1 Komentar di "Penghujung Tahun Setelah Banjir Makassar"

  1. Bulan Desember memang ngeri ngeri sedap ya
    Saya juga pernah mengalami kebanjiran sampai sepaha, air masuk rumah
    Aduh mirip kolam ikan
    Rumah saya kan lebih rendah dari jalanan
    Ngurus sampai gempor
    Ah yang penting masih diberikan kesehatan

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^