Putri yang Diabaikan Orang Tuanya - Sahabat putriku tiba-tiba berurai air mata ketika belum lama ini mereka sedang ngumpul di rumah. Canda seketika terhenti. Ada apa?
Rupanya istri baru ayahnya memarahi dirinya perkara si ayah memberi uang kepada putrinya. Tak hanya satu-dua kali dia kena marah perempuan yang image-nya seperti ibu tiri jahat yang di film-film. Ibu tirinya bahkan pernah mengancam ayahnya jika berani transfer duit kepada putrinya maka dia tak segan-segan akan menyantet sang putri.
Lalu ibu kandungnya yang sudah
menikah lagi dengan lelaki lain bikin perkara. Dia ribut dengan tetangga
gara-gara tetangga meng-ghibah, mengatai adiknya bagaikan anak tak
terurus. Anak dari pasangan yang sudah berpisah itu ada dua, keduanya tinggal
dengan tantenya yang juga baru bercerai dari suaminya.
Sedikit saja ada uang di tangannya,
entah itu dari derma orang baik padanya, dari ayah kandungnya yang
memberikannya secara sembunyi-sembunyi, atau dari dana KIP, uang di tangannya
bisa berpindah tangan ke ibunya yang malu minta uang pada suami barunya.
Barang-barangnya pun kerap hilang.
Sekadar ciput dalaman, minyak kayu putih, atau sebungkus sereal bisa berpindah tempat ke kamar
tantenya tanpa izin dan dia tak berani mengambilnya kembali. Makanan yang
diupayakan olehnya pun kerap lenyap. Disimpan sebentar saja – bahkan di dalam
tasnya – bisa tiba-tiba lenyap padahal dia tengah kelaparan.
Sering kali dia merasa kelaparan sampai
lemas dan baru kami tahu keesokan harinya ketika dia sudah ceria kembali. Jika
si putri ini cepat curhat kepada Athifah anak saya, Athifah bisa segera
mengantarkan ke rumahnya asalkan situasi dan kondisi memungkinkan. Sayangnya, lebih
sering dia menyembunyikan kisah pilunya. Nanti dia ceritakan ketika merasa
perasaannya sudah lebih lega. Kecuali jika dia benar-benar tak tahan, dia bisa
tiba-tiba menelepon Athifah untuk sekadar berbagi kepiluan.
Tak jarang dia menjadi sasaran
kemarahan ibu kandungnya hanya karena perkara kecil. Ibu kandungnya bukanlah
orang yang melimpahkan kasih sayang. Sejak dulu sang putri sering jadi sasaran
kemarahan saat rasa benci si ibu timbul kepada ayahnya sebab wajah si putri
mirip ayahnya. Bekasnya bisa berupa bengkak, benjol, atau lebam di tubuh.
Tak kusangka, kisah seperti ini ada beneran
di dunia nyata. Biasanya di sinetron-sinetron saja adanya. Ternyata sahabat
putriku mengalaminya. Sejak duduk di kelas 10 hingga sekarang di kelas 12, ada
saja kisahnya yang bikin saya melongo sampai menitikkan air mata. Betapa berat penderitaannya
di usia yang sangat muda.
Kami – saya dan putriku berupaya
membantu sebisanya. Saya pesankan kepada Athifah untuk senantiasa memperhatikan
sahabatnya sebab orang dalam keadaan labil biasanya mudah terpengaruh hal-hal
negatif.
Semoga dengan sedikit perhatian yang
kami bagi kepadanya, dia bisa lebih kuat untuk berjuang menyelesaikan SMA-nya
dan setelah lulus bisa segera mendapatkan pekerjaan. Masih saya ingat ketika di kelas 10, gadis itu sering sekali bolos sekolah karena berbagai alasan.
Saya sampai khusus memintanya untuk berjuang menyelesaikan semua kewajiban
sekolah, jangan sampai dia tinggal kelas karena saya tak bisa memantaunya jika
tak bersama Athifah. Alhamdulillah, dia selamat, sampai juga di tingkat akhir SMA.
Saya jatuh hati pada gadis ini karena
dia baik. Tandanya, dia tidak pernah memanfaatkan hal baik yang orang-orang
tawarkan padanya. Malah dia merasa sungkan dibantu, lebih baik diam. Sempat
gemas juga padanya, sampai-sampai saya nasihati dia – jangan tolak bantuan
orang padanya karena sebenarnya dia juga membantu orang itu untuk mendapatkan pahala jika menerima bantuan. Saya pesankan padanya untuk menerima bantuan
orang yang tulus kepadanya, sebagai cara untuk berjuang menyelesaikan
sekolahnya.
Saya berharap, semoga cukup kisahnya
saja – korban pengabaian dan kekerasan dari orang tua kandung yang kudengar.
Semoga tak ada orang dekatku yang mengalaminya.
Bagi kalian yang sudah menikah lagi
dan meninggalkan anak kandung somewhere else, semoga Yang Maha Kuasa
senantiasa memberkahi supaya mampu tetap memberi kebahagiaan pada mereka yang
pernah lahir dari cinta masa lalu kalian. Jangan sampai buah hati terabaikan
sebab dosanya tak terkira. Dosa bukan hanya akan diterima konsekuensinya di
akhirat, di dunia pun argo dosa bisa saja sudah berjalan melalui penyusutan
berkah yang kau rasakan secara perlahan.
Makassar, 24
Januari 2025
Share :
0 Response to "Putri yang Diabaikan Orang Tuanya"
Post a Comment
Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^